Sektor Informal LANDASAN TEORI

25 lingkup pilihannya, dan makin kecil arus itu, makin berkurang pula lingkup pilihannya. Pendapatan merupakan suatu indikator daya, status dan pengaruhnya. Di dalam teori tidak terdapat batas atas bagi pendapatannya, meskipun tentu saja terdapat suatu batas asas secara praktis. Batas bawah yang praktis adalah tingkat dimana orang berada dalam keadaan kelaparan Penny, 1990:138.

1. Masyarakat Miskin

Menurut Sayogya 1990 dalam Rachbini, 1994 : 42, konsep masyarakat miskin untuk masyarakat desa adalah 360 kg, sedangkan untuk masyarakat kota adalah 480 kg beras per kapita per tahun. Garis Kemiskinan Informasi tentang pendapatan nyata memberikan penunjuk kepada kita untuk memastikan apakah seseorang termasuk kaya, miskin atau menderita kelaparan. Kemiskinan seolah-olah merupakan suatu konsep yang bersifat relatif. Pendapatn tersebut mengungkapkan suatu pengertian bahwa betapa pun garis kemiskinan dilukiskan, orang miskin akan tetap dapat hidup. Apabila mereka bersikap hati-hati. Kekurangan dilukiskan lebih bersifat psikologis daripada bersifat material. Penny, 1990:44.

2. Sektor Informal

Konsep sektor informal, yang pertama kali diperkenalkan oleh Hart, 1973 dalam Kartini Sjahrir, 1985;75, membagi secara tegas kegiatan ekonomi yang bersifat formal dan informal. Istilah sektor informal oleh Keith Hart pada tahun 1971 dalam penelitiannya tentang 26 unit-unit usaha kecil di Ghana. Kemudian terminologi Hart tersebut digunakan oleh sebuah misi ke Kenya yang diorganisir oleh ILO International Labor Organization. Misi tersebut berpendapat bahwa sektor informal telah memberikan tingkat ongkos yang rendah, padat karya, barang dan jasa yang kompetitif dan memberikan rekomendasi kepada pemerintah Kenya untuk mendorong sektor informal menurut Gilber dan Gugler, 1996 dalam Sjahrir, 1985;77. Dalam laporan ILO tersebut dan dari berbagai penelitian tentang sektor informal di Indonesia menurut Hidayat, 1978 dalam Sjahrir, 1985;78, telah menghasilkan sepuluh ciri pokok sebagai berikut : 1 Kegiatan usaha tidak terorganisasikan secara baik, karena timbulnya unit usaha tidak mempergunakan fasilitas kelembagaan yang tersedia di sektor formal. 2 Pada umumnya unit usaha tidak mempunyai izin usaha. 3 Pola kegiatan usaha tidak teratur baik dalam arti lokasi maupun jam kerja. 4 Pada umumnya kebijaksanaan pemerintah untuk membantu golongan ekonomi lemah tidak sampai ke sektor ini. 5 Unit usaha mudah keluar masuk dari satu subsektor ke lain subsektor. 6 Teknologi yang dipergunakan bersifat primitif. 7 Modal dan perputaran usaha relatif kecil, sehingga skala operasi juga relatif kecil. 8 Pada umumnya unit usaha termasuk golongan one-man-enterprise dan kalau mengerjakan buruh berasal dari keluarga. 9 Sumber dana modal usaha pada umumnya berasal dari tabungan sendiri atau dari lembaga keuangan yang tidak 27 resmi. 10 Hasil produksi atau jasa terutama dikonsumsikan oleh golongan masyarakat kota desa yang berpenghasilan menengah. Sebenarnya mengenai pengertian tentang sektor informal telah terdapat kesamaan pandangan konsensus bahwa sektor informal diartikan sebagai unit-unit usaha yang tidak atau sedikit sekali menerima proteksi ekonomi secara resmi dari pemerintah. Sedangkan unit-unit usaha yang mendapatkan proteksi ekonomi secara resmi dari pemerintah disebut sebagai sektor formal. Proteksi ekonomi itu antara lain berupa tarif proteksi, kredit dengan bunga yang relatif rendah, pembimbingan, penyuluhan, perlindungan dan perawatan tenaga kerja, terjaminnya arus teknologi impor, hak paten dan lain sebagainya. Perekonomian di sektor informal relatif dapat lebih mandiri. Apabila pertumbuhan di sektor formal dapat memperbaiki kesejahteraan golongan ekonomi lemah, maka kemajuan dalam sektor informal juga dapat menaikkan pendapatan nasional meskipun tidak banyak, dan memperbaiki distribusi pendapatan. Bila kurangnya permintaan di sektor formal dapat menyebabkan kelesuan perekonomian, di sektor informal permintaan akan selalu kuat, sebab barang dan jasa yang dihasilkan di sektor ini merupakan barang dan jasa yang dibutuhkan masyarakat sehari- hari. Widarti 1983 dan Hugo 2000 menggunakan status pekerjaan utama untuk mengelompokkan sektor formal dan sektor informal. Mereka yang berusaha sendiri tanpa dibantu orang lain, berusaha dengan dibantu 28 anggota rumah tangga, dan pekerjaan keluarga dimasukkan ke dalam sektor informal. Sedangkan, mereka yang berusaha dengan dibantu oleh buruh karyawan atau berusaha dengan dibantu buruh tetap dimasukkan ke dalam sektor formal dalam Subri, 2003 : 92-94.

3. Peningkatan Pendapatan