4. Prosedur Analisis 4.1. Keseragaman Bobot
Keseragaman bobot diukur dengan menimbang 20 tablet secara satu per satu, kemudian hitung bobot rata-rata tablet. Dari 20 tablet tidak boleh lebih dari 2 tablet
yang masing-masing bobotnya menyimpang dari bobot rata-rata lebih besar dari harga yang telah ditetapkan di kolom A dan tidak ada satu tabletpun yang bobotnya
menyimpang dari bobot rata-ratanya lebih dari harga yang ditetapkan di kolom B. Batas penyimpangan bobot dapat diketahui dari Tabel 2 dibawah.
Tabel 3. Batas penyimpangan bobot rata-rata tablet Bobot rata-rata
Penyimpangan bobot rata-rata A B
25 mg atau kurang 15
30 26 mg sampai 150 mg
10 20
151 mg sampai 300 mg 7,5
15 lebih dari 300 mg
5 10
Depkes RI, 1979
4.2. Kadar Air AOAC, 1995
Cawan aluminium kosong dipanaskan dalam oven pada suhu 105 °C
selama 15 menit, kemudian didinginkan dalam desikator selama 30 menit dan ditimbang. Prosedur pengeringan cawan ini diulangi sampai didapat
bobot konstan. Sampel sebanyak 3 −5 gram ditimbang dalam cawan
tersebut, kemudian dipanaskan dalam oven pada suhu 105 °C selama 6
jam. Setelah itu, cawan dikeluarkan dari oven dan didinginkan dalam desikator selama 15 menit. Prosedur ini diulangi sampai didapat bobot
sampel yang konstan. Kadar air basis basah = B – C
− A x 100 B
Keterangan: A = bobot cawan g B = bobot basah sampel sebelum dioven g
C = bobot cawan dan sampel setelah dioven g
4.3. Kekerasan Permen Tablet
Pengukuran kekerasan permen tablet digunakan untuk mengetahui tingkat kekerasan permen tablet, sehingga dapat diketahui apakah permen
tablet yang dihasilkan terlalu rapuh atau terlalu keras. Alat yang digunakan adalah hardness tester. Cara kerjanya ialah tablet diletakkan vertikal
diantara ujung dari alat hardness tester. Kemudian sekrup diputar sehingga tablet tertekan dan pecah. Ujung penekan alat hardness tester ini memiliki
diameter sebesar 0,75 cm dan permen tablet memiliki diameter 1,5 cm dengan tebal 0,4 cm. Kekerasan tablet diperoleh dengan membaca skala
Kg. Persyaratan kekerasan permen tablet minimal 4 kg Lachman et al,
1994.
4.4. Kecepatan Larut di Mulut
Pengukuran kecepatan larut di mulut dilakukan untuk mengetahui jumlah bahan permen tablet yang melarut tiap satuan waktu sampai
permen tablet tersebut habis melarut dimulut. Sebelum dilakukan pengukuran, tablet ditimbang dulu kemudian diukur waktu yang
diperlukan sebuah tablet sampai habis melarut di mulut.
4.5. Warna
Pengukuran intensitas warna dilakukan dengan menggunakan kromameter Minolta CR-310. Sebelum dilakukan pengukuran nilai L, a,
dan b perlu dilakukan kalibrasi terlebih dahulu terhadap alat dengan menggunakan pelat standar warna putih L=97.51; a=5.35; b-3.37.
Setelah proses kalibrasi, dilanjutkan dengan pengukuran warna sampel. Sistem warna yang digunakan adalah sistem warna Lab.
4.6. Uji Organoleptik