Gaya Hidup dan Fungsi Pekarangan pada Masyarakat Desa (Studi Kasus di Kampung Iwul Bulak, Desa Iwul Kec. Parung-Bogor

CAUA HIDUP DAN FUN

ANCAN

PADA MASUARAK
(STUD1 KASUS Dl KAMPUNG IWUL BULAK, DESA IWUL
KEG. PARUNG,-BOGOR )

OIeh
CHRISTINA R U S H A R I A T I
A. 24 0966

JURUSAN ILMIU-ILMU SOSIAL EKONOMI PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
IWSTITUT PERTANIAPI BOGOR
1993

CHRISTINA RUSHARTATI.

GAYA HIDUP DAN FUNGSI PEKARANGGAN


PADA MASYARAKAT DESA.

Studi kasus di kampung Iwul Bulak,

Desa Iwul, Kecamatan Parung, Kabupaten Bogor.

(Dibawah

bimbingan DR. Ir. ALI M.A. RACHMAN).
Laporan ini dibuat berdasarkan Praktek Lapang yang
bertujuan untuk : (1) mendapatkan simbol budaya apa yang
memberikan gambaran dalam kurun waktu sekarang antara
harapan-harapan pemilik pekarangan sehubungan dengan
membudidayakan tanaman dan hewan di pekarangan.

Apakah

simbol-simbol tersebut dapat merefleksikan gaya hidup, dan
(2) mengetahui keterkaitan simbol-simbol budaya dengan


teknik-teknik

yang

diterapkan

masyarakat

dalam

memanfaatkan pekarangan dalam konsumsi sehari-hari.
Pekarangan yang dimaksud dalam tulisan ini adalah
sebidang tanah di sekitar rumah, mempunyai batas-batas
tertentu, ditanami berbagai jenis tanaman, mempunyai
hubungan fungsional baik ekonomi maupun sosiobudaya, dan
mempunyai

hubungan

bersangkutan.


pemilikan

dengan

rumah

yang

Sedangkan gaya hidup yang menjadi fokus

studi adalah pola tingkah laku segolongan manusia dalam
kehidupan sehari-hari dengan pekarangan sebagai potensi
kontribusi mencapai harapan, konsumsi dan teknik tertentu
agar kehidupan sehari-hari sebagai cerminan subsistensi
tercapai

.

~ a s i lpenelitian menunjukkan bahwa pola tingkah laku

msyarakat dari lapisan sosial ekonomi yang berbeda dalam
hubungannya dengan fungsi pekarangan hampir seragam,
karena proses ajar yang hampir sama pula.
terdapat perbedaan

dalam

Namun demikian

intensifikasi tanaman,

penanfaatan tanaman pangan untuk konsumsi sehari-hari,
pola konsumsi sendiri atau dijual dan penanaman tanaman
hias.
Keadaan pekaranggan sebagai refleksi dari gaya hidup
membawa

pengaruh

pada


produktivitas pekarangan.

Produktivitas pekarangan berkait dengan ketersediaan
sumberdaya di dalam rumahtangqa pemilik, yang mana
ketersediaan sumberdaya itu selanjutnya dapat mempengaruhi
konsumsi sehari-hari.
Terdapat perbedaan konsumsi produk-produk pekarangan
dalam hari-hari biasa dengan saat panen.

Berbagai teknik

dilakukan untuk tetap mencapai harapan ideal.

Teknik yang

dilakukan dapat berupa upaya-upaya maupun teknologi.
Upaya yang dilakukan untuk mencapai harapan ideal
sehubungan dengan konsumsi mereka dimana keadaan
sumberdaya


bawah garis harapan ideal adalah dengan

menghemat konsumsi sehari-hari.

Sedangkan upaya yanq

dilakukan pada saat keadaan sumberdaya di atas qaris
harapan ideal mengalokasikan kelebihan sumberdaya tersebut
untuk menyelenqqarakan hajatan, sedekahan, membeli ternak,

memperbaiki rumah dan lain-lain.

Upaya-upaya tersebut

dilakukan baik oleh rumahtangga kaya, cukupan maupun
miskin.
Sedangkan teknologi yang diterapkan, baik oleh
rumahtangga kaya, cukupan maupun miskin umumnya
bersifat tradisional.


masih

Baik rumahtangga kaya, cukupan

maupun miskin tetap mempertahankan teknik tradisinya, ha1
ini telah tersosialisasi di dalam diri individu.

Mereka

lebih percaya kepada pengalaman generasi terdahulu dari
pada harus mencoba teknologi baru.

Selain alasan tersebut

penggunaan teknologi tradisional juga dilatarbelakangi
oleh keengganan masyarakat untuk mengeluarkan uang.
Upaya-upaya dan teknologi tersebut merupakan simbol
budaya masyarakat Iwul Bulak sehubungan dengan konsumsi
seharari-hari dalam rangka mencapai harapan ideal.

Dari hasil penelitian tersebut disarankan agar
dilakukan intensifikasi pemanfaatan pekarangan

yaitu

selain pekarangan dimanfaatkan untuk budidaya tanaman,
sebaiknya juga digunakan

untuk budidaya ternak seperti

sapi, kambing, unggas, ikan lele, ikan hias dan tanaman
hias; dan sebaiknya teknologi yang sudah diterapkan
ditingkatkanldiperbaiki sehingga fungsi pekarangan dalam
menunjang kehidupan sosial ekonomi rumahtangga
dioptimalkan.

dapat

PERNYATAAN
DENGAN


IN1 SAYA MENYATAKAN BAHWA

LAPORAN

PRAKTEK

LAPANG IN1 BENAR-BENAR HASIL KARYA SAYA SENDIRI YANG BELUM

PERNAH DIAJUKAN SEBAGAI KARYA ILMIAH PADA SUATU PERGURUAN
TINGGI DAN ATAU LEMBAGA MANAPUN.

BOGOR, SEPTEMBER 1993

CHRISTINA RUSHARTATI

GAYA HIDUP DAN FUNGSI PEKARANGAN
PADA MASYARAKAT DESA
Studi kllsus di Karnpung Iwul Bulak, Dau Iwul, Krct~rnatanParung, Kabupaten Bogor


Oleh:
CHRISTINA

RUSHARTATI

A. 24.0966

SKRIPSI
Sebagai syarat kelulusan untuk memperoleh gelar
SARJANA

PERTANIAN

pada
Jurusan Ilmu-Ilmu Sosial Ekonomi Pertanian
Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

JURUSAN ILMU-ILMU SOSIAL EKONOMI PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR

1993

CAUA HIDUP DAN FUN

ANCAN

PADA MASUARAK
(STUD1 KASUS Dl KAMPUNG IWUL BULAK, DESA IWUL
KEG. PARUNG,-BOGOR )

OIeh
CHRISTINA R U S H A R I A T I
A. 24 0966

JURUSAN ILMIU-ILMU SOSIAL EKONOMI PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
IWSTITUT PERTANIAPI BOGOR
1993

CHRISTINA RUSHARTATI.

GAYA HIDUP DAN FUNGSI PEKARANGGAN

PADA MASYARAKAT DESA.

Studi kasus di kampung Iwul Bulak,

Desa Iwul, Kecamatan Parung, Kabupaten Bogor.

(Dibawah

bimbingan DR. Ir. ALI M.A. RACHMAN).
Laporan ini dibuat berdasarkan Praktek Lapang yang
bertujuan untuk : (1) mendapatkan simbol budaya apa yang
memberikan gambaran dalam kurun waktu sekarang antara
harapan-harapan pemilik pekarangan sehubungan dengan
membudidayakan tanaman dan hewan di pekarangan.

Apakah

simbol-simbol tersebut dapat merefleksikan gaya hidup, dan
(2) mengetahui keterkaitan simbol-simbol budaya dengan

teknik-teknik

yang

diterapkan

masyarakat

dalam

memanfaatkan pekarangan dalam konsumsi sehari-hari.
Pekarangan yang dimaksud dalam tulisan ini adalah
sebidang tanah di sekitar rumah, mempunyai batas-batas
tertentu, ditanami berbagai jenis tanaman, mempunyai
hubungan fungsional baik ekonomi maupun sosiobudaya, dan
mempunyai

hubungan

bersangkutan.

pemilikan

dengan

rumah

yang

Sedangkan gaya hidup yang menjadi fokus

studi adalah pola tingkah laku segolongan manusia dalam
kehidupan sehari-hari dengan pekarangan sebagai potensi
kontribusi mencapai harapan, konsumsi dan teknik tertentu
agar kehidupan sehari-hari sebagai cerminan subsistensi
tercapai

.

~ a s i lpenelitian menunjukkan bahwa pola tingkah laku
msyarakat dari lapisan sosial ekonomi yang berbeda dalam
hubungannya dengan fungsi pekarangan hampir seragam,
karena proses ajar yang hampir sama pula.
terdapat perbedaan

dalam

Namun demikian

intensifikasi tanaman,

penanfaatan tanaman pangan untuk konsumsi sehari-hari,
pola konsumsi sendiri atau dijual dan penanaman tanaman
hias.
Keadaan pekaranggan sebagai refleksi dari gaya hidup
membawa

pengaruh

pada

produktivitas pekarangan.

Produktivitas pekarangan berkait dengan ketersediaan
sumberdaya di dalam rumahtangqa pemilik, yang mana
ketersediaan sumberdaya itu selanjutnya dapat mempengaruhi
konsumsi sehari-hari.
Terdapat perbedaan konsumsi produk-produk pekarangan
dalam hari-hari biasa dengan saat panen.

Berbagai teknik

dilakukan untuk tetap mencapai harapan ideal.

Teknik yang

dilakukan dapat berupa upaya-upaya maupun teknologi.
Upaya yang dilakukan untuk mencapai harapan ideal
sehubungan dengan konsumsi mereka dimana keadaan
sumberdaya

bawah garis harapan ideal adalah dengan

menghemat konsumsi sehari-hari.

Sedangkan upaya yanq

dilakukan pada saat keadaan sumberdaya di atas qaris
harapan ideal mengalokasikan kelebihan sumberdaya tersebut
untuk menyelenqqarakan hajatan, sedekahan, membeli ternak,

memperbaiki rumah dan lain-lain.

Upaya-upaya tersebut

dilakukan baik oleh rumahtangga kaya, cukupan maupun
miskin.
Sedangkan teknologi yang diterapkan, baik oleh
rumahtangga kaya, cukupan maupun miskin umumnya
bersifat tradisional.

masih

Baik rumahtangga kaya, cukupan

maupun miskin tetap mempertahankan teknik tradisinya, ha1
ini telah tersosialisasi di dalam diri individu.

Mereka

lebih percaya kepada pengalaman generasi terdahulu dari
pada harus mencoba teknologi baru.

Selain alasan tersebut

penggunaan teknologi tradisional juga dilatarbelakangi
oleh keengganan masyarakat untuk mengeluarkan uang.
Upaya-upaya dan teknologi tersebut merupakan simbol
budaya masyarakat Iwul Bulak sehubungan dengan konsumsi
seharari-hari dalam rangka mencapai harapan ideal.
Dari hasil penelitian tersebut disarankan agar
dilakukan intensifikasi pemanfaatan pekarangan

yaitu

selain pekarangan dimanfaatkan untuk budidaya tanaman,
sebaiknya juga digunakan

untuk budidaya ternak seperti

sapi, kambing, unggas, ikan lele, ikan hias dan tanaman
hias; dan sebaiknya teknologi yang sudah diterapkan
ditingkatkanldiperbaiki sehingga fungsi pekarangan dalam
menunjang kehidupan sosial ekonomi rumahtangga
dioptimalkan.

dapat

PERNYATAAN
DENGAN

IN1 SAYA MENYATAKAN BAHWA

LAPORAN

PRAKTEK

LAPANG IN1 BENAR-BENAR HASIL KARYA SAYA SENDIRI YANG BELUM

PERNAH DIAJUKAN SEBAGAI KARYA ILMIAH PADA SUATU PERGURUAN
TINGGI DAN ATAU LEMBAGA MANAPUN.

BOGOR, SEPTEMBER 1993

CHRISTINA RUSHARTATI

GAYA HIDUP DAN FUNGSI PEKARANGAN
PADA MASYARAKAT DESA
Studi kllsus di Karnpung Iwul Bulak, Dau Iwul, Krct~rnatanParung, Kabupaten Bogor

Oleh:
CHRISTINA

RUSHARTATI

A. 24.0966

SKRIPSI
Sebagai syarat kelulusan untuk memperoleh gelar
SARJANA

PERTANIAN

pada
Jurusan Ilmu-Ilmu Sosial Ekonomi Pertanian
Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

JURUSAN ILMU-ILMU SOSIAL EKONOMI PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
1993