7. Verbal terselubung berbicara tentang kematian, menanyakan tentang obat dosis mematikan.
8. Status emosional harapan, penolakan, cemas meningkat, panic, marah dan mengasingkan diri.
9. Kesehatan mental secara klinis, klien terlihat sebagai orang yang depresi, psikosis dan menyalahgunakan alcohol.
10. Kesehatan fisik biasanya pada klien dengan penyakit kronis atau terminal. 11. Pengangguaran tidak bekerja, kehilangan pekerjaan, atau mengalami kegagalan dalam
karier. 12. Umur 15-19 tahun atau di atas 45 tahun.
13. Status perkawinan mengalami kegagalan dalam perkawinan. 14. Pekerjaan.
15. Konflik interpersonal. 16. Latar belakang keluarga.
17. Orientasi seksual. 18. Sumber-sumber personal.
19. Sumber-sumber social. 20. Menjadi korban perilaku kekerasan saat kecil.
2.5 Jenis – jenis Bunuh Diri
Menurut Durkheim, bunuh diri dibagi menjadi tiga jenis, yaitu : 2.51. Bunuh diri egoistic faktor dalam diri seseorang
Individu tidak mampu berinteraksi dengan masyarakat, ini disebabkan oleh kondisi kebudayaan atau karena masyarakat yang menjadikan individu itu seolah-olah tidak
berkepribadian. Kegagalan integrasi dalam keluarga dapat menerangkan mengapa mereka tidak menikah lebih rentan untuk melakukan percobaan bunuh diri dibandingkan mereka
yang menikah. 2.5.2. Bunuh diri altruistic terkait kehormatan seseorang
8 | R e s i k o B u n u h D i r i R B D
Individu terkait pada tuntutan tradisi khusus ataupun ia cenderung untuk bunuh diri karena indentifikasi terlalu kuat dengan suatu kelompok, ia merasa kelompok tersebut sangat
mengharapkannya. 2.5.3. Bunuh diri anomik faktor lingkungan dan tekanan
Hal ini terjadi bila terdapat gangguan keseimbangan integrasi antara individu dan masyarakat, sehingga individu tersebut meninggalkan norma-norma kelakuan yang biasa. Individu
kehilangan pegangan dan tujuan. Masyarakat atau kelompoknya tidak memberikan kepuasan padanya karena tidak ada pengaturan atau pengawasan terhadap kebutuhan-kebutuhannya.
Bunuh diri merupakan tindakan yang secara sadar dilakukan oleh klien untuk mengakhiri kehidupannya. Berdasarkan besarnya kemungkinan klien melakukan bunuh diri,
ada tiga macam perilaku bunuh diri yang perlu diperhatikan, yaitu : 1. Isyarat bunuh diri
Isyarat bunuh diri ditunjukkan dengan berperilaku secara tidak langsung ingin bunuh diri, misalnya dengan mengatakan :”Tolong jaga anak-anak karena saya akan pergi jauh” atau
“Segala sesuatu akan lebih baik tanpa saya.” Pada kondisi ini klien mungkin sudah memiliki ide untuk mengakhiri hidupnya, namun tidak
disertai dengan ancaman dan percobaan bunuh diri. Klien umumnya mengungkapkan perasaan seperti rasa bersalah sedih marah putus asa tidak berdaya. Klien juga
mengungkapkan hal-hal negatif tentang diri sendiri yang menggambarkan harga diri rendah. 2. Ancaman bunuh diri.
Ancaman bunuh diri umumnya diucapkan oleh klien, berisi keinginan untuk mati disertai dengan rencana untuk mengakhiri kehidupan dan persiapan alat untuk melaksanakan rencana
tersebut. Secara aktif klien telah memikirkan rencana bunuh diri, namun tidak disertai dengan percobaan bunuh diri.
Walaupun dalam kondisi ini klien belum pernah mencoba bunuh diri, pengawasan ketat harus dilaksanakan. Kesempatan sedikit saja dapat dimanfaatkan klien untuk melaksanakan rencana
bunuh dirinya. 3. Percobaan bunuh diri.
9 | R e s i k o B u n u h D i r i R B D
Percobaan bunuh diri merupakan tindakan klien mencederai atau melukai diri untuk mengakhiri kehidupannya. Pada kondisi ini, klien aktif mencoba bunuh diri dengan cara
gantung diri, minum racun, memotong urat nadi, atau menjatuhkan diri dari tempat tinggi.
2.6 Pohon Masalah