Gambar 2.1. Klasifikasi Raynaud ’s phenomenon Creager, 2008
2.2.3 Etiologi
Lebih dari 50 pasien dengan Raynaud ’s phenomenon
memiliki Raynaud ’s disease. Raynaud’s disease lebih sering terjadi
pada wanita dibandingkan pada pria, dan biasanya berusia antara 20 sampai 40 tahun. Jari-jari tangan lebih sering terkena dibandingkan
jari-jari kaki Creager, 2008. Pada Raynaud
’s phenomenon sekunder, Raynaud’s phenomenon terjadi pada 80-90 pasien dengan sistemik sklerosis
skleroderma. Hal ini dapat menjadi satu-satunya gejala skleroderma selama bertahun-tahun. Pada kelainan ini, abnormalitas
pada pembuluh darah digitalis memegang peranan penting. Ischemic fingertip ulcer dapat berkembang dan mengarah ke
gangren dan autoamputasi. Sekitar 20 pasien dengan systemic lupus erythematosus SLE memiliki Raynaud
’s phenomenon. Kadang-kadang, iskemia digitalis persisten dapat berkembang dan
menyebabkan ulkus atau gangrene. Pada kebanyakan kasus yang berat, pembuluh-pembuluh darah kecil tersumbat oleh endarteritis
proliferatif. Raynaud ’s phenomenon terjadi sekitar 30 pada pasien
dengan dermatomyositis atau polymyositis Creager, 2008.
10
Aterosklerosis pada ekstremitas merupakan penyebab Raynaud
’s phenomenon yang sering pada pria 50 tahun. Thromboangiitis obliterans seharusnya dipertimbangkan sebagai
penyebab Raynaud ’s phenomenon pada pria muda, terutama
perokok. Kadang-kadang, Raynaud ’s phenomenon juga dapat
mengikuti oklusi akut arteri sedang dan besar oleh adanya trombus atau embolus. Pada pasien dengan thoracic outlet compression
syndrome, Raynaud ’s phenomenon dapat timbul sebagai akibat
penurunan tekanan intravaskular, stimulasi serat simpatetik pleksus brakialis, atau kombinasi keduanya. Raynaud
’s phenomenon juga berhubungan dengan berbagai dyscrasia darah dan hipertensi
pulmonary primer Creager, 2008.
Gambar 2.2. Etiologi Raynaud
’s phenomenon Sharathkumar, 2011
2.2.4 Patofisiologi