Percobaan bunuh diri merupakan tindakan klien mencederai atau melukai diri untuk mengakhiri kehidupannya. Pada kondisi ini, klien aktif mencoba bunuh diri dengan cara
gantung diri, minum racun, memotong urat nadi, atau menjatuhkan diri dari tempat tinggi.
2.6 Pohon Masalah
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN
RESIKO BUNUH DIRI
3.1 Pengkajian
Data yang perlu dikumpulkan saat pengkajian : 1.
Riwayat masa lalu : 1. Riwayat percobaan bunuh diri dan mutilasi diri
2. Riwayat keluarga terhadap bunuh diri 3. Riwayat gangguan mood, penyalahgunaan NAPZA dan skizofrenia
4. Riwayat penyakit fisik yang kronik, nyeri kronik.
10 | R e s i k o B u n u h D i r i R B D
Perilaku Kekerasan Resiko mencederai diri sendiri
Rsiko Bunuh Diri
Gangguan interaksi sosial Menarik Diri
Gangguan Konsep Diri Harga Diri Rendah
5. Klien yang memiliki riwayat gangguan kepribadian boderline, paranoid, antisosial
6. Klien yang sedang mengalami kehilangan dan proses berduka 2.
Peristiwa hidup yang menimbulkan stres dan kehilangan yang baru dialami. 3.
Hasil dan alat pengkajian yang terstandarisasi untuk depresi. 4.
Riwayat pengobatan. 5.
Riwayat pendidikan dan pekerjaan. 6.
Catat ciri-ciri respon psikologik, kognitif, emosional dan prilaku dari individu dengan gangguan mood.
7. Kaji adanya faktor resiko bunuh diri dan letalitas prilaku bunuh diri :
1. Tujuan klien misalnya agar terlepas dari stres, solusi masalah yang sulit. 2. Rencana bunuh diri termasuk apakah klien memiliki rencana yang teratur dan cara-
cara melaksanakan rencana tersebut. 3. Keadaan jiwa klien misalnya adanya gangguan pikiran, tingkat gelisah, keparahan
gangguan mood 4. Sistem pendukung yang ada.
5. Stressor saat ini yang mempengaruhi klien, termasuk penyakit lain baik psikiatrik maupun medik, kehilangan yang baru dialami dan riwayat penyalahgunaan zat.
6. Kaji sistem pendukung keluarga dan kaji pengetahuan dasar keluarga klien, atau keluarga tentang gejala, meditasi dan rekomendasi pengobatan gangguan mood,
tanda-tanda kekambuhan dan tindakan perawatan diri. 8.
Symptom yang menyertainya 8.1 Apakah klien mengalami :
1. Ide bunuh diri 2. Ancaman bunuh diri
3. Percobaan bunuh diri 4. Sindrome mencederai diri sendiri yang disengaja
11 | R e s i k o B u n u h D i r i R B D
8.2 Derajat yang tinggi terhadap keputusasaan, ketidakberdayaan dan anhedonia dimana hal ini merupakan faktor krusial terkait dengan resiko bunuh diri.
Bila individu menyatakan memiliki rencana bagaimana untuk membunuh diri mereka sendiri. Perlu dilakukan penkajian lebih mendalam lagi diantaranya :
1. Cari tahu rencana apa yang sudah di rencanakan 2. Menentukan seberapa jauh klien sudah melakukan aksinya atau
perencanaan untuk melakukan aksinya yang sesuai dengan rencananya. 3. Menentukan seberapa banyak waktu yang di pakai pasien untuk
merencanakan dan mengagas akan suicide 4. Menentukan bagaiamana metoda yang mematikan itu mampu diakses oleh
klien Hal – hal yang perlu diperhatikan didalam melakukan pengkajian tentang riwayat kesehatan
mental klien yang mengalami resiko bunuh diri : I.
Menciptakan hubungan saling percaya yang terapeutik II.
Memilih tempat yang tenang dan menjaga privacy klien III.
Mempertahankan ketenangan, suara yang tidak mengancam dan mendorong komunikasi terbuka
IV. Menentukan keluhan utama klien dengan menggunakan kata – kata yang dimengerti
klien V.
Mendiskuiskan gangguan jiwa sebelumnya dan riwayat pengobatannya VI.
Mendaptakan data tentang demografi dan social ekonomi VII.
Mendiskusikan keyakinan budaya dan keagamaan VIII.
Peroleh riwayat penyakit fisik klien Sebagai perawat perlu mempertimbangkan pasien yang memiliki resiko apabila menunjukkan
perilaku sebagai berikut : 1. Menyatakan pikiran, harapan dan perencanaan tentang bunuh diri
2. Memiliki riwayat satu kali atau lebih melakukan percobaan bunuh diri. 3. Memilki keluarga yang memiliki riwayat bunuh diri.
4. Mengalami depresi, cemas dan perasaan putus asa. 5. Memiliki ganguan jiwa kronik atau riwayat penyakit mental
6. Mengalami penyalahunaan NAPZA terutama alcohol 7. Menderita penyakit fisik yang prognosisnya kurang baik
8. Menunjukkan impulsivitas dan agressif 9. Sedang mengalami kehilangan yang cukup significant atau kehilangan yang
bertubi-tubi dan secara bersamaan
12 | R e s i k o B u n u h D i r i R B D
10. Mempunyai akses terkait metode untuk melakukan bunuh diri misal pistol, obat, racun
11. Merasa ambivalen tentang pengobatan dan tidak kooperatif dengan pengobatan
12. Merasa kesepian dan kurangnya dukungan sosial
Dalam melakukan pengkajian klien resiko bunuh diri, perawat perlu memahami petunjuk dalam melakukan wawancara dengan pasien dan keluarga untuk mendapatkan data
yang akurat. Hal – hal yang harus diperhatikan dalam melakukan wawancara adalah : 1. Tentukan tujuan secara jelas : Dalam melakukan wawancara, perawat tidak
melakukan diskusi secara acak, namun demikian perawat perlu melakukannya wawancara yang fokus pada investigasi depresi dan pikiran yang berhubungan dengan
bunuh diri. 2. Perhatikan signal tanda yang tidak disampaikan namun mampu diobservasi dari
komunikasi non verbal. Hal ini perawat tetap memperhatikan indikasi terhadap kecemasan dan distress yang berat serta topic dan ekspresi dari diri klien yang di
hindari atau diabaikan. 3. Kenali diri sendiri. Monitor dan kenali reaksi diri dalam merespon klien, karena hal
ini akan mempengaruhi penilaian profesional 4. Jangan terlalu tergesa – gesa dalam melakukan wawancara. Hal ini perlu membangun
hubungan terapeutik yang saling percaya antara perawat dank lien. 5. Jangan membuat asumsi tentang pengalaman masa lalu individu mempengaruhi
emosional klien 6. Jangan menghakimi, karena apabila membiarkan penilaian pribadi akan membuat
kabur penilaian profesional.
3.2 Masalah keperawatan : 3.2.1 Risiko bunuh diri