Adanya Revisi Pendapatan dan Pengeluaran Negara pada APBNP-2016

5 Macroeconomic Dashboard Universitas Gadjah Mada Tabel 1 Realisasi Indikator Makroekonomi 2015-2017 Kondisi ekonomi global komponen asumsi makro RAPBN 2017 Indikator 2015 2016 2017 APBNP Realisasi APBN APBNP RAPBN Pertumbuhan Ekonomi y-o-y 5,7 4,8 5,3 5,2 5,1 Inlasi y-o-y 5,0 3,4 4,7 4,0 4,0 Tingkat Bunga SPN 3 bulan rata-rata 6,2 6,0 5,5 5,5 5,3 Nilai Tukar IDRUSD 12.500 13.392 13.900 13.500 13.300 Harga Minyak Mentah Indonesia USD barrel 60 49 50 40 45 LiftingMinyak Ribu barel per hari 825 778 830 820 780.0 LiftingGas Bumi Ribu barel per hari 1,221 1.195,4 1,155 1,150 1,150 Sumber: Kementerian Keuangan 2016 Pada RAPBN 2017, pertumbuhan ekonomi diasumsikan sebesar 5,1 persen secara year on year—lebih rendah bila dibandingkan dengan APBNP tahun 2016 sebesar 5,2 persen. Asumsi pertumbuhan ekonomi yang lebih rendah ini disebabkan masih adanya ketidakpastian ekonomi global, termasuk global slowdown yang dapat ikut mempengaruhi kinerja perekonomian domestik untuk tumbuh terbatas. Laju inlasi pada RAPBN 2017 berada pada kisaran 4 persen secara year on year—sama dengan laju inlasi pada APBNP tahun 2016—ikut dipengaruhi oleh adanya upaya pengendalian inlasi oleh pemerintah. Nilai tukar rupiah diperkirakan akan menguat hingga ke level Rp13.300 dari semula berada di level Rp13.500 pada APBNP 2016. Menguatnya nilai tukar ini diharapkan akan terealisasi dengan terus masuknya arus modal ke pasar inansial dalam negeri yang distimulasi oleh manajemen risiko yang lebih baik. Harga minyak mentah diasumsikan menguat ke level 45 Dolar per barel dengan diturunkannya lifting minyak dengan cukup signiikan ke level 780 ribu barel per hari. Asumsi terakhir tidak terlepas dari masih rendahnya harga minyak mentah dunia, yang diproyeksikan akan mengalami peningkatan pada 2017. Tabel 2 Ringkasan Realisasi APBNP 2015, Realisasi APBNP 2015, APBN APBNP 2016, dan RAPBN 2017 Triliun Rupiah Rancangan anggaran 2017 lebih rendah dibandingkan dengan APBNP 2016 Uraian 2015 2016 2017 APBNP R e a l i s a s i Unaudited APBN APBNP RAPBN Pendapatan Negara 1,761.6 1,505.4 1,822.5 1,786.2 1,737.6 Pendapatan dalam negeri 1,758.3 1,494.10 1,820.5 1,784.2 1,735.3 Penerimaan Perpajakan 1,489.3 1,240.40 1,546.7 1,539.2 1,495.9 Penerimaan Negara Bukan Pajak 269.1 253.70 273.8 245.1 240.4 Penerimaan Hibah 3.3 11.3 2.0 2.0 1.4 Belanja Negara 1,984.1 1,797.9 2,095.7 2,082.9 2,070.5 Belanja pemerintah pusat 1,319.5 1,174.5 1,325.6 1,306.7 1,310.4 Transfer ke daerah dan dana desa 664.6 623.0 770.2 776.3 552.1 SurplusDeisit anggaran -225.5 -292.2 -273.2 -296.7 -332.8 SurplusDeisit terhadap PDB -1.90 -2.50 -2.20 -2.40 -2.41 Sumber: Kementerian Keuangan 2016 Baik rancangan pendapatan maupun rancangan belanja pada RAPBN 2017. Target pendapatan negara pada Tahun Anggaran direncanakan lebih rendah dari target pendapatan pada APBNP tahun 2016—yakni hanya mencapai 1,737.6 triliun rupiah. Turunnya rancangan target pendapatan negara ini masih dilatarbelakangi oleh suasana melemahnya perekonomian global. Meski begitu, pemulihan secara bertahap negara-negara mitra dagang Indonesia mendorong optimisme tercapainya optimalisasi pendapatan pada 2017. Perpajakan sebagai sumber penerimaan utama ditargetkan Rp1,495.9 triliun— menurun 2,8 persen bila dibandingkan dengan target penerimaan pajak pada APBNP 2016. Turunnya penerimaan pajak ini tidak lepas dari masih melemahnya harga-harga komoditas di pasar global. Di sisi lain, PNBP sebesar 240,4 triliun rupiah dan penerimaan hibah 1,4 triliun rupiah.

2. Adanya Revisi Pendapatan dan Pengeluaran Negara pada APBNP-2016

Indonesian Economic Review and Outlook 6 B. Pasar Finansial dan Sektor Moneter 1.Kenaikan cadangan devisa kembali memperkokoh nilai tukar rupiah Gambar 5 Kurs Rupiah terhadap Dolar AS, Sepember 2011 – September 2016 Rupiah terus menguat seiring dengan membaiknya risiko eksternal Catatan: = mulai Mei 2013, data kurs menggunakan JISDOR Bank Indonesia Sumber: Bank Indonesia dan CEIC 2016, diolah Kurs rupiah terhadap dollar AS pada September 2016 merupakan yang terkuat sejak 2015. Pada September 2016, kurs rupiah terhadap dollar AS berada pada level Rp12.998US. Rupiah terapresiasi 2,27 persen dibandingkan pada bulan Agustus 2016. Apabila dibandingkan dengan kuartal I-2016 Juni 2016, rupiah terapresiasi sebesar 1,38 persen. Terakhir kali rupiah berada di posisi terkuatnya adalah pada April 2015 yang menyentuh angka Rp12.937US. Semenjak awal tahun 2016 terdapat tendensi penguatan pada nilai rupiah. Program pengampunan pajak tax amnesty dan pulangnya dana-dana asing dari luar negeri menjadi salah satu penyebab apresiasi rupiah terhadap dollar AS. Selain itu terdapat pula beberapa faktor eksternal seperti melemahnya pertumbuhan ekonomi AS pada kuartal II- 2016 perekonomian AS tumbuh 1,28 persen atau 0,29 pp lebih rendah q-t-q yang membuat probabilitas kenaikan fed-fund rate mengecil. Gambar 6 Real Efective Exchange Rate, 2011 – 2016 Secara umum, nilai rupiah mengalami apresiasi hingga overvalued Sumber: Bank Indonesia dan CEIC 2016, diolah Rupiah kembali terapresiasi terhadap mata uang negara-negara lainnya. Pada September 2016, indeks Real Efective Exchange Rate berada pada level 108,17 nilai indeks. Angka tersebut lebih tinggi dari nilai rata-rata jangka panjangnya yaitu 105,94 poin, atau overvalued sebesar 2,1 persen. Overvalued rupiah pada bulan September 2016 tercatat lebih besar dibandingkan kuartal II-2016 pada kuartal II-2016 REER rupiah tercatat overvalued sebesar 0,43 persen. Hal ini memiliki implikasi bahwa nilai tukar riil rupiah efektif terhadap negara-negara rekan dagang makin menjauh dari rata-rata jangka panjangnya. 7 Macroeconomic Dashboard Universitas Gadjah Mada 2. Pasar Saham Kembali Mengalami Penguatan Gambar 7 Cadangan Devisa, September 2011 – September 2016 Cadangan devisa mengalami kenaikan Sumber: Bank Indonesia dan CEIC 2016 Gambar 8 Pergerakan IHSG September 2011 – September 2016 IHSG terus mengalami penguatan Sumber: CEIC 2016, diolah Gambar 9 Nilai Kapitalisasi Pasar Saham dan Pembelian Neto Asing September 2011 – September 2016 Sumber: CEIC, Bloomberg 2016, diolah Cadangan devisa Indonesia mengalami peningkatan. Pada September 2016, cadangan devisa Indonesia tercatat pada US 115,67 miliar, nilai ini tercatat 1,88 persen lebih tinggi dibandingkan bulan lalu. Apabila dibandingkan dengan kuartal lalu Juni 2016 maka cadangan devisa ini lebih tinggi 5,35 persen. Bahkan posisi cadangan devisa pada September 2016 merupakan posisi tertinggi selama periode amatan September 2011-September 2016 Masuknya dana-dana lewat program pengampunan pajak tax amnesty yang disusun oleh pemerintah menjadi salah satu penyebab naiknya cadangan devisa Indonesia. Besaran cadangan devisa per September 2016 ini dapat membiayai 8,5 bulan impor dan utang pemerintah, lebih tinggi dari standar kecukupuan internasional yakni 3 bulan. Sejak Oktober 2015 hingga September 2016, Indeks Harga Saham Gabungan IHSG terus menunjukkan tren pergerakan yang positif. Pada bulan September 2016, IHSG berada pada tingkat 5.364 poin, menguat 6,9 persen dari Juni 2016 atau 27,01 persen secara y-o-y. Sementara itu, nilai kapitalisasi pasar saham pada September 2016 tercatat Rp5.799 triliun rupiah, naik 7,6 persen dibanding Juni 2016 atau meningkat 32,5 persen dibandingkan September tahun sebelumnya. Investor asal asing melakukan pembelian neto yang cukup besar mulai Juni 2016 menyusul pemberlakuan kebijakan tax amnesty yang direspon positif. Pada Agustus 2016, investor asing membukukan pembelian neto sebesar Rp12.866 miliar, jumlah terbesar sejak 2 tahun terakhir. Sedangkan pada bulan September 2016, investor asing kembali melakukan jual neto sebesar Rp3,29 triliun diiringi pelemahan IHSG sebesar 0,40 persen. Aksi jual investor tersebut didorong melemahnya bursa Asia pada beberapa minggu terakhir September 2016 dan keragu-raguan pasar menyongsong keputusan rapat FOMC mengenai kenaikan suku bunga acuan The Fed. Indonesian Economic Review and Outlook 8 3. Utang Luar Negeri Indonesia Meningkat, Utang Swasta Menurun, Indikator Sustainabilitas Utang Memburuk, Persepsi Risiko SBN Menurun Gambar 10 Utang luar negeri Indonesia Juli 2011 – Juli 2016 Utang luar negeri pemerintah meningkat Sumber : Bank Indonesia 2016 Jumlah total utang luar negeri ULN pada Juli 2016 sebesar US324.203 juta, meningkat 0,13 persen m-t-m atau 6,39 persen y-o-y, dengan kenaikan ULN pemerintah yang signiikan. ULN pemerintah naik sebesar 19,24 persen y-o-y atau 0,73 persen m-t-m. Kenaikan ULN pemerintah ini untuk memenuhi target pinjaman luar negeri neto pemerintah pada bagian pembiayaan APBN-P 2016 yang sebesar negatif Rp2,5 triliun. Nilai pinjaman neto tersebut lebih besar daripada nilai pinjaman luar negeri neto APBN 2015 yang sebesar negatif Rp23,8 triliun. Target penerimaan ULN pemerintah pada tahun 2016 yang lebih tinggi daripada tahun sebelumnya menyebabkan pemerintah harus meningkatkan jumlah pinjaman luar negerinya. Utang luar negeri swasta adalah sebesar US164.503 juta, menurun 3,35 persen y-o-y atau 0,35 persen m-t-m. Sejak kuartal I 2016, swasta lebih banyak melakukan pembayaran ULN daripada melakukan peminjaman ULN baru. Lemahnya permintaan dan harga komoditas global mendorong penurunan penarikan pinjaman oleh perusahaan sektor industri pengolahan, pertambangan, dan keuangan. Walaupun volumenya menurun, pangsa utang luar negeri swasta yang sebesar 51 persen masih lebih besar daripada utang luar negeri sektor publik. Gambar 11 Utang Luar Negeri Indonesia berdasarkan Jangka Waktunya Remaining Maturity Juli 2011 – Juli 2016 Utang luar negeri jangka panjang masih mendominasi Sumber: Bank Indonesia 2016 Utang luar negeri Indonesia masih didominasi oleh utang luar negeri ULN jangka panjang dengan pangsa sebesar 82 persen dari keseluruhan ULN Indonesia. Persentase tersebut masih sama dengan pangsa ULN jangka panjang tahun sebelumnya. Swasta masih mendominasi ULN baik jangka panjang maupun jangka pendek walaupun pangsanya menurun dibandingkan pangsa tahun sebelumnya. Hal ini disebabkan penurunan penarikan utang korporasi dan peningkatan pembiayaan dari utang luar negeri dalam APBN-P 2016. Pada bulan Juli 2016, jumlah ULN jangka pendek Indonesia adalah US 58.995 juta dan ULN jangka panjang Indonesia adalah US 265.300 juta. ULN jangka pendek meningkat 4,74 persen y-o-y dan sama dengan bulan sebelumnya. ULN jangka panjang meningkat 0,19 persen m-t-m dan 6,79 persen y-o-y. ULN jangka pendek sektor publik pemerintah dan bank sentral sebesar US9.926 juta, meningkat 2 persen m-t-m dan 14,43 persen y-o-y. Sedangkan ULN jangka pendek swasta turun 0,5 persen m-t-m dan meningkat 2,8 persen y-o-y. ULN jangka panjang sektor publik sebesar US 149.774 juta, meningkat 19,02 persen y-o-y sedangkan ULN jangka panjang sektor swasta sebesar US 115.526 juta, menurun 5,75 persen y-o-y. 9 Macroeconomic Dashboard Universitas Gadjah Mada Gambar 12 SBN Outstanding dan Kepemilikan Berdasarkan Entitas, September 2011 – September 2016 SBN outstanding Indonesia meningkat dan didominasi oleh pemilik asing Sumber: Kementerian Keuangan 2016 Total SBN outstanding Indonesia pada bulan September 2016 adalah sebesar Rp2.698.96 triliun. Jumlah tersebut mengalami peningkatan sebesar 0,54 persen m-t-m dari Agustus 2016 atau 17,07 persen y-o-y dari September 2015. SBN tradeable masih mendominasi keseluruhan SBN outstanding dengan porsi 91,01 persen dari seluruh SBN oustanding dan meningkat sebesar 0,63 persen m-t-m atau 20,20 persen y-o-y. Kepemilikan SBN tradeable masih didominasi oleh asing. Asing memiliki Rp684,98 triliun atau 56,50 persen dari keseluruhan SBN tradeable dan meningkat sebesar 2,32 persen m-t-m dari Agustus 2015 dan 30,88 persen y-o-y dibandingkan bulan September tahun sebelumnya. Institusi pemerintah memegang SBN tradeable sebanyak Rp158,66 triliun, meningkat sebanyak 97 persen m-t-m dibandingkan Agustus 2016, sedangkan bank memiliki SBN tradeable sebanyak Rp368,62 triliun. Asing mencatatkan pembelian neto atas SBN sebesar Rp9,04 triliun pada bulan Agustus 2016. Gambar 13 Indikator Sustainabilitas Utang Luar Negeri Indonesia Kuartal II 2014 - Kuartal II 2016 Sustainabilitas utang luar negeri Indonesia semakin memburuk Catatan: Debt Service Ratio Tier 1 merupakan pembayaran pokok dan bunga atas utang jangka panjang dan pembayaran bunga atas utang jangka pendek Debt Service Ratio Tier 2 meliputi pembayaran pokok dan bunga atas utang dalam rangka investasi langsung selain dari anak perusahaan di luar negeri, serta pinjaman dan utang dagang kepada non-ailiasi Sumber: Bank Indonesia 2016 Secara umum, indikator sustainabilitas utang luar negeri Indonesia memburuk. Debt Service Ratio DSR atau rasio pembayaran pokok dan bunga utang luar negeri terhadap ekspor adalah indikator yang menggambarkan ketersediaan aliran dana masuk sebuah negara untuk memenuhi kewajiban luar negerinya. Pada kuartal II 2016, DSR Tier 1 Indonesia adalah 37.28 persen atau meningkat 9,40 persen q-t-q sedangkan DSR Tier 2 adalah 67.69 persen atau meningkat 11,06 persen q-t-q. Peningkatan rasio DSR tersebut disumbangkan oleh kinerja ekspor yang masih lemah hingga Kuartal II 2016. Rasio utang terhadap ekspor dan rasio utang terhadap PDB berturut-turut adalah 183,84 persen dan 36.77 persen. Rasio utang terhadap ekspor meningkat 4 persen q-t-q sedangkan rasio utang terhadap PDB meningkat 0,55 persen q-t-q. Indonesian Economic Review and Outlook 10 Gambar 14 Yield SBN Indonesia Oktober 2011 – Oktober 2016 Yield SBN Indonesia menurun, menandakan persepsi risiko obligasi pemerintah yang menurun Sumber: CEIC 2016 Yield Surat Berhaga Negara SBN sejak awal 2016 hingga Oktober 2016 menunjukkan tren penurunan. Yield SBN bertenor 1 tahun, 5 tahun, 10 tahun, dan 30 tahun pada Oktober 2016 masing-masing adalah 6,172 persen, 6,841 persen, 7,096 persen, 7,679 persen p.a. secara berturut-turut. Yield tersebut lebih rendah daripada yield rata-rata kuartal II 2016 dan kuartal III 2016 yang masing-masing sebesar 6,54 persen dan 6,25 persen untuk SBN bertenor 1 tahun. Penurunan yield SBN menandakan penurunan persepsi risiko obligasi Indonesia sejak awal tahun 2016, terutama oleh investor asing yang menjadi pemegang mayoritas SBN Indonesia. Hal ini dibarengi dengan Credit Default Swap CDS spread yang terus menurun sejak awal 2016 hingga Agustus 2016. Kebijakan stabilisasi perekonomian yang terus-menerus dilakukan oleh Bank Indonesia dan pemerintah telah meningkatkan kepercayaan investor atas obligasi 11 Macroeconomic Dashboard Universitas Gadjah Mada C. SEKTOR PERBANKAN

1. Sistem Perbankan Indonesia secara keseluruhan berada dalam kondisi stabil.