2.1.2.2.2 Teknik menggosok gigi yang baik dan benar
Menggosok gigi yang baik dan benar diperlukan tekniknya, berikut teknik menggosok gigi yang baik dan benar Endah Kusumawardani, 2011: 76:
1. Menggosok gigi di rahang bawah 1 Tangkai sikat gigi diletakkan sejajar dengan dataran pengunyah, ujung bulu
sikat berada pada perbatasan gigi dengan gusi. 2 Kemudian sikat gigi dimiringkan sedikit sehingga bulu sikat terarah pada
perbatasan gigi dengan gusi. 2. Menggosok permukaan gigi yang menghadap ke pipibibir
Sikat gigi digerakkan dengan gerakan maju mundur gerakan yang pendek. Gigi yang paling belakang digosok terlebih dahulu. Tidak boleh
menekan sikat gigi sewaktu menggosok gigi. 3. Menggosok gigi yang menghadap ke lidah
Membersihkan gigi dengan menggunakan teknik modifikasi Bass dilakukan secara horisontal dan terkadang diganti dengan gerakan melingkar
untuk melengkung gigi sebelah kanan dan kiri. 4. Menggosok gigi depan
Membersihkan gigi dengan cara memegang sikat gigi secara vertikal menghadap ke depan, gerakan menarik dari gusi ke arah mahkota gigi dan
melakukannya pada rahang atas terlebih dahulu dan dilanjutkan dengan rahang bawah.
5. Menggosok gigi pada dataran pengunyah Dataran pengunyah dari gigi-gigi di rahang atas maupun bawah digosok
dengan gerakan maju mundur, boleh juga dengan gerakan sedikit diputar 10-20 kali gosokan. Melakukannya pada rahang atas terlebih dahulu, lalu dilanjutkan
pada rahang bawah. Bulu sikat gigi diletakkan tegak lurus menghadap permukaan kunyah gigi.
6. Sikat gigi bagian lidah Menyikat gigi bagian permukaan lidah untuk membersihkan bakteri
yang berada di permukaan lidah. Permukaan lidah yang kasar dan berpapil membuat bakteri mudah menempel. Lidah yang bersih akan membuat mulut lebih
segar.
2.1.2.2.3 Prosedur dalam menggosok gigi
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menggosok gigi Endah Kusumawardani, 2011: 78, diantaranya adalah:
1. Waktu menggosok gigi Banyak para dokter menyarankan untuk selalu menggosok gigi sebelum
tidur. Hal ini dikarenakan pada waktu tidur, air ludah berkurang sehingga asam yang dihasilkan oleh plak akan menjadi lebih pekat dan kemampuannya untuk
merusak gigi tentunya menjadi lebih besar. Gigi juga harus disikat pada waktu pagi hari, boleh sebelum ataupun sesudah sarapan. Apabila terlambat bangun
tidur, tetap diajurkan untuk menggosok gigi setelah bangun tidur, karena plak tetap terbentuk selama tidur. Oleh karena itu, rutinitas menggosok gigi harus
dilakukan setiap hari agar plak yang terbentuk tidak bertambah tebal.
2. Gosok gigi dengan kelembutan Menyikat gigi yang terlalu keras dapat menyebabkan resesi gusi yang
mengakibatkan terbukanya permukaan gigi. Tekanan yang digunakan haruslah tekanan yang ringan. Dalam menyikat gigi tidak diperlukan tekanan yang kuat,
karena plak memiliki konsistensi yang lunak. Plak tidak akan hilang jika sudah mengeras menjadi karang gigi, karang gigi dibuang dengan prosedur skeling di
dokter gigi, karena dengan penyikatan gigi yang kuat sekalipun karang gigi tidak akan bisa hilang.
3. Gosok gigi minimal 2 menit Menyikat gigi yang terlalu cepat tidak akan efektif membersihkan plak.
Menyikat gigi yang paling tepat, membutuhkan waktu minimal 2 menit. 4. Rutin mengganti gosok gigi
Apabila bulu sikat sudah mekar atau rusak ataupun sikat gigi sudah berusia 3 bulan, maka sikat gigi tersebut akan kehilangan kemampuannya untuk
membersihkan gigi dengan baik. Selain itu, penggantian sikat gigi juga diperlukan setelah menderita sakit. Karena sikat gigi bisa menjadi tempat menempelnya
kuman penyakit dan hal ini berisiko membuat terinfeksi lagi. 5. Menjaga kebersihan gosok gigi
Sikat gigi bisa jadi tempat perkembangbiakan kuman dan jamur. Setiap habis menyikat gigi, selalu bersihkan sikat gigi dengan mengocoknya yang
kencang di dalam air atau dibilas di bawah aliran air. Keringkan sikat gigi setiap habis digunakan dan simpan sikat gigi dengan posisi berdiri di tempatnya.
6. Menggunakan pasta gigi yang mengandung flouride Flouride berperan untuk melindungi gigi dari kerusakan. Flouride dapat
memperbaiki kerusakan gigi sampai batas-batas tententu dengan cara mengganti mineral-mineral gigi yang hilang akibat erosi dari asam.
7. Berkumur-kumur antiseptik. Kumur-kumur yang lebih murah dan cukup efektif adalah dengan air
garam hangat. 2.1.2.2.4
Pola makan yang baik
Anak pada usia sekolah sering mengkonsumsi makanan manis seperti cokelat, permen, kue. Makanan manis mengandung larutan gula yang memiliki
konsentrasi tinggi. Konsumsi makanan tersebut apabila tidak dikontrol dengan perawatan gigi yang benar akan beresiko terkena karies gigi. Pola makan yang
sehat tentunya perlu diterapkan untuk menjaga dan memelihara kesehatan tubuh termasuk kesehatan gigi dan mulut Decker, Mobley, Epstein, 2014: 120.
Tindakan perawatan gigi berdasarkan pola makan adalah dengan mengatur kebiasaan makan dengan sebagai berikut:
1. Menghindari makanan yang lengket dan kenyal seperti makanan yang mengandung gula, kacang bersalut gula, sereal yang dikeringkan, roti dan
kismis juga buah yang dikeringkan akan menempel pada gigi. 2. Menghindari mengunyah permen karet atau permen penyegar nafas.
3. Menghindari makan snack setiap hari karena memungkinkan bakteri terus membentuk asam yang merusak gigi.
4. Makan-makanan yang mengandung kalsium, vitamin C dan vitamin D karena berguna untuk memperkuat gigi. Jenis makanan yang mengandung bahan
tersebut adalah susu, telur dan buah-buahan. 5. Makan-makanan yang mengandung protein karena dapat menghambat
terjadinya proses karies seperti tahu, tempe, daging, ikan, telur dan kacang- kacangan.
6. Makan sayur-sayuran karena sayuran seperti bayam dan selada mempunyai kandungan nitrat. Bahan tersebut dapat menghambat kerja bakteri.
7. Makan-makanan yang mempunyai daya pembersih yang terdapat pada makanan yang berserat, seperti apel, jeruk, seledri, jambu air. Makanan ini
baik dimakan sesudah makan atau diantara waktu makan.
2.1.2.2.5 Menyarankan kunjungan rutin ke dokter gigi