Ir. H. Agus Sunara

SALINAN PUTUSAN MAHKAMAH KONSTITUSI RI Diunduh dari laman : www.mahkamahkonstitusi.go.id i konsultasi dengan para pihak guna keterpaduan pengelolaan SDA pada wilayah sungai lintas provinsi serta tercapainya kesepahaman antarsektor, antarwilayah, dan antarpemilik kepentingan. ii pengintegrasian dan penyelarasan kepentingan antarsektor, antarwilayah, serta antarpemilik kepentingan dalam pengelolaan SDA pada Wilayah Sungai Bengawan Solo. iii pemantauan dan evaluasi pelaksanaan program dan rencana kegiatan pengelolaan sumber daya air pada Wilayah Sungai Bengawan Solo.  Fasilitasi TKPSDA dalam permasalahan pengelolaan sumber daya air dilakukan melalui dua cara, yaitu a melalui mekanisme persidangan, dan b kunjungan lapang ke titik-titik terjadinya persoalan pengelolaan sumber daya air.  Saksi menyimpulkan bahwa i melalui tim koordinasi pengelolaan SDA wilayah Sungai Bengawan Solo, alokasi air dibahas dan disepakati oleh para pihak yang berkepentingan dalam pengelolaan SDA; ii penguasaan SDA oleh pihak di luar Pemerintah tidak terjadi pada wilayah Sungai Bengawan Solo; iii tidak tepat jika dikatakan bahwa UU SDA menimbulkan konflik horizontal, justru UU SDA menjadi salah satu instrumen dalam resolusi konflik pengelolaan SDA.  Tiga hal penting yang diamanatkan oleh UU SDA adalah, i UU SDA mengamanatkan bahwa perlu adanya konservasi sumber daya air; ii Undang-Undang juga mengamanatkan bahwa pendayagunaan air itu juga harus dilakukan; dan iii adalah pengendalian daya rusak air.  Sidang TKPSDA selalu membahas hal-hal terkait pengelolaan SDA, baik dari aspek konservasi, pendayagunaan, maupun daya rusak. Sidang selalu menghasilkan rekomendasi yang diberikan kepada i Menteri Pekerjaan Umum dan Kementerian Pekerjaan Umum; ii Gubernur Provinsi Jawa Tengah dan Gubernur Provinsi Jawa Timur; serta iii seluruh kabupaten kota yang berkaitan dengan Bengawan Solo.

2. Ir. H. Agus Sunara

 Saksi adalah Direktur Eksekutif Persatuan Perusahaan Air Minum Seluruh Indonesia Perpamsi. Salinan putusan ini tidak untuk dan tidak dapat dipergunakan sebagai rujukan resmi atau alat bukti. Untuk informasi lebih lanjut, hubungi Kepaniteraan dan Sekretariat Jenderal Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia, Jl. Merdeka Barat No.6, Jakarta 10110, Telp. 021 23529000, Fax 021 3520177, Email: sekretariatmahkamahkonstitusi.go.id SALINAN PUTUSAN MAHKAMAH KONSTITUSI RI Diunduh dari laman : www.mahkamahkonstitusi.go.id  PDAM didirikan sebagai amanat UU 51962 tentang Perusahaan Daerah, untuk mengusahakan cabang produksi yang penting dan yang menguasai hajat hidup orang banyak di daerah.  Sistem Penyediaan Air Minum SPAM merupakan kesatuan sistem fisik dan non fisik dari sarana dan prasarana air minum. Sistem fisik berupa i pengambilan air baku; ii instalasi pengolahan air; iii tempat penyimpanan air reservoir; dan iv jaringan distribusi dan sarana mobil tanki. Sistem non fisik berupa i organisasi pengelola; ii sumberdaya manusia; serta iii standar operasi dan prosedur, dan lain sebagainya.  Untuk memenuhi target MDG’s tahun 2015 Pemerintah menetapkan akses air minum aman baik perpipaan maupun bukan perpipaan sebesar 68,87, yang hingga 2013 telah terpenuhi 61,83. Sampai 2015 masih harus dipenuhi 7,04.  Untuk mencapai target tersebut investasi pemerintah diarahkan ke hulu, sedangkan investasi Pemerintah daerah diarahkan ke hilir.  Bagi PDAM yang memiliki potensi pelanggan dengan kemampuan ekonomi baik, PDAM bersangkutan dapat bekerja sama dengan pihak swasta demi mempercepat cakupan layanan, sehingga investasi Pemerintah dan PDAM dapat diarahkan untuk pengembangan pelayanan masyarakat menengah ke bawah.  Beberapa objek kerjasama antara PDAM dengan pihak swasta adalah i kontrak jasa pembacaan meter air dan pemeliharaan IPA; ii kontrak manajemen; iii kontrak bangun kelola dan alih milik terbatas padabangunan pengolahan air; dan iv kontrak BOT penuh berupa konsesi.  Usaha PDAM secara alami bersifat monopoli dalam penyelenggaraan tetapi dalam hal penetapan harga jual tarif diatur oleh pemerintah daerah. Berdasarkan hal demikian penetapan air minum didasarkan pada prinsip keterjangkauan, pemulihan biaya, transparansi, mutu pelayanan, efisiensi pemakaian, dan perlindungan air baku.  Pengeluaran masyarakat kecil atau kurang mampu untuk memenuhi kebutuhan dasar akan air minum sebanyak 10.000 literbulanpelanggan tidak boleh melebihi 4 empat persen dari upah minimum kabupatenkota bersangkutan. Salinan putusan ini tidak untuk dan tidak dapat dipergunakan sebagai rujukan resmi atau alat bukti. Untuk informasi lebih lanjut, hubungi Kepaniteraan dan Sekretariat Jenderal Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia, Jl. Merdeka Barat No.6, Jakarta 10110, Telp. 021 23529000, Fax 021 3520177, Email: sekretariatmahkamahkonstitusi.go.id SALINAN PUTUSAN MAHKAMAH KONSTITUSI RI Diunduh dari laman : www.mahkamahkonstitusi.go.id  Pemeriksaan kualitas air minum sesuai baku mutu yang disyaratkan Permenkes 4922010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum wajib dilakukan oleh PDAM dan pemerintah daerah sebagai wujud perlindungan bagi konsumen.  Produk air kemasan merupakan produk turunan dari air dengan baku mutu mengacu pada SNI 01-35553-2006 yang pemeriksaan kualitasnya menjadi tanggung jawab BPOM, dan tata niaganya diatur oleh Kementerian Perdagangan.  Sebenarnya tidak banyak perbedaan baku mutu air minum antara air PDAM dengan air minum dalam kemasan.  Air yang diproduksi oleh produsen air kemasan hanya 0,04 dibandingkan volume yang diproduksi oleh PDAM. Kualitas air produk PDAM sebenarnya sama dengan produsen air kemasan, yang membedakan hanya kandungan nitrit karena ada kaitannya dengan tujuan penyimpanan untuk waktu yang lama.  Beberapa PDAM tidak mampu memberikan layanan membangun jaringan karena harga jual air tidak dapat menutup biaya operasional. PDAM lebih mengandalkan pada dana Pemerintah.  Tidak semua PDAM memiliki potensi ketersediaan SDA yang sama.  Dalam penelitian di Tangerang diketahui bahwa masyarakat mulai percaya bahwa air PDAM sudah siap untuk dipergunakan memasak, cuci piring, dan lain sebagainya.  Saksi pernah 20 tahun bekerja di PDAM.  Terdapat 176 PDAM sehat tetapi hampir setengahnya belum full cost recovery .  Kondisi PDAM dinilai dari berbagai indikator, bukan semata-mata dari indikator keuangan.  PDAM sebenarnya tidak perlu pusing memikirkan sumber air baku karena PDAM hanya tinggal menyampaikan kepada Pemerintah mengenai kebutuhan sumber air baku.  Ketika PDAM memerlukan biaya yang tidak dapat dipenuhi oleh biaya pokok maka seharusnya pemerintah daerah memberikan subsidi. Karena tidak ada subsidi maka kebanyakan PDAM tidak dapat berkembang. Salinan putusan ini tidak untuk dan tidak dapat dipergunakan sebagai rujukan resmi atau alat bukti. Untuk informasi lebih lanjut, hubungi Kepaniteraan dan Sekretariat Jenderal Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia, Jl. Merdeka Barat No.6, Jakarta 10110, Telp. 021 23529000, Fax 021 3520177, Email: sekretariatmahkamahkonstitusi.go.id SALINAN PUTUSAN MAHKAMAH KONSTITUSI RI Diunduh dari laman : www.mahkamahkonstitusi.go.id

3. Sardi Ahmad Khani, S.H.