Norma Agama Norma Kesopanan

3

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Aturan-aturan dalam Kehidupan Berbangsa

Lahirnya sebuah aturan dalam kehidupan masyarakat bangsa disebabkan karena adanya kesadaran manusia yang memiliki kepentingan berbeda-beda, begitu juga dengan cara pencapaiannya sehingga agar dalam memenuhi kepentingan dan mencapai tujuan hidup dan kehidupannya dapat berjalan dengan tertib maka diperlukan berbagai aturan hidup yang dinamakan norma atau kaidah sosial. Keberadaan norma atau kaidah sosial dalam suatu masyarakat amat strategis karena dengan adanya norma atau kaidah seseorang dapat terlindungi dari upaya-upaya yang dilakukan oleh orang lain yang tidak bertanggung jawab. Norma atau kaidah sosial bisa dikatakan sebagai rel atau pedoman dalam berucap dan bertingkah laku bagi anggota masyarakat sehingga benar atau tidaknya, dilarang atau tidaknya suatu uacapan atau perbuatan dapat dilihat dari norma yang ada dan berlaku dalam masyarakat. Norma atau kaidah merupakan ketentuan atau peraturan-peraturan yang memberi batasan dan kebebasan kepada sesama anggota masyarakat dan bagaimana hubungan antara seseorang anggota masyarakat dengan anggota masyarakat lainnya dalam pergaulan hidup bersama. Norma atau peraturan hidup ini mulai tumbuh sejak manusia mengenal hidup bermasyarakat, pertumbuhan dan perkembangannya akan melahirkan beberapa macam norma sesuai dengan sumbernya. Secara umum, jenis-jenis norma yang berlaku di masyarakat suatu bangsa adalah sebagai berikut.

A. Norma Agama

Menurut Sudikno Mertokusumo dalam Sutaatmadja, dkk, 2008 yang dimaksud dengan kaidah kepercayaan atau keagamaan ditujukan kepada kehidupan beriman. Kaidah ini ditujukan terhadap kewajiban manusia kepada Tuhan dan kepada dirinya sendiri. Sumber atau asal kaidah ini adalah ajaran- ajaran agama atau kepercayaan yang oleh pengikut-pengikutnya dianggap sebagai perintah Tuhan. Dikarenakan sumber kaidah agama ini adalah ajaran agama yang 4 berasal dari Tuhan, maka manakala penganut agama yang tidak mematuhi perintah dan larangan dari Tuhan Yang Maha Esa atau kaidah-kaidah yang ditentukan agama, orang yang bersangkutan akan merasakan sanksinya dan berdosa serta memperoleh kutukan dan hukuman dari Tuhan. Sanksi dan hukuman bagi pelanggaran norma agama tidak bersifat langsung, melainkan sanksi akan diterima di akhirat nantinya. Sementara itu, sanksi yang dirasakan di dunia bisa berupa depresi, guncangan jiwa, maupun perang batin hati nurani. Berdasarkan kepercayaannya terhadap sanksi Tuhan yang dipercayanya tersebut, orang-orang akan senantiasa berusaha berbuat baik dalam menjalin hubungan dengan sesama makhluk hidup sesuai dengan apa yang menjadi pedoman dalam ajaran agamanya. Adapun contoh penerapan norma agama adalah sebagai berikut. 1. Taat dalam menjalankan ibadah 2. Menghormati orang-orang yang lebih tua 3. Menghargai orang-orang yang lebih muda 4. Tidak boleh berdusta berkata bohong 5. Tidak boleh mencuri barang milik orang lain 6. Larangan untuk melukai dan membunuh 7. Menghormati antarumat beragama Manakala kaidah agama dapat dilaksanakan dengan baik dan benar, maka sudah dapat dipastikan dalam kehidupan bermasyarakat akan dijumpai suasana yang damai dan tertib yang dilandasi oleh nilai-nilai ketuhanan. Hal ini juga mencerminkan suasana pergaulan hidup yang harmonis serta religius di masyarakat suatu bangsa.

B. Norma Kesopanan

Norma kesopanan menurut Kansil 1986:85 merupakan peraturan hidup yang timbul dari pergaulan segolongan manusia. Peraturan-peraturan itu ditaati sebagai pedoman yang mengatur tingkah laku manusia terhadap manusia yang ada di sekitarnya. Suatu kelompok masyarakat dapat menetapkan peraturan yang berisi hal-hal yang dianggap sopan dan boleh dilakukan serta hal-hal yang dinilai tidak sopan dan harus dihindari. Ukuran norma kesopanan adalah kepantasan, kebiasaan, atau kepatutan yang berlaku dalam sebuah masyarakat. Sehingga, 5 setiap masyarakat memiliki ukuran-ukurannya sendiri mengenai apa yang dianggap pantas, bisa, dan patut. Sumber dari norma kesopanan ini tidak terlepas dari kebiasaan yang berlaku di masyarakat sehingga sanksinya pun akan muncul dari masyarakat yang bersangkutan. Perlu dijelaskan bahwa sanksi norma kesopanan ini tidaklah terlalu keras dan biasanya hanya bersifat subjektif melalui gunjingan-gunjingan belaka, dikucilkan dari masyarakat yang bersangkutan dan dapat pula berupa hinaan. Selanjutnya, dapat disebutkan contoh-contoh penerapan norma kesopanan, yaitu seorang anak muda harus hormat dan sopan terhadap orang yang lebih tua, jangan meludah di depan orang, berikan kesempatan kepada wanita hamil atau orang yang sudah tua untuk duduk baik di dalam bus ataupun kereta api, jangan makan sambil bicara, serta berpakaian yang sopan bagi remaja putri.

C. Norma Kesusilaan