BAB III PERANAN SIA DALAM MENINGKATKAN EFEKTIFITAS
PEGENDALIAN INTERN ASET TETAP MILIK FAKULTAS EKONOMI USU
A. Pengertian Aset Tetap
Aset tetap adalah aset yang tidak lancar yang diperoleh untuk digunakan dalam operasi perusahaan yang memiliki masa manfaat lebih dari
satu periode akuntansi serta tidak untuk diperjualbelikan dalam operasi normal perusahaan. Adapun defenisi aset tetap menurut mulyadi 2001 :23
”aset tetap adalah kekayaan perusahaan yang memilki wujud, mempunyai manfaat ekonomis lebih dari satu tahun, dan diperoleh perusahaan untuk
melaksanakan kegiatan perusahaan bukan untuk dijual kembali”. Menurut Ikatan Akuntan Indonesia 2004 : 58
“Aset Tetap adalah aset tetap berwujud yang diperoleh dengan membangun lebih dahulu yang digunakan dalam operasi perusahaan,
tidak dimaksudkan untuk dijual dalam rangka kegiatan normal perusahaan dan mempunyai manfaat lebih dari satu tahun”.
Menurut Suharli 2006: 259 aktiva tetap disebut juga plant asset atau fixed assets dan mendefinisikannya sebagai berikut:
“Harta berwujud tangible asset yang memiliki masa manfaaat ekonomis lebih dari satu tahun bernilai material, dan digunakan untuk
kegiatan operasi normal perusahaan adalah aset yang diperoleh untuk digunakan dalam kegiatan perusahaan untuk waktu yang lebih dari satu
tahun, tidak dimaksudkan untuk dijual kembali dalam kegiatan normal perusahaan, dan merupakan pengeluaran yang nilainya besar atau
material”.
Aset tetap merupakan aset jangka panjang atau aset yang relative permanen. Mereka merupakan aset berwujud Tangible Assets karena ada secara fisik.
Universitas Sumatera Utara
iii
Dari defenisi terdapat beberapa karakteristik aset tetap, yaitu: 1.
Jangka waktu pemakainnya lebih dari satu tahunperiode. Dari karakteristik ini dikenal istilah penyusutan.
2. Merupakan aset berwujud karena dapat dilihat secara fisik.
3. Dimiliki oleh perusahaan untuk tujuan administrative dan bukan untuk dijual.
4. Aset tetap bisa memiliki bagian yang sangat besar bila dibandingkan dengan
unsur aset.
B. Jenis – jenis Aset Tetap
Jenis aset tetap di setiap perusahaan berbeda-beda, hal ini disebabkan karena perbedaan jenis kegiatan operasional yang dilakukan perusahaan. Secara
umum, penggolongan aktiva tetap didasarkan pada beberapa sudut pandang, yaitu;
1. Dari sudut pandang substansinya, terdiri dari :
a. Aset Berwujud Tangible Asset.
Contoh : Lahan, Gedung, Mesin, dan lain-lain. b.
Aset Tak Berwujud Intangible Asset. Contoh : Hak cipta Copy Right, Hak Merek Trade Mark, Paten,
dan lain-lain.
2. Dari sudut pandang Penyusutan, terdiri dari :
a. Aset Tetap yang disusutkan Depreciated Plant Asset.
Contoh : Gedung, Mesin, Kenderaan, dan lain-lain. b.
Aset Tetap yang tidak disusutkan Undepreciated Plant Asset. Contoh : Tanah.
Universitas Sumatera Utara
3. Dari sudut pandang Umur, terdiri dari :
a. Aset tetap berwujud yang umur atau masa kegunaannya tidak terbatas.
Misal; Tanah, bangunan pabrik, gudang dan kantor. b.
Aset tetap berwujud yang umur atau masa kegunaannya terbatas dan dapat diganti dengan aktiva sejenis apabila masa kegunaannya telah berakhir.
Misal; Bangunan, mesin, perlengkapan kantor, kendaraan dan alat transport. c.
Aset berwujud yang umur atau masa kegunaannya terbatas, dan tidak dapat diganti dengan aset sejenis apabila masa kegunaannya sudah habis.
Misal: Tambang, hutan atau biasa disebut Aset Sumber Alam. Menurut Mulyadi 2001:592 penggolongan aktiva tetap terbagi kedalam
beberapa bagian yaitu : 1.
Lahan, yaitu bidang tanah terhampar yang merupakan tempat bangunan maupun yang masih kosong.
2. Gedung, yaitu bangunan yang berdiri diatas bumi,baik diatas lahan maupun
air. 3.
Mesin, termasuk peralatan yang menjadi bagian dari mesin yang bersangkutan.
4. Kendaraan, terdiri dari semua jenis kendaraan seperti alat pengangkutan, truk,
mobil, kendaraan roda dua, dan lain-lain. 5.
Perabot, terdiri dari perabot kantor, perabot laboratorium yang merupakan isi dari suatu bangunan.
Universitas Sumatera Utara
iii
Pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara Aset tetap tidak dikelompokkan secara khusus, tetapi semua aset tetap dicatat dan dipergunakan
sebagai mana mestinya karena Fakultas Ekonomi bukan perusahaan tetapi lembaga pendidikan dibawah Universitas Sumatera Utara. Semua aset tetap yang
dimiliki Fakultas Ekonomi USU merupakan harta kekayaan milik Universitas Sumatera Utara.
C. Cara Perolehan Aset Tetap Dan Metode Penyusutan Aset Tetap 1. Cara Perolehan Aset Tetap
Menurut S. Hadibroto 2000:162 ada beberapa cara untuk memperoleh aset tetap dalam perusahaan. Diantaranya adalah : Dengan pembelian tunai,
Dengan pembelian angsuran, Dengan pertukaran aset lain, Dengan membuat sendiri, Sewa guna usaha, Pertukaran dengan sekuritas dan Dari pemberian atau
hadiah. Cara memperoleh aset tetap ini akan mempengaruhi akuntansi dari pada
harta tetap, khususnya mengenai masalah biaya perolehannya sampai dengan aset tetap ditetapkan dan siap dipergunakan. Akan diuaraikan setiap cara dari
perolehan aset tetap dibawah ini adalah sebagai berikut :
1. Pembelian Tunai
Aset tetap yang diperoleh dengan cara pembelian tunai akan memerlukan uang kas. Pengeluaran yang menjadi biaya perolehan adalah harga aktiva itu
sendiri ditambah dengan biaya yang menyangkut padanya. Seperti : pajak penjualan, biaya pengangkutan, asuransi dalam perjalanan, pemasangan dan lain-
lain biaya, sehingga aset ini siap dipergunakan. Biaya yang dibebankan pada pembelian tanah selain daripada harga dasar
tanah termasuk pula biaya seperti : komisi bagi perantara, pengukuran tanah, pematangan tanah, penelitian, sertifikat tanah dan biaya lain-lain yang tersangkut
dengan pembeliannya. Biaya yang dimaksudkan dalam pembelian aset tetap lainnya, seperti bangunan, kenderaan, dan lain-lain akan sama dengan aset yang
Universitas Sumatera Utara
disebutkan di atas yaitu biaya-biaya yang memungkinkan aset siap untuk dipergunakan.
Jika aset yang dibeli merupakan barang bekas, selalu dibebankan pula biaya onderdil yang baru yang diperlukan, biaya perbaikan, jika perlu biaya pengecatan
dan biaya lain-lain, sehingga aset ini akan menambah umur manfaatnya dan siap untuk dipergunakan.
2. Pembelian angsuran
Apabila Aset diperoleh dengan pembelian angsuran untuk beberapa jangka waktu, maka perhitungan biaya perolehannya bergantung pada kontrak jual
belinya. Pada pembelian demikian selalu dikenakan bunga, dan bunga dibebankan pada biaya bunga, tidak termasuk dalam biaya perolehan aset. Dengan kata lain
perolehan aset ini sama dengan cara pembelian tunai.
3. Pertukaran Aset Lain
Suatu Aset yang diperoleh dengan tukar-tambah, harga aktiva yang baru pengertian baru disini, tidak senantiasa barang yang belum pernah dipakai
dinilai dengan harga pasarnya. Perbedaan harga antara aset yang baru dan nilai buku aset yang baru akan merupakan keuntungan atau kerugian dalam pertukaran
kedua aset ini. Apabila aset yang baru ini dibeli dengan tunai, maka biaya perolehan dari aset ini ialah jumlah uang tunai yang dikeluarkan, sedangkan
selisih harga aseet baru dan nilai buku aset lama akam merupakan keuntungan ataupun kerugian.
4. Membuat sendiri
Adakalanya aset dalam perusahaan diperoleh dengan cara membuat sendiri. Ini selalu dilakukan karena biaya perolehannya akan lebih rendah
atau kwalitas yang lebih baik daripada membeli. Dalam membuat sendiri aset-aset yang dibutuhkan oleh perusahaan akan menimbulkan bermacam-
Universitas Sumatera Utara
iii
macam biaya untuk mendapatkan biaya perolehan aset hingga siap dipergunakan.
Ada beberapa alasan yang mendorong perusahaan untuk membangun atau membuat sendiri aktiva tetap yang diperlukan untuk menjalankan operasinya:
a. Memanfaatkan fasilitas yang menganggur
b. Menghemat biaya konstruksi
c. Mencapai standar kualitas konstruksi yang lebih tinggi
d. Agar dapat segera dioperasikan
Biaya perolehan aset adalah seluruh biaya-biaya pembuatannya, bahan baku, tenaga kerja dan biaya tidak langsung yang merupakan biaya-biaya diluar
daripa biaya operasi perusahaan sehari-hari.
5. Donasi atau sumbangan
Aktiva tetap yang diperoleh dengan cara dihadiahkan disebut nonreciprocal transfer atau transfer yang tidak memerlukan umpan balik. Aktiva ini wajib
dicatat sebesar harga pasar yang wajar atau sebagai penilaian yang dilakukan oleh pihak perusahaan penilai yang independent appraisal compan dan kredit modal
donasi donation capital .
Ikatan Akuntan Indonesia, 2002 :167 berpendapat bahwa “Aktiva tetap yang diperoleh dari sumbangan harus dicatat sebesar harga taksiran atau
harga pasar yang layak dengan mengkreditkan akun modal donasi”.
Aset tetap yang dihadiahkan dicatat sebagai aktiva apabila hak atas aktiva tetap tersebut telah diterima. Apabila ada biaya-biaya dalam rangka perolehan ini,
maka dicatat sebagai resume expenditure. Contohnya : biaya surat-surat, akte, dan sebagainya.
Jurnalnya adalah sebagai berikut : Aset tetap
xxx Modal donasi
xxx
Universitas Sumatera Utara
2. Metode Penyusutan Aset Tetap
Menurut Stice, Stice, Skousen 2005: 44 penyusutan adalah alokasi yang sistematis dari harga perolehan aktiva selama periode-periode berbeda yang
memperoleh manfaat dari penggunaan suatu aset. Pada umumnya aset tetap kecuali tanah memiliki keterbatasan masa
manfaat. Dalam hal ini disebabkan keterbatasan aktiva tersebut dari segi wujud dan fungsinya. Prestasi atau jasa yang diberikan akan menurun baik karena aus,
susut, rusak maupun proses menuanya aktiva tersebut. Ada beberapa faktor yang perlu ntuk menentukan besarnya beban penyusutan setiap periode akuntansi
antara lain adalah: a.
Harga perolehan aset, yaitu uang yang dikeluarkan atau hutang yang timbul dan biaya-biaya lain yang terjadi dalam memperoleh suatu aktiva dan
menempatkannya agar dapt dipergunakan. b.
Nilai residu adalah suatu jumlah yang diharapkan dapat diwujudkan atau diterima pada saat aktiva itu dihentikan pemakaiannya dengan cara menjual atau
cara lain. Nilai residu ini harus disesuaikan dengan nilai yang lebih rendah untuk menggambarkan biaya-biaya yang diperkirakan ada pada masa penghentian
pemakainnya. c.
Umur ekonomis yaitu berapa lama aktiva dapat digunakan dalam kegiatan produksi.
d. Pola pemakaian adalah pola penggunaan aktiva didalam kegiatan
normal operasi perusahaan harus diperhatikan untuk menetapkan penyusutannya, aktiva tetap harus sesuai dengan sifat dan pola realisasi
penghasilan yang dapat diharapkan dari penggunaan aset yang bersangkutan.
Beban penyusutan biasanya dicatat pada akhir tahun pembukuan atau pada saat terjadi transaksi tertentu menyangkut aktiva tetap. Ada beberapa
metode yang digunakan untuk menentukan besarnya beban penyusutan setiap periode untuk dapat memilih salah satu metode hendaknya
Universitas Sumatera Utara
iii
dipertimbangkan keadaan-keadaan yang mempengaruhi aktiva tersebut. Berikut ini akan disajikan beberapa metode-metode penyusutan yang biasa
dipergunakan : 1.
Berdasarkan waktu a.
Metode garis lurus Straight Line Method. b.
Metode pembebanan menurun decreasing charge deprecation. c.
metode jumlah angka tahun sum of the year digit method. d.
metode saldo menurun ganda double declining balnce method. 2. Berdasarkan penggunaan.
a. Metode jam jasa servise hours method. b. Metode jumlah unit produksi production output method.
Pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara tidak ada dilakukan penyusutan seperti yang dikemukakan teori-teori diatas.
D. Penggantian Aset Tetap
Menurut Jerry, Donal, dan Paul 2007:581 cara pengantian aset tetap terbagi atas tiga yaitu:
1. Dengan Cara Dibuang
Dibuang dalam hal ini lebih dimaksudkan dengan dinonaktifkan. Hal ini dikarenakan aset tetap tersebut sudah tidak fungsional lagi untuk digunakan dalam
menjalankan kegiatan operasional perusahaan serta tidak memiliki nilai residu atau nilai pasar.
Universitas Sumatera Utara
2. Dengan Cara Dijual.
Penjualan aset tetap yang sudah tidak produktif lagi dapat dilakukan secara tunai maupun secara kredit.
3. Dengan Cara Ditukar Dengan Aset Lain.
Dalam hal ini peralatan lama ditukar dengan peralatan yang baru, yang Sama penggunaannya. Jika nilai tukar lebih besar dari pada nilai buku, maka
diperoleh keuntungan. Pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara aset tetap yang sudah
tidak bermanfaat lagi maka akan digudangkan dan digantikan dengan aset lain, prinsip-prinsip Menurut Jerry, Donal, Paul 2007 :248 dalam cara pengantian aset
tetap diatas, sangat berbeda dengan yang diterapkan oleh Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara, aset tetap yang sudah tidak dapat digunakan lagi
harus digudangkan, tidak bisa dibuang, maupun dijual, karena aset tetap yang dimiliki oleh fakultas ekonomi merupakan harta milik Universitas Sumatera Utara
dan merupakan kekayaan negara.
E. Pengendalian dan Sistem Informasi Akuntansi