24 b.
Paritas jumlah anak minimal dengan umur anak terkecil 2 tahun c.
Yakin telah mempunyai besar keluarga yang sesuai dengan kehendaknya d.
Pada kehamilannya menimbulkan resiko kesehatan yang serius e.
Pascapersalinan dan atau pasca keguguran f.
Paham dan secara sukarela setuju dengan prosedur ini Arum, Sujiyatini, 2009.
6. Yang Tidak Dapat Menjalani Tubektomi
a. Hamil atau dicurigai hamil.
b. Perdarahan melalui vagina yang belum terjelaskan penyebabnya.
c. Infeksi sistematik atau pelvik akut yang belum sembuh atau masih
dikontrol. d.
Tidak boleh menjalani proses pembedahan. e.
Belum mantapkurang pasti dengan keinginannya untuk fertilitas dimasa mendatang.
f. Belum memberikan persetujuan tertulis
7. Waktu Pelaksanaan
a. Setiap waktu selama siklus menstruasi apabila diyakini secara rasional
klien tidak hamil. b.
Hari ke-6 hingga ke-13 dari siklus menstruasi fase proliferasi. c.
Pascapersalinan, yaitu sebaiknya dilakukan dalam 24 jam pertama atau selambat-lambatnya 48 jam pertama. Apabila lewat dari 48 jam maka
tubektomi akan dipersulit oleh oedema tuba uterina, infeksi dan kegagalan. Oedema akan berkurang setelah hari VII-X pasca persalinan. Tubektomi
setelah hari itu akan lebih dipersulit oleh adanya penciutan alat-alat genital dan mudahnya terjadi perdarahan Meilani dkk, 2010.
Universitas Sumatera Utara
25 d.
Pasca keguguran, -
Triwulan pertama dalam waktu 7 hari sepanjang tidak ditemukan infeksi pelvis untuk minilap dan laparaskopi.
- Triwulan kedua dalam waktu 7 hari sepanjang tidak ada bukti infeksi
pelvis untuk minilap saja Pinem, 2009.
8. Mekanisme Tubektomi
a. Saat operasi
Pasca keguguran, pasca persalinan atau masa interval. Pasca persalinan dianjurkan 24 jam atau selambat-lambatnya dalam 48 jam setelah bersalin.
b. Cara mencapai tuba
Laparatomi biasa, laparatomi mini dan laparaskopi 1
Laparotomi Biasa Tindakan ini paling banyak dilakukan pada tubektomi di
Indonesia sebelum tahun 70-an. Tubuktomi dengan tindakan laparotomi biasa dilakukan terutama pasca persalinan. Selain itu,dapat dilakukan
bersamaan dengan seksio sesarea. 2
Laparotomi Mini Tindakan ini paling mudah di lakukan 1-2 hari pasca persalinan.
Saat itu, uterus masih besar, tuba uterine masih panjang dan dinding perut masih longgarsehingga mudah dalam mencapai tuba uterine
dengan sayatan kecil 1-2 cm di bawah perut. Pasien dibaringkan. Lipatan kulit di bawah pusat yang berbentuk
bulatan sabit ditegangkan antara 2 buah doek klem hingga menjadi lurus. Pada tempat lipatan itu, dilakukan sayatan kecil 1-2 cm sampai
hamper menembus rongga peritoneum.
Universitas Sumatera Utara
26 3
Laparaskopi Suatu pemeriksaan endoskopik dari bagian dalam rongga
peritoneum dengan alat laparoskop yang dimasukkan melalui dinding anterior abdomen. Dapat dilakukan 6-8 minggu setelah persalinan atau
kapanpun pasien siap melakukannya. Operasi dilakukan biasanya seminggu sesudah mestruasi dengan puasa 6 jam sebelum operasi
Anggraini, Martini, 2012. c.
Cara penutupan tuba 1
Pomeroy Tuba dijepit pada pertengahannya, kemudian diangkat sampai melipat.
Dasar lipatan diikat dengan sehelai catgut biasa no. 0 atau no. 1. Lipatan tuba kemudian dipotong di atas ikatan catgut tadi.
2 Kroener
Fimbria dijepit dengan sebuah klem. Bagian tuba proksimal dari jepitan diikat dengan sehelai benang sutera, atau dengan catgut yang tidak
mudah direabsorbsi. Bagian tuba distal dari jepitan dipotong fimbriektomi.
3 Irving
Tuba dipotong pada pertengahan panjangnya setelah kedua ujung potongan diikat dengan catgut kromik no. 0 atau no. 00. Ujung
potongan proksimal ditanamkan di dalam miometrium dinding depan uterus, ujung potongan distal ditanamkan di dalam ligamentum latum.
4 Pemasangan cincin falope
Dengan aplikator, bagian isthmus tuba ditarik dan cincin dipasang pada bagian tuba tersebut. Sesudah terpasang lipatan tuba tampak keputih-
Universitas Sumatera Utara
27 putihan oleh karena tidak mendapat suplai darah lagi dan akan menjadi
fibrotik.
9. Persiapan Pre-operatif Tubektomi