Gambar 15. Postur kepala chin-down pada nistagmus downbeat untuk memperoleh zona null.
11
3.2.4. Nistagmus Vestibular
Gangguan jalur vestibular, yang dimulai pada labirin dan termasuk nervus vestibular, nuklei vestibular, dan jalur batang otak yang menuju ke nuklei motorik okular, dapat
menimbulkan nistagmus jerk yang konyugasi. Lesi vestibular perifer yang mengenai kanal semisirkular atau nervus vestibular umumnya jinak, meskipun adanya vertigo dapat
menyebabkan ketidaknyamanan bagi pasien. Nistagmus vestibular sentral, menunjukkan adanya kerusakan pada batang otak atau cerebellum, sering merupakan penanda penyakit neoplastik,
demielinasi, atau vaskular yang serius.
15, 16
Nistagmus vestibular perifer dapat memiliki pergerakan mata multidireksional baik vertikal-torsional atau horizontal-torsional atau nistagmus jerk horizontal konyugasi dengan fase
lambat bergerak ke arah sisi dengan disfungsi aparatus vestibular. Gangguan input periferal dapat disebabkan oleh tumor, labirintis, atau vestibulopati toksik. Nistagmus vestibular perifer sering
disertai vertigo atau tinnitus dan dihambat dengan fiksasi visual.
15, 16
Nistagmus vestibular sentral merupakan nistagmus jerk konyugasi yang memiliki pergerakan murni vertikal, horizontal atau torsional. Nistagmus dapat terjadi sebagai gambaran
klinis tersendiri pada pemakaian antiepileptik atau benzodiazepine. Namun, bila disertai tanda neurologik seperti ataxia, dismetria, atau disatria menunjukkan terdapatnya lesi pada cerebellum
dan memerlukan pemeriksaan neurologik dan neuroimaging. Nistagmus vestibular sentral tidak dihambat oleh fiksasi visual dan jarang disertai vertigo.
15, 16
BAB IV
15
PENATALAKSANAAN NISTAGMUS
Terdapat beberapa tanda dan gejala klinis yang disebabkan nistagmus yang memerlukan suatu terapi. Hal yang paling utama yaitu terdapatnya penurunan visus baik yang disebabkan
gangguan refraksi yang signifikan ataupun defek pada sistem sensoris. Hal kedua yaitu terdapatnya anomalous head posture AHP. Etiologi AHP yaitu gaze-null pada nistagmus motor
kongenital atau nistagmus didapat posisi chin-down pada nistagmus downbeat, dan adduction- null pada nistagmus laten. Hal ketiga yaitu adanya keluhan osilopsia, suatu ilusi pergerakan dari
objek dan lingkungan sekitar yang statis, yang umumnya terdapat pada pasien dengan nistagmus didapat. Penatalaksanaan yang dilakukan dapat berupa terapi refraktif maupun bedah.
1, 2, 15
4.1. Penatalaksanaan Penurunan Visus