Fungsi Dan Makna Wushu Sebagai Senam Kesehatan Di Yayasan Kusuma Wushu Indonesia

(1)

FUNGSI DAN MAKNA WUSHU SEBAGAI SENAM KESEHATAN DI YAYASAN KUSUMA WUSHU INDONESIA

棉兰邱氏武术馆传播武术作用和意义

Mián lán qiū shì wǔshù guǎn chuánbò wǔshù zuòyòng hé yìyì

SKRIPSI

DISUSUN OLEH : EFI ERPIANA DAULAY 090710006

PROGRAM STUDI SASTRA CINA FAKULTAS ILMU BUDAYA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(2)

ABSTRACT

Every ethnic have it’s own culture, Tionghoa Ethnica has the Wushu as their culture. Wushu is a martial arts that has been known throughout the world . Wushu has its own function and meaning. This undergraduate thesis is focus to the function and meaning of Wushu as Gymnastic Health at Yayasan Kusuma Wushu Indonesia . This study is expected to provide knowledge about Wushu , especially in Medan . The purpose of this study is to determine the function and meaning of wushu that can be utilized by the communities or researchers . This research is expected to be mastered by researcher.This study was made using descriptive qualitative method , this method collect datas by collecting literature data , observations , and interviews .Results of this study indicate that Wushu has an important role . Wushu beneficial to health , welfare and prosperity of the community life . Wushu is not easy to learn but also not too difficult, it’s depend on the persistence and the willingness of people who want to learn . If we serious to learn it, we will be able to learn Wushu easily . Conclusion of this study is Wushu is one of the martial arts are very good for health . Wushu should be preserved and promoted in order to boast Indonesia to the world .


(3)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil’alamin, puji dan syukur penulis panjatkan ke Khadirat Allah SWT atas segala berkah, kasih, karunia dan ridho-Nya hingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Dan tak lupa pula shalawat beriringkan salam ke Ruh Junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW yang kita harapkan syafaatnya di kemudian hari kelak. Penulisan skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana Sastra pada Departemen Sastra Cina, Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.

Terimakasih yang tak terhingga penulis persembahkan kepada kedua orang tua penulis, Ayahanda tercinta H. Muhammad Kamil Daulay dan Ibunda tercinta Hj. Megawati Hasibuan yang merupakan sumber semangat dan inspirasi terbesar dalam hidup penulis yang selalu memberikan kasih sayang, bimbingan, nasehat, motivasi, material dan do’a yang tiada hentinya kepada penulis.

Selama masa perkuliahan hingga penulisan skripsi ini, penulis telah banyak mendapat bimbingan, nasehat, do’a dan motivasi dari berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah banyak membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini :

1. Bapak Dr. Syahron Lubis, M.A selaku Dekan Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Sumatera Utara.


(4)

2. Ibu Dr. T. Thyrhaya Zein, M.A selaku Ketua Program Studi Sastra Cina Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Dra. Nur Cahaya Bangun, M. Si selaku Sekretaris Program Studi Sastra Cina Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.

4. Bapak Drs. Fadlin, M.A selaku dosen pembimbing I, yang telah memberikan dukungan, masukan dan motivasi dalam penyelesaian skripsi ini serta telah sabar membimbing saya.

5. Ibu Shen Mi, M.A selaku dosen pembimbing II, yang telah menyediakan waktu untuk membimbing saya dalam menulis skripsi ini ke dalam bahasa Mandarin.

6. Seluruh dosen Jinan University yang mengajar di Program Studi Sastra Cina dan seluruh staf pengajar Program Studi Sastra Cina lainnya yang telah memberikan ilmu dan didikan selama masa perkuliahan.

7. Bapak pengurus di Yayasan Kusuma Wushu Indonesia, begitu juga kepada abang dan adik para atletnya.

8. Empat Bidadari yaitu kakak-kakak dan adikku tersayang: Siti Erlidawati Daulay S.kom, Nurhidayah Daulay S.kom, Imla Hasanah Daulay SE, Eva Marito Daulay. Dan juga dua Pangeran yaitu abang dan adikku tersayang: Risman Tenang Martua Daulay ST, dan Riswan Supriadi Daulay. Serta abang ipar dan kakak iparku terkasih Imron Rosadi Dalimunthe SE, dan drg. Jurriah Tussuhuri Hasibuan.


(5)

9. Sahabat-sahabatku sayang yang sudah menjadi keluarga baru bagiku sekaligus teman yang ada disaat susah maupun senang: Yurisa Ismi Rangkuti, Devi Alvionita Alindra, Mutiara Pratiwi, Dewi Chairaniha.

10.Teman spesialku Fadli Pratama yang juga terus memberi dukungan.

11.Teman-teman mahasiswa Program Studi Sastra Cina Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara stambuk 2009, Nyerli, Fenny, Anne, Junita, Monika, Novia, Yaser, Juan, Alfian, Roy, Jun P, Mayra, Stefani, Desy, Harry, Elvy, Denbay, Dita, Tiwi, Indri, Rahma, Tri Utari, Sofia, dan Fitria Halim, serta kakak, abang dan sahabat serta adik Sastra Cina yang tidak dapat disebutkan satu persatu, Terimakasih untuk doa dan dukungannya. Akhir kata, terimakasih kepada seluruh pihak yang telah memberikan dukungan dalam penulisan skripsi ini. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan peneliti lainnya, khususnya Mahasiswa Fakultas Ilmu Budaya Sastra Cina Universitas Sumatera Utara.

Semoga Allah SWT selalu melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada kita semua serta memberikan balasan atas kebaikan kepada pihak-pihak yang telah bersedia membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Amin yaaa Rabbal’alamin.

Medan, September 2013


(6)

DAFTAR ISI

ABSTRACT ... i

KATA PENGANTAR ··· ii

DAFTAR ISI ··· v

DAFTAR GAMBAR ··· viii

BAB I PENDAHULUAN ··· 1

1.1Latar Belakang Masalah ··· 1

1.2Batasan Masalah ··· 7

1.3Rumusan Masalah ··· 7

1.4Tujuan Penelitian ··· 7

1.5Manfaat Penelitian ··· 7

1.5.1 Manfaat Teoritis ··· 7

1.5.2 Manfaat Praktis ··· 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP DAN LANDASAN TEORI ··· 9

2.1Tinjauan Pustaka ··· 9

2.2Konsep ··· 10

2.2.1 Fungsi ··· 11

2.2.2 Makna ··· 11

2.2.3 Kebudayaan ··· 12

2.2.4 Wushu ··· 14

2.2.4.1Lima Elemen Alam dalam Wushu ...15

2.2.4.2Jurus dalam Wushu ...16

2.2.4.3Properti atau Senjata ...17

2.2.5 Senam ...18

2.2.6 Kesehatan ………...…18

2.3Landasan Teori ··· 19

BAB III METODE PENELITIAN ··· 21

3.1 Data dan Sumber Data ··· 23

3.2 Teknik Pengumpulan Data ··· 24.

3.2.1 Observasi ··· 25


(7)

3.2.3 Kepustakaan ··· 26

3.3 Teknik Analisa Data ··· 26

3.4 Lokasi Penelitian ··· 28

BAB IV GAMBARAN UMUM ··· 29

4.1Yayasan Kusuma Wushu Indonesia, Medan ··· 29

4.1.1 Atlet ··· 30

4.1.2 Iuran / biaya persyaratan pendaftaran, jumlah atlet dan Wushu ··· 32

4.2Sejarah Masuknya Wushu ke Kota Medan ··· 34

4.3Perkembangan Wushu ··· 38

4.4Jenis-jenis Wushu ··· 42

4.4.1 Taijiquan ··· 42

4.4.2 Changquan ··· 47

4.4.3 Nanquan ··· 54

BAB V FUNGSI DAN MAKNAWUSHU SEBAGAI SENAM KESEHATAN DI YAYASAN KUSUMA WUSHU INDONESIA ... 59

5.1Fungsi Wushu ··· 59

5.2 Makna Wushu ··· 64

BAB VI SIMPULAN DAN SARAN ··· 66

6.1Simpulan ··· 66

6.2Saran ··· 69

DAFTAR PUSTAKA ··· 70


(8)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1 Gerakan Taiji ketika mengatur pernafasan Gambar 4.3 Gerakan dasar Taijiquan

Gambar 4.4 Gerakan Changquan Gambar 4.5 Gerakan dasar Changquan Gambar 4.6 Pukulan Nanquan

Gambar 4.7 Pukulan Nanquan Gambar 4.7 Gerakan Dasar Nanquan


(9)

ABSTRACT

Every ethnic have it’s own culture, Tionghoa Ethnica has the Wushu as their culture. Wushu is a martial arts that has been known throughout the world . Wushu has its own function and meaning. This undergraduate thesis is focus to the function and meaning of Wushu as Gymnastic Health at Yayasan Kusuma Wushu Indonesia . This study is expected to provide knowledge about Wushu , especially in Medan . The purpose of this study is to determine the function and meaning of wushu that can be utilized by the communities or researchers . This research is expected to be mastered by researcher.This study was made using descriptive qualitative method , this method collect datas by collecting literature data , observations , and interviews .Results of this study indicate that Wushu has an important role . Wushu beneficial to health , welfare and prosperity of the community life . Wushu is not easy to learn but also not too difficult, it’s depend on the persistence and the willingness of people who want to learn . If we serious to learn it, we will be able to learn Wushu easily . Conclusion of this study is Wushu is one of the martial arts are very good for health . Wushu should be preserved and promoted in order to boast Indonesia to the world .


(10)

BAB I PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang Masalah

Wushu di Indonesia kini mendapat perhatian yang istimewa dari masyarakat, yang dulunya hanya dimainkan oleh orang-orang tua yang dari golongan tertentu saja kini telah memasyarakat. Tidak ada data resmi kapan Wushu masuk ke Indonesia, tetapi sejak puluhan tahun silam telah dimainkan di berbagai tempat di Indonesia, seperti Medan, Jakarta, Surabaya, Semarang dan masih banyak di daerah lain. Wushu berstandar Internasional dikenal dan dipopulerkan di Indonesia pada akhir Oktober 1992 yang diprakarsai oleh tokoh olahraga I Gusti Kompyang (IGK) Manila. Selain itu Manila juga seorang pensiunan Mayor Jendral TNI AD (POM ABRI), dan pada saat itu Manila adalah ketua umum Pengurus Besar Wushu Indonesia (PBWI) pertama yang berhasil membawa Wushu Indonesia ke forum Internasional. Manila juga disebut-sebut sebagai Bapak Wushu Indonesia.

Sebelum Wushu dibentuk di Indonesia, pada awalnya Wushu lebih dikenal di Malaysia, Filipina dan Singapura, bahkan diacara pertandingan Wushu Negara itu sering meraih medali. Melihat kenyataan itu ketua Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) pusat, Surono merasa iri dan melihat bahwa cabang Wushu memiliki prospek yang sangat cerah di Indonesia, maka Surono pun meminta agar didirikan Wushu yang benar di Indonesia yakni berstandar Internasional. Manila adalah salah satu orang yang ditugaskan untuk mengajak semua pecinta Wushu di Indonesia agar bahu membahu


(11)

membentuk organisasi Wushu, dan ajakan itupun mendapat sambutan hangat dari berbagai daerah Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat dan terutama Sumatera Utara. Maka terbentuklah yang dinamakan Pengurus Besar Wushu Indonesia (PBWI) pada tanggal 10 November 1992.

Di Medan, Yayasan Kusuma Wushu Indonesia merupakan tempat latihan Wushu tesbesar yang didirikan oleh Master Supandi Kusuma. Mulai dibangun pada tahun 1997, dan terselesaikan pada tahun 1999, dan diresmikan pada tanggal 18 Maret 2001 oleh Ketua Umum KONI Pusat Bapak Wismoyo Arismunandar dan Gubernur Sumatera Utara Bapak T. Rizal Nurdin bersamaan dengan peresmian Pelatnas SEA Games ke 21 tahun 2001, serta pelantikan pengurus daerah Wushu Sumatea Utara untuk periode tahun 2001-2005. Sejak pertama kali dipergunakan untuk pembinaan atlet, padepokan Yayasan Kusuma Wushu Indonesia telah dipercayakan oleh Pengurus Besar Wushu Indonesia dan KONI pusat sebagai tempat pemusatan latihan nasional untuk menghadapi saat-saat seperti SEA Games dan Asian Games dan Kejuaraan Dunia Wushu.

Yayasan Kusuma Wushu Indonesia yang bertempat di jl. Plaju no 3-5, Medan Area merupakan salah satu tempat untuk mempelajari Wushu. Kebanyakan di tempat ini yang mempelajari Wushu adalah orang-orang dari kalangan anak muda, baik dari suku Tionghoa maupun suku lainnya yang ada di Medan. Kebanyakan yang mempelajari Wushu ini adalah dari suku Tionghoa karena Wushu merupakan warisan budaya Cina. Meskipun begitu tidak ada perbedaan antara suku Tionghoa dengan suku lain dalam mempelajarinya.


(12)

Cina merupakan salah satu negara yang memiliki kebudayaan yang beranekaragam. Cina dikenal sebagai bangsa dengan peradaban yang begitu tinggi. Masyarakat dunia mengenal nilai-nilai budaya Cina sebagai sesuatu yang terus-menerus berkembang. Salah satu contoh yaitu Wushu.

Wushu merupakan salah satu komponen penting di dalam warisan kebudayaan Tionghoa yang telah mempunyai sejarah ribuan tahun. Wushu atau yang seringkali juga disebut Kungfu yang berasal dari Tiongkok kuno, dan tersebar ke seluruh penjuru dunia melalui seseorang yang merupakan orang Tionghoa bernama Hua Ren yang pergi merantau. Sejarah munculnya Wushu sendiri sudah tidak bisa ditelusuri lagi, karena usianya yang sudah ribuan tahun. Mungkin sama tuanya dengan sejarah Tiongkok yaitu seringnya terjadi peperangan. Di saat itu seni untuk berperang dan mempertahankan diri sudah dikenal, namun dalam bentuk yang masih sederhana. Mungkin dari sinilah asal muasal seni beladiri yang disebut Wushu itu mucul.

Wushu secara harafiah berarti "seni bertempur / bela diri". Ini merupakan istilah yang lebih benar dibanding dengan istilah yang lebih terkenal tapi salah penggunaannya ya Kungfu daripada Wushu. Hal ini kurang tepat, karena kata Kungfu sendiri artinya keahlian yang dimiliki seseorang, tidak hanya sebatas ilmu beladiri saja. Berdasarkan makna katanya Wu berarti perang, Shu berarti seni. Jadi Wushu berarti Seni berperang atau seni beladiri ( Martial Art ).


(13)

Whusu di Indonesia lebih dikenal dengan nama Kuntau dan lebih populer dengan nama Kungfu merupakan seni bela diri yang berguna baik untuk kesehatan, seni maupun untuk pembelaan diri. Whusu merupakan warisan budaya Cina yang sangat berharga yang sudah lama dipraktekkan di Indonesia. Daya tarik Wushu adalah pada lengkapnya seni ini dilihat dari aspek olah raga, kesehatan, bela diri, seni maupun pada kemampuannya membangun sifat ksatria. Whusu sejauh ini dipraktekkan baik secara terangkai dalam gerakan yang berkesinambungan maupun secara terpisah-pisah satu demi satu. Kini para peminat Wushu di Indonesia terus berkembang, apalagi dengan semakin intensifnya digelar berbagai kejuaraan di arena lokal, nasional, bahkan internasional. Meskipun demikian, sebagian besar orang mempraktekkannya semata-mata sebagai olah raga yang menyehatkan, di samping itu ada pula yang menekuninya sebagai seni bela diri.

Dalam bahasa Cina Wushu berarti seni perkasa atau seni perang. Di daratan Cina, Wushu juga disebut dengan kuoshu yang berarti seni nasional karena masyarakat di Cina sebagian besar memang sangat fanatik dalam mencintai seni ini sehingga menguasai seni ini dapat memberikan simbol keperkasaan bagi seseorang. Istilah lainnya yang dikenal oleh murid-murid Wushu di Barat adalah chungkuo chuan dan shuai shiao yang berarti tinju Cina atau gulat.

Sebagaimana diketahui perkembangan Wushu yang pesat tidak terlepas dari jasa Lee Siao Lung yang lebih dikenal dengan nama Bruce Lee yang mempopulerkannya di dunia dengan nama Kungfu, sehingga pada zamannya demam Kungfu benar-benar terasa dan menyebar hampir ke semua penjuru dunia. Generasi setelah Bruce Lee yang


(14)

hingga kini semakin mendongkrak popularitas Wushu adalah Chen Lung yang lebih dikenal dengan nama Jacky Chen dan Li Lian Jie dengan nama Jet Lee. Sebenarnya dalam bahasa Cina Kungfu sendiri memiliki arti yang luas daripada sekedar seni nasional atau seni bela diri saja. Kungfu dapat berarti disiplin atau keterampilan yang membutuhkan usaha keras untuk bisa menguasainya. Kungfu juga berarti usaha keras yang dijalankan, suatu tugas, kekuatan, suatu penguasaan dari bidang pendidikan atau keterampilan dalam segala bentuknya. Sering pula Kungfu digunakan sebagai ekspresi dari upaya suatu latihan. Dengan demikian setiap ahli dari suatu seni khusus atau ilmu pengetahuan bisa dikatakan sebagai guru besar Kungfu.

Wushu dikembangkan selama berabad-abad oleh masyarakat Cina, seiring dengan upayanya untuk mempertahankan hidup. Perkembangannya dimulai dari masyarakat terdahulu, meskipun pada saat itu bentuk Wushu jauh dari indah sebagaimana yang tampak pada saat sekarang. Pada saat itu Wushu muncul dari kebutuhan masyarakat untuk mempertahankan diri dari binatang buas dan dalam rangka mencari makan.

Fungsi dan makna menjadi bagian dari penelitian Wushu ini yaitu untuk kesehatan, kesejahteraan dan kemakmuran segenap masyarakat. Bukan untuk perang, bukan untuk kehebatan, bukan untuk kemenangan, bukan unutk kesaktian, bukan untuk kehormatan. Tapi untuk hidup secara layak manusia beradab sehat sejahtera mental dan jasmani.


(15)

Wushu lebih mengutamakan tenaga dalam dan luar yang harus bersatu, keharmonisan gaya yang alamiah (bentuk luar), gerak tangan, mata dan tubuh serta kekuatannya sehingga tercapai kharisma dan wibawa. Wushu selalu memperhatikan Chi (energi) yang diendapkan. Wushu mengutamakan penyaluran tenaga dalam dan otot secara lancar, baik, logis dan tepat. Wushu sport dari permulaan mengutamakan energi yang harus bisa menembus terus menerus, tidak terputus-terputus. Walaupun kekuatannya berkurang tapi energinya tetap bersambung.

Sejak awal perkembangan Wushu, pelatihannya sudah terbagi menjadi dua bagian, yang pertama untuk ketahanan fisik, lazim dinamakan qigong atau ilmu pernapasan. Yang kedua untuk bertempur secara fisik, lazim dinamakan waigong atau teknik tempur.

Pelatihan gerakan-gerakan dasar Wushu memang tidak seberat patokan cabang olahraga senam, tetapi sama sekali tidak boleh dianggap mudah. Objek penempaan fisik hampir mencakup seluruh bagian anggota badan, mulai kepala sampai ujung kaki. Seperti jari-jari dan hasta tangan, siku, lutut, telapak tangan dan kaki, tulang punggung dan bahu, refleksi mata dan telinga, dan hidung sebagai pengatur pernapasan. Sesuai kondisi masing-masing, latihan dapat dimulai sejak usia enam tahun sampai usia lanjut. Gerakan Wushu yang sempurna meliputi berjalan, lari, lompat, teknik pukulan dan tendangan, keseimbangan, salto, kip, push up dan lain-lain.


(16)

1.2

Batasan Masalah

Menghindari batasan yang terlalu melebar luas sehingga dapat mengaburkan penelitian dan menghindari penulisan yang rancu, maka penulis mencoba membatasi ruang lingkup penelitian pada kajian fungsi dan makna Wushu sebagai senam kesehatan di Yayasan Kusuma Wushu Indonesia Medan.

1.3

Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, adapun rumusan masalah penelitiannya adalah sebagai berikut:

1. Apa fungsi Wushu sebagai senam kesehatan? 2. Apa makna Wushu sebagai senam kesehatan?

1.4

Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini :

1.Untuk mengetahui fungsi Wushu sebagai senam kesehatan. 2. Untuk mengetahui makna Wushu sebagai senam kesehatan.

1.5

Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini yaitu manfaat teoritis dan manfaat praktis.

1.5.1. Manfaat Teoritis

Secara teoritis, manfaat yang diperoleh dari hasil penelitian terhadap fungsi dan makna Wushu sebagai senam kesehatan di Yayasan Kusuma Wushu Indonesia adalah :


(17)

1. Memperkenalkan seni Wushu kepada masyarakat luas diluar masyarakat Cina. 2. Dapat menjadikan bahan penjelasan kepada peneliti selanjutnya.

1.5.2.Manfaat praktis

Manfaat praktisnya adalah sebagai informasi kepada masyarakat atau kalangan umum yang berminat atau tertarik pada kebudayaan Cina, terutama masyarakat yang tertarik mempelajari Wushu.


(18)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP DAN LANDASAN TEORI

Uraian yang terdapat pada bab dua yaitu terdiri dari tinjauan pustaka, konsep dan landasan teori tentang Fungsi dan Makna Wushu sebagai Senam Kesehatan di Yayasan Kusuma Wushu Indonesia.

2.1 Tinjauan Pustaka

Tinjauan adalah hasil meninjau, pandangan, pendapat sesudah menyelidiki atau mempelajari (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2003:1998). Pustaka adalah kitab-kitab; buku; buku primbon (Kamus Besar Bahasa Indonesi, 2003:912). Jadi, tinjauan pustaka yaitu hasil meninjau, pandangan, pendapat terhadap buku-buku maupun jurnal-jurnal yang sudah diselidiki atau dipelajari sebelumnya.

Penulis menemukan beberapa buku, yang isinya sesuai dengan judul penelitian ini. Adapun buku jurnal yaitu:

Sugiarto Herry Siswantoro. 1999. Dalam bukunya Wushu Variasi dan Perkembangan. Buku ini menjelaskan bahwa Wushu yang lebih populer dengan nama Kungfu merupakan salah satu cabang olahraga yang mengandung unsur bela diri, olahraga kesehatan dan sekaligus seni. Wushu yang merupakan salah satu olahraga, memiliki sejarah ribuan tahun dan merupakan warisan budaya Cina yang sangat berharga yang sudah lama dipraktekkan di Indonesia. Buku ini tidak hanya menyajikan dasar-dasar gerak Wushu, tetapi juga memaparkan sejarah dan perkembangan Wushu,


(19)

juga menyajikan berbagai wawasan dan pengetahuan kepada pemula, peminat, praktisi maupun para pengamat Wushu.

Sugiarto Herry Siswantoro. 2001. Dalam bukunya Wushu Saolin Utara mengatakan bahwa Wushu Saolin Utara merupakan cabang Wushu yang mengandung karakter menyerang sekaligus membela diri. Bentuk dan karakteristik jurus-jurusnya terlihat gagah dengan langkah-langkah yang mantap dan cermat. Jurus ini membutuhkan keseimbangan tubuh baik kecepatan, kelenturan, kekokohan, keringan tubuh, tenaga, serta kemampuan mengatur tempo permainan karena banyak gerakan meloncat tinggi dan berputar yang sangat sulit. Selain itu buku ini juga membahas tentang perkembangan Wushu Saolin Utara di Indonesia dan di dunia internasional seiring dengan semakin seringnya digelar berbagai kejuaraan di lingkup lokal, nasional, atau internasional. Meskipun demikian sebagian besar orang mempraktekkan semata-mata sebagai olah raga yang menyehatkan, juga sebagai seni bela diri.

2.2 Konsep

Konsep merupakan suatu pernyataan singkat tentang fenomena atau kejadian. Konsep juga dapat diartikan sebagai suatu abstraksi dari ciri-ciri sesuatu yang mempermudah komunikasi antar manusia dan memungkinkan manusia untuk berpikir (Hamidi, 2010) .

Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) ( 1995:456 ) konsep diartikan sebagai rencana atau pengertian yang diabstrakkan dari pengertian konkret, gambaran mental dari objek atau apapun yang ada di luar bahasan yang digunakan oleh


(20)

akal budi untuk memahami hal-hal lain. Peneliti akan menggambarkan objek yang diteliti secara abstrak yaitu gambaran berupa pengertian-pengertian yang berkaitan dengan penelitian fungsi dan makna Wushu bagi masyarakat yang mempelajarinya di kota Medan.

2.2.1 Fungsi

Dalam pengertian sehari-hari, fungsi adalah guna atau manfaat. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2007:323) fungsi adalah kegunaan suatu hal bagi hidup suatu masyarakat.

Fungsi secara budaya yaitu fungsi dimana setiap pola kelakuan, setiap kepercayaan dan sikap menjadi suatu kebiasaan. Kebudayaan mempunyai fungsi yang sangat besar bagi manusia dan masyarakat. Fungsi kebudayaan adalah untuk mengatur manusia agar dapat mengerti bagaimana seharusnya bertindak dan berbuat untuk menentukan sikap kalau akan berhubungan dengan orang lain didalam menjalankan hidupnya. Kebudayaan berfungsi sebagai suatu hubungan pedoman antar manusia atau kelompok, wadah untuk menyalurkan perasaan-perasaan dan kehidupan lainnya, pembimbing kehidupan manusia dan sebagai pembeda antar manusia dan binatang.

2.2.2. Makna

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2007:703), makna adalah : 1. Arti atau maksud.


(21)

3. Aktif makna emotif, denotasi makna kata atau kelompok kata yang didasarkan atas hubungan lugas antara satuan dan wujud diluar bahasa, seperti orang, benda, tempat, sifat, proses dan kegiatan.

2.2.3. Kebudayaan

Kata kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta buddahyah, yaitu bentuk jamak dari buddhi yang berarti budi atau akal. Dengan demikian kebudayaan dapat diartikan hal-hal yang bersangkutan dengan akal (Koentjaraningrat, 2002:181). Adapun istilah culture, yang berasal dari kata Latin colere. Artinya mengolah atau mengerjakan, yaitu mengolah tanah atau bertani. Dari asal kata tersebut yaitu colere kemudian culture diartikan sebagai segala daya dan kegiatan manusia untuk mengolah dan mengubah alam (Soerjono Soekanto, 2003:172).

Soerjono Soekanto (2003:173) menjelaskan mengenai karya, rasa dan cipta sebagai berikut:

“Karya masyarakat menghasilkan teknologi dan kebudayaan kebendaan atau kebudayaan jasmaniah (material culture) yang diperlukan oleh manusia untuk menguasai alam sekitarnya, agar kekuatan serta hasilnya dapat diabdikan untuk keperluan masyarakat. Rasa yang meliputi jiwa manusia, mewujudkan segala kaidah-kaidah dan nilai-nilai sosial yang perlu untuk mengatur masalah-masalah kemasyarakatan dalam arti yang luas. Didalamnya termasuk misalnya saja agama, ideologi, kebatinan, kesenian dan semua unsur yang merupakan hasil ekspresi jiwa manusia yang hidup sebagai anggota masyarakat. Selanjutnya, cipta merupakan


(22)

kemampuan mental, kemampuan berpikir orang-orang yang hidup bermasyarakat dan antara lain yang menghasilkan filsafat serta ilmu pengetahuan. Cipta merupakan baik yang berwujud teori murni, maupun yang telah disusun untuk langsung diamalkan dalam kehidupan masyarakat.”

Defenisi kebudayaaan menurut E.B Tylor (1871) adalah kompleks yang mencakup pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat-istiadat dan lain kemampuan-kemampuan serta kebiasaan-kebiasaan yang didapatkan oleh manusia sebagai anggota masyarakat.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia(2007:432), kebudayaan adalah :

1. Hasil kegiatan dan penciptaan batin (akal budi) manusia seperti kepercayaan dan adat- istiadat.

2. Keseluruhan pengetahuan manusia sebagai makhluk sosial yang diguanakan untuk memahami lingkungan serta pengalamannya dan menjadi pedoman tingkah lakunya.

Dari defenisi-defenisi di atas dapat disimpulkan bahwa pengertian kebudayaaan dapat berubah-ubah seiring perkembangan zaman. Kekuatan penggeraknya adalah individu-individu yang ada di dalamnya. Tingginya sebuah kebudayaan masyarakat dapat dilihat dari kualitas, karakter dan kemampuan individunya. Manusia dan kebudayaan adalah dua hal yang saling berkaitan. Manusia


(23)

dengan kemampuan akalnya membentuk budaya, dan budaya dengan nilai-nilainya menjadi landasan moral dalam kehidupan manusia. Seseorang yang berperilaku sesuai nilai-nilai budaya, khususnya nilai etika dan moral, akan disebut sebagai manusia yang berbudaya. Selanjutnya, perkembangan diri manusia juga tidak dapat lepas dari nilai-nilai budaya yang berlaku.

2.2.4. Wushu

Wushu merupakan salah satu komponen penting di dalam warisan kebudayaan Tionghoa yang telah mempunyai sejarah ribuan tahun. Wushu atau yang seringkali juga disebut Kungfu yang berasal dari Tiongkok kuno, dan tersebar ke seluruh penjuru dunia melalui seseorang yang merupakan orang Tionghoa bernama Hua Ren yang pergi merantau.

Wushu dikembangkan selama berabad-abad oleh masyarakat Cina, seiring dengan upayanya untuk mempertahankan hidup. Perkembangannya dimulai dari masyarakat terdahulu, meskipun pada saat itu bentuk wushu jauh dari indah sebagaimana yang tampak pada saat sekarang. Pada saat itu Wushu muncul dari kebutuhan masyarakat untuk mempertahankan diri dari binatang buas dan dalam rangka mencari makan.

Wushu secara harafiah berarti "seni bertempur / bela diri". Ini merupakan istilah yang lebih benar dibanding dengan istilah yang lebih terkenal tapi salah penggunaannya ya Kungfu daripada Wushu.


(24)

Hal ini kurang tepat, karena kata "Kungfu" sendiri artinya keahlian yang dimiliki seseorang, tidak hanya sebatas ilmu beladiri saja. Berdasarkan makna katanya Wu berarti perang, Shu berarti seni. Jadi Wushu berarti Seni berperang atau seni beladiri ( Martial Art ).

2.2.4.1Lima Elemen Alam yang Terkandung Dalam Wushu

Dalam bela diri, wushu memiliki lima elemen atau bagian-bagian dasar yang terkandung di dalamnya:

1.

tumbuhan dan bentuk air sendiri yang selalu sesuai dengan wadahnya.

2.

jika terkena api akan mengakibatkan terbentuknya panas sebagai tenaga (otot).

3.

pembakaran yang membuat pembaharuan dalam kemajuan.

4.

untuk berkembang.

5.

unsur yang bermanfaat untuk menguasai berbagai senjata yang sangat penting bagi wushu.


(25)

Hubungan berbagai unsur dalam wushu adalah air mendinginkan api, api menempah logam, logam memotong kayu, kayu tumbuh dari bumi, bumi mengontrol air. Jadi, semua unsur ini saling berhubungan satu sama lain.

2.2.4.2 Jurus Dalam Wushu

Jurus yaitu gerakan dalam mempelajari atau melakukan Wushu. Jurus yang kerap digunakan dalam mempelajari Wushu dan tercipta dari masing-masing karakter manusia. Karakter manusia terbentuk oleh keadaan geografis, alamnya seperti apa maka terciptalah kondisi mental dan karakter sendiri. Jadi setiap jurus itu bisa tercipta oleh karakter orang tidak monoton seperti halnya ilmu bela diri karate. Di dalam Wushu setiap orang bisa menciptakan jurus sendiri sedangkan karate jurusnya sama semua. Di Yayasan Kusuma Wushu Indonesia sendiri memiliki tiga kategori Whusu, yaitu:

1. Taijiquan merupakan aliran Wushu yang menekankan pada gerakan lambat dan anggun. Gerakannya melingkar dan berkesinambungan. Gerakan ini diminati karena kemampuan penyembuhannya. Gerakannya dimainkan dengan lambat yang disesuaikan dengan irama nafas, membutuhkan sikap santai tetapi mengandung ketegaran dalam kelembutan. Setiap geraknnya mencerminkan keindahan.

2. Changquan berasal dari Cina Utara yang membutuhkan kekuatan, kecepatan dan langkah yang lebar dengan banyak loncatan dan putaran. Changquan sangat cocok sebagai dasar latihan untuk pengembangan bakat Wushu di kalangan anak muda, karena membutuhkan banyak loncatan maka biasanya yang mempelajari ini kebanyakan orang yang mempunyai badan kurus dan lincah.


(26)

3. Nanquan merupakan Wushu aliran Selatan yang bercirikan kuat dan enerjik, dengan variasi metode pukulan, penggunaan tangan disertai dengan teriakan yang menyertai gerakan si pelaku. Gerakannya disesuaikan dengan alam di daerah Cina Selatan. Pukulannya pendek-pendek tetapi memperlihatkan penggunaan tenaga sehingga otot-otot pelakunya akan lebuh kentara. Pukulan terkadang dilakukan dengan kepala atau telapak tangan yang disertai teriakan. Gerakannya tidak banyak membutuhkan loncatan.

2.2.4.3 Properti atau Senjata

Properti atau senjata adalah alat yang digunakan dalam mempelajari atau melakukan Wushu. Untuk senjata yag biasa digunakan adalah tongkat, pedang, tombak dan golok. Senjata ini juga kerap kali digunakan sebagai penyeimbang gerakan yang ada dalam kelima elemen di atas.

DiWushu kini juga mendapat perhatian yang istimewa dari Wushu yang dulu hanya dimainkan oleh orang-orang tua, dan itupun hanya golongan tertentu kini telah memasyarakat. Tidak ada data resmi yang mencatat sejak kapan Wushu mulai masuk ke Indonesia, tetapi sejak puluhan tahun silam telah di mainkan oleh banyak orang dari berbagai berstandar Internasional baru di kenal dan di populerkan di Indonesia pada akhir Oktober 1992.


(27)

2.2.5. Senam

Senam merupakan suatu cabang olahraga yang melibatkan gerakan yang membutuhkan kekuatan, kecepatan dan keserasian gerakan fisik yang teratur. Bentuk modern dari senam ialah palang tak seimbang, balok keseimbangan, senam lantai. Bentuk-bentuk tersebut konon berkembang dari latihan yang digunakan oleh bangsa

Senam biasa digunakan orang unt pikiran, biasanya ada yang melakukannya di rumah, di tempat fitness, di maupun di sekolah. Senam sangat penting untuk pembentukan kelenturan tubuh, yang menjadi arti penting bagi kelangsungan hidup manusia. Senam ada berbagai macam, diantaranya senam-senam yang mudah dicerna oleh murid, seperti ketika beranjak remaja, banyak orang melakukan senam aerobik, ataupun senam lain termasuk meditasi untuk menenangkan diri.

2.2.6 Kesehatan

Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari bada memungkinkan setiap orang hi kesehatan adalah upaya penaggulangan dan pencegahan gangguan kesehatan yang


(28)

memerlukan pemeriksaan, pengobatan dan perawatan. Pendidikan kesehatan adalah proses membantu sesorang, dengan bertindak secara sendiri-sendiri ataupun secara bersama-sama, untuk membuat keputusan berdasarkan pengetahuan mengenai hal-hal yang memengaruhi kesehatan pribadinya dan orang lai sederhana diajukan oleh Larry Green dan para pendidikan kesehatan adala

mempermuda

terakhir menunjukkan bahwa saat ini lebih dari 80 persen rakyat Indonesia tidak mampu

mendapat

kesehatan, seperti Akses, Taspen, dan Jamsostek. Golongan masyarakat yang dianggap 'teranaktirikan' dalam hal jaminan kesehatan adalah mereka dari golonga

kecil da

berhubung dalam manajemen pelayanan kesehatan tidak saja terkait beberapa kelompok manusia, tetapi juga sifat yang khusus dari pelayanan kesehatan itu sendiri.

2.3 Landasan Teori

Teori adalah landasan dasar keilmuan untuk menganalisis berbagai fenomena. Tanpa teori hanya ada pengetahuan tentang serangkaian fakta saja, tetapi tidak akan ada ilmu pengetahuan (Koentjaraningrat, 1973:10).

Landasan teori adalah teori–teori yang sesuai yang dapat digunakan untuk menjelaskan variabel–variabel penelitian. Landasan teori juga berfungsi sebagai dasar untuk memberi jawaban sementara terhadap rumusan masalah yang diajukan, serta membantu dalam penyusunan instrumen penelitian. Teori – teori yang digunakan


(29)

tersebut bukan sekedar pendapat dari pengarang saja, melainkan teori yang sudah teruji kebenarannya ( Ridwan, 2004:19 ).

Teori yang saya gunakan adalah teori fungsionalisme yang dikemukan oleh Bronislaw Malinowski dalam Warsani (1978:111),

“Setiap kebudayaan yang hidup merupakan kesatuan yang menjalankan fungsi-fungsi tertentu,tidak ubahnya sebagai suatu tubuh yang hidup dimana setiap bahagian mempunyai fungsi yang berhubungan dengan unsur-unsur dari suatu kebudayaan tidak dapat dipelajari dan dipahami, kalau tidak dihubungkan dengan kebudayaan sebagi keseluruhan”.


(30)

BAB III

METODE PENELITIAN

Metode penelitian merupakan langkah atau tahapan yang dilakukan dalam sebuah penelitian. Tahapan tersebut diawali dengan menggunakan sebuah pendekatan sampai pada teknik pengumpulan data serta teknik analisis data. Pendekatan sering disamakan dengan metode, tetapi jika ditelusuri lebih jauh maka pendekatan akan lebih dekat dengan pembicaraan suatu ilmu, sedangkan metode mengarah pada teknik pengumpulan dan penganalisisan data.

Menurut Djajasudarma (1993:3), metode penelitian merupakan alat, prosedur dan teknik yang dipilih dalam melaksanakan penelitian (dalam menggunakan data). Metode penelitian yang penulis gunakan dalam penelitian fungsi dan makna Wushu sebagai senam kesehatan di Yayasan Kusuma Wushu Indonesia adalah metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Penelitian deskriptif bertujuan untuk mendeskripsikan apa-apa yang saat ini berlaku. Didalamnya terdapat upaya mendeskripsikan, mencatat, analisis dan menginterpretasikan kondisi-kondisi yang sekarang ini terjadi. Dengan kata lain penelitian deskriptif bertujuan untuk memperoleh informasi-informasi mengenai keadaan saat ini dan melihat kaitan antara variable-variabel yang ada. Penelitian ini tidak menguji hipotesa atau tidak menggunakan hipotesa, melainkan variabel-variabel yang diteliti.


(31)

Sedangkan menurut Hadari dan Mimi Martini (1994:176), penelitian yang bersifat kualitatif yaitu rangkaian kegiatan atau proses menjaring data atau informasi yang bersifat sewajarnya mengenai suatu masalah dalam kondisi aspek/bidang kehidupan tertentu pada objeknya. Penelitian ini tidak mempersoalkan sampel dan populasi sebagaimana dalam penelitian kuantitatif.

Metode deskriptif kualitatif adalah data-data yang dikumpulkan bukanlah angka-angka, tetapi berupa kata-kata atau gambaran sesuatu. Hal tersebut sebagai akibat dari metode kualitatif. Semua yang dikumpulkan mungkin dapat menjadi kunci terhadap apa yang sudah diteliti. Ciri ini merupakan ciri yang sejalan dengan penamaan kualitatif. Deskriptif merupakan gambaran cirri-ciri data secara akurat sesuai dengan sifat alamiah itu sendiri. (Fatimah,1993:16)

Secara deskriptif peneliti dapat memberikan cirri-ciri, sifat-sifat, serta gambaran data melalui pemilihan data yang dilakukan pada tahap pemilihan data setelah data terkumpul. Dengan demikian, penelitian akan selalu mempertimbangkan data dari segi watak itu sendiri, dan hubungannya engan data lainnya secara keseluruhan. Peneliti tidak berpandangan bahwa sesuatu itu memang demikian adanya, akan tetapi harus diberikan berdasarkan pertimbangan ilmiah yang digunakannya sebagai pisau (alat) kajiannya. (Fatimah, 1993:17)

Penelitian kualitatif adalah penelitian yang menekankan pada kualitas data atau kedalaman data yang diperoleh. Kedalaman data yang dimaksud yaitu dimana peneliti


(32)

mengejar dan mencoba mencari kedalaman data untuk mendapatkan jawaban tentang kondisi penelitian.

3.1 Data dan Sumber Data

Data merupakan hal yang sangat penting bagi setiap penulis dalam melakukan sebuah penelitian. Data adalah kumpulan kejadian yang benar dan nyata yang dapat dijadikan bahan kajian atau analisis. Data juga dapat disebut keterangan yang disimpan atau yang dicari untuk mendapat kebenaran.

Sumber data dapat diperoleh melalui informasi, buku, jurnal, kamus, artikel, karya tulis dan sumber publikasi elektronik yang berkaitan dengan topik bahasan. Selain sumber data di atas, data juga diperoleh dari narasumber yaitu dengan wawancara langsung kepada atlet Wushu dan sekretaris Yayasan Kusuma Wushu Indonesia, Medan. Membawa alat perekan suara, mempersiapkan beberapa pertanyaan yang mau ditanyakan, kemudian menanyakan satu persatu pertanyaan tersebut.

Sumber data utama yaitu dari hasil wawancara dan buku adalah : Nama : Iwan Kuwok

Propesi : Pelatih Wushu Suku : Hokkian Umur : 30 Tahun

Nama : Steven Propesi : Pelajar


(33)

Suku : Hokkian Umur : 16 Tahun

Nama :Johanes Propesi : Mahasiswa Suku : Batak Umur : 21 Tahun

Judul buku : Wushu, variasi dan perkembangan

Penulis : Sugiarto Herry Siswantoro (Lauw Tjhing Houw) Tahun terbit : 1999

Penerbit : PT. Gramedia Pustaka Utama Jumlah Halaman : 258 Halaman

Warna Sampul : Merah

3.2Teknik Pengumpulan Data

Secara metodologi dikenal beberapa macam teknik pengumpulan data, diantaranya observasi, wawancara, dan studi dokumentasi (studi kepustakaan). Untuk memperoleh data yang diperlukan maka dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik pengumpulan data studi dokumentasi (studi kepustakaan). (Abdurrahmat, 2005:104).


(34)

3.2.1 Observasi

Teknik observasi disebut juga teknik pengamatan yaitu setiap kegiatan yang dilakukan untuk mengukur dengan menggunakan indera penglihatan atau dengan arti lain yaitu melihat tanpa melakukan pertanyaan-pertanyaan (Soehartono, 1995:69). Dengan teknik ini, peneliti berusaha dapat diterima sebagai warga atau orang yang sedang mengumpulkan data para responden. Teknik ini berfungsi sebagai menghilangkan rasa kecurigaan para subjek terhadap kehadiran peneliti.

Dalam penelitian ini, penulis secara langsung melakukan observasi/ pengamatan terhadap fungsi dan makna wushu sebagai senam kesehatan di Yayasan Kusuma Wushu Indonesia.

3.2.2 Wawancara

Wawancara (interview) merupakan salah satu teknik pengumpulan data dengan cara tanya jawab antara peneliti dengan responden dimana peneliti akan memperoleh data-data atau informasi yang lebih aktual dan rinci. Koenjaraningrat (1981:136_ mengatakan bahwa:

“…kegiatan wawancara secara umum dapat dibagi tiga kelompok yaitu : persiapan wawancara, teknik bertanya dan pencatatan data hasil wawancara.”

Sedangkan pendapat Soerharto (1995:67) mengatakan bahwa, “…wawancara adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengajukan pertanyaan secara langsung oleh pewawancara, jawaban reponden akan dicatat atau direkam dengan alat perekam (tape recorder).”


(35)

Oleh karena itu, mengenai kegiatan wawancara penulis menggunakan metode yang telah dikemukakan oleh Koenjaraningrat dan Soerharto demi kelancaran wawancara. Sebelum melakukan wawancara, penulis mempersiapkan beberapa daftar pertanyaan dan tape recorder. Setelah kegiatan wawancara, maka penulis mengajukan pertanyaan berdasarkan daftar pertanyaan dan responden menjawab lalu penulis mencatatnya. Catatan hasil wawancara ada beberapa yang tidak sempat dicatat, oleh karena itu tape recorder berfungsi sebagai pemutaran ulang, artinya hasil rekaman yang tidak sempat dicatat, dapat didengar ulang.

3.2.3 Kepustakaan

Pengumpulan data kepustakaan dilakukan dengan mengumpulkan beberapa buku, jurnal, artikel, koran, dan karya tulis yang berkaitan dengan judul yang dibahas.

3.3 Teknik Analisis Data

Analisis data merupakan sejumlah aktivitas yang dilakukan oleh peneliti ketika proses pengumpulan data atau informasi berlangsung, sampai pada penarikan kesimpulan berupa konsep atau hubungan antarkonsep (Hamidi, 2010:97)

Teknik analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah Teknik Analisis Data Kualitatif. Proses analisis data dimulai dengan mencari teori-teori, konsep-konsep generalisasi-generalisasi yang dapat dijadikan landasan teoritis bagi penelitian yang akan dilakukan. Landasan ini perlu ditegakkan agar penelitian itu mempunyai dasar yang kokoh dan bukan sekedar perbuatan coba-coba. Untuk mendapatkan informasi


(36)

mengenai berbagai hal yang disebutkan diatas, orang harus melakukan penelaahan kepustakaan. Pada umumnya lebih dari lima puluh persen kegiatan dalam seluruh proses penelitian itu adalah membaca. Karena itu, sumber bacaan merupakan bagian penunjang penelitian yang esensial. (Abdurrahman, 2005:17)

Data yang terkumpul lalu diolah. Pertama-tama data itu diseleksi atas dasar reabilitas dan validitasnya. Data yang rendah reabilitasnya dan validitasnya adalah data yang kurang lengkap, digugurkan atau dilengkapi dengan subsitusi selanjutnya yang telah lulus dalam seleksi itu lalu diatur dalam table, matriks, yang akan memudahkan pengelolaan selanjutnya. (Abdurahhman, 2005:38)

Kemudian dengan diskusi, penulis berusaha melakukan perincian dengan induksi peneliti melakukan pemanduan dan pembuatan generalisasi dan akhirnya semua bahan itu dimasukkan kedalam suatu system berupa kesimpulan teoritis yang akan menjadi landasan bagi penyususn hipotesis penelitian. Didalam kesimpulan teoritis, peneliti harus mengidentifikasikan hal-hal atau factor-faktor utama yang akan digarap dalam penelitiannya. Faktor-faktor inilah yang akan menjadi variable yang akan digarap dalam penelitiannya. Permulaan ini penting karena di situlah letak mutu sistem pemikiran teoritis peneliti. Penyatuan hasil-hasil bacaan secara kronologis dan kompilatif saja tidak cukup. Hasil itu harus diramu berdasarkan suatu garis pemikiran yang konsisten. Setelah itu data diinterpretasikan secara logis dan analitis. (Abdurrahman, 2005:19).


(37)

Berbagai sumber yang dipakai yaitu dari hasil wawancara, buku-buku, majalah, internet, jurnal, artikel-artikel di surat kabar,dll. Selanjutnya, membuat rangkuman dan pernyataan-pernyataan dari sumber data dan disusun dalam satuan-satuan. Setelah itu data diinterpretasikan secara logis dan analitis.

3.4 Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan dengan fokus kepada fungsi dan makna wushu sebagai senam kesehatan di Yayasan Kusuma Wushu Indonesia, yaitu di Jl. Plaju No 3-7, Sei Rengas, Medan Area. Pemilihan lokasi penelitian dikarenakan di Yayasan Kusuma Wushu Indonesia adalah salah satu tempat latihan wushu terbesar di Medan Sumatera Utara, bahkan di Asia Tenggara.


(38)

BAB IV

GAMBARAN UMUM

Pada bab empat ini, peneliti membahas tentang Yayasan Kusuma Wushu Indonesia di kota Medan, sejarah masuknya Wushu ke kota Medan, perkembangan Wushu, dan jenis-jenis Wushu.

4.1 Yayasan Kusuma Wushu Indonesia, Medan

Master Supandi Kusuma adalah pendiri dari Yayasan Kusuma Wushu Indonesia. Supandi mulai membangun Yayasan atau yang sering kali disebut padepokan dengan jerih payahnya sendiri. Dengan adanya niat dan kemauan, Supandi akhirnya berhasil menciptakan sebuah padepokan Wushu terbesar dan termegah di Asia Tenggara yang berlokasi di Jalan Plaju No 3-7 Medan, Indonesia. Nama padepokan tersebut diambil dari namanya sendiri yaitu Kusuma. Ia juga berhasil mendidik dan melatih atlit Wushu Indonesia hingga mendapatkan prestasi tingkat dunia lewat yayasan dan padepokan yang ia dirikan.

Yayasan Kusuma Wushu Indonesia ini mulai dibangun pada tahun 1997, selesai pada tahun 1999, dan diresmikan pada tanggal 18 Maret 2001 oleh Ketua Umum KONI Pusat Bapak Wismoyo Arismunandar dan Gubernur Sumatera Utara Bapak T. Rizal Nurdin bersamaan dengan peresmian Pelatnas SEA Games ke-21 tahun 2001 Malaysia serta Pelantikan Pengurus Daerah Wushu Sumatea Utara untuk periode tahun 2001-2005. Sejak pertama kali dipergunakan untuk pembinaan atit, padepokan Yayasan


(39)

Kusuma Wushu Indonesi telah dipercayakan oleh Pengurus Besar Wushu Indonesia dan KONI Pusat sebagai tempat pemusatan latihan nasional untuk menghadapi saat-saat seperti SEA Games dan Asian Games dan Kejuaraan Dunia Wushu.

Padepokan Yayasan Kusuma Wushu Indonesia ini merupakan fasilitas olahraga kebanggaan nasional. Padepokan Yayasan Kusuma Wushu Indonesia juga sering bangat menjadi tempat Pelatnas. Padepokan ini juga sering kali dikunjungi oleh atlet-atlet, ketua-ketua olahraga baik dari dalam negeri maupun luar negeri. Bahkan anak-anak dari Malawi-Afrika Selatan yang juga anggota African Kids bersama pemimpin Yayasan Amitofo Care Centre (ACC) Ven Hui Li berkunjung ke Padepokan Yayasan Kusuma Wushu Indonesia (YKWI).

4.1.1 Atlet

Perkembangan dan kemajuan Yayasan kusuma Wushu Indonesia tidak lepas juga dari para atletnya. Tanpa ada atlet, Wushu di padepokan tidaklah bisa bertahan bahkan berkembang. Atlet di padepokan ini tidak pernah dibeda-bedakan, baik dia dari suku tionghoa maupun pribumi tidak ada perbedaan, dan juga atlet laki-laki dan perempuan juga tidak ada perbedaan, begitu juga anak-anak dan orang tua. Banyak orang beranggapan bahwa atlet di Yayasan Kusuma Wushu Indonesia ini hanyalah orang-orang dari suku tionghoa, tetapi anggapan tersebut adalah salah. Informasi yang didapatkan dari sekretaris padepokan Yayasan Kusuma Wushu Indonesia yaitu Bapak Iwan Kwok mengatakan para atlet di padepokan ini bukan hanya orang-orang dari suku


(40)

tionghoa, tetapi juga dari orang-orang pribumi. Jumlah atlet antara tionghoa dengan pribumi tidak jauh berbeda bahkan bisa disamakan jumlahnya.

Iwan Kwok juga mengatakan bahwa atlet pribumi jauh berbeda dan jauh lebih tahan banting dibandingkan dengan atlet tionghoa. Atlet tionghoa sekali cedera atau terluka parah, untuk selanjutnya mereka tidak akan mau berlatih lagi. Tetapi atlet pribumi mempunyai keberanian yang lebih tinggi dari atlet tionghoa. Tidak ada kata-kata berhenti ataupun menyerah bagi mereka. Dengan kata-kata lain darah orang-orang pribumi memang lebih panas dari darah orang-orang tionghoa.

Di Yayasan Kusuma Wushu Indonesia ini juga mempunyai tata aturan yang harus dan wajib dilaksanakan oleh para atlet. Salah satunya adalah tidak boleh menggabungkan masalah pribadi dengan latihan. Bagi anak-anak mudanya tidak diperbolehkan bahkan dilarang keras untuk berpacaran, karena bisa-bisa mengganggu konsentrasi para atlet sewaktu latihan. Kejadian ini bukan sekali dua kali saja terjadi, bahkan kejadian ini sudah sangat sering terjadi, oleh karena itu peraturan ini lebih ditekankan lagi kepada para atletnya. Mereka bukan saja diawasi selama latihan atau berada di Yayasan Kusuma Wushu Indonesia, tetapi di luar latihan pun mereka juga terus-terusan diawasi demi terjaganya peraturan-peraturan dari padepokan.

Selain larangan di atas, masih ada juga larangan yang lain seperti tidak boleh mengkonsumsi narkoba dan lain sebagainya, peraturan ini diterapkan oleh pimpinan padepokan demi terjaganya kesehatan para atletnya. Bagi atlet yang tidak bisa mematuhi peraturannya maka orang-orang dari padepokan Yayasan Kusuma Wushu


(41)

Indonesia tidak segan-segan mengeluarkan surat pemecatan ataupun surat pemberhentian. Semua aturan ini dibuat demi kelancaran kegiatan latihan di padepokan ini. Setiap peraturan dibuat tujuannya adalah mendapatkan yang terbaik, seperti di padepokan ini karena peraturan yang telah dibuat dari awal terjaga sampai sekarang, padepokan telah banyak melahirkan atlet – atlet wushu yang bukan hanya berprestasi tingkat nasional tetapi juga tingkat internasional.

4.1.2 Iuran / biaya, persyaratan pendaftaran, jadwal latihan, jumlah atlet dan pelatih

Dengan berkembangnya zaman, sekarang ini kalau kita mau melakukan atau mengikuti suatu kegiatan tidak akan lepas dari yang namanya iyuran atau biaya. Begitu juga di Yayasan Kusuma Wushu Indonesia, bagi yang mau masuk jadi atlet Wushu ia harus membayar yang namanya biaya administrasi. Biaya yang wajib diselesaikan ketika mau masuk adalah sebagai berikut :

Syarat-syarat pendaftaran anggota baru Wushu : • Biaya pendaftaran Rp. 500.000.-

• Iuran per bulan Rp. 225.000.- (dibayar per 3 bulan)

• Seragam latihan Rp. 250.000.- (termasuk baju, celana dan sepatu) • Usia minimal 9 tahun (dengan bukti fotokopi akte kelahiran) • Pas foto ukuran 3x4 = 3 lembar dan 2x3 = 3 lembar


(42)

Jadwal latihan diadakan 2 x seminggu dengan hari pilihan sbb : • Minggu pukul : 09.00 - 10.30 WIB dan 11.00 - 12.30 WIB • Senin pukul : 19.30 - 21.00 WIB

• Selasa pukul :19.30 - 21.00 WIB • Rabu pukul : 19.30 - 21.00 WIB

Jumlah atlet Wushu sampai sekarang : • Atlet tionghoa 400 orang • Atlet pribumi 100 orang Jumlah pelatih Wushu :

• Pelatih China 2 orang • Pelatih Malaysia 1 orang • Pelatih lokal 10 orang

Di padepokan Yayasan Kusuma Wushu Indonesia ini tidak membebankan biaya kepada atlet yang berbakat dan berprestasi, mereka akan diberikan biaya gratis untuk selama mereka bisa mempertahankan bakat dan prestasi mereka. Bagi mereka yang selalu bekerja keras dan disiplin akan menghasilkan yang terbaik.


(43)

4.2 Sejarah Masuknya Wushu ke Kota Medan

Wushu ataupun yang seringkali juga disebut Kungfu adalah senibela diri yang berasal dari Tiongkok kuno dan tersebar ke seluruh penjuru dunia melalui orang Tionghoa / Hua Ren yang pergi merantau. Sejarah munculnya seni beladiri ini sudah tidak bisa ditelusuri lagi, dan usianyapun diperkirakan sudah ribuan tahun. Mungkin sama tuanya dengan sejarah Tiongkok yang dihiasi dengan banyak pertempuran, dimana saat itu seni untuk bertempur dan mempertahankan diri sudah dikenal dalam bentuk yang masih sederhana.

Arti dari kata Wu adalah ilmu perang sedangkan arti kata Shu adalah seni. Sehingga Wushu dapat juga diartikan seni untuk berperang. Dimana didalam Wushu tersebut mengandung aspek seni, olahraga, kesehatan, beladiri dan mental, bahkan beberapa istilah Wushu justru telah diindonesiakan karena sebenarnya olahraga ini sudah dikenal sejak era penjajahan Belanda. Berbeda dengan olahraga lain yang belum dikenal pada saat itu. Istilah yang telah diindonesiakan misalnya seperti atlet karate disebut karateka (bahasa jepang), atlet kempo disebut kenshi (bahasa jepang) sedangkan atlet Wushu disebut wushuwan-wushuwati (bahasa indonesia), dan lain sebagainya.

Mempelajari Wushu sebenarnya tidak hanya terbatas pada hal-hal yang berhubungan dengan gerakan fisik saja, melainkan juga melibatkan pikiran, olah pernapasan, pemahaman anatomi tubuh, aliran darah dan jalur energi tubuh. Wushu juga mempelajari penggunaan ramuan untuk memperkuat tubuh ataupun untuk pengobatan. Disisi lain Wushu juga membentuk kepribadian, melatih kedisiplinan, ketahanan mental,


(44)

kecerdikan, kewaspadaan, persaudaraan, jiwa satria dan lain sebagainya. Maka Wushu juga berfungsi sebagai way of life bahkan lebih jauhnya lagi bisa menjurus kearah pengembangan spiritual

Di Indonesia, Wushu kini mendapat perhatian yang istimewa dari Wushu yang dulu hanya dimainkan oleh orang-orang tua dari golongan tertentu kini telah memasyarakat. Tidak ada data resmi yang mencatat sejak kapan Wushu mulai masuk ke Indonesia, tetapi sejak puluhan tahun silam telah di mainkan oleh banyak orang dari berbagai wushu yang berstandar Internasional baru di kenal dan di populerkan di Indonesia pada akhir Oktober 1992 yang di prakarsai oleh tokoh olahraga Umum PBWI yang pertama. Manila berhasil membawa Wushu Internasional.

Banyak cerita menarik yang mengawali berdirinya Wushu berstandar internasional di Indonesia khusunya di Medan. Sebagai pendobrak tentu saja Manila harus menghadapi berbagai tantangan di tengah ketidak mengertian tentang seluk bel berdirinya wus begitu mudahnya meraih medali emas di arena kenyatan itu, ketua umum Melihat bahwa cabang Wushu memiliki masa depan yang sangat cerah di mengapa Indonesia tidak mampu berbuat seperti


(45)

resmi anggotWushu, bahkan Wushu sama sekali.

Begitu Wushu yang benar di Wushu yang memenuhi standart Internasional. untuk mengurus masalah tersebut. Secara perlahan tetapi pasti kerja sama Manila dan Mediteransjah yang mengulurkan tangan ke daerah-daerah, mengajak semua pecinta Wushu di Wushu yang benar dengan mengikuti ketentua ajakan itu mendapat sambutan hangat dari berbagai Maka terbentuklah apa yang dinamaka tanggal 10 November 1992 di tetapkan sebagai hari lahirnya PBWI tersebut.

Manila bertindak selaku Ketua Umum dan Mediteransjah selaku Sekretaris Jendral dan mencatat aneka peristiwa baik yang manis maupun yang pahit. Kenangan manis diantaranya adalah keberhasilWushu asal kedua alias perai Tentu saja itu merupakan prestasi yang luar biasa, karena ketika itu Wushu berstandar International baru berkiprah 3 tahun di bumi Indonesia. Sejak saat itu perbendaharaan prestasi


(46)

olahraga lainnya yang berumur jauh lebih tua seperti lain-lain..

Keberhasilan Jainab merebut medali perunggu di juga membuktikan bahwa potensi hanya Wushu hampir seluruhnya berasal dari negeri untuk meraih semua besar di balik semua itu adalah Master Supandi Kusuma, yaitu ketua umum pengurus Wushu daer lain dengan tangan dan usahanya sendiri. Banyak pengorbanan yang telah diberikan oleh Master Supandi Kusuma baik waktu, tenaga, pikiran bahkan finansial. Itu semua ia lakukan demi mengembangkan dan meningkatkan prestasi Wushu Indonesia.

Menjelang Wushu tentu saja Master Supandi Kusuma yang juga merupakan Ketua Pengurus Daerah menjadi koordinator pelatih sekaligus penanggungjawab latihan. Sejarah mencatat berbagai peristiwa perjalanan panjang Wushu berstandar Internasional di Indonesia. Wushu di Indonesia tetap tegar, berdiri tegak seiring dengan tekad atupun kemauan semua pihak yang terkait dan yang pasti orang-orang yang tetap setia menangani ataupun orang–orang yang menyenangi olahraga Wushu ini.


(47)

4.3 Perkembangan Wushu

Perkembangan Wushu di Indonesia sejak 1998, tidak dapat dikatakan sebaik era 1992-1997. Fakta bahwa dalam 1 tahun belum tentu ada kejurnas karena berbagai alasan, dengan sendirinya menurunkan jumlah liputan media massa. Keikutsertaan atlet kita di kejuaraan dunia yang diadakan 2 tahun sekali memang cukup bersinar, dengan Zainab meraih medali perak untuk Taijiquan, dan Isidorus Sukarno di peringkat 6 Nanquan. Tetapi prestasi ini semakin tahun kian memprihatinkan, dan yang terakhir di Asian Games 2002 Busan, Korea Selatan, dengan hasil tanpa gelar.

Sejak tahun 2000, Wushu hampir tidak pernah diliput media massa, sehingga banyak elemen masyarakat yang bahkan tidak tahu apa itu Wushu. Semakin banyaknya pengda yang tidak aktif dan bubarnya klub-klub Wushu mungkin diakibatkan jadwal pertandingan yang tidak jelas dan konsep pengembangan yang tidak terarah dengan baik. Bubarnya klub membuat mereka yang berminat mempelajari Wushu menjadi kehilangan wadah berlatih, sehingga sebagian berhenti, dan sebagian mengikuti les Wushu privat. Les ini sepintas merupakan ide menarik, tetapi merupakan bom waktu bagi perkembangan Wushu di masa depan. Lingkungan les privat Wushu menghilangkan suasana kompetisi yang sportif, sementara di dalam sebuah klub seorang peserta dapat mengembangkan dan saling mengukur kemampuan dengan rekan latihannya. Selain itu, kedisiplinan dalam les privat Wushu sangat mudah turun, karena pelatih seringkali berubah menjadi pengasuh pribadi.


(48)

Program Oasis yang ditayangkan Metro TV (16/02/2003) adalah salah satu yang memberikan fakta menarik ketika mengangkat kisah Bapak Tjan Rahmat Setiadi, yang merupakan mantan atlet wushu Indonesia angkatan pertama dan salah satu wasit Wushu bersertifikat internasional. Beliau sangat berperan dalam perkembangan Wushu di Indonesia, dan pernah menjadi pelatih tim nasional Wushu Indonesia. Dalam tayangan tersebut, beliau menceritakan kehidupannya dimulai ketika dirinya adalah pelatih klub, yang jumlah anggotanya semakin menurun, hingga akhirnya menjadi pelatih Wushu privat panggilan.

Kehidupan keseharian beliau diliput, termasuk pekerjaannya sebagai pelatih Wushu. Program ini juga menayangkan pada saat melatih dari rumah ke rumah, beliau terlihat bukan hanya pelatih, bahkan seperti pengasuh anak. Namun yang sangat memprihatinkan adalah seseorang yang turut berperan penting dalam perkembangan Wushu di Indonesia akhirnya terpaksa menjadi guru privat door to door. Kisah beliau ini merupakan cerminan rapuhnya konsep dan sistem pengembangan Wushu di Indonesia, bahkan jika dibandingkan dengan era Liem Joe Kiong yang berhasil menjadikan Wushu sebagai bahan studi ilmiah di perguruan tinggi, ini menunjukkan langkah mundur. Hal ini jelas merupakan tanggungjawab kita semua untuk memperbaiki.

Wushu yang di Indonesia sebelumnya dikenal dengan Kunthauw dan di dunia dikenal dengan Kungfu merupakan seni bela diri yang memiliki sejarah ribuan tahun dan merupakan warisan budaya Cina yang sangat berharga. Dalam bahasa Cina Wushu


(49)

berarti seni perang. Didaratan Cina Wushu juga disebut dengan kuoshu yang berarti seni nasional karena masyarakat di Cina sebagian besar memang sangat fanatic dalam mencintai seni ini sehingga menguasai seni ini dapat memberikan simbol keperkasaan bagi seseorang. Sebagaimana diketahui, perkembangan Wushu yang pesat tidak terlepas dari jasa almarhum Bruce Lee yang mempopulerkannya di dunia dengan nama Kungfu, sehingga pada zamannya demam kungfu betul - betul terasa dan mewabah hampir ke semua penjuru dunia. Generasi setelah Bruce Lee adalah Jacky Chen dan Jet Lee, yang semakin terkenal popularitas Wushu hingga saat ini.

Selain itu untuk dapat memahami perkembangan Wushu haruslah mengikuti perkembangan manusia, misalnya, di jaman dahulu kala dimana manusia masih hidup berdampingan dengan binatang, manusia mulai mencontoh gerakan-gerakan hewan ketika berkelahi, seperti menangkis, melompat, mengelak dari serangan dan memanjat. Seiring dengan kemajuan zaman, Wushu telah diorganisasi secara sistematis ke dalam bagian dari ilmu seni pertujukkan dan menjadi cabang olahraga yang mempunyai keindahan aesthetic yang bernuansa oriental, yang telah diperlombakan baik di tingkat nasional maupun internasional seperti Sea Games, Asian Games dan Olympic Games. Saat ini Wushu sudah memiliki organisasi internasional yang bernama Internasional Wushu Federation (IWUF) yang sudah memiliki anggota di hampir seluruh dunia, termasuk Indonesia. Serta organisasi-organisasi di tingkat yang lebih kecil, antara lain SEAWUF (South East Asia Wushu Federation) untuk kawasan Asia Tenggara. Di Indonesia sendiri, seluruh perguruan atau sasana Wushu berada dibawah naungan PBWI (Pengurus Besar Wushu Indonesia). Perkembangan Wushu di Indonesia


(50)

bertambah pesat lagi semenjak bersama seni tarian barongsai dan liong resmi menjadi kebudayaan NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia), tepatnya pada saat pemerintahan KH. Abdurrahman Wahid. Medan saat ini sudah menjelma menjadi salah satu pusat pengembangan Wushu yang diakui serta penyumbang atlit nasional yang berpotensial, khususnya di Yayasan Kusuma Wushu Indonesia.

Seiring dengan berjalannya waktu, perkembangan pretasi Wushu Indonesia semakin baik dan mengalami peningkatan. Hal ini dapat dilihat ketika PON Riau lalu yang hampir seluruh provinsi mengirim atlit Wushunya, bahkan perolehan medali hampir merata. Jadi Wushu saat ini tidak hanya dimainkan oleh warga keturunan Tionghoa saja, tapi juga masyarakat umum banyak generasi-generasi yang sangat menyenangi bahkan mencintai olah raga Wushu, baik itu laki-laki maupun perempuan. Tidak ada perbedaan antara laki-laki dan perempuan dalam mempelajarinya, yang paling penting adalah semangat dan kemauan untuk mempelajarinya. Sebagai contoh Wushu di Medan khususnya di Yayasan Kusuma Wushu Indonesia peminat Wushu semakin hari semakin bertambah, yang dulu peminatnya adalah kebanyakan dari keturunan orang Tionghoa sekarang sudah menyebar ke seluruh etnis-etnis, bahkan sekarang yang menyenangi Wushu kebanyakan dari orang-orang pribumi. Dulunya Wushu itu digunakan untuk membela diri, sekarang sudah beralih fungsi yaitu Wushu sekarang lebih kepada kesehatan daripada membela diri. Selain untuk kesehatan Wushu juga sebagai olahraga yang diperlombakan pada acara-acara tertentu. Selain itu Wushu yang dulunya tidak boleh dipelajari ataupun diadakan di Indonesia karena larangan dari Presiden Soeharto sekarang Wushu telah disamakan dengan olahraga yang lain, boleh


(51)

dipelajari oleh siapapun dan dimanapun dan berharap para atlit Indonesia bisa membanggakan dan mengharumkan nama bangsa Indonesia. Wushu sekarang ini merupakan cabang olahraga kebanggaan Sumut. Kontribusi Wushu untuk mengangkat harkat dan martabat olahraga Sumut juga tidak kecil. Wushu selalu menjadi andalan Sumut baik di kegiatan single maupun multi event.

4.4 Jenis-jenis Wushu

Di Yayasan Kusuma Wushu Indonesia, jenis Wushu yang biasa dipelajari ada tiga jenis yaitu Taijiquan, Nanquan dan Changquan. Ketiga jenis Wushu ini berbeda antara jenis yang satu dengan jenis yang lain. Salah satu letak perbedaannya adalah pada bagian gerakan. Berikut penjelasan tentang ketiga jenis Wushu di atas.

4.4.1 Taijiquan ( 太极拳 )

Taijiquan atau yang lebih dikenal dengan Taiji merupakan seni bela diri dan senam yang berasal dari negeri Tirai Bambu dan sudah ada sekitar abad ke-13 SM yang menekankan pada gerakan lambat dan anggun. Gerakannya melingkar dan berkesinambungan yang banyak diminati karena kemampuan penyembuhannya. Diciptakan oleh Zhang San Feng atau yang lebih dikenal di Indonesia dengan nama Thio Sam Hong yang berasal dari gunumg Wudang di barat laut Provinsi Hubei Cina dan merupakan tempat berkembangnya Taijiquan. Latihan Taiji selalu dilakukan berkaitan dengan pernafasan lambung. Pernafasan lambung sering salah dimengerti


(52)

dengan memasukan udara ke dalam lambung bawah, kenyataanya udara hanya dapat masuk ke dalam paru-paru.

Pernafasan lambung berarti mempertahankan lambung tetap santai sewaktu bernafas. Ketika menarik nafas, diafragma bergerak turun, dan ketika mengeluarkan nafas diafragma naik ke atas. Jika otot lambung bawah tetap santai saat menghirup nafas, maka lambung dapat mengembang, tersedia lebih banyak ruang bagi diafragma untuk bergerak turun, sehingga lebih banyak udara dapat masuk ke dalam paru-paru. Kita bernafas lebih penuh sehingga lebih bertenaga.

Jika lambung terhambat oleh ketegangan otot, diafragma tidak dapat mengembang sepenuhnya. Secara otomatis kita imbangi dengan mengembangkan dada; ini disebut pernafasan dada dangkal. Pernafasan dada kurang bertenaga karena paru-paru tidak dapat mengembang sebesar pernafasan lambung.


(53)

Gambar 4.1 Gerakan Taiji ketika mengatur

Latihan meditasi adalah salah satu metode terbaik belajar mengatur nafas. Sesudah seseorang belajar mengatur pernafasan dengan meditasi duduk atau berdiri, dia akan belajar mempertahankan pernafasan yang teratur dalam gerak dengan latihan Taiji, sehingga Taiji sering disebut meditasi bergerak. Struktur tubuh yang tepat pada setiap gerak membuat nafas dapat merasuk ke seluruh organ. Karena rangkaian gerakkan Taiji dilakukan secara perlahan, sangat mungkin untuk belajar mengatur pernafasan dan menenangkan pikiran. Pengaturan nafas dimulai dengan belajar bagaimana bernafas dengan lambung, namun akhirnya, sesudah tubuh membuka dan energi mulai mengalir, seorang praktisi Taiji merasa bahwa dia bernafas dengan seluruh tubuhnya.


(54)

Gambar gerakan Taijiquan

Taijiquan berbeda dengan jenis Wushu yang berkembang sebelumnya dimana pada umumnya mengutamakan kecepatan dan kelincahan serta kedasyatan pukulan dan tendangan. Taijiquan ini memiliki gerakan yang halus dan lembut seolah-olah tidak bertenaga, tetapi sebenarnya gerakannya bertenaga. Gerakan Taijiquan berbeda dengan


(55)

seni bela diri umumnya, juga dikenal baik untuk kesehatan. Hal inilah yang membuat Taijiquan menjadi istimewa dan banyak diminati oleh orang-orang serta dipercaya dapat menyeimbangkan sistem metabolisme tubuh. Sepeti yang dilansirkan oleh HealthDay (2010) yang mengatakan bahwa :

“...Para peneliti dari Fakultas Kedokteran Universitas Negeri Arizona dan Yayasan Inovasi Kesehatan meninjau 77 percobaan secara acak tentang seni bela diri Taiji atau Chikung yang diterbitkan antara 1993 dan 2007. Mereka melakukan penelitian terhadap total 6.410 peserta. Tinjauan tersebut menyediakan dasar yang menjadibukti kuat bahwa Taiji atau Chikung memberikan manfaat dalam hal menjaga kesehatan tulang, serta kebugaran jantung dan pernafasan, menjaga fungsi fisik dan keseimbangan, sertakualitas hidup. Manfaat lain yang didapatkan yaitu pencegahan terhadap tumbuhnya penyakit...”

Dalam pengertian lain Taijiquan adalah senam yang memadukan gerakan fisik, pernafasan, perasaan, dan pikiran yang sepenuhnya diatur oleh diri sendiri dalam satu kesatuan yang berlahan-lahan, anggun, sambung-menyambung tanpa putus sehingga disebut dengan meditasi gerak. Gerak tubuh yang tidak hanya dapat meningkatkan kesehatan dan daya tahan tubuh, tetapi juga dapat meningkatkan kesadaran diri dan motivasi.


(56)

4.4.2 Changquan ( 长拳 )

Nama Changquan pertama kali ditemukan oleh Qi Jiguan yang kemudian secara berangsur-angsur Changquan menjadi identik dengan kelompok wushu tradisional dari Utara. Semua gerakan dari Changquan sangat berbeda dengan gerakan Taijiquan. Gerakannya sangat membutuhkan kekuatan, kecepatan dan langkah-langkah yang lebar dengan banyak loncatan dan putaran. Dalam pertarungan jenis Wushu ini menekankan pada inisiatif menyerang, membuat serangan jarak jauh, maju dan mundur dengan cepat, dan mencoba untuk menyerang musuh dengan kecepatan yang luar biasa. Pada tahun 1920, seorang ahli Wushu yang bernama Xu Zhedong, melukiskan gaya ini pada tulisannya yang berjudul “ Inti atau Garis Besar dari Wushu Cina” mengatakan :

“...Semuanya berpusat pada pergerakan dan kecepatan : menyerang lalu mundur dengan cepat, gesit dan tidak terduga, menerka serangan lawan dan memanfaatkan setiap peluang. Dengan cara itu, musuh dituntut untuk menemukan pertahanan yang efektif. Tindakan ini membutuhkan kecepatan dalam bergerak, baik maju maupun mundur, melangkah lebar, menyerang dari jarak jauh dan mengambil keuntungan berdasarkan jarak. Karena itulah gerakannya disebut Changquan ( pukulan panjang )...”

Changquan sangat cocok sebagai dasar latihan untuk pengembangan bakat Wushu dan sangat terkenal dikalangan anak muda. Banyak olahragawan dan


(57)

olahragawati yang menjadi terkenal karena Changquan. Salah satunya yang menjadi paling terkenal dengan gaya Changquan adalah Li Lian Jie ( Jet Lee ). Changquan adalah karakter yang terlihat menyerang sekaligus bela diri. Gerakannya terlihat gagah dengan langkah-langkah yang mantap dan cermat. Gerakan tangannya bertenaga sekaligus menampilkan kegesitan badan. Untuk menguasai jenis Wushu ini dibutuhkan keseimbangan tubuh yang baik karena gerakan Changquan membutuhkan loncatan-loncatan dengan faktor kesulitan yang tinggi. Karakteristik gerakannya adalah tinjunya yang seperti meteor, pandangan mata seperti kilat, pinggang luwes seperti ular dan langkah kaki kokoh seperti lem.


(58)

Gerakan Changquan tinjunya seperti meteor, pandangan mata seperti kilat, pinggang luwes seperti ular dan langkah kaki seperti lem.


(59)

Rangkain gerak ini didasarkan pada aliran Changquan tradisional. Kelompok ini dicirikan oleh gerakan yang mengembang dan lincah yang sangat cocok bagi anak-anak muda.

Changquan adalah aliran Wushu dari Cina bagian Utara yang memiliki cuaca yang sangat dingin, tanahnya pun kurang subur. Keadaan inilah yang membuat orang-orang di Cina Utara harus hidup dalam kondisi yang agak keras dan berat. Akhirnya,


(60)

kerasnya tempaan alam membuat sosok tubuh mereka lebih kekar, tahan menderita, dan ulet. Karakteristik masyarakat dan alam yang demikian menjadikan ilmu silat aliran Utara bercirikan kuat dan ganas. Secara umum ilmu silat aliran ini memang lebih mengutamakan tendangan, gerakan yang mengembang dan gesit. Meskipun demikian pernyataan tersebut hanya merupakan garis besar saja dan tidak sepenuhnya tepat, karena pada beberapa aliran Utara banyak juga yang tidak terlalu mementingkan tendangan seperti halnya Sin Yu Kun.

Dalam berlatih Changquan, yang perlu diperhatikan bahwa bentuk tubuh, koordinasi, kekuatan, vitalitas, irama, dan gaya merupakan hal-hal penting. Untuk mencapai kesempurnaan gerakan, pelaku Chang Chuan perlu mencermati beberapa pokok berikut :

1. Gerakan dasar / standar

Gerakan dasar diperlukan dalam berlatih dan dalam pertandingan, posisi tubuh dan gerakan harus benar. Ini adalah hal penting yang harus dikembangkan diantara keahlian yang lainnya. Maksud dari sikap yang benar adalah bagian atas dan bagian bawah tubuh merupakan satu kesatuan, harus sesuai dengan spesifikasi yang diminta untuk setiap pose/sikap, termasuk pose waktu di udara. Contohnya sewaktu membungkuk, kaki depan harus dibengkokkan sampai dengan 90 derajat dan kaki belakang lurus, dan pada kuda-kuda gaya menunggang kuda, kai bagian atas (paha) harus datar. Bentuk tubuh yang diminta adalah kepala tegak lurus, leher lurus, pundak rata, dada busung, tulang belakang rata dan pinggang rendah.


(61)

2. Koordinasi

Changquan membutuhkan koordinasi yang sempurna dari tangan, pandangan mata, tubuh, langkah kaki, tungkai dan lengan, serta tulang sendi. Konsentrasi, semangat, pernafasan, dan kekuatan haruslah menyatu dengan gerakan. Bagian tubuh atas, tengah, dan bawah harus lebih dikoordinasikan. Penyesesuaian dicapai melalui koordinasi tangan dan kaki, pundak, pinggul, siku dan lutut, semangat dan pikiran, pikiran dan pernafasan, serta pernafasan dan kekuatan. Keserasian dari bagian dan penyesesuaian dibutuhkan untuk melengkapi kesatuan tubuh.

3. Penggunaan kekuatan

Changquan menekankan pada kekuatan dan penggunaan tenaga yang optimal, tindakan yang cepat dan tepat, serta koordinasi dari kekuatan dan pernafasan. Gerakan harus tepat, cepat, penuh konsentrasi, dan tajam. Akan tetapi, seseorang harus bisa memastikan bahwa kemampuan/kekuatannya tidak menjadi kaku atau tidak lentur.

4. Konsentrasi

Bentuk gerakan dan semangat haruslah dikembangkan. Pelaku Changquan haruslah mempunyai konsentrasi dan semangat serta waspada. Ekspresi mata sangatlah penting dan harus bisa dikoordinasikan dengan gerakan. Pada saat tangan bergerak, mata mengikuti dengan konsentrasi penuh. Akan tetapi konsentrasi tersebut tidak boleh diekspresikan dengan ketegangan di wajah, kerutan dahi, tanpa senyuman, atau


(62)

teriakan yang liar. Ekspresi harus tetap tenang dan sabar serta gerakan yang penuh semangat.

5. Irama yang jelas

Gerakan Changquan mengandung banyak perubahan, penyesuaian gerakan yang cepat dan lambat, tenang dan penuh semangat, jatuh dan bangun, serta keras dan rileks. Perubahan-perubahan tersebut memerlukan latihan dan irama yang hidup. Tanpa irama bentuk dari jurus tersebut akan kaku dan monoton/membosankan. “ Bergerak seperti ombak, meloncat setinggi gunung, gesir seperti monyet, berdiri seperti ayam jantan, tegar seperti cemara, berputar seperti roda, bulat seperti mangkuk, ringan seperti daun pohon, kuat seperti sepotong besi, bergerak santai seperti elang, cepat seperti angin”. Hal tersebut melukiskan semangat irama dari Changquan.

6. Gaya yang jelas dan nyata

Setiap gaya dari Changquan ini menampilkan gaya yang berbeda melalui postur tubuh, teknik, kekuatan, dan irama yang berbeda. Gerakan harus tegas/jelas, gesit,cepat, dan bersifat seperti air.

Untuk Changquan modern, latihan secara individual telah ditentukan oleh komisi pendidikan jasmani, kebudayaan, dan olahraga Cina. Untuk kompetisi Wushu telah ditentukan peraturan yang terkait dengan pola perubahan tangan, pola perubahan


(63)

kaki, jenis atau macam serangan tinju dan telapak, bentuk loncatan, keseimbangan, dan model tendangan.

Bersamaan dengan Changquan modern, gaya tradisional juga dipertahankan dan menjadi terkenal pada tahun-tahun belakangan ini. Dalam Changquan tradisional, tidak ada penentuan peraturan untuk seragam, komposisi, dan tingkatan latiahan atau berapa lama peserta berlatih, tetapi mereka menentukan gaya khusus dari perguruan atau jurus tradisional, seperti kelenturan dan kegesitan gerak, pukulan beruntun yang cepat serta kekuatan tendangan. Jika Changquan modern merupakan jurus yang dipertandingkan dalam kompetisi Wushu internasional, maka Changquan tradisional merupakan sumber dari Changquan modern, justru merupakan jurus yang mendapat penekanan dalam pertandingan nasional di Cina daratan.

4.4.3 Nanquan ( 南拳 )

Nanquan adalah aliran wushu yang berasal dari Selatan yang bercirikan kuat dan enerjik, dengan variasi metode pukulan, penggunaan tangan disertai dengan teriakan yang menyertai gerakan si pelaku. Ciri gerakan Nanquan tersebut disesuaikan dengan alam di daerah Cina Selatan. Berbeda dengan Wushu aliran Utara yang lebih mengutamakan tendangan, aliran Selatan lebih menitikberatkan pada pukulan. Meskipun demikian, pernyataan tersebut hanya merupakan garis besarnya saja dan tidak sepenuhnya tepat, karena pada beberapa aliran Utara banyak juga yang tidak mementingkan tendangan.Wushu aliran ini lebih menitikberatkan pada pukulan.


(64)

Cuaca dibagian Cina Selatan relatif lebih hangat dan kondisi tanahnya lebih subur. Ilmu silat aliran Selatan ini juga berkembang dan disesuaikan dengan alam. Walaupun tidak sekuat dan seganas sebagaimana silat aliran Utara, bukan berarti perkembangan silat Wushu aliran Selatan berada dibawah silat aliran Utara. Orang Cina Selatan yang menyadari bahwa fisiknya tidak berkembang sebagaimana orang Cina Utara, mengandalkan kecerdikan dan kelincahannya untuk mengembangkan ilmu silat aliran Selatan menjadi lebih memadai.


(65)

Nanquan dicirikan oleh pukulannya yang pendek-pendek, tetapi memperlihatkan penggunaan tenaga sehingga otot-otot pelakunya akan lebih jelas. Pukulan terkadang dilakukan dengan kepalan atau telapak tangan yang disertai dengan teriakan. Gerakan Nanquan terkesan tegar dan tegas, dan tidak banyak membutuhkan loncatan. Jurus-jurusnya dijalankan dengan cepat, bertenaga, kokoh dan stabil. Gerak kaki dalam Nanquan dijalankan dengan mantap dan gesit untuk mendukung gerakan tubuh yang lurus dan memusat.


(66)

Jurus Nanquan banyak meniru gerakan binatang seperti kera, harimau, elang hingga kelabang. Keistimewaan Nanquan terlihat pada karakter gerakannya yang kuat dan mantap.


(67)

BAB V

FUNGSI DAN MAKNA WUSHU SEBAGAI SENAM KESEHATAN DI YAYASAN KUSUMA WUSHU INDONESIA

5.1 Fungsi Wushu

Di sini ada yang membagi Wushu menjadi olahraga kesehatan dan bertarung, ada yang membagi Wushu tenaga luar dan dalam, ada yang membagi Wushu modern dan tradisional, ada yang membagi Wushu beneran dan bohongan, Tetapi di sini penulis membahas tentang Wushu yang berfungsi untuk kesehatan, kesejahteraan dan kemakmuran segenap masyarakat. Bukan untuk perang, bukan untuk kehebatan, bukan untuk kemenangan, bukan unutk kesaktian, dan juga bukan untuk kehormatan. Tapi Wushu di sini tidak lain adalah untuk hidup secara layak manusia beradab sehat sejahtera mental dan jasmani.


(68)

(69)

Berdasarkan fungsi tersebut, peneliti lebih memfokuskan kepada Fungsi Wushu sebagai Senam Kesehatan di Yayasan Kusuma Wushu Indonesia dan Makna Wushu di Yayasan Kusuma Wushu Indonesia, Medan.

Cabang olahraga Wushu selain untuk kesehatan juga berfungsi sebagai bela diri dengan menakankan pada seni gerak, juga memberikan manfaat bagi organ tubuh, yaitu bisa mensinkronkan otak kiri dan juga otak kanan. Dengan fungsi yang dapat mensinkronkan otak ini dapat bekerja secara seimbang. Selain itu Wushu juga banyak


(70)

memberikan manfaat bagi organ tubuh, dan melatih ketangkasan seseorang yang menekuni olahraga ini. Apalagi bagi anak-anak yang masih berusia dini, olah raga Wushu sangat membantu kinerja kedua otaknya.

Sebagai contoh adalah anak-anak yang masih duduk di bangku SD sampai dengan SMA. Jika mereka menekuni wushu, maka akan bisa melatih ketangkasan serta kelincahan melalui gerakannya. Gerakan-gerakan yang seimbang antara gerakan kaki dan gerakan tangan dapat mensinkronkan kinerja antara otak kiri dan otak kanan. Tidak jarang sebagian besar anak-anak yang menggemari wushu dapat mengoptimalkan kerja otak kiri dan kanan. Keterampilan dalam wushu bukan merupakan bakat dari seorang anak, tetapi setiap anak dapat melakukan olahraga ini apabila berlatih dengan tekun dan disiplin.

Meskipun seorang anak memiliki bakat dalam olahraga Wushu, ini tidak menjamin prestasinya, karena yang dibutuhkan dalam olahraga Wushu ini adalah keuletan dan kedisiplinan. Dengan disiplin maka seorang anak dalam menekuni Wushu dapat lebih tertata gerakan-gerakannya. Sedangkan mengenai keistimewaan olahraga Wushu adalah seni gerakan yang ditampilkan, yang terdiri atas gerakan-gerakan dan jurus-jurus yang dapat dimodifikasikan. Olahraga Wushu ini memiliki gerakan-gerakan dan jurus dasar yang pertama kali diperkenalkan dan diajarkan kepada pemula. Gerakan lainnya dapat dimodifikasi sesuai dengan seni gerakan lainnya, atau yang sering disebut gerakan lifestyle dalam Wushu.


(71)

Prinsip-prinsip yang harus dipegang teguh oleh setiap praktisi Wushu dalam mengembangkan Wushu adalah sebagai berikut :

1. Wushu haruslah memberikan edukasi tentang berharganya nilai kehidupan, bukan mengajari Wushu untuk saling berkompetisi menghancurkan tapi untuk saling membangun kehidupan.

2. Memberikan edukasi tentang moral, dan cara berpikir serta karakter yang sehat, manusia beradab atau kesehatan mental. Kontribusi menjadi masyarakat berakal sehat, logis, berguna bermanfaat, dan jelas tujuannya.

3. Memberikan kesehatan jasmani, bukan merusak jasmani baik penempaan diri bagaimanapun bentuknya.

4. Pengarahan filosofi manusia seperti yang terdapat pada poin 1-3 diatas ke dalam aplikasi tehnik tentang arti menyerang dan bertahan dalam semua tehnik tangan kosong maupun senjata, bukan sekedar tehnik yang berfilosofi binatang bebaju manusia alias siluman.

5. Memberikan keteraturan masyarakat pecinta Wushu yang jelas rencana dan tujuan yang mau dicapai, visi dan misi yang humanis dan terprogram.

Selain fungsi di atas, penampilan Wushu merupakan salah satu strategi marketing yang sangat menarik saat perayaan Imlek tiba. Apalagi di suatu tempat keramaian atau perbelanjaan, para marketing akan berusaha menampilkan Wushu, tujuannya adalah menarik para konsumen yang hanya melihat-lihat sebuah produk yang ada pada pusat perbelanjaan menjadi antusias untuk membeli produk yang berawal dari


(72)

melihat atraksi Wushu maupun ataraksi lainnya. Banyak orang yang menyukai penampilan Wushu, mulai dari anak-anak hingga orang dewasa, dan juga tidak terkecuali para orang tua. Seni setiap gerakannyalah yang membuat penampilan Wushu menjadi lebih-lebih disukai oleh banyak orang.

5.2 Makna Wushu

Kata Wushu berasal dari dua kata yaitu Wu dan Shu. Arti dari kata Wu adalah Shu adalah seni, jadi Wushu bisa juga diartikan sebagai seni untuk berperang atau seniWushu, kita juga mempelajar

Mempelajari Wushu tidak hanya terbatas pada hal-hal yang berhubungan dengan gerakan fisik dan kekerasan saja, tetapi juga melibatkaWushu berarti kita juga belajar mengola mempelajari ramuan at tradisional, keras dan lembut dapat disebut Wushu. Wushu keras termasuk tinju selatan yang disebut南拳) dan tinju panjang(฀拳). Wushu lembut termasuk tinj ( 太 极 拳 ) . Adapun seni beladiri Wushu yang telah dikembangkan oleh etnis Cina yang menetap di wilayah Asia Tenggara terutama Indonesia seringkali disebut dengan istila

Wushu juga dapat diartikan sebagai olahraga atau seni beladiri dari Cina yang lebih umum dikenal dengan sebutan Kungfu. Wushu juga dapat diartikan sebagai seni


(73)

berperang. Wushu di sini bukan bela diri tapi artinya seni militer yaitu beragam cara dan metode untuk memenangkan perang. Perang tidak ada yang adil antara satu, sepuluh, bahkan seribu lawan. Setiap perang pasti ada kecurangan, kekotoran, dan penuh tipu muslihat. Tidak ada keadilan atau ksatria yang penting adalah menang . Beragam alat senjata dan teknologi rahasia dan racun, strategi dan jumlah pasukan manajemen prajurit, baik prajurit yang semacam ninja, prajurit yang menggunakan panah dan sumpit atau pisau terbang hingga menyiapkan pemimpin perang , mentri militer, dan raja terkuat. Wushu ini merupakan Wushu Cina kuno atau yang biasa disebut dengan Wushu tradisional.


(1)

第四章棉兰邱氏武术馆传播武术的作用和意义

4.1

邱氏武术馆武术的作用

武术的特点寓技击于体育之中内外合一,形神兼备的民族风格广 泛的适应性武术的作用改善和增强体质提高防身自卫能力磨练意志, 培养道德情操娱乐观赏,丰富文化生活武术具有健身、防身、修身养 性、娱乐观赏等多方面的作用,是人们增强体质,振奋精神的一种好 手段。

武术也套路运动其动作包含着屈伸、回环、平衡、跳跃、翻腾、 跌扑等,人体各部位几乎都要参与运动。

系统地进行武术训练,对人体速度、力量、灵巧,耐力、柔韧 等身体素质要求较高,人体各部位“一动无有不动”,几乎都参加运 动,使人的身心都得到全面锻炼。实践证明,对外能利关节,强筋骨, 壮体魄;对内能理脏腑,通经脉,调精神.武术运动讲究调息行气和 意念活动,对调节内环境的平衡,调养气血,改善人体机能,健体强


(2)

武术套路运动和搏斗运动,都是以技击作为它的中心内容的,周 贡通过武术锻炼,不仅能够达到增强体质的作用,而且能够学会攻防 格斗投术,特别是武术功力训练,更能发挥技击的实效性。

4.2

邱氏武术馆武术的意义

它的内涵和外延是随着社会历史的发展和武术本身的发展而发 展、变化的。武术是体育项目,它明显区别于使人致伤致残的实用技 击技术。武术的功能之一就是健身和养生,它能提高素质,健体防身, 和强身健体。对外能利关节像强筋骨,壮体魄,对内能理脏腑,通经 脉,调精神。对调节内环境的平衡,调养气血,改善人体机能,健体 强身十分有益。它具有以下健身功能 :有助于机体内脏器官及各系统 机能的提高,有助于肢体力量的增长,和有助于灵活性、协调性的改善。

武术是格斗的技术,讲究的是技巧,技术是综合能力,包括体 能和运用体能的手段,武术中运用体能的手段就是武术的招式,合理 的使用体能和招式就是武术的技巧。


(3)

第五章

结论

武术是以技击动作为主要内容。武术也武术是一种中国文化遗 产。在棉兰武术的历史很长。开头武术在印尼开始时的状态马来西亚, 菲律宾和新加坡轻松摘得金牌在SEA GAMES 1991新加坡。查看事件,

印尼国家体育委员会主席觉得很嫉妒,他打算建立一个真正的武术, 亦即武术印尼是国际标准。然后逐渐他的努力结出硕果,尽管他面临 着许多障碍和挑战,其中之一是武术运动员的搜索在印度呢西亚。该 委员会形成的成功印尼武术1992 年11 月 10 日。

在邱氏武术馆的发展是好和很上涨。越来武术的爱好者越多。 事先武术的爱好者只是华人,但是现代从本地人也很多喜爱的。武术 馆的学习者的男和女人是一样。命名的邱氏武术馆是 Master Supandi

Kusuma。他是一个指导人和武术的教练在那里。


(4)

壮体魄;对内能理脏腑,通经脉,调精神.武术运动讲究调息行气和 意念活动,对调节内环境的平衡,调养气血,改善人体机能。

武术的意义是功能之一就是健身和养生,它能提高素质,健体 防身,和强身健体。对调节内环境的平衡,调养气血,改善人体机能, 健体强身十分有益。


(5)

参考文献

1. ฀฀文.中国武฀分฀研究[J]. 天津体育学院学฀, 1995

西安市城市社区武฀健身活฀฀状฀฀与฀策研究[J].2012

3. Sugiarto,Herry Siswantoro [M]. Wushu – Variasi dan Perkembangan. Gramedia Pustaka Utama, 1999 年

4. Sugiarto, Herry Siswantoro [M]. Wushu Saolin Utara. Gramedia Pustaka Utama, 2000年


(6)

致谢

今年我的论文写完了。写论文的时候, 我得到了很多困难与障 碍。但是老师和朋友们总是给我很大的帮助。因此,我想对我中文指 导曹老师表示我的感谢,辛苦您了。谢谢您百忙的时间还要帮修改我 的论文, 常常鼓励我,让自己更努力了写论文及沈老师已经给我精 神和嘱咐。谢谢我亲爱的家人、妈妈, 爸爸、因为你们已经鼓励了 我,劝告我和给我物质援助。对我的朋友们,谢谢你们!你们是我的 好同学在四年间。我们一起通过了悲喜。

这篇论文,我觉得不完整,很多缺点。因此,我希望得到您的 意见和建议,以完善和补充, 凡事谦卑这篇的内容。