4.2 Sejarah Masuknya Wushu ke Kota Medan
Wushu ataupun yang seringkali juga disebut Kungfu adalah senibela diri yang berasal dari Tiongkok kuno dan tersebar ke seluruh penjuru dunia melalui orang
Tionghoa Hua Ren yang pergi merantau. Sejarah munculnya seni beladiri ini sudah tidak bisa ditelusuri lagi, dan usianyapun diperkirakan sudah ribuan tahun. Mungkin
sama tuanya dengan sejarah Tiongkok yang dihiasi dengan banyak pertempuran, dimana saat itu seni untuk bertempur dan mempertahankan diri sudah dikenal dalam
bentuk yang masih sederhana. Arti dari kata Wu adalah ilmu perang sedangkan arti kata Shu adalah seni.
Sehingga Wushu dapat juga diartikan seni untuk berperang. Dimana didalam Wushu tersebut mengandung aspek seni, olahraga, kesehatan, beladiri dan mental, bahkan
beberapa istilah Wushu justru telah diindonesiakan karena sebenarnya olahraga ini sudah dikenal sejak era penjajahan Belanda. Berbeda dengan olahraga lain yang belum
dikenal pada saat itu. Istilah yang telah diindonesiakan misalnya seperti atlet karate disebut karateka bahasa jepang, atlet kempo disebut kenshi bahasa jepang sedangkan
atlet Wushu disebut wushuwan-wushuwati bahasa indonesia, dan lain sebagainya. Mempelajari Wushu sebenarnya tidak hanya terbatas pada hal-hal yang
berhubungan dengan gerakan fisik saja, melainkan juga melibatkan pikiran, olah pernapasan, pemahaman anatomi tubuh, aliran darah dan jalur energi tubuh. Wushu juga
mempelajari penggunaan ramuan untuk memperkuat tubuh ataupun untuk pengobatan. Disisi lain Wushu juga membentuk kepribadian, melatih kedisiplinan, ketahanan mental,
Universitas Sumatera Utara
kecerdikan, kewaspadaan, persaudaraan, jiwa satria dan lain sebagainya. Maka Wushu juga berfungsi sebagai way of life bahkan lebih jauhnya lagi bisa menjurus kearah
pengembangan spiritual
Di Indonesia, Wushu kini mendapat perhatian yang istimewa dari masyarakat. Wushu yang dulu hanya dimainkan oleh orang-orang tua dari golongan tertentu kini
telah memasyarakat. Tidak ada data resmi yang mencatat sejak kapan Wushu mulai masuk ke Indonesia, tetapi sejak puluhan tahun silam telah di mainkan oleh banyak
orang dari berbagai kota besar maupun kecil di Indonesia seperti Medan, Jakarta, Surabaya, Semarang dan masih banyak lagi daerah lain, tetapi wushu yang berstandar
Internasional baru di kenal dan di populerkan di Indonesia pada akhir Oktober 1992 yang di prakarsai oleh tokoh olahraga IGK Manila yang kemudian menjadi Ketua
Umum PBWI yang pertama. Manila berhasil membawa Wushu Indonesia ke forum Internasional.
Banyak cerita menarik yang mengawali berdirinya Wushu berstandar internasional di Indonesia khusunya di Medan. Sebagai pendobrak tentu saja Manila harus menghadapi
berbagai tantangan di tengah ketidak mengertian tentang seluk beluk olahraga ini. Kisah berdirinya wushu Indonesia di mulai ketika kontingen Malaysia, Filipina, dan Singapura
begitu mudahnya meraih medali emas di arena SEA Games 1991 Singapura. Melihat kenyatan itu, ketua umum KONI Pusat yang pada saat itu adalah Surono merasa iri.
Melihat bahwa cabang Wushu memiliki masa depan yang sangat cerah di Indonesia, mengapa Indonesia tidak mampu berbuat seperti Negara-
Universitas Sumatera Utara
negara tesebut diatas? Alasannya karena di Indonesia pada saat itu tidak memiliki badan resmi anggota KONI yang menangani atau mengurusi masalah Wushu, bahkan
Indonesia belum mengenal Wushu sama sekali.
Begitu SEA Games usai, sesuai dengan wewenangnya maka Ketua Umum KONI Pusat Surono meminta agar didirikan Wushu yang benar di Indonesia, yakni
Wushu yang memenuhi standart Internasional. IGK Manila adalah orang yang dipercaya untuk mengurus masalah tersebut. Secara perlahan tetapi pasti kerja sama Manila dan
Mediteransjah yang mengulurkan tangan ke daerah-daerah, mengajak semua pecinta Wushu di Indonesia agar bahu - membahu membentuk organsasi Wushu yang benar
dengan mengikuti ketentuan International. Ibarat pepatah pucuk di cinta ulam pun tiba, ajakan itu mendapat sambutan hangat dari berbagai daerah Jawa Timur, Jawa Tengah,
Jawa Barat dan terutama Sumatera Utara, dengan tangan terbuka menerima ajakan itu,. Maka terbentuklah apa yang dinamakan Pengurus Besar Wushu Indonesia PBWI dan
tanggal 10 November 1992 di tetapkan sebagai hari lahirnya PBWI tersebut.
Manila bertindak selaku Ketua Umum dan Mediteransjah selaku Sekretaris Jendral dan mencatat aneka peristiwa baik yang manis maupun yang pahit. Kenangan manis
diantaranya adalah keberhasilan atlet Wushu asal Medan, Jainab yang meraih juara kedua alias peraih medali perak di kejuaraan dunia 1995 di Baltimore, Amerika Serikat.
Tentu saja itu merupakan prestasi yang luar biasa, karena ketika itu Wushu berstandar International baru berkiprah 3 tahun di bumi Indonesia. Sejak saat itu perbendaharaan
prestasi olahraga di Indonesia forum dunia bertambah menyusul cabang
Universitas Sumatera Utara
olahraga lainnya yang berumur jauh lebih tua seperti bulu tangkis, panahan, bridge dan lain-lain..
Keberhasilan Jainab merebut medali perunggu dia Asian Games Bangkok 1998 juga membuktikan bahwa potensi atlet asal Medan itu memang luar biasa. Biarpun
hanya perunggu, tapi itu sudah sangat cukup membanggakan. Karena juara dunia Wushu hampir seluruhnya berasal dari negeri Cina, tentu saja mereka juga berusaha
untuk meraih semua medali emas pada Asian Games. Orang yang punya peran paling besar di balik semua itu adalah Master Supandi Kusuma, yaitu ketua umum pengurus
Wushu daerah Sumatera Utara yang sehari-hari melatih jainab maupun atlet–atlet yang lain dengan tangan dan usahanya sendiri. Banyak pengorbanan yang telah diberikan
oleh Master Supandi Kusuma baik waktu, tenaga, pikiran bahkan finansial. Itu semua ia lakukan demi mengembangkan dan meningkatkan prestasi Wushu Indonesia.
Menjelang SEA Games ke-21 tahun 2001, Pengda Daerah Wushu Sumatera Utara dikasih kepercayaan untuk menjadi pelaksana pusat latihan training centre dan
tentu saja Master Supandi Kusuma yang juga merupakan Ketua Pengurus Daerah menjadi koordinator pelatih sekaligus penanggungjawab latihan. Sejarah mencatat
berbagai peristiwa perjalanan panjang Wushu berstandar Internasional di Indonesia. Wushu di Indonesia tetap tegar, berdiri tegak seiring dengan tekad atupun kemauan
semua pihak yang terkait dan yang pasti orang-orang yang tetap setia menangani ataupun orang–orang yang menyenangi olahraga Wushu ini.
Universitas Sumatera Utara
4.3 Perkembangan Wushu