Penilaian kualitas teenlit Saving Francesca

ibunya dikenal sebagai pribadi yang bersemangat dan suka kesibukan. Ibu Francesca mengalami nervous breakdown. Kondisi ibunya yang demikian sangta mengguncang mereka semua. Keadaan rumah menjadi sangat berbeda tanpa semangat ibunya. Francesca dan ayahnya menjadi sering bertengkar, sedangkan Luca menjadi murung. Di sekolah, Francesca menjadi sering dihukum lantaran kurang konsentrasi. Atas saran seorang guru bernama Ms.Quinn ia menjalani konseling di sekolah. Setiap jari, ia berusaha membuat ibunya bangkit. Di sekolah Francesca juga berteman dengan Thomas McKee dan Jimmy Hailler. Ia menyukai William Trombal, William pun merasakan ketertarikan terhadap Francesca tetapi segalanya menjadi rumit karena ternyata William Trombal sudah mempunyai kekasih. William akhirnya memutuskan kekasihnya. Pada hari ulang tahun Francesca yang ketujuh belas keadaan ibunya memburuk. Hal itu membuat ia dan ayahnya bertengkar lagi. Setelah melewati hari ulang tahunnya, ia juga bertengkar dengan teman-temannya karena kesalahpahaman. Pada saat ia menyendiri di kafe di Booth Street, ia berjumpa dengan teman sekerja ibunya yang bernama Sue. Sue berkata bahwa 18 terakhir merupakan saat-saat terberat bagi ibu Francesca, bahwa setelah kakek Francesca ayah dari ibunya meninggal, ibu Francesca keguguran. Saat itulah Francesca tahu bahwa ibunya pernah keguguran. Francesca marah kepada ayahnya karena menyembunyikan peristiwa itu. Ia pun kabur dari rumah. Ia pergi ke Grand Central Station dan naik kereta. Setelah sampai di Woy Woy ia kehabisan uang dan tidak tahu harus ke mana lagi. Ia menelepon dan ayahnya menjemput di sana. Dalam perjalanan pulang, mereka biacara dari hati ke hati. Francesca akhirnya bisa mengerti alasan ayahnya menyembungikan peristiwa itu dari dirinya. Sampai di rumah, ternyata teman- temannya sudah menunggu. Keesokan harinya, Francesca merasa bahwa semuanya akan lebih baik.

4.3.3 Penilaian kualitas teenlit Saving Francesca

4.3.3.1 Dari segi bahasa Teenlit Saving Francesca ini adalah teenlit terjemahan dengan tokoh utama seorang remaja bernama, siswa kelas XI. Penceritaannya ringan namun berbobot sehingga dapat membuat siswa tertarik akan alur ceritanya. Terdapat dialog-dialog antartokoh yang cerdas yang dapat membangun alur dengan baik. “...apakah P singkatan dari Pace...peace...” aku menyelesaikan kalimat Tara. Aku tahu ia melotot padaku, tapi itu tidak seburuk pandangan menghina di wajah William Trombal. “Itu kalau dalam bahasa Italia,” katanya, seakan-akan ia sedang berbicara dengan orang tolol. “Dalam bahasa Latin, Pax.” Kemudian ia menoleh untuk melihat deretan lambang dan kemudian balik melihatku. “Dan nghomong-ngomong, tidak ada P di sana. Itu V. Veritas . Kebenaran.” Ia berhenti untuk menekankan setiap kata. “Tapi aku bisa mengerti mengapa VP bisa membuatmu bingung.” hal.24 “Ngomong-ngomong, tadi itu Tolstoy,” kataku sambil membuka pintu. Ia berbalik. “Apa?” Tutup mulut, kataku pada diri sendiri. Tutup mulut. “Penulis Anna Karenina. Bukan Trotsky. Trotsky adalah revolusioner yang dibunuh dengan kapak di Meksiko tahun 1939. Tapi aku bisa mengerti mengapa huruf T bisa membingungkanmu.” hal. 28 Ditinjau dari segi bahasa, teenlit ini menggunakan gaya penulisan yang menarik dan alur cerita yang menimbulkan rasa ingin tahu pembaca. Kedua hal tersebut dapat menimbulkan minat baca bagi siswa. 4.3.3.2 Dari segi psikologi siswa Teenlit ini menceritakan tentang kehidupan remaja berumur 16 tahun bernama Francesca, tentang ibunya yang mengalami depresi dan proses penyesuaiannya di dalam sekolah yang mayoritas berisi murid laki-laki. Betul-betul mimpi yang jadi kenyataan, kan? Tujuh ratus lima puluh cowok dan tiga puluh cewek? Tapi kenyataannya, pilihanmu Cuma dua, seperti hidup dalam akuarium atau tidak ada sama sekali. Selain semua itu, kau harus membuat geng teman baru setelah berada di sarang kecil yang nyaman selama empat tahun. hal. 11 Di Indonesia kondisi seperti itu mungkin hampir sama dengan kehidupan di STM yang mayoritas muridnya adalah laki-laki. Kondisi yang demikian membuat murid perempuan memiliki ikatan atau kebersamaan sebagai kelompok minoritas. Hal ini sesuai dengan perkembangan psikologis remaja yaitu merealisasi suatu identitas sendiri. 4.3.3.3 Dari segi sosial badaya siswa Teenlit ini berlatar budaya Australia, ini ditunjukkan melalui penyebutan nama tempat seperti Sydney, Grand Central Station dan University of Sydney. Dari segi sosial budaya siswa, teenlit ini tidak terlalu berjarak dengan siswa. Teenlit ini menceritakan tentang kehidupan di sekolah Australia yang juga ditemui di kehidupan sekolah di Indonesia, misalnya mengenai house meeting, yang di Indonesia sering disebut class meeting. Berdasarkan penilaian dari segi bahasa, psikologi, dan latar social-budaya siswa, teenlit “Saving Francesca” dapat digunakan sebagai bahan ajar apresiasi sastra siswa SMA terutama untuk kelas XI.

4.4 Sinopsis dan Penilaian Kualitas Teenlit My Friends, My Dreams