Jumlah gas terlarut dalam cairan atau jaringan sebanding dengan tekanan parsial gas tersebut dalam cairan atau jaringan.
3. Hukum Dalton Tekanan total suatu campuran gas adalah sama dengan jumlah
tekanan parsial dari masing – masing bagian gas.
Tergantung dari fisiologi dan patofisiologi tiap individu, efek oksigen bertekanan tinggi dapat bervariasi, yaitu : supresi produksi
α-toxin pada gas gangrene, peningkatan aktivitas leukosit, penurunan perlekatan sel putih pada dinding kapiler, vasokonstriksi
pada pembuluh darah normal, perbaikan pertumbuhan fibroblas dan produksi kolagen, stimulasi produksi enzim peroksida dismutase,
penyimpanan ATP pada membran sel dengan reduksi pada edema sekunder, supresi respon imun tertentu, peningkatan aktivitas
osteoklas, peningkatan proliferasi kapiler, dan sebagainya Baromedical, 2014.
2.3.2 Manfaat terapi
-
Meningkatkan konsentrasi oksigen pada seluruh jaringan tubuh, bahkan pada aliran darah yang
berkurang
-
Merangsang pertumbuhan pembuluh darah baru untuk meningkatkan aliran darah pada sirkulasi yang
berkurang
-
Mampu membunuh bakteri, terutama bakteri anaerob seperti Closteridium perfingens penyebab penyakit gas
gangren
-
Mampu menghentikan aktivitas bakteri bakteriostatik antara lain bakteri E. coli dan Pseudomonassp. yang
umumnya ditemukan pada luka-luka mengganas.
-
Mampu menghambat produksi racun alfa toksin.
-
Meningkatkan viabilitas sel atau kemampuan sel untuk bertahan hidup.
17
-
Menurunkan waktu paruh karboksihemoglobin dari 5 jam menjadi 20 menit pada penyakit keracunan gas CO
-
Dapat mempercepat proses penyembuhan pada pengobatan medis konvensional
-
Meningkatkan produksi antioksidan tubuh tertentu
-
Memperbaiki fungsi ereksi pada pria penderita diabetes laporan para ahli hiperbarik di Amerika Serikat pada
tahun 1960
-
Meningkatkan sensitivitas sel terhadap radiasi
-
Menahan proses penuaan dengan cara pembentukan kolagen yang menjaga elastisitas kulit
-
Badan menjadi lebih segar, badan tidak mudah lelah, gairah hidup meningkat, tidur lebih enak dan pulas
Dengan berbagai mekanisme tersebut, terapi hiperbarik dapat digunakan sebagai terapi kondisi akut hingga penyakit degeneratif
kronis seperti arteriosklerosis, stroke, penyakit pembuluh darah perifer, ulkus diabetik, cerebral palsy, trauma otak, multiple sclerosis,
dsb Riyadi, 2013.
2.3.3 Indikasi terapi
Kelainan atau penyakut yang merupakan indikasi terapi oksigen hiperbarik diklasifikasikan menurut kategorisasi yang dibuat oleh The
Committee of Hyperbaric Oxygenation of the Undersea and Hyperbaric Medical Society ialah sebagai berikut Riyadi, 2013 :
●
Emboli
●
Keracunan gas CO dan asap rokok
●
Clostridial myonecrosis gas gangrene
●
Trauma
●
Dekompresi
●
Anemia karena kehilangan darah
●
Necrotizing soft tissue infections or subcutaneous tissue, muscle or fascia
18
●
Osteomyelitis
●
Compromised skin grafts and flaps
●
Luka bakar
1.1.4. Kontraindikasi terapi