Contoh-contoh pembiasaan umum: Tujuan Setelah selesai mempelajari materi ini, peserta dapat

62 Desain Induk Gerakan Literasi Sekolah PISA Result 2012 Ranking Country name Maths, mean score PISA 2012 Reading, mean score PISA 2012 Science, mean score in PISA 2012 25 France 495 505 499 26 UK 494 499 514 27 Iceland 493 483 478 28 Latvia 491 489 502 29 Luxembourg 490 488 491 30 Norway 489 504 495 31 Portugal 487 488 489 32 Italy 485 490 494 33 Spain 484 488 496 34 Russian Federation 482 475 486 35 Slovak Republic 482 463 471 36 USA 481 498 497 37 Lithuania 479 477 496 38 Sweden 478 483 485 39 Hungary 477 488 494 40 Croatia 471 485 491 41 Israel 466 486 470 42 Greece 453 477 467 43 Serbia 449 446 445 44 Turkey 448 475 463 45 Romania 445 438 439 46 Cyprus 440 449 438 47 Bulgaria 439 436 446 48 UAE 434 442 448 49 Kazakhstan 432 393 425 50 Thailand 427 441 444 51 Chile 423 441 445 52 Malaysia 421 398 420 53 Mexico 413 424 415 54 Montenegro 410 422 410 55 Uruguay 409 411 416 56 Costa Rica 407 441 429 57 Albania 394 394 397 63 Desain Induk Gerakan Literasi Sekolah PISA Result 2012 Ranking Country name Maths, mean score PISA 2012 Reading, mean score PISA 2012 Science, mean score in PISA 2012 58 Brazil 391 410 405 59 Argentina 388 396 406 60 Tunisia 388 404 398 61 Jordan 386 399 409 62 Colombia 376 403 399 63 Qatar 376 388 384 64 Indonesia 375 396 382 65 Peru 368 384 373 Cetak italic adalah negara-negara Asia yang menduduki peringkat atas, sementara Indonesia berada di peringkat bawah. 64 Desain Induk Gerakan Literasi Sekolah LAMPIRAN 3 SATGAS GERAKAN LITERASI SEKOLAH KEMENDIKBUD No Nama Institusi 1 Pangesti Wiedarti, M.Appl.Ling., Ph.D. Ketua Prodi Sastra Indonesia, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Yogyakarta 2 Wien Muldian, S.S. Wakil Ketua Biro Komunikasi dan Layanan Masyarakat Kemendikbud 3 Dr. Susanti Sufyadi Sekretaris Direktorat Pembinaan Sekolah Dasar Anggota 4 Dr. Dewi Utama Faizah Direktorat Pembinaan Sekolah Dasar 5 Dwi Renya Roosaria, S.H. Reading Bugs-Komunitas Read Aloud Indonesia 6 Prof. Dr. Kisyani-Laksono Prodi Sastra Indonesia, Fakutas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Surabaya 7 Pratiwi Retnaningdyah, Ph.D. Prodi Sastra Inggris, Fakultas Bhasa dan Seni, Universitas Negeri Surabaya 8 Soie Dewayani, Ph.D. Yayasan Litara Bandung 9 Lanny Anggraini, S.Pd., M.A. Direktorat Pembinaan Sekolah Dasar 10 Waluyo, S.S, M.A. Direktorat Pembinaan Sekolah Dasar 11 Dra. Mujiyem, M.M. Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Pertama 12 Dra. Ninik Purwaning Setyorini, M.A. Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Pertama 13 Sulastri, S.Pd., M.Si. Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Pertama 14 Umi Syarifah Hidayati, S.Pd. Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Pertama 65 Desain Induk Gerakan Literasi Sekolah No Nama Institusi 15 Drs. Sutrianto, M.Pd. Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas 16 Samsul Hadi, S.Si., M.A.Ed. Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas 17 Nilam Rahmawan, S.Psi. Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas 18 Drs. Heri Fitriono, M.A. Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas 19 Ir. Nur Widyani, M.M. Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan 20 Mochamad Widiyanto, S.Pd., M.T. Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan 21 Dra.Endang Sadbudhy Rahayu, M.B.A. Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan 22 Hendro Kusumo, S.T., M.B.A. Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan 23 Dra. Sri Wahyuningsih, M.Pd. Direktorat Pembinaan Pendidikan Khusus dan Layanan Khusus 24 R. Achmad Yusuf SA, S.E., M.Ed. Direktorat Pembinaan Pendidikan Khusus dan Layanan Khusus 25 Rika Rismayati, S.Sos. Direktorat Pembinaan Pendidikan Khusus dan Layanan Khusus 26 Dr. Yasep Setiakarnawijaya, M.Kes. Direktorat Pembinaan Pendidikan Khusus dan Layanan Khusus 27 Yudistira Wahyu Widiasana, M.Si. Sekretariat Ditjen Dikdasmen 28 Satriyo Wibowo, M.A. Sekretariat Ditjen Dikdasmen 29 Katman, M.A. Sekretariat Ditjen Dikdasmen 30 Billy Antoro, S.Pd. Sekretariat Ditjen Dikdasmen 66 Desain Induk Gerakan Literasi Sekolah 4-1

BAB IV PENELITIAN TINDAKAN KELAS

1. Tujuan Setelah selesai mempelajari materi ini, peserta dapat

a. menjelaskan dasar hukum pelaksanaan PTK oleh guru. b. mengidentifikasi karakteristik penelitian tindakan kelas c. membedakan penelitian tindakan kelas dengan penelitian kelas d. menjelaskan manfaat penelitian tindakan kelas. e. menjelaskan keterbatasan dan persyaratan penelitian tindakan kelas f. menjelaskan cara-cara mengidentifikasi masalah g. merinci langkah-langkah untuk merencanakan perbaikan h. menjelaskan langkah-langkah melaksanakan PTK i. mendeskripsikan teknik untuk merekam dan menganalisis data j. menjelaskan langkah-langkah merencanakan tindak lanjut k. membuat proposal penelitian tindakan kelas l. menjelaskan sistematika sebuah laporan PTK. m. membedakan karya ilmiah penelitian dan nonpenelitian. n. merumuskan bagian-bagian tertentu dari sebuah artikel.

2. Uraian Materi

KONSEP DASAR PENELITIAN TINDAKAN KELAS Salah satu ciri guru yang berhasil efektif adalah bersifat reflektif. Guru yang demikian selalu belajar dari pengalaman, sehingga dari hari ke hari kinerjanya menjadi semakin baik Arends, 2002. Di dalam melakukan refleksi, guru harus memiliki kemandirian dan kemampuan menafsirkan serta memanfaatkan hasil-hasil pengalaman membelajarkan, kemajuan belajar mengajar, dan informasi lainnya bagi penyempurnaan perencanaan dan pelaksanaan kegiatan belajar mengajar secara berkesinambungan.. Di sinilah letak arti penting penelitian tindakan kelas bagi guru. Kemajuan dan perkembangan IPTEKS yang demikian pesat harus diantisipasi melalui penyiapan guru-guru yang memiliki kemampuan meneliti, sekaligus mampu memperbaiki proses pembelajarannya. Beberapa alasan lain yang mendukung pentingnya penelitian tindakan kelas sebagai langkah yang tepat untuk memperbaiki atau meningkatkan mutu pendidikan, antara lain: 1 guru berada di garis depan dan terlibat langsung dalam proses tindakan perbaikan mutu pendidikan; 2 guru terlibat dalam pembentukan pengetahuan yang merupakan hasil penelitiannya, dan 3 melalui PTK guru menyelesaikan masalah, menemukan jawab atas masalahnya, dan dapat segera diterapkan untuk melakukan perbaikan.

1. Pengertian PTK

4-2 Berdasarkan berbagai sumber seperti Mettetal 2003; Kardi 2000, dan Nur 2001 Penelitian tindakan kelas PTK atau classroom action research CAR didefinisikan sebagai penelitian yang dilakukan oleh guru di dalam kelasnya sendiri melalui refleksi diri, dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa menjadi meningkat . Dalam model penelitian ini, si peneliti guru bertindak sebagai pengamat observer sekaligus sebagai partisipan. Dengan demikian PTK tidaklah sekedar penyelesaian masalah, melainkan juga terdapat misi perubahan dan peningkatan. PTK bukanlah penelitian yang dilakukan terhadap seseorang, melainkan penelitian yang dilakukan oleh praktisi terhadap kinerjanya untuk melakukan peningkatan dan perubahan terhadap apa yang sudah mereka lakukan. PTK bukanlah semata-mata menerapkan metode ilmiah di dalam pembelajaran atau sekedar menguji hipotesis, melainkan lebih memusatkan perhatian pada perubahan baik pada peneliti guru maupun pada situasi di mana mereka bekerja. Dengan mengikuti alur berpikir itu, PTK menjadi penting bagi guru karena membantu mereka dalam hal: memahami lebih baik tentang pembelajarannya, mengembangkan keterampilan dan pengetahuan, sekaligus dapat melakukan tindakan untuk meningkatkan belajar siswanya. Saat seorang guru melaksanakan PTK berarti guru telah menjalankan misinya sebagai guru professional, yaitu 1 membelajarkan, 2 melakukan pengembangan profesi berupa penulisan karya ilmiah dari hasil PTK, sekaligus 3 melakukan ikhtiar untuk peningkatan mutu proses dan hasil pembelajaran sebagai bagian tanggungjawabnya. 2. Prinsip-Prinsip PTK Prinsip-prinsip yang mendasari pelaksanaan PTK adalah sebagai berikut. a. PTK merupakan kegiatan nyata yang dilaksanakan di dalam situasi rutin. Oleh karena itu peneliti PTK guru tidak perlu mengubah situasi rutinalami yang terjadi. Jika PTK dilakukan di dalam situasi rutin hasil yang diperoleh dapat digunakan secara langsung oleh guru tersebut. b. PTK dilakukan sebagai kesadaran diri untuk memperbaiki kinerja peneliti guru yang bersangkutan. Guru melakukan PTK karena menyadari adanya kekurangan di dalam kinerja dan karena itu ingin melakukan perbaikan. c. Pelaksanaan PTK tidak boleh mengganggu komitmennya sebagai pengajar. Oleh karena itu, guru hendaknya memperhatikan tiga hal. Pertama, guru perlu menyadari bahwa dalam mencobakan sesuatu tindakan pembelajaran yang baru, selalu ada kemungkinan hasilnya tidak sesuai dengan yang dikehendaki. Kedua, siklus tindakan dilakukan dengan selaras dengan keterlaksanaan kurikulum secara keseluruhan, khususnya dari segi pembentukan kompetensi yang dicantumkan di dalam Standar Isi, yang sudah dioperasionalkan ke dalam bentuk silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran. Ketiga, penetapan siklus tindakan dalam PTK mengacu pada penguasaan kompetensi yang ditargetkan 4-3 pada tahap perencanaan. Jadi pedoman siklus PTK bukan ditentukan oleh ketercukupan data yang diperoleh peneliti, melainkan mengacu kepada seberapa jauh tindakan yang dilakukan itu sudah dapat memperbaiki kinerja yang menjadi alasan dilaksanakan PTK tadi. d. PTK dapat dimulai dengan melakukan analisis SWOT, yang dilakukan dengan menganalisis kekuatan S=Strength dan kelemahan W=Weaknesses yang dimiliki, dan factor eksternal dari luar yaitu peluang atau kesempatan yang dapat diraih O=Opprtunity, maupun ancaman T=Treath. Empat hal tersebut bisa dipandang dari sudut guru yang melaksanakan maupun siswa yang dikenai tindakan. e. Metode pengumpulan data yang digunakan tidak menuntut waktu yang berlebihan dari guru sehingga berpeluang mengganggu proses pembelajaran. PTK sejauh mungkin menggunakan prosedur pengumpulan data yang dapat ditangani sendiri oleh guru dan ia tetap aktif berfungsi sebagai guru yang bertugas secara penuh. Oleh karena itu, perlu dikembangkan teknik-teknik perekaman yang cukup sederhana, namun dapat menghasilkan informasi yang cukup berarti dan dapat dipercaya. f. Metode yang digunakan harus cukup reliabel, sehingga memungkinkan guru mengidentifikasi serta merumuskan hipotesis secara cukup meyakinkan, mengembangkan strategi yang dapat diterapkan pada situasi kelasnya, serta memperoleh data yang dapat digunakan untuk menguji hipotesis yang dikemukakannya. Oleh karena itu, meskipun pada dasarnya memperbolehkan kelonggaran, namun penerapan asas-asas dasar tetap harus dipertahankan. g. Masalah penelitian yang dipilih guru seharusnya merupakan masalah yang cukup merisaukannya. Pendorong utama pelaksanaan PTK adalah komitmen profesional untuk memberikan layanan yang terbaik kepada siswa. h. Dalam menyelenggarakan PTK, guru harus selalu bersikap konsisten, memiliki kepedulian tinggi terhadap prosedur etika yang berkaitan dengan pekerjaannya. Hal ini penting ditekankan karena selain melibatkan anak-anak manusia, PTK juga hadir dalam suatu konteks organisasional, sehingga penyelenggaraannya harus mengindahkan tata-krama kehidupan berorganisasi.

i. Meskipun kelas merupakan cakupan tanggung jawab seorang guru, namun

dalam pelaksanaan PTK sejauh mungkin harus digunakan classroom-exceeding perspective , dalam arti permasalahan tidak dilihat terbatas dalam konteks kelas danatau mata pelajaran tertentu, melainkan dalam perspektif misi sekolah secara keseluruhan.

3. Karakteristik PTK

Karakteristik PTK dapat diidentifikasi, yaitu sebagai berikut. a. Self-reflective inquiry , PTK merupakan penelitian reflektif, karena dimulai dari refleksi diri yang dilakukan oleh guru. Untuk melakukan refleksi, guru berusaha bertanya kepada diri sendiri, misalnya dengan mengajukan pertanyaan berikut. 1 Apakah penjelasan saya terlampau cepat?