Metode Pengumpulan Data Proses Pelaksanaan Penelitian Metode Analisis Data dan Instrumen

32 g. menganalisis data hasil uji coba instrumen tes uji coba pada kelas uji coba untuk mengetahui taraf kesukaran, daya pembeda, validitas dan reliabilitas; h. menentukan soal- soal yang memenuhi syarat berdasarkan poin g; i. melaksanakan tes awal pre test pada kelas eksperimen dan kelas kontrol j. melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Genius Learning untuk kelas X1 Gambar Bangunan 1 , dan melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan metode ceramah ceramah pada kelas XI Gambar Bangunan 2; k. melaksanakan tes hasil belajar post test pada kelas eksperimen dan kelas kontrol l. manganalisis data hasil tes; m. menyusun hasil penelitian.

3.5 Metode Pengumpulan Data

Metode yang digunakan dalam penelitian adalah metode tes. Metode tes digunakan untuk memperoleh data tentang hasil belajar konstruksi baja siswa kelas XI SMK N 4 Semarang pada materi pokok baja bangunan dan sambungan baja. Tes dikenakan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol untuk menjawab hipotesis penelitian 33

3.6 Proses Pelaksanaan Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada tanggal 16 Juni – 6 Agustus 2011 seperti dapat dilihat dalam Tabel 3.2 dan Tabel 3.3 di berikut. Dan untuk lebih lengkapnya dapat dilihat ada lampiran 29. Tabel 3.2 proses pelaksanaan penelitian Tanggal Kegiatan sasaran 16 Juni 2011 Observasi awal Guru mata diklat Konstruksi baja 17 Juni 2011 Pengambilan data nlai ulangan semester Guru mata pelajaran Matematika 17 Juni 2011 Pengurusan Berkas surat ijin penelitian Bagian TU SMK N 4 Semarang dan Kepala Sekolah 14 Juli 2011 Konsultasi Instrumen Guru mata diklat Konstruksi Baja 15 Juli 2011 Uji coba Instrumen Kelas XII Gambar Bangunan 2 Tabel 3.3 Ringkasan proses pelaksanaan pembelajaran Metode Genius Learning Metode Ceramah 1. Apersepsi motivasi 2. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran. 3. Guru menjelaskan peta konsep materi yang sedang dipelajari. 4. Siswa berdiskusi kelompok tentang materi yang sedang dipelajari. 5. Memberi kesempatan siswa mengemukakan pendapat tentang hasil diskusi 6. Memberi kesempatan siswa menanggapi penjelasan temannya. 7. Guru memberikan soal-soal latihan. 8. Guru menjelaskan hal-hal yang belum dipahami siswa. 9. Guru dan siswa membuat kesimpulan materi yang telah dipelajari. 1. Apersepsi motivasi 2. Guru menjelaskan materi konstruksi baja 3. Guru menanyakan pada siswa yang belum jelas 4. Guru memberikan latihan soal 5. Siswa mengerjakan latihan soal. 6. Guru menjelaskan hal-hal ang belum dipahami siswa. 7. Guru dan siswa membuat kesimpulan materi yang telah dipelajari. 34

3.7 Metode Analisis Data dan Instrumen

3.7.1 Analisis uji coba tes

Sebelum tes digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa pada kelas eksperimen dan kontrol, tes diuji cobakan terlebih dahulu. Uji coba dilakukan untuk mengetahui validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran dan daya pembeda soal. Uji coba soal dikenakan pada siswa kelas XII Gambar Bangunan SMK N 4 Semarang. Setelah diketahui validitas reliabilitas,tingkat kesukaran, dan daya pembeda butir soal maka dipilih soal yang akan digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa. 3.7.1.1 Validitas tes Validitas soal adalah suatu ukuran yang menunjukkan valid atau tidaknya suatu instrumen. Suatu alat ukur dikatakan valid jika mampu mengukur apa yang hendak diukur. Untuk mengetahui validitas item soal digunakan rumus: q p S M M r t t p pbis   Arikunto, 2006: 283-284 Keterangan:  pbis r koefisien korelasi point biserial M p = mean skor dari subyek-subyek yang menjawab betul item yang dicari korelasinya dengan tes M t = mean skor total skor rata-rata dari seluruh pengikut tes P = proporsi subyek yang menjawab betul item tersebut S t = standar deviasi skor total 35 q = 1-p Selanjutnya nilai pbis r yang diperoleh dikonsultasikan dengan tabel product moment. Soal dikatakan valid apabila pbis r mempunyai korelasi lebih besar dari nilai r tabel , untuk n = 35 pada taraf signifikasi 5 sama dengan nilai r tabel sebesar 0,334 dan jika pbis r r tabel maka soal dikatakan tidak valid. Berdasarkan hasil uji coba terhadap 23 siswa diperoleh 11 soal yang tidak valid dari 35 soal yang diuji cobakan. Hasil perhitungan validitas soal uji coba dapat dilihat pada lampiran 8. Ringkasan perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada tabel 3.4 sebagai berikut: Tabel 3.4 Ringkasan validitas soal uji coba No Kriteria No Soal Jumlah 1. 2. Valid Tidak Valid 1,4,6,11,12,13,14,15,16,17,18,19,20,21,22,23, 25,27,30,31,32,33,34,35 2,3,5,7,8,9,10,24,26,28,29 24 butir 11 butir 3.7.1.2 Reliabilitas Reliabilitas adalah kualitas yang menunjukkan dari suatu pengukuran yang dilakukan dan dihitung dengan rumus K-R21 : r 11 =                  t kV M k M k k 1 1 Arikunto,2006:189 Keterangan: k = Banyaknya butir soal 36 M = Rata-rata total V t = Varians total Harga r 11 yang diperoleh dikonsultasikan dengan tabel product moment. Apabila r 11 r tabel dengan taraf signifikan 5 maka tes dinyatakan reliabel Arikunto, 2007. Berdasarkan hasil uji coba instrument diperoleh r 11 sebesar 0,587 r tabel sama dengan 0,334 maka instrumen tersebut reliabel. a. Daya Pembeda Butir Soal Tes Analisis daya pembeda butir soal adalah kemampuan sebuah soal untuk membedakan antara siswa yang pandai dan siswa yang tidak pandai. Dalam penelitian ini menggunakan rumus Daya Pembeda Belah Dua. DP= A B A JS JB JB  Arikunto, 2006:213 Keterangan: DP = daya pembeda JB A = jumlah yang benar pada butir soal pada kelompok atas JB B = jumlah yang benar pada butir soal pada kelompok bawah JS A = banyaknya siswa kelompok atas Adapun kriteria perhitungannya adalah: DP 0,00 sangat jelek 0,00 DP ≤ 0,20 jelek 0,20 DP ≤ 0,40 cukup 0,40 DP ≤ 0,70 baik 37 0,70 DP ≤ 1,00 sangat baik Berdasarkan hasil uji coba diperoleh 9 soal yang daya pembedanya cukup, 68 baik dan 23 dalam kategori sangat baik. Ringkasa hasil perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran seperti pada tabel 3.5 di bawah ini serta untuk perhitungan lengkapnya bisa dilihat dalam lampiran 10. Tabel 3.5 Ringkasan Daya Pembeda Soal Uji Coba No Kriteria Nomor Soal Jumlah 1. Cukup 1,2,20 3 9 2. Baik 5,6,7,8,9,10,11,13,14,15,16,17,18,19,21,22,23 ,24, 26,28,29,30,33,35 24 68 3. Sangat Baik 3,4,12,25,27,31,32,34 8 23 b. Taraf Kesukaran Soal Analisis ini bertujuan untuk mengidentifikasi soal. Rumus yang digunakan adalah: Arikunto, 2006:208 Keterangan: IK : indeks kesukaran : jumlah yang benar pada butir soal pada kelompok atas : jumlah yang benar pada butir soal pada kelompok bawah B A B A JS JS JB JB IK    A JB B JB 38 : banyaknya siswa pada kelompok atas B JS : banyaknya siswa pada kelompok bawah kriteria indeks kesukaran soal dalam Arikunto 2006:210 adalah : IK = 0,00 terlalu sukar 0,00 IK ≤ 0,30 sukar 0,30 IK ≤ 0,70 sedang 0,70 IK ≤ 1,00 mudah IK = 1,00 terlalu mudah Berdasarkan hasil uji coba instrument tes diperoleh soal dengan kriteria 9 sukar, 85 sedang dan 6 kategori mudah. Ringkasan hasil perhitungan dapat dilihat pada tabel 3.6 di bawah. Dan untuk perhitungan lengkapnya dapat dilihat pada lampiran 7. Tabel 3.6 Ringkasan Tingkat Kesukaran Soal Uji Coba No Kriteria Nomor Soal Jumlah 1. Sukar 16,20,21 3 9 2. Sedang 1,2,3,4,6,7,8,9,10,11,12,13,14,15,16,17,18,1 9,22,23,24,25,26,27,29,30,31,32,33,34,35 30 85 3. Mudah 5,28, 2 6

3.8 Metode Analisis Data