Analisis Kinerja Keuangan PT. Indonesia Asahan Aluminium (Persero) Dengan Menggunakan Metode Z-Score Model Altman, Springate, dan Zmijewski Serta Economic Value Added (EVA) Periode 2010-2014

SKRIPSI ANALISIS KINERJA KEUANGAN PADA PT. INDONESIA ASAHAN ALUMINIUM (PERSERO) DENGAN MENGGUNAKAN METODE Z-SCORE MODEL ALTMAN,
SPRINGATE DAN ZMIJEWSKI SERTA ECONOMIC VALUE ADDED (EVA) PERIODE 2010-2014
OLEH YULIANTRI SOLIDEO PAKPAHAN
120521050
PROGRAM STUDI STRATA-1 MANAJEMEN EKSTENSI DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN 2015
Universitas Sumatera Utara

ABSTRAK
Analisis Kinerja Keuangan PT. Indonesia Asahan Aluminium (Persero) Dengan Menggunakan Metode Z-Score Model Altman, Springate, Dan
Zmijewski Serta Economic Value Added (EVA) Periode 2010-2014
Metode Z-score model Altman, model Springate dan model Zmijewski merupakan metode analisis untuk mengetahui apakah kinerja keuangan pada PT. Indonesia Asahan Aluminium (Persero) mengarah pada kebangkrutan atau tidak untuk memperoleh data yang mendukung dan membantu dalam menjawab permasalahan yang terjadi di perusahaan dan untuk mengetahui perkembangan kinerja keuangan perusahaan pada tahun 2010-2014.
Economic Value Added (EVA) sebagai metode yang memperhitungkan biaya modal sebagai pengganti resiko perusahaan merupakan metode yang tepat untuk mengukur nilai perusahaan. EVA mampu mencerminkan nilai bisnis rill perusahaan karena melibatkan perhitungan biaya modal yang mencerminkan pengembalian yang dibutuhkan untuk menutupi resiko perusahaan.
Pada penelitian ini penulis mengambil data berupa data dokumenter kuantitatif dengan sumber data dan dengan mengumpulkan laporan keuangan PT. Indonesia Asahan Aluminium (Persero) dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2014. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan PT. Indonesia Asahan Aluminium (Persero) dalam memaksimalkan sumber daya yang ada di perusahaan dan menciptakan nilai tambah ekonomis bagi perusahaan.
Kesimpulan dari penelitian ini bahwa PT. Indonesia Asahan Aluminium (Persero) tidak berpotensi bangkrut tetapi tidak memenuhi nilai tambah ekonomis bagi perusahaan.
Kata kunci : Kebangkrutan, Economic Value Added, WACC.
Universitas Sumatera Utara

ABSTRACT
Analysis of the Financial Performance of PT. Indonesia Asahan Aluminium (Persero) Method Using Altman Z-Score model, Springate, and Zmijewski

as well Economic Value Added (EVA) Period 2010-2014
Methods Z-score Altman models, Springate models and Zmijewski models are the method of analysis to determine whether the financial performance at PT. Indonesia Asahan Aluminium (Persero) leads to bankruptcy or not to obtain data to support and assist in responding to problems that occur in the company and to determine the development of the company's financial performance in 2010-2014.
Economic Value Added (EVA) as a method that takes into account the cost of capital as a substitute for the company risk is an appropriate method for measuring the value of the company. EVA is able to reflect the real business value of the company because it involves the calculation of the cost of capital that reflects the return needed to cover the risk of the company.
In this study the authors used to collect quantitative documentary data sources to collect data and financial statements. Indonesia Asahan Aluminium (Persero) from 2010 to 2014. This study aims to determine the ability of PT. Indonesia Asahan Aluminium (Persero) to maximize existing resources in the company and create economic added value for the company.
The conclusion from this study that PT. Indonesia Asahan Aluminium (Persero) is not potentially bankrupct but does not meet the economic added value for the company.
Keywords: Bankruptcy, Economic Value Added, WACC.
Universitas Sumatera Utara

KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas Rahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis mampu menyelesaikan penulisan skripsi ini sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Departemen Manajemen pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara. Penulis ingin mengucapkan terima kasih terutama kepada orangtua tercinta yaitu Ayahanda A. Pakpahan dan Ibunda N. br. Sijabat yang senantiasa mendoakan dan mendukung, mencukupi segala kebutuhan dana dan material, nasihat-nasihat yang berharga, serta kasih sayang yang selalu menyertai perjalanan hidup penulis. Skripsi ini berjudul “Analisis Kinerja Keuangan PT. Indonesia Asahan Aluminium (Persero) Dengan Menggunakan Metode Z-Score Model Altman, Springate, Dan Zmijewski Serta Economic Value Added (Eva) Periode 2010-2014”. Penulis telah banyak menerima bimbingan, saran, motivasi, dan doa dari berbagai pihak selama penulisan skripsi ini. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada : 1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec, Ac, Ak, CA., selaku Dekan Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara. 2. Ibu Dr. Isfenti Sadalia, S.E, ME., selaku Ketua Departemen S1 Manajemen
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara. 3. Ibu Dra. Marhayanie, M.Si., selaku Sekretaris Departemen Manajemen
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
Universitas Sumatera Utara

4. Ibu Dr. Endang Sulistya Rini, S.E, M.Si., selaku Ketua Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
5. Ibu Dra. Nisrul Irawaty, MBA., selaku Dosen Pembimbing atas ketulusan hati dan kesabarannya dalam membimbing, mendukung dan mengarahkan penulis.
6. Bapak DR. Muslich Lufti, MBA., selaku Dosen Pembanding I yang telah memberikan saran dalam penulisan maupun perbaikan skripsi ini.
7. Ibu Dra. Friska Sipayung, M.Si., selaku Dosen Pembanding II yang telah memberikan saran dalam penulisan maupun perbaikan skripsi ini.
8. Seluruh Dosen dan Pegawai Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara untuk segala jasa-jasanya selama masa perkuliahan.

9. Kepada saudara penulis Chrisye Fernando Pakpahan, Astatin Efraim Pakpahan dan Hotnia Rezeki Hutasoit yang penulis cintai dan yang selalu mendoakan dan memberi dukungan untuk menyelesaikan skripsi ini.
10. Kepada sahabat penulis: Kak Imelda, Winda, Tassa, Dian, Emil, Kak Grace, Sinta, Imma dan Kismis Kurma Family serta kepada seluruh teman-teman seperjuangan Manajemen Ekstensi tahun 2012 yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu, semoga sukses semuanya.
Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca dan peneliti lainnya.
Medan, Juli 2015 Penulis,
Yuliantri Solideo Pakpahan
Universitas Sumatera Utara

DAFTAR ISI

Halaman DAFTAR ISI ...................................................................................................... i DAFTAR TABEL .............................................................................................. iii DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... iv

BAB I

PENDAHULUAN .......................................................................... 1 1.1 Latar Belakang ......................................................................... 1 1.2 Perumusan Masalah ................................................................. 5 1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................................ 5
1.3.1 Tujuan Penelitian ................................................................. 5 1.3.2 Manfaat Penelitian ............................................................... 5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA ................................................................ 7 2.1 Landasan Teori ......................................................................... 7
2.1.1 Pengertian Kinerja Keuangan ............................................. 7 2.1.2 Laporan Keuangan Sebagai Informasi Dalam Menilai

Kinerja Keuangan Perusahaan ............................................ 7 2.1.3 Pengertian Kebangkrutan .................................................... 9 2.1.4 Faktor-Faktor Penyebab Kebangkrutan ............................. 11 2.1.5 Analisis Z-Score Model Altman, Model Springate dan
Model Zmijewski ................................................................ 13 2.1.5.1 Analisis Z-Score Model Altman .................................... 13 2.1.5.2 Analisis Z-Score Model Springate ................................ 19 2.1.5.3 Analisis Z-Score Model Zmijewski ............................... 20 2.1.6 Pengertian Economic Value Added (EVA) ......................... 24 2.1.7 Metode Perhitungan Economic Value Added (EVA) ......... 26 2.1.8 Tujuan dan Manfaat Penerapan Model Economic
Value Added (EVA) ............................................................. 29 2.1.9 Keunggulan dan Kelemahan Economic Value Added
(EVA) .................................................................................... 31 2.2 Penelitian Terdahulu ................................................................ 32 2.3 Kerangka Konseptual ............................................................... 36 2.4 Hipotesis Penelitian .................................................................. 38

BAB III

METODE PENELITIAN ............................................................. 39 3.1 Jenis Penelitian ......................................................................... 39 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ................................................. 39 3.3 Batasan Operasional ................................................................. 39 3.4 Definisi Operasional ................................................................ 40
3.4.1 Analisis Z-Score Model Altman .................................... 40 3.4.2 Analisis Z-Score Model Springate ................................ 41 3.4.3 Analisis Z-Score Model Zmijewski .............................. 42 3.4.4 Economic Value Added (EVA) ....................................... 42 3.5 Populasi dan Sampel ................................................................ 44

i
Universitas Sumatera Utara

3.6 Jenis Data .................................................................................. 44 3.7 Teknik Pengumpulan Data ...................................................... 45 3.8 Metode Analisis Data ............................................................... 45

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .......................... 48 4.1 Gambaran Umum Perusahaan ................................................. 48
4.1.1 Profil PT. Indonesia Asahan Aluminium (Persero) .......... 48 4.1.2 Visi dan Misi PT. Indonesia Asahan Aluminium (Persero)50 4.2 Analisis Kinerja Keuangan PT. INALUM (Persero)
Dengan Menggunakan Metode Z-Score Model Altman, Model Springate dan Model Zmijewski ................................. 51 4.2.1 Analisis Z-Score Model Altman Pada PT. INALUM

(Persero) ............................................................................... 51 4.2.1.1 Analisis Rasio X1 ............................................................ 51 4.2.1.2 Analisis Rasio X2 ............................................................ 52 4.2.1.3 Analisis Rasio X3 ........................................................... 52 4.2.1.4 Analisis Rasio X4 ........................................................... 53 4.2.1.5 Analisis Rasio X5 ........................................................... 54 4.2.2 Analisis Z-Score Model Springate Pada PT. INALUM
(Persero) ............................................................................... 55 4.2.2.1 Analisis Rasio A ............................................................. 55 4.2.2.2 Analisis Rasio B ............................................................. 55 4.2.2.3.Analisis Rasio C ............................................................. 56 4.2.2.4 Analisis Rasio D ............................................................. 56 4.2.3 Analisis Z-Score Model Zmijewski Pada PT. INALUM
(Persero) ............................................................................... 57 4.2.3.1 Analisis Rasio X1 ........................................................... 57 4.2.3.2 Analisis Rasio X2 ........................................................... 58 4.2.3.3 Analisis Rasio X3 ........................................................... 58 4.3 Analisis Economic Value Added (EVA) Pada PT. INALUM
(Persero) .................................................................................... 59 4.3.1 Perhitungan Net Operating Profit After Tax (NOPAT) .... 60 4.3.2 Perhitungan Weighted Average Cost Of Capital (WACC) 61 4.3.3 Perhitungan Modal Yang Diinvestasikan (Invested
Capital) ................................................................................ 61 4.3.4 Perhitungan Economic Value Added (EVA) Pada
PT. INALUM (Persero) ...................................................... 62 4.4 Pembahasan .............................................................................. 63

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN ..................................................... 68 5.1 Kesimpulan ............................................................................... 68 5.2 Saran .......................................................................................... 69

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 70

LAMPIRAN ....................................................................................................... 73

ii
Universitas Sumatera Utara

DAFTAR TABEL


No. Tabel

Judul

Halaman

1.1 Ringkasan Kinerja Keuangan PT. INALUM (Persero) ................. 3 2.1 Tinjauan Penelitian Terdahulu ........................................................ 35 3.1 Langkah-Langkah Menghitung Economic Value Added (EVA) .... 43 3.2 Operasional Variabel ....................................................................... 44 4.1 Rasio X1 ............................................................................................ 51 4.2 Rasio X2 ............................................................................................ 52 4.3 Rasio X3 ............................................................................................ 53 4.4 Rasio X4 ............................................................................................ 53 4.5 Rasio X5 ............................................................................................ 54 4.6 Evaluasi Z-Score Model Altman Pada PT. INALUM (Persero) .. 55 4.7 Rasio A ............................................................................................. 55 4.9 Rasio B ............................................................................................. 56 4.9 Rasio C ............................................................................................. 56 4.10 Rasio D ............................................................................................. 57 4.11 Evaluasi Z-Score Model Springate Pada PT. INALUM (Persero) 57 4.12 Rasio X1 ............................................................................................ 58 4.13 Rasio X2 ............................................................................................ 58 4.14 Rasio X3 ............................................................................................ 59 4.15 Evaluasi Z-Score Model Zmijewski Pada PT. INALUM (Persero)59 4.16 Hasil Perhitungan NOPAT Pada PT. INALUM (Persero) ............ 60 4.17 Hasil Perhitungan WACC Pada PT. INALUM (Persero) .............. 61 4.18 Hasil Perhitungan Modal Yang Diinvestasikan Pada
PT. INALUM (Persero) ................................................................... 62 4.19 Hasil Perhitungan Economic Value Added (EVA) Pada
PT. INALUM (Persero) ................................................................... 62 4.20 Hasil Perhitungan Kinerja Keuangan PT. INALUM (Persero)
Berdasarkan Z-Score Model Altman, Model Springate, Model Zmijewski dan Economic Value Added (EVA) .............................. 63 4.21 Hasil Analisis Kinerja Keuangan PT. INALUM (Persero) Dengan Metode Z-Score Model Altman, Model Springate dan Model Zmijewski ......................................................................................... 63

iii
Universitas Sumatera Utara

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar

Judul


Halaman

2.1 Kerangka Konseptual Penelitian ..................................................... 38

iv
Universitas Sumatera Utara

ABSTRAK
Analisis Kinerja Keuangan PT. Indonesia Asahan Aluminium (Persero) Dengan Menggunakan Metode Z-Score Model Altman, Springate, Dan
Zmijewski Serta Economic Value Added (EVA) Periode 2010-2014
Metode Z-score model Altman, model Springate dan model Zmijewski merupakan metode analisis untuk mengetahui apakah kinerja keuangan pada PT. Indonesia Asahan Aluminium (Persero) mengarah pada kebangkrutan atau tidak untuk memperoleh data yang mendukung dan membantu dalam menjawab permasalahan yang terjadi di perusahaan dan untuk mengetahui perkembangan kinerja keuangan perusahaan pada tahun 2010-2014.
Economic Value Added (EVA) sebagai metode yang memperhitungkan biaya modal sebagai pengganti resiko perusahaan merupakan metode yang tepat untuk mengukur nilai perusahaan. EVA mampu mencerminkan nilai bisnis rill perusahaan karena melibatkan perhitungan biaya modal yang mencerminkan pengembalian yang dibutuhkan untuk menutupi resiko perusahaan.
Pada penelitian ini penulis mengambil data berupa data dokumenter kuantitatif dengan sumber data dan dengan mengumpulkan laporan keuangan PT. Indonesia Asahan Aluminium (Persero) dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2014. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan PT. Indonesia Asahan Aluminium (Persero) dalam memaksimalkan sumber daya yang ada di perusahaan dan menciptakan nilai tambah ekonomis bagi perusahaan.
Kesimpulan dari penelitian ini bahwa PT. Indonesia Asahan Aluminium (Persero) tidak berpotensi bangkrut tetapi tidak memenuhi nilai tambah ekonomis bagi perusahaan.
Kata kunci : Kebangkrutan, Economic Value Added, WACC.
Universitas Sumatera Utara

ABSTRACT
Analysis of the Financial Performance of PT. Indonesia Asahan Aluminium (Persero) Method Using Altman Z-Score model, Springate, and Zmijewski
as well Economic Value Added (EVA) Period 2010-2014

Methods Z-score Altman models, Springate models and Zmijewski models are the method of analysis to determine whether the financial performance at PT. Indonesia Asahan Aluminium (Persero) leads to bankruptcy or not to obtain data to support and assist in responding to problems that occur in the company and to determine the development of the company's financial performance in 2010-2014.
Economic Value Added (EVA) as a method that takes into account the cost of capital as a substitute for the company risk is an appropriate method for measuring the value of the company. EVA is able to reflect the real business value of the company because it involves the calculation of the cost of capital that reflects the return needed to cover the risk of the company.
In this study the authors used to collect quantitative documentary data sources to collect data and financial statements. Indonesia Asahan Aluminium (Persero) from 2010 to 2014. This study aims to determine the ability of PT. Indonesia Asahan Aluminium (Persero) to maximize existing resources in the company and create economic added value for the company.
The conclusion from this study that PT. Indonesia Asahan Aluminium (Persero) is not potentially bankrupct but does not meet the economic added value for the company.
Keywords: Bankruptcy, Economic Value Added, WACC.
Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Era globalisasi menuntut perusahaan untuk meningkatkan kinerjanya agar
mampu menghasilkan produk berkualitas yang mampu bersaing dengan produkproduk lain. Dengan demikian perusahaan akan bisa mempertahankan eksistensinya di pasar lokal maupun pasar global, sehingga mampu mencapai tujuan yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Tujuan utama dari sebuah perusahaan pada umumnya adalah untuk memperoleh laba yang maksimal, namun saat ini tujuan perusahaan tidak hanya laba akuntansi, melainkan juga berfokus pada laba ekonomis. Para stakeholders terutama investor membutuhkan analisis laporan keuangan untuk menilai kinerja keuangan perusahaan sebagai dasar pertimbangan dalam pengambilan keputusan investasi agar modal yang mereka investasikan mendapat tingkat pengembalian (rate of return) yang menguntungkan sebanding dengan risiko yang mereka ambil.
Pada umumnya analisis laporan keuangan yang dilakukan perusahaan untuk mengukur kinerja keuangannya adalah dengan menggunakan metode konvensional yaitu analisis rasio keuangan. Dalam praktiknya walaupun analisis rasio keuangan yang digunakan memiliki fungsi dan kegunaan yang cukup banyak bagi perusahaan dalam mengambil keputusan, bukan berarti rasio keuangan yang dibuat sudah menjamin 100% kondisi dan posisi keuangan yang sesungguhnya (Kasmir, 2010:103). Penggunaan analisis rasio keuangan memiliki kelemahan utama yaitu tidak memperhatikan risiko yang dihadapi perusahaan dengan
1
Universitas Sumatera Utara

mengabaikan adanya biaya modal. Untuk mengatasi kelemahan dari analisis rasio keuangan, maka dikembangkan konsep pengukuran kinerja keuangan berdasarkan nilai tambah (value added) yaitu Economic Value Added (EVA) dan metode ZScore yang berguna untuk memprediksi kinerja keuangan perusahaan. Kinerja keuangan yang memburuk dapat memicu kebangkrutan perusahaan. Hal ini didukung oleh kenyataan kemunduran usaha yang signifikan baik usaha kecil, menengah, maupun usaha berskala besar, dalam bentuk BUMN maupun perusahaan go public yang diakibatkan oleh krisis moneter tahun 1997 lalu.
Analisis kebangkrutan yang sering digunakan adalah analisis Z-Score model Altman, model Springate dan model Zmijewski. Analisis kebangkrutan tersebut dikenal karena selain caranya mudah dan dalam menentukan prediksi kebangkrutannya pun cukup akurat. Analisis kebangkrutan tersebut dilakukan untuk memprediksi suatu perusahaan sebagai penilaian dan pertimbangan akan suatu kondisi perusahaan. Metode-metode tersebut sering digunakan dalam melakukan analisis dalam bentuk rasio-rasio keuangan. Rasio keuangan tersebut antara lain rasio likuiditas, rentabilitas, solvabilitas, dan stabilitas. Analisis rasio tersebut digunakan untuk mengukur dan memprediksi kondisi kemampuan kinerja keuangan perusahaan.
Economic Value Added (EVA) sangat relevan dalam hal ini karena EVA dapat mengukur kinerja (prestasi) manajemen berdasarkan besar kecilnya nilai tambah yang diciptakan selama periode tertentu. Fenomena yang membuat EVA berbeda dengan penghitungan konvensional lain adalah digunakannya biaya modal dalam perhitungannya, yang tidak dilakukan dalam penghitungan
2
Universitas Sumatera Utara


konvensional. Kondisi EVA yang positif mencerminkan tingkat pengembalian yang lebih tinggi daripada tingkat biaya modal. EVA yang positif menunjukkan kemampuan manajemen dalam menciptakan peningkatan nilai kekayaan perusahaan/pemilik modal, dan sebaliknya, EVA negatif menyiratkan adanya penurunan nilai kekayaan.
PT. Indonesia Asahan Aluminium (Persero) atau disingkat dengan PT. INALUM (Persero) yang berlokasi di Kuala Tanjung, Kecamatan Sei Suka, Kabupaten Batu Bara, Sumatera Utara, Indonesiamerupakan perusahaan terbuka (go public) yang bergerak di bidang pengolahan dan produksi aluminium. Maka dari itu, mengingat pentingnya menjaga kelangsungan hidup, perkembangan dan pertumbuhan perusahaan agar dapat bertahan di masa yang mendatang, maka kinerja keuangan perusahaan harus dalam kondisi yang terbaik.
Berikut ini di sajikan data kinerja keuangandari PT. INALUM (Persero) berdasarkan dari laporan keuangan periode 2010 sampai dengan periode 2014 yang dapat dilihat pada Tabel 1.1 berikut ini:

Tabel 1.1

Ringkasan Kinerja Keuangan PT. INALUM (Persero)

(dalam Rupiah)

TAHUN

PENDAPATAN

BIAYA

LABA

2010


6.213.314.874.000 323.928.241.000 1.313.037.336.000

2011

7.509.450.338.000 369.217.537.000 1.195.010.934.000

2012

7.535.802.248.000 378.913.691.000 752.840.556.000

2013

6.614.699.884.000 483.378.298.000 319.185.152.000

2014

6.471.293.491.000 394.927.273.000 892.008.754.000

Sumber: Laporan Keuangan PT. INALUM (Persero) Data Diolah (2015)


Berdasarkan pada Tabel 1.1 pada tahun 2011 PT. INALUM (Persero) mengalami peningkatan pendapatan sebesar Rp 7.509.450.338.000 atau naik 20%

3
Universitas Sumatera Utara

diiringi oleh kenaikan biaya operasional perusahaan sebesar Rp 369.217.537.000 atau naik 13% sehingga memperoleh laba bersih yang walaupun mengalami penurunan sebesar Rp 1.195.010.934.000 atau turun 9%. Pada tahun 2012 PT. INALUM (Persero) mengalami peningkatan pendapatan walaupun kecil sebesar Rp 7.535.802.248.000 atau naik 0,3% diiringi oleh kenaikan biaya operasional sebesar Rp 378.913.691.000 atau naik 2% sehingga memperoleh laba bersih yang walaupun mengalami penurunan yang drastis sebesar Rp 752.840.556.000 atau turun 58%. Pada tahun 2013 PT. INALUM (Persero) mengalami penurunan pendapatan sebesar Rp 6.614.699.884.000 atau turun13% diiringi oleh penurunan laba bersih secara drastis sebesar Rp 319.185.152.000 atau turun 135% tetapi pada biaya mengalami kenaikan sebesar Rp 483.378.298.000 atau naik 27%. Pada tahun 2014 setelah diserahkannya PT. INALUM (Persero) ke Indonesia maka dapat dilihat pada pendapatannya mengalami penurunan sebesar Rp 6.471.293.491.000 atau turun 2% diiringi oleh penurunan biaya sebesar Rp 394.927.273.000 atau turun 22% tetapi pada laba bersih mengalami kenaikan yang sangat baik sebesar Rp 892.008.754.000 atau naik 179%.
Berdasarkan atas fenomena yang terjadi pada Tabel 1.1, pendapatan, biaya dan laba perusahaan yang fluktuatif menunjukkan kinerja PT. INALUM (Persero) belum optimal dari segi keuangannya maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang kinerja keuangan dengan metode analisis rasio Z-Score model Altman, model Springate dan model Zmijewski dan Economic Value Added (EVA), dalam judul skripsi yang berjudul Analisis Kinerja Keuangan Pada PT. Indonesia Asahan Aluminium (Persero) Dengan Menggunakan Metode Z-
4
Universitas Sumatera Utara

Score Model Altman, Springate, dan Zmijewski serta Economic Value Added (EVA) Periode 2010-2014.
1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan paparan diatas, maka penulis membuat perumusan masalah
sebagai berikut: Bagaimana perkembangan kinerja keuangan PT. INALUM (Persero) dari tahun 2010 sampai tahun 2014 dengan menggunakan metode analisis Z-Score model Altman, model Springate, model Zmijewski dan Economic Value Added (EVA)?
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.3.1 Tujuan Penelitian
Tujuan penulis melakukan penelitian adalah: Untuk mengetahui dan menganalisis kinerja keuangan PT. INALUM (Persero) dari tahun 2010 hingga 2014 dengan menggunakan metode analisis Z-Score model Altman, model Springate, model Zmijewski dan Economic Value Added (EVA). 1.3.2 Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian diharapkan penulis dari penelitian ini adalah : 1. Bagi perusahaan, diharapkan penelitian ini akan bermanfaat untuk
membantu perusahaan dalam menilai kinerja keuangannya dari sisi yang berbeda. 2. Bagi penulis, diharapkan dapat menambah pengetahuan serta memahami metode analisis Z-Score model Altman, model Springate, model Zmijewski
5
Universitas Sumatera Utara


dan EVA serta prakteknya pada perusahaan tersebut. Hal ini merupakan masukan bagi penulis sebagai perbandingan dari teori-teori yang selama ini diterima penulis dibangku perkuliahan. 3. Bagi kalangan akademis, diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan rujukan dan inspirasi bagi yang ingin melanjutkan penelitian mengenai metode analisis Z-Score model Altman, model Springate, model Zmijewski dan Economic Value Added (EVA).
6
Universitas Sumatera Utara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Kinerja Keuangan
Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia istilah kinerja seringkali di kaitkan dengan kondisi keuangan perusahaan. Kinerja merupakan hal penting yang harus dicapai oleh setiap perusahaan dimanapun, karena kinerja merupakan cerminan dari kemampuan perusahaan dalam mengelola dan mengalokasikan sumber dayanya. Selain itu tujuan pokok penelitian kinerja adalah untuk memotivasi para karyawan dalam mencapai sasaran organisasi dan dalam memenuhi standar perilaku yang telah ditetapkan sebelumnya, agar membuahkan tindakan dan hasil yang diharapkan. Standar perilaku dapat berupa kebijakan manajemen atau rencana formal yang dituangkan dalam anggaran keuangan.
2.1.2 Laporan Keuangan Sebagai Informasi Dalam Menilai Kinerja Keuangan Perusahaan Menurut Brigham dan Houston (2001: 36) laporan keuangan adalah
beberapa lembar kertas yang bertuliskan angka-angka, tetapi sangat penting juga untuk memikirkan aktiva riil di balik angka-angka tersebut. Sementara menurut Darsono dan Ashari (2005:5) laporan keuangan yang disusun dan disajikan kepada semua pihak yang berkepentingan dengan eksistensi suatu perusahaan, pada hakekatnya merupakan alat komunikasi. Artinya laporan keuangan itu adalah suatu alat yang digunakan untuk mengkomunikasikan informasi keuangan dari
7
Universitas Sumatera Utara

suatu perusahaan dan kegiatan-kegiatannya, kepada mereka yang berkepentingan dengan perusahaan tersebut.
Analisis terhadap laporan keuangan dimaksudkan untuk membantu manajemen dari pihak-pihak yang berkepentingan dalam perencanaan dan pengendalian perusahaan. Sehingga dengan adanya laporan keuangan diharapkan mampu memberikan bantuan informasi kepada pengguna untuk membuat keputusan ekonomi yang bersifat finansial. Adapun tujuan laporan keuangan seperti yang tertulis dalam Standar Akuntansi Keuangan/SAK yang disusun oleh Ikatan Akuntansi Indonesia adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi.
Salah satu kegunaan dari laporan keuangan adalah untuk menyediakan informasi kinerja perusahaan terutama profitabilitas yang diperlukan untuk menilai perubahan potensial sumber daya ekonomi yang mungkin dikendalikan. Informasi tersebut menyangkut posisi keuangan perusahaan, informasi kinerja, dan perubahan posisi keuangan perusahaan kepada pihak-pihak yang berkepentingan sebagai pertimbangan dalam pengambilan keputusan.
Analisis keuangan sangat tergantung pada informasi yang diberikan oleh laporan keuangan perusahaan. Laporan keuangan perusahaan merupakan salah satu sumber informasi yang penting disamping informasi lain seperti informasi industri, kondisi perekonomian, pangsa pasar perusahaan, kualitas manajemen dan lainnya. Ada tiga macam laporan keuangan pokok yang dihasilkan suatu perusahaan, yaitu meliputi: (1) Neraca (2) Laporan arus kas (3) Laporan laba rugi.
8
Universitas Sumatera Utara

Disamping ketiga laporan pokok tersebut, dihasilkan juga laporan pendukung seperti laporan laba yang ditahan dan perubahan modal sendiri (Darsono dan Ashari, 2005:18).
2.1.3 Pengertian Kebangkrutan Kebangkrutan ditinjau dari sisi keuangan sering dikaitkan dengan istilah
kegagalan keuangan (financial failure), kesulitan keuangan (financial distress) maupun kegagalan bisnis (business failure) sehingga di dalam keuangan pengertian tentang kebangkrutan tidak pernah terlepas dari istilah-istilah tersebut.
Analisis rasio keuangan yang dihasilkan oleh akuntansi keuangan juga bermanfaat untuk melakukan klasifikasi atau prediksi terhadap kebangkrutan. Tingkat kesehatan sangat penting bagi perbankan untuk meningkatkan efisiensi dalam menjalankan usahanya, sehingga kemampuan untuk memperoleh keuntungan dapat ditingkatkan dan pada akhirnya terhindar dari kemungkinan terjadinya kebangkrutan (terlikuidasi). Analisis kebangkrutan ini dilakukan untuk memperoleh peringatan awal kebangkrutan (tanda-tanda awal kebangkrutan). Semakin awal tanda-tanda kebangkrutan tersebut ditemukan, semakin baik bagi pihak manajemen, karena dapat melakukan perbaikan sejak awal (Hanafi, 2008:263). Kebangkrutan (bankruptcy) biasanya diartikan sebagai kegagalan perusahaan dalam menjalankan operasi perusahaan untuk menghasilkan laba.
Kebangkrutan sebagai suatu kegagalan yang terjadi pada sebuah perusahaan didefinisikan dalam beberapa pengertian yaitu:
9
Universitas Sumatera Utara

1. Kegagalan Ekonomi (Economic Distressed) berarti bahwa perusahaan kehilangan uang atau pendapatan perusahaan tidak mampu menutupi biayanya sendiri, ini berarti tingkat labanya lebih kecil dari biaya modal atau nilai sekarang dari arus kas perusahaan lebih kecil dari kewajiban. Kegagalan terjadi bila arus kas sebenarnya dari perusahaan tersebut jauh di bawah arus kas yang diharapkan.
2. Kegagalan Keuangan (Financial Distressed) mempunyai makna kesulitan dana baik dalam arti dana dalam pengertian kas atau dalam pengertian modal kerja. Sebagian asset liability management sangat berperan dalam pengaturan untuk menjaga agar tidak terkena financial distressed. Kegagalan keuangan bisa juga diartikan sebagai insolvensi yang membedakan antara dasar arus kas dan dasar saham. Insolvensi atas dasar arus kas ada dua bentuk, yaitu: a. Insolvensi teknis. Perusahaan bisa dianggap gagal jika perusahaan tidak dapat memenuhi kewajiban pada saat jatuh tempo. b. Insolvensi dalam pengertian kebangkrutan. Insolvensi dalam pengertian kebangkrutan pengertian ini kebangkrutan didefinisikan dalam ukuran sebagai kekayaan bersih negatif dalam neraca konvensional atau nilai sekarang dari arus kas yang diharapkan lebih kecil dari kewajiban.
10
Universitas Sumatera Utara

2.1.4 Faktor-Faktor Penyebab Kebangkrutan Menurut Adnan (2000:139) faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya
kebangkrutan pada perusahaan adalah: 1. Faktor Umum
a. Sektor ekonomi Faktor-faktor penyebab kebangkrutan dari sektor ekonomi adalah gejala inflasi dan deflasi dalam harga barang dan jasa, kebijakan keuangan, suku bunga dan devaluasi atau revaluasi uang dalam hubungannya dengan uang asing serta neraca pembayaran, surplus atau defisit dalam hubungannya dengan perdagangan luar negeri.
b. Sektor sosial Faktor sosial sangat berpengaruh terhadap kebangkrutan cenderung pada perubahan gaya hidup masyarakat yang mempengaruhi permintaan terhadap produk dan jasa ataupun cara perusahaan berhubungan dengan karyawan. Faktor sosial yang lain yaitu kerusuhan atau kekacauan yang terjadi di masyarakat.
c. Teknologi Penggunaan teknologi informasi juga menyebabkan biaya yang ditanggung perusahaan membengkak terutama untuk pemeliharaan dan implementasi. Pembengkakan terjadi, jika penggunaan teknologi informasi tersebut kurang terencana oleh pihak manajemen, sistemnya tidak terpadu dan para manajer pengguna kurang profesional.
11
Universitas Sumatera Utara

d. Sektor pemerintah Pengaruh dari sektor pemerintah berasal dari kebijakan pemerintah terhadap pencabutan subsidi pada perusahaan dan industri, pengenaan tarif ekspor dan impor barang berubah, kebijakan undang-undang baru bagi perbankan atau tenaga kerja dan lain-lain.
2. Faktor Eksternal Perusahaan a. Faktor pelanggan / konsumen Perusahaan harus bisa mengidentifikasi sifat konsumen, karena berguna untuk menghindari kehilangan konsumen, juga untuk menciptakan peluang untuk menemukan konsumen baru dan menghindari menurunnya hasil penjualan dan mencegah konsumen berpaling ke pesaing. b. Faktor kreditur Kekuatannya terletak pada pemberian pinjaman dan mendapatkan jangka waktu pengembalian hutang yang tergantung kepercayaan kreditur terhadap kelikuiditasan suatu perusahaan. c. Faktor pesaing Faktor ini merupakan hal yang harus diperhatikan karena menyangkut perbedaan pemberian pelayanan kepada konsumen, perusahaan juga jangan melupakan pesaingnya karena jika produk pesaingnya lebih diterima oleh masyarakat perusahaan tersebut akan kehilangan konsumen dan mengurangi pendapatan yang diterima.
12
Universitas Sumatera Utara

3. Faktor Internal Perusahaan Faktor-faktor yang menyebabkan kebangkrutan secara internal menurut
Adnan (2000:140) sebagai berikut: a. Terlalu besarnya kredit yang diberikan kepada nasabah sehingga akan
menyebabkan adanya penunggakan dalam pembayaran sampai akhirnya tidak dapat membayar. b. Manajemen tidak efisien yang disebabkan karena kurang adanya kemampuan, pengalaman, keterampilan, sikap inisiatif dari manajemen. c. Penyalahgunaan wewenang dan kecurangan dimana sering dilakukan oleh karyawan, bahkan manajer puncak sekalipun sangat merugikan apalagi yang berhubungan dengan keuangan perusahaan.
2.1.5 Analisis Z-Score Model Altman, Model Springate dan Model Zmijewski 2.1.5.1 Analisis Z-Score Model Altman
Sejumlah studi telah dilakukan untuk mengetahui kegunaan analisis rasio keuangan dalam memprediksi kegagalan perusahaan. Salah satu studi tentang prediksi ini adalah Multiple Discriminant Analysis yang dilakukan oleh Prof. Edward I. Altman mempergunakan lina jenis rasio, yaitu: Working Capital to Total Assets, Retained Earning to Total Assets, Earning Before Interest and Taxes (EBIT) to Total Assets, Market Value of Equity to Book Value of Total Debt dan Sales to Total Assets.
Rasio Working Capital to Total Assets digunakan untuk mengukur likuiditas aktiva perusahaan relatif terhadap total kapitalisasinya. Rasio Retained Earnings
13
Universitas Sumatera Utara

to Total Assets digunakan untuk mengukur profitabilitas kumulatif. Rasio EBIT to Total Assets digunakan untuk mengukur produktivitas yang sebenarnya dari aktiva perusahaan. Rasio Market Value of Equity to Book Value of Total Debt digunakan untuk mengukur seberapa banyak aktiva perusahaan dapat turun nilainya sebelum jumlah utang lebih besar daripada aktivanya dan perusahaan menjadi apilit (insolvent) sedangkan rasio manajemen dalam menghadapi kondisi persaingan.
Altman menemukan lima jenis rasio keuangan tersebut dapat dikombinasikan untuk melihat perbedaan antara perusahaan yang bangkrut dan yang tidak bangkrut. Adapun bentuk persamaan yang kemudian dikenal dengan formula Z-Score adalah:
Z = W1X1 + W2X2 +W3X3 + W4X4 + W5X5 Dari hasil studinya tersebut, Altman memperoleh modal prediksi Multiple Discriminant Analysis yang dapat dinyatakan sebagai (Muslich, 2000:59) :
Z = 0,717X1 + 0,847X2 + 3,107X3 + 0,420X4 + 0,998X5 Keterangan: X1= Modal kerja terhadap total aset (Working Capital to Total Assets). X2= Laba yang ditahan terhadap total aset (Retained Earnings to Total Assets). X3= Pendapatan sebelum pajak dan bunga terhadap total aset (Earnings Before
Interest and Taxes to Total Assets). X4= Nilai pasar sendiri terhadap nilai buku dari hutang (Market Value Equity to
Book Value of Total Debt). X5 = Penjualan terhadap total aset (Sales to Total Assets).
14
Universitas Sumatera Utara

Persentase rasio ke-1 sampai dengan ke-4 dihitung dengan persentase penuh, sedang untuk rasio ke-5 dihitung dengan persentase normal. Kriteria yang digunakan untuk memprediksi kebangkrutan perusahaan dengan model ini adalah (Muslich, 2000:60): 1. Jika perusahaan dianalisis dan memperoleh nilai indeks X < 1,20 maka
perusahaan diprediksi akan bangkrut. 2. Jika perusahaan memperoleh nilai indeks X > 2,90 maka perusahaan
diprediksi tidak bangkrut. 3. Nilai cut-off untuk indeks ini adalah X = 2,675, maka perusahaan berada di
area abu-abu (grey area). Berikut rasio keuangan yang dianalisis adalah rasio-rasio keuangan yang terdapat pada model Altman yaitu:
X1 =
X2 =
X3 =
X4 =
X5= Rasio-rasio inilah yang akan digunakan dalam menganalisa laporan keuangan sebuah perusahaan untuk kemudian mendeteksi kemungkinan terjadinya kebangkrutan pada perusahaan tersebut. Menurut Riyanto (2001:330) dalam
15
Universitas Sumatera Utara

manajemen keuangan, rasio-rasio yang digunakan dalam metode Altman ini dapat dikelompokkan dalam tiga kelompok besar yaitu: 1. Rasio Likuiditas yang terdiri dari X1. 2. Rasio Profitabilitas yang terdiri dari X2 dan X3. 3. Rasio Aktivitas yang terdiri dari X4 dan X5.
Formula Altman Z-Score merupakan kombinasi dari beberapa rasio keuangan yang dianggap dapat memprediksi kesehatan dan terjadinya kebangkrutan pada sebuah perusahaan. Menurut Muslich (2000:59) adapun penjelasan tentang kelima rasio keuangan tersebut adalah: 1. Working Capital/Total Assets (X1)
Rasio Working Capital to Total Assets atau modal kerja terhadap total asset digunakan untuk mengukur likuiditas aktiva perusahaan relatif terhadap total kapitalisasinya, dimana modal kerja diperoleh dari selisih antara aktiva lancar dengan hutang lancar. Jika dikaitkan dengan indikator-indikator kebangkrutan, maka indikator yang dapat digunakan untuk mendeteksi adanya masalah pada tingkat likuiditas perusahaan adalah indikator-indikator internal seperti: ketidakcukupan kas, hutang dagang membengkak, utilitas modal (harta kekayaan) menurun, penambahan hutang yang tak terkendali, dan beberapa indikator lainnya.
Perusahaan mengalami kesulitan keuangan pada umumnya modal kerjanya akan turun lebih cepat daripada total aktiva menyebabkan rasio ini turun (Sawir, 2005:25). Selisih bersih antara sumber dana dan penggunaan dana akan menunjukkan modal kerja perusahaan itu bertambah atau berkurang. Jika terjadi
16
Universitas Sumatera Utara

sumber dana lebih besar daripada penggunaan dana, maka terjadi surplus yang berarti modal kerja bertambah, demikian pula sebaliknya akan terjadi defisit (modal kerja berkurang) apabila sumber dana lebih kecil daripada penggunaan dana. Modal kerja bertambah karena penjualan aktiva tetap, bertambahnya hutang jangka panjang, dan modal sendiri. Modal kerja berkurang karena pembelian aktiva tetap, hutang jangka panjang, dan modal sendiri. 2. Retained Earning/Total Assets (X2)
Retained Earning to Total Assets atau laba ditahan terhadap total aktiva merupakan rasio-rasio profitabilitas yang mendeteksi kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan, ditinjau dari kemampuan perusahaan yang bersangkutan dalam memperoleh laba dibandingkan dengan kecepatan perputaran operating assets sebagai ukuran efisiensi usaha. Bila perusahaan mulai merugi, tentu saja nilai awal laba ditahan mulai turun. Bagi banyak perusahaan, nilai dari rasio Laba Ditahan/Total Aktiva akan menjadi negatif (Sawir, 2005:25). 3. EBIT/Total Assets (X3)
Earnings Before Interest and Taxes to Total Assets atau pendapatan sebelum pajak dan bunga terhadap total asetmerupakan rasio yang digunakan untuk mengukur produktivitas yang sebenarnya dari aktiva perusahaan. Beberapa indikator yang dapat kita gunakan dalam mendeteksi adanya masalah pada kemampuan profitabilitas perusahaan diantaranya adalah: piutang dagang meningkat, rugi terus menerus dalam beberapa semester, pendapatan menurun, terlambatnya hasil penagihan piutang, kredibilitas perusahaan berkurang, serta
17
Universitas Sumatera Utara

kesediaan memberi kredit pada konsumen yang tak dapat membayar pada waktu yang ditetapkan.
Rasio ini dapat digunakan sebagai ukuran seberapa besar produktifitas penggunaan dana yang dipinjam. Bila rasio ini lebih besar daripada rata-rata tingkat bunga yang dibayar, maka berarti perusahaan menghasilkan uang yang lebih banyak daripada bunga pinjaman (Sawir, 2005:25). 4. Market Value Equity/Total Debt (X4)
Market Value Equity to Total Debt atau nilai pasar sendiri terhadap nilai buku dari hutang merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur seberapa banyak aktiva perusahaan dapat turun nilainya sebelum jumlah utang lebih besar daripada aktivanya dan perusahaan menjadi apilit (insolvent). Rasio ini sering juga digunakan dalam bentuk persamaan Net Worth/Total Debt. Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan dalam memberikan jaminan kepada setiap hutangnya melalui modalnya sendiri. Umumnya perusahaan-perusahaan yang gagal adalah perusahaan yang mengkonsumsi lebih banyak hutang dibandingkan modal sendiri. Semakin tinggi rasio ini menunjukkan perusahaan semakin dipercaya, artinya nilai perusahaan menjadi lebih tinggi. Rasio ini kebalikan dari Debt Equity Ratio yang dikenal di dalam rasio keuangan (Sawir, 2005:25). Perusahaan yang tidak go public tidak mempunyai nilai pasar, maka Altman mengembangkan model alternatif dengan menggantikan variabel X4 yang semula merupakan rasio perbandingan nilai pasar modal sendiri dengan nilai buku total hutang, menjadi rasio perbandingan nilai saham biasa dan preferen dengan nilai buku total hutang.
18
Universitas Sumatera Utara

5. Sales/Total Assets (X5) Sales to Total Assets atau penjualan terhadap total asset merupakan rasio
yang mendeteksi kemampuan dana perusahaan yang tertanam dalam keseluruhan aktiva berputar dalam satu periode tertentu. Rasio ini dapat pula dikatakan sebagai rasio yang mengukur kemampuan modal yang diinvestasikan oleh perusahaan untuk menghasilkan pendapatan (revenue). Semakin besar perputaran total aktiva semakin efektif perusahaan mengelola aktivanya. Beberapa indikator yang dapat digunakan untuk mendeteksi adanya masalah pada aktivitas perusahaan yang kemudian akan berpengaruh pada rasio-rasio tersebut di atas adalah: pangsa pasar menurun, berpindahnya penguasaan pangsa pasar pada pesaing, modal kerja menurun, kepercayaan konsumen berkurang, dan beberapa indikator lainnya.
2.1.5.2 Analisis Z-Score Model Springate Model ini dikembangkan pada tahun 1978 oleh Gorgon L.V. Springate.
Dengan mengikuti prosedur yang dikembangkan Altman, Springate menggunakan step – wise multiple discriminate analysis untuk memilih empat dari 19 rasio keuangan yang popular sehingga dapat membedakan perusahaan yang berada dalam zona bangkrut atau zona aman. Model Springate merumuskan sebagai berikut :
S = 1,03A + 3,07B + 0,66C + 0,4D Rasio keuangan yang dianalisis adalah rasio-rasio keuangan yang terdapat pada model Springate yaitu :
A =
19
Universitas Sumatera Utara

B =
C =
D = Model tersebut memiliki standar dimana : 1. Perusahaan yang mempunyai skor Z > 0,862 diklasifikasikan sebagai perusahaan sehat. 2. Perusahaan yang mempunyai skor Z < 0,862 diklasifikasikan sebagai perusahaan potensial bangkrut. 3. Nilai cut-off yang berlaku untuk model ini adalah 0,862. Model ini memiliki akurasi 92,5%.
2.1.5.3 Analisis Z-Score Model Zmijewski Perluasan studi dalam prediksi kebangkrutan dilakukan oleh Zmijewski
pada tahun 1983 menambah validasi rasio keuangan sebagai alat deteksi kegagalan keuangan perusahaan. Zmijewski melakukan studi dengan menelaah ulang studi bidang kebangkrutan hasil riset sebelumnya selama dua puluh tahun. Rasio keuangan dipilih dari rasio-rasio keuangan penelitian terdahulu dan diambil sampel sebanyak 75 perusahaan yang bangkrut, serta 3573 perusahaan sehat selama tahun 1972 sampai dengan tahun 1978, indikator F-test terhadap rasiorasio kelompok, Rate of Return, liquidity, leverage, turnover, fixed payment coverage, trends, firm size, dan stock return volatility, menunjukkan adanya
20
Universitas Sumatera Utara

perbedaan yang signifikan antara perusahaan yng sehat dan yang tidak sehat. Dengan kriteria penilaian semakin besar nilai X maka semakin besar kemungkinan / probabilitas perusahaan tersebut bangkrut. Model yang berhasil dikembangkan yaitu (Fanny dan Saputra, 2000:4) :
X = -4,3 – 4,5X1 + 5,7X2 – 0,004X3 Rasio keuangan yang dianalisis adalah rasio-rasio keuangan yang terdapat pada model Zmijewski yaitu :
X1 = x 100%
X2 = x 100%
X3 = Dimana : X1 = Return On Asset atau Return On Investment X2 = Debt Ratio X3 = Current Ratio Model tersebut memiliki standar yaitu : 1. Cut-off yang digunakan dalam model ini adalah 0 2. Jika nilai Z positif maka perusahaan berpotensi bangkrut dan apabila negatif perusahaan berarti sehat. 3. Tingkat akurasi dari model Zmijewski adalah 94,9%. Berdasarkan uraian di atas, dapat terlihat rasio-rasio yang digunakan dalam metode Z-Score model Altman, model Springate dan model Zmijewski tidak
21
Universitas Sumatera Utara

hanya terfokus pada bagian-bagian keuangan perusahaan saja tetapi juga dapat dikorelasikan dengan beberapa indikator yang mungkin dapat mempengaruhi rasio-rasio tersebut. Hal ini berarti bahwa implementasi metode Z-Score model Altman, model Springate dan model Zmijewski pada sebuah perusahaan di samping akan mendeteksi terjadinya kemungkinan kebangkrutan, juga akan mengarahkan perusahaan yang sedang mengalami masalah dengan memperhatikan beberapa indikator yang berkaitan dengan likuiditas, profitabilitas, dan ak

Dokumen yang terkait

Analisis Economic Value Added (EVA) Dalam Menilai Kinerja Keuangan Perusahaan Pada PT. Indosat, Tbk

6 60 100

Analisis Economic Value Added (EVA) dalam Menilai Kinerja Keuangan Perusahaan pada PT. Unilever Indonesia, Tbk.

15 102 104

Analisis Perbandingan Economic Value Added (EVA) dan Financial Value Added (FVA) Sebagai Alat Ukur Penilaian Kinerja Keuangan Pada PT. Souci Indoprima

12 71 81

Analisis Keuangan PT. Perkebunan Nusantara III Menggunakan Analisis Metode Z-Score dan Economic Value Added (EVA)

11 82 84

Analisis Kinerja Keuangan PT. Indonesia Asahan Aluminium (Persero) Dengan Menggunakan Metode Z-Score Model Altman, Springate, dan Zmijewski Serta Economic Value Added (EVA) Periode 2010-2014

0 0 9

Analisis Kinerja Keuangan PT. Indonesia Asahan Aluminium (Persero) Dengan Menggunakan Metode Z-Score Model Altman, Springate, dan Zmijewski Serta Economic Value Added (EVA) Periode 2010-2014

0 1 2

Analisis Kinerja Keuangan PT. Indonesia Asahan Aluminium (Persero) Dengan Menggunakan Metode Z-Score Model Altman, Springate, dan Zmijewski Serta Economic Value Added (EVA) Periode 2010-2014

0 0 6

Analisis Kinerja Keuangan PT. Indonesia Asahan Aluminium (Persero) Dengan Menggunakan Metode Z-Score Model Altman, Springate, dan Zmijewski Serta Economic Value Added (EVA) Periode 2010-2014

0 0 32

Analisis Kinerja Keuangan PT. Indonesia Asahan Aluminium (Persero) Dengan Menggunakan Metode Z-Score Model Altman, Springate, dan Zmijewski Serta Economic Value Added (EVA) Periode 2010-2014

0 0 3

Analisis Kinerja Keuangan PT. Indonesia Asahan Aluminium (Persero) Dengan Menggunakan Metode Z-Score Model Altman, Springate, dan Zmijewski Serta Economic Value Added (EVA) Periode 2010-2014

0 0 26