Penilaian Karya Sastra Landasan Teoretis

2.2.5 Penilaian Karya Sastra

Penilaian karya sastra adalah usaha untuk menentukan kadar keberhasilan atau keindahan suatu karya sastra Sayuti, 1996: 4. Penilaian karya sastra yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa kritik sastra. Kritik berasal dari bahasa Yunani kritein yang berarti ‟mengamati‟, ‟membanding‟, dan ‟menimbang‟. Kritik sastra berarti pengamatan yang teliti, perbandingan yang tepat serta pertimbangan yang adil, terhadap baik buruknya kualitas, nilai, kebenaran suatu karya sastra Tarigan, 1984: 187-188. Terdapat dua metode yang dapat digunakan dalam kritik sastra, yaitu metode ganzheit secara keseluruhan, dan metode analitik bagian per bagian. Kedua metode ini akan digunakan dalam penelitian ini. Kritik sastra mempunyai fungsi sebagai berikut: 1 melayani para penulispengarang, 2 melayani masyarakat, 3 melayani para kritikus Tarigan, 1984: 188. Fungsi-fungsi tersebut merupakan jembatan antara karya sastra dengan pembaca karena kritik sastra merupakan proses komunikasi sastra. Adapun mengenai jenis-jenisnya kritik sastra dibagi menjadi: 1 kritik mimetik, yang bertolak dari pandangan bahwa sastra merupakan tiruan atau penggambaran dunia dan kehidupan manusia, maka kritik akan membicarakan sejauh mana karya sastra mampu menjadi cermin kehidupan; 2 kritik pragmatik, yang lebih banyak mengkaji sejauh mana karya tersebut mempunyai efek-efek tertentu; 3 kritik ekspresif, yang lebih mengutamakan pengkajian sejauh mana karya tersebut menjadi tempat pencurahan ide, visi, dan pernyataan jiwa pengarangnya; dan 4 kritik objektif, yang menempatkan karya sastra sebagai sesuatu yang mandiri, otonom, dan punya dunia sendiri Alwi dan Sugono, 2002: 224. Dengan memperhatikan jenis-jenis tersebut, maka jenis kritik sastra dalam penelitian ini secara dominan cenderung ke arah kritik mimetik meskipun dalam praktiknya selalu dimungkinkan adanya persentuhan dengan jenis lain. Ada beberapa hal penting dalam mengadakan kritik terhadap karya sastra yaitu: 1 mengerti serta memahami bahan yang dikritik, 2 mengadakan interpretasi setepat mungkin, 3 menghidupkan kembali tahap-tahap perkembangannya, dan 4 mengambil bagian serta meresapi segala daya yang dikandungnya Cazamian dalan Tarigan, 1884: 201.

2.2.6 Kerangka Berpikir