akal budi untuk memahami hal-hal lain. Peneliti akan menggambarkan objek yang diteliti secara abstrak yaitu gambaran berupa pengertian-pengertian yang berkaitan
dengan penelitian fungsi dan makna Wushu bagi masyarakat yang mempelajarinya di kota Medan.
2.2.1 Fungsi
Dalam pengertian sehari-hari, fungsi adalah guna atau manfaat. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia 2007:323 fungsi adalah kegunaan suatu hal bagi hidup suatu
masyarakat. Fungsi secara budaya yaitu fungsi dimana setiap pola kelakuan, setiap
kepercayaan dan sikap menjadi suatu kebiasaan. Kebudayaan mempunyai fungsi yang sangat besar bagi manusia dan masyarakat. Fungsi kebudayaan adalah untuk mengatur
manusia agar dapat mengerti bagaimana seharusnya bertindak dan berbuat untuk menentukan sikap kalau akan berhubungan dengan orang lain didalam menjalankan
hidupnya. Kebudayaan berfungsi sebagai suatu hubungan pedoman antar manusia atau kelompok, wadah untuk menyalurkan perasaan-perasaan dan kehidupan lainnya,
pembimbing kehidupan manusia dan sebagai pembeda antar manusia dan binatang.
2.2.2. Makna
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia 2007:703, makna adalah : 1.
Arti atau maksud. 2.
Pengertian yang diberikan kepada benda kebahasaan.
Universitas Sumatera Utara
3. Aktif makna emotif, denotasi makna kata atau kelompok kata yang didasarkan atas
hubungan lugas antara satuan dan wujud diluar bahasa, seperti orang, benda, tempat, sifat, proses dan kegiatan.
2.2.3. Kebudayaan
Kata kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta buddahyah, yaitu bentuk jamak dari buddhi yang berarti budi atau akal. Dengan demikian kebudayaan dapat diartikan
hal-hal yang bersangkutan dengan akal Koentjaraningrat, 2002:181. Adapun istilah culture, yang berasal dari kata Latin colere. Artinya mengolah atau mengerjakan, yaitu
mengolah tanah atau bertani. Dari asal kata tersebut yaitu colere kemudian culture diartikan sebagai segala daya dan kegiatan manusia untuk mengolah dan mengubah
alam Soerjono Soekanto, 2003:172. Soerjono Soekanto 2003:173 menjelaskan mengenai karya, rasa dan cipta
sebagai berikut: “Karya masyarakat menghasilkan teknologi dan kebudayaan kebendaan
atau kebudayaan jasmaniah material culture yang diperlukan oleh manusia untuk menguasai alam sekitarnya, agar kekuatan serta hasilnya
dapat diabdikan untuk keperluan masyarakat. Rasa yang meliputi jiwa manusia, mewujudkan segala kaidah-kaidah dan nilai-nilai sosial yang
perlu untuk mengatur masalah-masalah kemasyarakatan dalam arti yang luas. Didalamnya termasuk misalnya saja agama, ideologi, kebatinan,
kesenian dan semua unsur yang merupakan hasil ekspresi jiwa manusia yang hidup sebagai anggota masyarakat. Selanjutnya, cipta merupakan
Universitas Sumatera Utara
kemampuan mental, kemampuan berpikir orang-orang yang hidup bermasyarakat dan antara lain yang menghasilkan filsafat serta ilmu
pengetahuan. Cipta merupakan baik yang berwujud teori murni, maupun yang telah disusun untuk langsung diamalkan dalam kehidupan
masyarakat.”
Defenisi kebudayaaan menurut E.B Tylor 1871 adalah kompleks yang mencakup pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat-istiadat dan lain
kemampuan-kemampuan serta kebiasaan-kebiasaan yang didapatkan oleh manusia sebagai anggota masyarakat.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia2007:432, kebudayaan adalah : 1.
Hasil kegiatan dan penciptaan batin akal budi manusia seperti kepercayaan dan adat- istiadat.
2. Keseluruhan pengetahuan manusia sebagai makhluk sosial yang
diguanakan untuk memahami lingkungan serta pengalamannya dan menjadi pedoman tingkah lakunya.
Dari defenisi-defenisi di atas dapat disimpulkan bahwa pengertian kebudayaaan dapat berubah-ubah seiring perkembangan zaman. Kekuatan
penggeraknya adalah individu-individu yang ada di dalamnya. Tingginya sebuah kebudayaan masyarakat dapat dilihat dari kualitas, karakter dan kemampuan
individunya. Manusia dan kebudayaan adalah dua hal yang saling berkaitan. Manusia
Universitas Sumatera Utara
dengan kemampuan akalnya membentuk budaya, dan budaya dengan nilai-nilainya menjadi landasan moral dalam kehidupan manusia. Seseorang yang berperilaku sesuai
nilai-nilai budaya, khususnya nilai etika dan moral, akan disebut sebagai manusia yang berbudaya. Selanjutnya, perkembangan diri manusia juga tidak dapat lepas dari nilai-
nilai budaya yang berlaku.
2.2.4. Wushu