2.1.3 Kain Perca sebagai Media Berkarya Lukis dengan Teknik Kolase
Perca adalah sisa sisa guntingan kain yang ada setelah membuat pakaian atau karya kerajinan tekstil lainnya. Kain perca adalah kain-kain kecil sisa dari
pemotongan kain pada proses pembuatan pakaian jadi.http:qoyyim.blogspot.com Kain perca yang dihasilkan dari limbah konveksi dapat digunakan sebagai
media dalam berkarya lukis dengan teknik kolase. Bahan yang digunakan dalam pembuatan karya lukis dengan teknik kolase ini adalah kain perca. Karena limbah
kain perca dari limbah konveksi di daerah lokasi penelitian. Alat dan bahan berkarya yang digunakan adalah kertas gambar ukuran A3, lem kayu, lem kertas,
dan kain perca.
2.2 Kolase
2.2.1 Pengertian Kolase
Kata kolase berasal dari bahasa Inggris collage dan dalam bahasa Perancis coller yang artinya merekatkan. Seperti yang dijelaskan dalam Sunaryo
2006 bahwa kolase adalah teknik dalam berkarya seni dengan cara merekatkan atau menempelkan serpihan bahan-bahan limbah atau barang bekas.
Kolase merupakan perkembangan lebih lanjut dari seni lukis. Pada awal abad ke-20 para perupa sering menambahkan menempelkan unsur-unsur yang
berbeda ke dalam lukisan mereka seperti potongan-potongan kain, kayu ataupun kertas koran, namun memang ada perbedaan yang sangat signifikan antara seni
kolase dan seni lukis. Didalam karya seni kolase selain aspek formal seni yang dikedepankan meliputi nilai-nilai dasar keindahan, tata penyusunan objek ke
dalam frame layout, kontur, bentuk objek dan warna sebagaimana yang biasa
disodorkan oleh karya seni lukis dan desain grafis tetapi juga aspek ilustratif yaitu meliputi aspek konten material dan bentuk gambar kolase itu sendiri.
http:www.e-dukasi.net
2.2.2 Unsur RupaVisual dalam Kolase
Kegiatan menata komposisi dalam membuat kolase merupakan aktivitas yang penting dan kompleks. Berbagai unsur rupa yang berbeda karakternya
dipadukan dalam suatu komposisi untuk mengekspresikan gagasan artistik atau makna tertentu. Yang dimaksud dengan unsur-unsur rupa disini adalah aspek-
aspek bentuk yang terlihat, konkret yang dalam kenyataannya saling terkait dan tak mudah dipisahkan satu dengan lainnya. Tampilan keseluruhannya menentukan
perwujudan dan makna aspek bentuk itu sendiri. Unsur-unsur rupa antara lain:
1 Garis
Garis merupakan titik-titik yang berderetan memanjang entah itu lurus ataupun yang membelok. Menurut Sunaryo 2002:7, secara teoritis, jika kedua
titik dihubungkan atau sebuah titik bergerak, maka jejak yang dilaluinya membentuk suatu garis.
Sebagai unsur visual, garis memiliki pengertian 1 tanda atau noktah yang memanjang yang membekas pada suatu permukaan dan mempunyai arah, 2
batas suatu bidang atau permukaan, bentuk, atau warna, 3 sifat atau kualitas yang melekat pada objek lanjurmemanjang Sunaryo 2002: 7.
Unsur rupa garis dalam karya dengan teknik kolase ini lebih banyak ditemukan sebagai batas suatu bidang atau permukaan, bentuk dan warna kain
perca. 2
Raut shape Raut dalam bahasa Inggris disebut sebagai shape. Istilah raut sering
dipadankan dengan istilah bangun, bidang, atau bentuk. Sunaryo 2002:10 memandang raut sebagai perwujudan yang dikelilingi oleh kontur, baik
menyatakan sesuatu yang pipih dan datar, seperti pada bidang, maupun yang padat bervolume, seperti pada gumpal atau gempal mass, tetapi raut juga dapat
terbentuk oleh sapuan-sapuan bidang warna. Bila ditinjau dari segi perwujudannya, raut dibedakan menjadi 1 raut geometris, 2 raut organis, 3
raut bersudut banyak, dan 4 raut tak beraturan. Unsur raut dalam karya dengan teknik kolase ini dapat dibuat dari
sobekan-sobekanpotongan kain perca yang ukuran besar kecilnya sobekan disesuaikan dengan kebutuhan.
3 Warna
Menurut Sunaryo 2002: 12 warna ialah kualitas rupa yang dapat membedakan keda objek atau bentuk yang identik raut, ukuran, dan nilai gelap
terangnya. Warna berkaitan langsung dengan perasaan dan emosi, karena itu warna enjadi unsur utama penting dalam ungkapan seni rupa dan desain.
Unsur warna dalam karya kolase ini dapat disusun dari potongan kain perca. Warna-warna yang berlainan dari kain perca dapat disusun sedemikian rupa
untuk menghasilkan paduan warna yang harmonis atau dikenal dengan istilah kombinasi warna.
4 Tekstur
Tekstur texture atau barik ialah sifat permukaan. Sifat permukaan dapat halus, polos, kasap, licin, mengkilap, berkerut, lunak, keras, dan sebagainya.
Kesan tekstur diserap baik melalui indera penglihatan maupun rabaan. Atas dasar itu, tekstur dapat dibedakan menjadi tekstur visual dan tekstur taktil Sunaryo
2002: 17. Tekstur visual merupakan tekstur yang dapat dikenali melalui penglihatan namun dapat menimbulkan penginderaan peraba, sedangkan tekstur
taktil merupakan tekstur nyata yang benar-benar dapat dirasakan dengan penginderaan peraba.
5 Gelap Terang
Gelap terang atau dikenal dengan istilah nada tone. Namun, ada pula yang menyebutnya sebagai unsur cahaya. Menurut Sunaryo 2002: 20 ungkapan
gelap terang sebagai hubungan pencahayaan dan bayangan dinyatakan dengan gradasi mulai dari yang paling putih untuk menyatakan yang sangat terang,
sampai kepada yang paling hitam untuk bagian yang sangat gelap. Karya lukis dengan teknik kolase yang berbahan kain perca dapat
menunjukkan unsur gelap-terang dengan menggunakan warna dari kain perca, dari warna yang paling terang sampai dengan warna yang paling gelap.
2.2.3 Prinsip-Prinsip Desain dalam Kolase