Metode Cetak Langsung TEKNOLOGI PEMBUATAN PERMEN TABLET

Pada saat proses granulasi, serbuk disaring menjadi partikel dengan ukuran seragam dan dicampur dengan larutan untuk granulasi hingga terbentuk adonan yang keras. Larutan untuk granulasi adalah bahan pengikat yang dapat melarut di dalam air, bahan ini mampu merekatkan sesama partikel untuk membentuk sebuah granula. Bahan pengikat dapat berupa gum arab, gelatin, pati dan alginat. Hal yang penting adalah proses pencampuran harus rata dan bahan pengikat yang ditambahkan dalam jumlah yang tepat. Bahan pengikat yang terlalu banyak akan menghasilkan granula yang terlalu keras, sedangkan jika terlalu sedikit akan menyebabkan granula rapuh. Setelah proses pencampuran selesai, adonan digiling untuk membantu proses pengeringan dan granula yang terbentuk dikeringkan selama 24 jam pada suhu 50-60 o C. Suhu oven untuk pengeringan sebaiknya jangan terlalu tinggi karena dapat menyebabkan case hardening dan pengeringan yang tidak sempurna.

1.2. Metode granulasi kering

Metode ini berguna untuk bahan-bahan yang peka terhadap air, panas atau diantara keduanya. Dalam metode ini semua bahan dicampur sehingga homogen kemudian dilakukan pentabletan dengan mesin slugging menjadi tablet besar yang disebut slug. Slug ini dihancurkan, diayak lagi agar dihasilkan granul yang dikehendaki Lachman et.al., 1994.

2. Metode Cetak Langsung

Pada metode ini dapat diartikan sebagai pembuatan tablet dengan tekanan langsung dari bahan-bahan yang berbentuk kristal atau serbuk tanpa mengubah karakteristik fisiknya, sehingga metode ini dinilai sebagai metode paling praktis dan paling modern dari segi teknologi dibanding metode granulasi. Metode cetak langsung ini masih terbatas penggunaannya karena tidak cocok terhadap bahan yang mempunyai kompresibilitas dan fluiditas yang jelek. Bahan yang digunakan dalam metode ini harus mampu berikatan dengan kuat ketika ditekan dan mudah mengalir ketika dicetak Fudholi, 1983.

F. BAHAN PERMEN TABLET 1. Bahan Pengisi

Bahan pengisi permen tablet merupakan bahan yang ditambahkan untuk meningkatkan volume serta massa produk. Menurut Lachman et al 1994, bahan pengisi harus memenuhi beberapa kriteria yaitu: 1. Harus nontoksik dan dapat memenuhi peraturan-peraturan dari negara di mana produk akan dipasarkan. 2. Harus tersedia dalam jumlah yang cukup di semua negara tempat produk itu dibuat. 3. Harganya harus cukup murah. 4. Secara fisiologis harus inertnetral. 5. Harus stabil secara fisik dan kimia, baik dalam kombinasi dengan berbagai obat atau komponen tablet lain. 6. Harus bebas dari segala jenis mikroba. 7. Harus color compatible tidak boleh mengganggu warna. 8. Bila obat itu termasuk sebagai makanan produk-produk vitamin tertentu, pengisi dan bahan pembantu lainnya harus mendapat persetujuan sebagai bahan aditif pada makanan. 9. Tidak boleh mengganggu bioavailabilitas obat. Bahan pengisi tablet antara lain adalah dekstrosa, manitol, sorbitol, sukrosa atau gula dan derivat-derivatnya. Sukrosa dan sorbitol tersedia dalam bentuk yang dapat langsung di kempa tanpa digranulasi terlebih dahulu. Jika diperlukan, sukrosa juga dapat digranulasi. Penggunaan sorbitol dalam tablet memberikan efek menyegarkan ketika larut di dalam mulut. Selama penyimpanan, tablet yang menggandung sorbitol lebih bersifat higroskopis Jackson,1995. Sorbitol adalah isomer optik dari manitol, dan kadang-kadang dicampur dengan formulasi manitol, tetapi sorbitol bersifat higroskopis pada kelembaban lebih dari 65. Manitol dan sorbitol mempunyai kadar kalori