Teori-Teori Transfer Belajar Psikologi Belajar Transfer Belajar dan C

f. Menurut W.S. Winkel dalam bukunya “Psikologi Pengajaran” bahwa transfer belajar berasal dari bahasa Inggris “Transfer of learning” atau “Transfer of training” yang berarti pemindahan atau pengalihan hasil belajar yang diperoleh dari bidang studi yang satu ke bidang studi yang lain atau dalam kehidupan sehari-hari di luar lingkup pendidikan sekolah. 1 Menurut L.D. Crow and A. Crow: “The carry-over of thingking, feeling, or working, of knowledge of skills, from one learning area to another usually is referred to as the transfer of training.” pemindahan-pemindahan kebiasaan berpikir, perasaan atau pekerjaan, demi pengetahuan atau keterampilan, dari suatu keadaan belajar ke keadaan belajar yang lain biasanya disebut transfer latihanbelajar. 2

B. Teori-Teori Transfer Belajar

Secara umum para ahli berpendapat bahwa transfer dalam belajar itu bisa terjadi, akan tetapi apa sebenarnya hakekat transfer itu dan bagaimana dalam belajar, mereka berbeda pendirian. Pendapat mereka secara garis besar dapat dibedakan menjadi tiga, sebagai berikut: a. Teori Disiplin FormalIlmu Jiwa Daya Bertitik tolak dari anggapan bahwa jiwa manusia terdiri dari berbagai daya, daya mengingat, daya berpikir dan lain-lain, maka mereka beranggapan bahwa transfer hanya bisa terjadi bila daya-daya tersebut dapat diperkuat dan “didisiplinkan” dengan latihan-latihan yang keras dan terus-menerus. Setelah daya-daya itu terlatih maka akan mudah terjadi trasfer secara otomatis ke bidang-bidang lain. 3 1 Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar Jakarta:Rineka Cipta, 2011 hal 222-223 2 Mustaqim, Psikologi Pendidikan Yogyakarta:Pustaka Belajar, 2012 hal 64 3 Mustaqim, Psikologi Pendidikan Yogyakarta:Pustaka Belajar, 2012 hal 65 Kelemahan dari teori ini adalah : 1. Teori Daya terlalu menganggap jiwa terdiri dari daya-daya yang terpisah-pisah satu dari yang lain.Sehingga dengan melatih masing-masing dari daya itu sendiri- sendiri mereka berharap telah dapat mendidik orang itu. Padahal, jiwa manusia itu merupakan suatu kebulatan; daya-daya jiwa erat hubungannya satu sama lain, tidak dapat dipisah-pisahkan. 2. Teori Daya terlalu mementingkan nilai formal dalam tiap-tiap mata pelajaran di Sekolah. Nilai praktis dan nilai material dari mata pelajaran itu tidak dihiraukan. Pandangan inilah yang menimbulkan cara-cara mengajar yang bersifat verbalistis dan intelektualistis, yang hingga kini masih merajalela dalam dunia Pendidikan di sekolah-sekolah kita pada umumnya. 4 b. Teori Elemen IdentikIlmu Jiwa Asosiasi William James dan Edward Thorndike tidak sependapat dengan pandangan sekelompok ahli jiwa daya, kedua tokoh ini lalu mengkritik antara lain sebagai berikut: 1 Daya ingat tidak dapat diperkuat melalui latihan. 2 Pelajaran bahasa latin misalnya tidak akan menaikkan IQ. 3 Ilmu-ilmu dalam bidang tertentu bila ditunjuk dengan istilah Ilmu Jiwa Daya mereka telah terlatih ternyata lemah dan tidak mampu mengamati menganalisa dalam bidang-bidang lain, ini berarti transfer secara otomatis tidak terjadi. Menurut teori ini transfer terjadi, jika antara situasi yang lalu atau hasil belajar yang lalu dengan situasi yang dihadapi atau bahan pelajaran yang dihadapi terdapat aspek-aspek yang sama. Dengan kata lain, transfer terjadi hanya bila kedua peristiwa belajar itu terdapat unsur-unsur yang identik sama. Komponen-komponen yang terlibat dalam proses belajar itu tak terbatas pada bahan pengajaran, tetapi termasuk juga hal-hal seperti metode belajar-mengajar, sikap, dan berbagai kemampuan khusus yang dimiliki oleh anak didik. 5 c. Teori Generalisasi 4 Drs. M. Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan Bandung:Remaja Rosdakarya, 1998, hal. 110 5 Mustaqim, Psikologi Pendidikan Yogyakarta:Pustaka Belajar, 2012 hal 66 Peletak pandangan ini adalah Charles Judd, ia beranggapan bahwa transfer bisa terjadi bila situasi baru dan situasi lama yang telah dipelajari mempunyai kesamaan prinsip, pola atau struktur, tidak kesamaan unsur-unsur. Kesamaan antara dua bidang studi tidak terdapat didalam unsur-unsur khusus, melainkan dalam pola, struktur dasar dan dalam prinsip. Jadi, teori generalisasi ini menekankan pada prinsip-prinsip umum yang menunjukkan pola kesamaan yang universal; merupakan ide umum yang terbentuk melalui proses mental. Ketiga teori tersebut sampai sekarang masih menunjukkan kebenaran, kemampuan berpikir logis sistematis, ternyata cukup membantu di bidang-bidang lain Ilmu Jiwa Daya. Unsur-unsur yang sama atau pola-pola yang mirip bila dipahami betul, orang pun tertolong dalam menghadapi situasi yang sama sekali pin baru elemen identik dan generalisasi. 6

C. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Terjadinya Transfer