Gejala klinis osteomielitis kronis supuratif meliputi rasa sakit, malaise, demam, anoreksia. Setelah 10 – 14 hari setelah terjadinya osteomielitis supuratif,
gigi-gigi yang terlibat mulai mengalami mobiliti dan sensitif terhadap perkusi, pus keluar di sekitar sulkus gingiva atau melalui fistel mukosa dan kutaneus, biasanya
dijumpai halitosis, pembesaran dimensi tulang akibat peningkatan aktivitas periosteal, terbentuknya abses, eritema, lunak apabila dipalpasi. Trismus kadang dapat terjadi
sedangkan limphadenopati sering ditemukan. Temperatur tubuh dapat mencapai 38 – 39
o
C dan pasien biasanya merasa dehidrasi.
2.3 Osteomielitis kronis nonsupuratif
Istilah osteomielitis nonsupuratif menggambarkan bagian yang lebih heterogenik dari osteomielitis kronis. Menurut Topazian yang termasuk jenis
osteomielitis kronis supuratif ini antara lain osteomielitis tipe sklerosis kronis, periostitis proliferasi, serta aktinomikotik dan bentuk yang disebabkan oleh radiasi.
Hudson menggunakan istilah ini untuk menggambarkan kondisi osteomielitis berkepanjangan akibat perawatan yang tidak memadai, atau meningkatnya virulensi
dan resistensi antibiotik dari mikroorganisme yang terlibat. Oleh karena itu klasifikasi ini juga menggabungkan beberapa kasus dan juga meliputi bentuk supuratif dari
osteomielitis yang merupakan stadium lanjutan dari bentuk nonsupuratif. Gejala klinis yang biasanya dijumpai adalah rasa sakit yang ringan dan
melambatnya pertumbuhan rahang. Gambaran klinis yang dijumpai adalah adanya sequester yang makin
membesar dan biasanya tidak dijumpai adanya fistel.
Universitas Sumatera Utara
2.4 Garres osteomielitis
Garres osteomielitis banyak terjadi pada anak-anak, terkadang juga terjadi pada orang dewasa. Pada rahang, Garres osteomielitis sering berkaitan dengan karies
akut lanjutan pada pasien anak kecil yang sudah berlanjut menjadi pulpitis dan lesi periapikal. Untuk menjadi Garres osteomielitis respon inflamasi meluas melalui
tulang ke permukaan luar, merangsang periosteum menebal dan membentuk lapisan tulang baru. Pada saat terjadi bentuk lain dari osteomielitis, margin gingiva bebas
tetap berada di atas ketinggian kontur gigi, dan menyebabkan terjadinya impaksi makanan pada sulkus gingiva.
Gambaran klinis yang dijumpai adalah bentuknya lebih terlokalisir, keras, pembengkakan tulang mandibula yang tidak halus pada bagian bawah dan samping
pada tulang mandibula dan disertai dengan karies pada molar satu
8
. Gejala klinis yang dijumpai adalah limphadenopati, hiperpireksia dan
biasanya tidak sertai dengan leukositosis
8
.
Gambar 1. Osteomielitis kronis pada rahang.http:www.medcyclopaedia.co
mlibraryradiologychapter1111_4.asp x 6 Februari 2010
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2. Foto MRI osteomielitis pada rahang
http:imaging.consult.comimagetopic dxMusculoskeletal?title=Osteomyelitis
Jawimage=fig6locator=gr6pii=S 1933-03320670458-X
6 Februari 2010
Gambar 3. Foto CT scan aksial osteomielitis pada rahang.
http:imaging.consult.comimagetopic dxMusculoskeletal?title=Osteomyelitis
Jawimage=fig4locator=gr4pii=S 1933-03320670458-X
6 februari 2010
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4. Foto CT Scan sequester pada rahang. a. Foto aksial CT scan menunjukan adanya multipel sequester b. Coronal CT scan menunjukkan adanya sequester pada kasus yang
berbeda pada ostemielitis kronis http:imaging.consult.comimagetopicdxMusculoskeletal?title=Osteomyelitis
Jawimage=fig2locator=gr2pii=S1933-03320670458-X 6 Februari 2010
Universitas Sumatera Utara
BAB 3 ANKILOSIS PADA SENDI TEMPOROMANDIBULA AKIBAT