Keterangan Ahli Surat Alat Bukti dalam Proses Pembuktian

bahwa pendapat maupun rekaan yang diperoleh dari hasil pemikiran saja tidak termasuk dalam keterangan saksi.

2.6.4.2 Keterangan Ahli

Berdasar Pasal 1 butir 28 KUHAP, keterangan ahli adalah keterangan yang diberikan oleh seseorang yang mempunyai keahlian khusus mengenai hal yang diperlukan untuk membuat terang suatu perkara pidana guna kepentingan pemeriksaan menurut cara yang diatur Undang-undang. Berkaitan dengan keterangan ahli, secara teoritis terdapat tiga macam ahli dalam proses peradilan, yaitu: Sutarto, 2004:63-64 1 Ahli deskundige yaitu orang yang dimintai pendapatnya tentang suatu persoalan tanpa melakukan pemeriksaan terhadap objek persoalan tersebut. Misalnya dokter spesialis ilmu kebidanan dan penyakit kandungan, yang dimintai pendapatnya apakah obat X dapat menyebabkan keguguran atau tidak dalam perkara tindak pidana Aborsi. 2 Saksi ahli getuige deskundige yaitu orang yang dimintai pendapatnya dengan menyaksikan dan melakukan pemeriksaan terhadap barang bukti saksi mati silent witness. Contohnya seorang dokter yang melakukan pemeriksaan terhadap mayat. Jadi ia menjadi saksi, karena menyaksikan barang bukti dan kemudian menjadi ahli, karena mengemukakan pendapatnya tentang sebab kematian orang itu. 3 Orang ahli zaakkundige yaitu orang yang menerangkan tentang suatu persoalan yang sebenarnya dapat dipelajari sendiri oleh hakim. Contohnya pegawai bea dan cukai yang diminta menerangkan tentang prosedur pengeluaran dan pemasukan barang dari pelabuhan. Sebenarnya tanpa orang tersebut mengemukakan pendapatnya hakim dapat menentukan sendiri apakah telah terjadi suatu tindak pidana atau tidak, karena hakim dapat mencocokkan kasus tersebut dengan prosedur yang ada, apakah telah terjadi penyimpangan atau tidak.

2.6.4.3 Surat

Pasal 187 KUHAP menyebutkan surat sebagaimana tersebut pada Pasal 184 Ayat 1 huruf c dibuat atas sumpah jabatan atau dikuatkan dengan sumpah, adalah: 1 Berita acara dan surat lain dalam bentuk resmi yang dibuat oleh pejabat umum yang berwenang atau yang dibuat dihadapannya, yang memuat keterangan tentang kejadian, atau keadaan yang didengar, dilihat atau yang dialaminya sendiri disertai dengan alasan yang jelas dan jelas tentang keterangannya itu. 2 Surat yang dibuat menurut ketentuan perundang-undangan atau surat yang dibuat oleh pejabat mengenai hal yang termasuk dalam tata laksana yang menjadi tanggung jawabnya dan yang diperuntukan bagi pembuktian sesuatu hal atau suatu keadaan. 3 Surat keterangan dari seorang ahli yang memuat pendapat berdasarkan keahliannya mengenai sesuatu hal yang diminta secara resmi dari padanya. 4 Surat lain yang hanya dapat berlaku jika ada hubungannya dengan isi dari alat pembuktian yang lain.

2.6.4.4 Petunjuk