Saya dibuat khawatir oleh anak perempuan saya. Kalimat shieki ukemi berdasarkan pemaparan diatas, memiliki fungsi yang
hampir  serupa  dengan  fungsi  kalimat  shieki  yaitu  untuk  menyatakan  seseorang yang  disuruh  melakukan  suatu  perbuatan  dengan  terpaksa  dan  menyatakan
aktivitas mental seseorang seperti perasaan bahagia, sedih, atau khawatir.
2.2.4 Masalah dalam Pembelajaran Ukemi, Shieki, dan Shieki Ukemi
Ichikawa  dalam  A  Dictionary  of  Japanese  Language  Learner ‟s  Errors
1997  :  158,  menggambarkan  beberapa  kesalahan  umum  yang  terdapat  dalam pembelajaran voice seperti berikut :
表 使役
受身 可能
基本文 文
作 主体
対象 入
わ 誤用箇
所 何箇所
分散 見
1 使役文
子供 部屋
掃除  私  子供 部屋 掃除
2 受身文
泥棒 金
 私  泥棒 金
... Boisu wo arawasu, shieki, ukemi, kan
ō wa, kihonbun kara sorezore no bun wo  tsukuru  toki,  shutai  ya  taish
ō ga hairikawaru tame, sore ni tomonatte goy
ō kasho mo nan kasho ka ni bunsanshite mirareru. 1
Shieki bun Kodomo  ga  heya  wo  s
ōjisuru.    watashi  wa  kodomo  ni  heya  wo s
ōjisaseru. 2
Ukemi bun Dorob
ō  ga  okane  wo  totta.    watashi  wa  dorobō  ni  okane  wo torareta. ...
Bentuk  yang  menunjukkan  voice,  seperti  kausatif,  pasif,  dan  potensial, ketika membentuk dari kalimat dasar menjadi masing-masing dari ketiga
kalimat  tersebut,  subjek  dan  objek  akan  berganti  kedudukan,  oleh  karena itu bagian kesalahan dan apa bagian dari kesalahan terlihat tercerai-berai.
1 Kalimat kausatif
Anak membersihkan kamar.  Saya menyuruh anak membersihkan kamar.
2 Kalimat pasif
Pencuri mengambil uang.  Uang saya diambil oleh pencuri. ... Selanjutnya, dari contoh kalimat diatas, Ichikawa menjelaskan bahwa :
“ 線 引い 部分 誤用 起 い部分
あ ...
誰 掃除
誰 実際
掃除 誰
金 誰
主体 対象
関係 わ
多い ”
“Kasen wo hiita bubun ga goyō no okori yasui bubun de aru. ... „dare ga sōji wo sase, dare ga jissai ni s
ōji wo shitaka‟ „dare ga okane wo tori, dare ga toraretaka‟ nado no shutai to taish
ō no kankei ga wakaranaku naru koto mo ooi.” “Bagian yang diberi garis bawah adalah bagian yang mudah terjadi kesalahan. ...
Hubungan  subjek  dan  objek  menjadi  banyak  yang  tidak  diketahui  seperti „siapa
yang  menyuruh  membersihkan,  siapa  yang  sebenarnya  membersihkan ‟,  „siapa
yang mengambil uang, siapa yang diambil ‟, dan sebagainya.”
Hayashi  dalam  buku  Nihongo  Ky ōiku  Handobukku  1990  :  538
memberikan  pendapat  mengenai  poin  yang  harus  diperhatikan  oleh  pengajar ketika mengajarkan pola kalimat seperti berikut ini :
“基本文型 変形 練習
え 否定
形 受身
可能 形
文 自然
文 あ
前 注意
必要 あ
機械的 反復
好 い
” “Kihon bunkei wo henkeisaseru renshû no toki, tatoeba hitei no katachi ni shitari,
ukemi,  kanou  nado  no  katachi  ni  shitari  suru  toki  ni,  dekita  bun  ga  fushizen  na
bun ni naru koto ga aru kara, maemotte chûishite oku hitsuyô ga aru. Kikaiteki na hanbuku wa konomashikunai.
” “Pada  saat  latihan  menyuruh  mengubah  pola  kalimat  dasar,  misalnya  ketika
mengubah  ke  bentuk  negatif,  pasif,  potensial,  dan  sebagainya,  karena kemungkinan  kalimat  yang  dibuat  menjadi  kalimat  yang  tidak  alami,  maka
sebelumnya  pengajar  perlu  memperingatkan  terlebih  dahulu.  Latihan pengulangan yang seperti mesin tidak akan disukai.
” Berdasarkan  teori-teori  diatas,  dapat  disimpulkan  bahwa  permasalahan
dalam  pembelajaran  voice  khususnya  kalimat  ukemi,  shieki,  dan  shieki  ukemi diantaranya  penggunaan  partikel,  perubahan  verba,  serta  pergantian  peranan
subjek. Kemudian Hayashi menjelaskan bahwa dalam pembelajaran mengenai tata bahasa,  pengajar  perlu  memperhatikan  kalimat  yang  dibuat  oleh  pembelajar
apakah kalimat tersebut alami atau tidak.
2.2.5 Analisis Kesalahan