III. METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Waktu dan Tempat
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September sampai dengan November 2015 di Laboratorium Rekayasa Bioproses dan Pasca Panen Jurusan Teknik Pertanian, Fakultas
Pertanian, Universitas Lampung.
3.2 Alat dan Bahan
3.2.1 Alat
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah mesin pencetak pelet Extruder, alat penimbang, timbangan duduk, neraca analitik, stopwatch, gelas ukur 25 ml, gelas ukur
1000 ml, gelas beaker 100 ml, ayakan tyler, rheometer, aquades, ember, jangka sorong, penggaris dan kantong.
3.2.2 Bahan
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah tepung ikan, tepung kedelai, tepung jagung, dedak, premiks, minyak ikan dan tepung tapioka binder.
3.3 Rancangan Penelitian
Pakan buatan dalam penelitian ini akan dibandingkan secara deskriptif dengan pakan ikan komersial. Pakan dibuat dengan kadar protein sekitar 34 dan dirancang pada tiga
variasi komposisi tepung tapioka yaitu 5, 7,5 dan 10. Pakan ini difokuskan ke ikan nila yang memiliki umur 12 minggu..
Tabel 4. Komposisi Bahan Baku Pakan Bahan Pakan
Perlakuan gram I
II III
Tepung Ikan 4549,23
4549,23 4549,23
Tepung Kedelai 2274,61
2274,61 2274,61
Tepung Jagung 1588,07
1588,07 1588,07
Tepung Dedak 1588,07
1588,07 1588,07
Premiks 200
200 200
Minyak Ikan 150
150 150
Tepung Tapioka 500
750 1000
Jumlah 10849,98
11099,98 11349,98
3.4 Pembuatan Pakan Ikan Pelet
Pakan ikan dibuat dari beberapa bahan penyusun yang memiliki kandungan seperti protein, lemak, karbohidrat, vitamin dan mineral. Bahan yang digunakan untuk
pembuatan pakan antara lain: tepung ikan, tepung kedelai, tepung jagung, tepung dedak dan tepung tapioka binder sebagaimana ditunjukkan pada Tabel 4. Bahan tepung-
tepungan yang digunakan memiliki kadar air kisaran di atas 18. Setelah bahan baku lengkap, dilakukan penimbangan sesuai dengan komposisi yang ditentukan.
Setelah bahan baku telah ditimbang sesuai keperluan, selanjutnya dilakukan pengayakan
untuk mengetahui distribusi dan keseragaman ukuran bahan baku yang digunakan.
Menurut Elisson 2004, kehalusan pada tepung penyusun pakan ikan berkisaran 3
– 4 mikron. Dengan pengayakan diharapkan pakan ikan yang dibuat sesuai dengan yang
diperlukan. Pencampuran bahan baku seperti: tepung ikan, tepung kedelai, tepung jagung, tepung dedak dan tepung tapioka dicampurkan berdasarkan persentase terkecil
dari bahan baku dan ditambahkan air. Kemudian pakan dicetak dengan menggunakan alat pencetak pelet yang memiliki diameter die 4,5 mm. Rotation Per Menit RPM
yang digunakan pada alat pencetakan pelet adalah 800 RPM. Dengan RPM sebesar itu dapat memberikan warna coklat pada pakan oleh karena panas gesekan dan diameter
yang diperlukan pada kisaran 1,51 – 4,55 mm Khater, et.al., 2014.
Hal-hal yang perlu diperhatikan di dalam proses ini adalah komposisi dan kandungan
bahan baku seperti kandungan protein, lemak, karbohidrat dan serat. Selain itu, pada proses pembuatan juga perlu diperhatikan pula kadar air bahan baku, kehalusan bahan
baku dan RPM yang digunakan pada alat. Dari proses pembuatan tersebut akan dihasilkan pelet dengan diameter dan kadar air yang diinginkan. Diameter yang
digunakan disesuaikan berdasarkan umur ikan yang akan mengkonsumsi pakan ikan tersebut. RPM yang digunakan akan berpengaruh terhadap kepadatan pelet yang
dihasilkan dan warna pelet akibat panas gesekan.
Gambar 1. Skema Proses Pembuatan Pelet Ikan Tepung
ikan Tepung
Kedelai Tepung
Jagung Tepung
Dedak Tepung
Tapioka
Ditimbang bahan baku sesuai dengan yang diperlukan dalam penelitian
Diayak bahan baku pelet ikan
Dicampurkan semua bahan baku yang telah ditimbang sesuai dengan presentase yang dibutuhkan pada
penelitian ini dan ditambahkan air Dicetak setelah semua bahan baku tercampur
menjadi homogen dan dicetak sesuai komposisi Dikeringkan setelah pencetakan selama 1 jam dengan
matahari, pengeringan ini untuk transportasi
Pakan siap diberikan pada ikan Analisis Data
Bahan-bahan dipersiapkan