- 20 - Pendapatan lain yang diterima sehubungan dengan transaksi pembiayaan konsumen diakui dan
dicatat sebagai pendapatan dalam periode yang bersangkutan.
n. Tagihan Anjak Piutang
Sejak 1 Januari 2010, tagihan anjak piutang dinyatakan sebesar nilai tercatat dikurangi dengan kerugian penurunan nilai. Nilai tercatat tagihan anjak piutang sebesar jumlah bersih piutang
yang diamortisasi dengan menggunakan tingkat suku bunga efektif. Pada saat pengakuan awal, nilai wajar tagihan anjak piutang adalah sebesar tagihan anjak piutang dikurangi dengan
pendapatan yang dapat diatribusikan secara langsung pada piutang seperti pendapatan provisi Catatan 3e.
Sebelum 1 Januari 2010, anjak piutang diakui sebagai tagihan anjak piutang sebesar nilai piutang yang diperoleh. Selisih antara tagihan anjak piutang dengan jumlah pembayaran kepada
nasabah diakui sebagai pendapatan tangguhan selama periode anjak piutang. Pendapatan administrasi diakui pada saat transaksi dilakukan dan pendapatan anjak piutang dicatat atas
dasar akrual. Transaksi anjak piutang dilakukan atas dasar dengan jaminan with recourse.
o. Cadangan Kerugian Penurunan Nilai
Sejak 1 Januari 2010 Pada setiap tanggal laporan posisi keuangan Perusahaan mengevaluasi apakah terdapat bukti
obyektif bahwa aset keuangan atau kelompok aset keuangan yang diklasifikasikan sebagai kelompok dimiliki hingga jatuh tempo, tersedia untuk dijual atau pinjaman yang diberikan dan
piutang mengalami penurunan nilai, seperti yang dijelaskan pada Catatan 3e.
Sebelum 1 Januari 2010
Perusahaan telah mengimplementasi manajemen risiko secara konsolidasi bagi bank yang melakukan pengendalian terhadap anak perusahaan untuk memenuhi peraturan Bank Indonesia
No.86PBI2006 tanggal 30 Januari 2006. Penyisihan piutang ragu – ragu dibentuk sesuai
dengan Peraturan Bank Indonesia No. 72PBI2005 tanggal 20 Januari 2005 yang diubah dengan Peraturan Bank Indonesia No.82PBI2006 tanggal 30 Januari 2006 dan PBI No.
96PBI2007 tanggal 30 Maret 2007 mengenai ”Penilaian Kualitas Aset Bank Umum”, yang mengelompokkan aset produktif dalam 5 lima kategori dengan besarnya minimum persentase
penyisihan penghapusan aset sebagai berikut:
Persentase Umur piutang
Minimum Penyisihan jatuh tempo
Penghapusan Aset Lancar
belum jatuh tempo 1
Dalam perhatian khusus 1 - 90 hari
5 Kurang lancar
91 - 120 hari 15
Diragukan 121 - 180 hari
50 Macet
180 hari 100
Klasifikasi
Persentase penyisihan penghapusan di atas diterapkan terhadap saldo setelah dikurangi dengan nilai agunan sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia, kecuali untuk aset produktif yang
diklasifikasikan lancar dan tidak dijamin dengan agunan tunai. Aset produktif terdiri dari investasi neto sewa pembiayaan, piutang pembiayaan konsumen,
tagihan anjak piutang dan piutang karyawan dalam akun piutang lain-lain. Ketika piutang tidak tertagih, piutang tersebut dihapus buku dengan menjurnal balik cadangan
kerugian penurunan nilai. Piutang dapat dihapus buku setelah semua prosedur yang diperlukan
- 21 - telah dilakukan dan jumlah kerugian telah ditentukan. Penerimaan kembali dari piutang yang
telah dihapusbukukan diakui sebagai pendapatan lain-lain dalam periode berjalan.
p. Biaya Dibayar di Muka
Biaya dibayar di muka dibebankan sesuai masa manfaat masing-masing biaya dengan metode garis lurus.
q. Aset Tetap
– Pemilikan Langsung
Aset tetap yang dimiliki untuk digunakan dalam penyediaan jasa atau tujuan administratif dicatat berdasarkan biaya perolehan setelah dikurangi akumulasi penyusutan dan akumulasi penurunan
nilai. Penyusutan dihitung dengan menggunakan metode garis lurus straight-line method berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomis aset tetap sebagai berikut:
Tahun Bangunan
20 Prasarana kantor partisi dan renovasi kantor
5 Peralatan kantor
5 Kendaraan bermotor
5 Perabotan kantor
5
Masa manfaat ekonomis, nilai residu dan metode penyusutan direview setiap akhir periode dan pengaruh dari setiap perubahan estimasi tersebut berlaku prospektif.
Aset sewa operasi disusutkan berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomis, yang sama dengan aset yang dimiliki sendiri, atau selama jangka waktu yang lebih pendek antara periode
masa sewa dan umur manfaatnya. Tanah dinyatakan berdasarkan biaya perolehan dan tidak disusutkan.
Beban pemeliharaan dan perbaikan dibebankan pada laporan laba rugi komprehensif pada saat terjadinya. Biaya-biaya lain yang terjadi selanjutnya yang timbul untuk menambah, mengganti
atau memperbaiki aset tetap dicatat sebagai biaya perolehan aset jika dan hanya jika besar kemungkinan manfaat ekonomis di masa depan berkenaan dengan aset tersebut akan mengalir
ke entitas dan biaya perolehan aset dapat diukur secara andal. Aset tetap yang sudah tidak digunakan lagi atau yang dijual dikeluarkan dari kelompok aset tetap berikut akumulasi
penyusutannya. Keuntungan atau kerugian dari penjualan aset tetap tersebut dibukukan dalam laporan laba rugi komprehensif pada periode yang bersangkutan.
r. Penurunan nilai aset non keuangan
Pada tanggal laporan posisi keuangan, Perusahaan menelaah nilai tercatat aset non-keuangan untuk menentukan apakah terdapat indikasi bahwa aset tersebut telah mengalami penurunan
nilai. Jika terdapat indikasi tersebut, nilai yang dapat diperoleh kembali dari aset diestimasi untuk menentukan tingkat kerugian penurunan nilai jika ada. Bila tidak memungkinkan untuk
mengestimasi nilai yang dapat diperoleh kembali atas suatu aset individu, Perusahaan mengestimasi nilai yang dapat diperoleh kembali dari unit penghasil kas atas aset.