8 7
6 5
4 3
2 1
28.0 24.5
21.0 17.5
14.0 10.5
7.0 3.5
4969.5498 4969.5498
4969.5498 4969.5498
4969.5498 4969.5498
4969.5498 4969.5498
139147.39 121753.97
104360.55 86967.122
69573.697 52180.273
34786.849 17393.424
345.0682 301.9346
258.8011 215.6676
172.5341 129.4006
86.2670 43.1335
Total = 933451.91  2314.8441
Selanjutnya hasil dari F
i
kN ini akan dimasukkan ke dalam program ETABS versi 7 sebagai beban gempa.
V.4 Analisis Struktur dengan ETABS Versi 9.0.7 dan Perencanaan Struktur
Dalam melakukan analisis struktur dengan program ETABS versi 9.0.7, beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu :
• Sistem Koordinat Global dan Sistem Koordinat Lokal
Sistem koordinat global adalah suatu sistem koordinat tiga dimensi yang saling tegak lurus dan perjanjian tanda yang digunakan memenuhi kaidah
aturan tangan kanan.  Sistem koordinat ini memiliki tiga sumbu yang saling
Universitas Sumatera Utara
tegak lurus, yaitu sumbu X, Y, dan Z. Arah koordinat dalam sumbu ini diindikasikan dengan menggunakan nilai ±X, ±Y, ±Z. Semua sistem
koordinat dalam model struktur yang digunakan selalu didefenisikan dengan koordinat global baik secara langsung maupun secara tidak langsung.
ETABS versi 9.0.7 mengasumsikan bahwa sumbu global Z selalu merupakan sumbu vertikal, dimana sumbu global +Z merupakan vertikal axis
yang memiliki arah ke atas. Bidang X-Y merupakan suatu bidang horizontal. Komponen-komponen struktur seperti joint, element dan constrain
memiliki sumbu lokal tersendiri untuk mendefinisikan properties, beban dan respons dari bagian struktur tersebut. Sumbu dari sistem koordinat lokal ini
dinyatakan dengan sumbu 1, 2, dan 3. Secara umum, sistem koordinat lokal dapat bervariasi untuk setiap joint, element, dan constrain.
Dalam analisis ini, sistem koordinat lokal yang digunakan untuk joint, constrain, dan NL-Link sama dengan sistem koordinat global X, Y, Z.
Sistem koordinat lokal elemen yang dipakai pada penelitian ini dinyatakan dengan sumbu 1, sumbu 2, sumbu 3, dimana :
o Sumbu lokal 1 arahnya aksial.
o Sumbu lokal 2 searah sumbu global +Z untuk balok dan searah sumbu
global +X untuk kolom. o
Sumbu lokal 3 mengikuti kaidah aturan tangan kanan, dimana sumbu 3 tegak lurus dengan sumbu 1 dan sumbu 2.
Universitas Sumatera Utara
• Elemen-elemen Portal
Tahapan awal yang dilakukan adalah mendefinisikan semua jenis dan ukuran penampang elemen portal yang akan digunakan. Setelah tahapan ini
selesai,  masing-masing elemen portal harus disesuaikan dengan jenis dan ukuran penampang yang dibuat.
• Center of Mass dan Center of Inersia
Dalam hal ini struktur yang ditinjau adalah struktur tiga dimensi yang simetris, maka letak daripada Center of Mass dan Center of Inersia saling
berimpit, dalam arti menuju ke suatu titik yang sama. Penentuan Center of Mass dilakukan secara otomatis oleh program ETABS versi 9.07. Kegunaan
dari titik ini adalah sebagai tempat untuk memberikan gaya statik lateral pada analisis beban statik ekuivalen.
• Diaphragm Constraint
Tahapan ini dilakukan secara otomatis oleh ETABS versi 9.0.7. Constraint ini menyebabkan semua joint pada satu lantai yang diberikan batasan
constraint, bergerak secara bersamaan sebagai sebuah diafragma planar  yang bersifat  rigid  terhadap semua  deformasi yang mungkin  terjadi. Asumsi
diaphragam  constraint  sangat tepat untuk fenomena  terbentuknya  rigid floor di mana  lantai struktur  bergerak  bersama  ketika  suatu  struktur mengalami
gempa.  Constraint jenis  juga  menghilangkan  masalah  asuransi  numerikal ketika  suatu lantai  struktur  diasumsikan sebagai elemen  membran.
Universitas Sumatera Utara
• Automatic  Master Joint
Program  ETABS  versi 9.0.7 secara langsung  membentuk  suatu  master Joint  untuk setiap joint yang  diberi  constraint  termasuk  diaphragm
constraint. Setiap master  joint mengatur  perilaku  dari Joint-joint  yang diberi constraint.  Kekuatan  translasional dari suatu master  Joint adalah
penjumlahan  dari kekuatan  rotasioanal  dari setiap  Joint-nya  ditambah dengan second  moment  dari kekuatan translaional  setiap  joint-nya.
• Rigid  End Offset
Elemen-elemen  portal  diidealisasikan  sebagai garis-garis  yang berhubungan pada  joint. Dalam  kenyataannya, elemen struktur seperti  balok
dan  kolom  memiliki dimensi  yang saling berpotongan  dan pengaruhnya terkadang  cukup berarti   terhadap  tingkat  taraf  penjepitan  dan biasanya
momen  tumpuan  dari  balok. Dalam  program  ETABS versi  9.0.7. keadaan perpotongan  blok-kolom  ini dapat  diidealisaikan  dengan memberikan  dua
end affset untuk  tiap  elemen  menggunakan  parameter ioff dan joff yang terkait  dengan ujung  i dan  j  dari semua  elemen  portal .
Nilai  end offset  yang  dimasukan  sebagai  input dalam program  ETABS versi  9.0.7  merupakan  letak  muka blok  dimana  dianggap  terjadi  suatu
taraf  penjepitan tertentu. Nilai  end offset  untuk  ioff dan  joff adalah 0.35 m untuk  elemen  blok  yang terletak  diantara  kolom  berdimensi 700 x 700
mm
2
. pemberian  end  offset  secara  langsung  juga memberikan  pengaruh
Universitas Sumatera Utara
terhadap stiffness dari  elemen-elemen   blok  dan letak  dari sendi-sendi plastik  pada elemen-elemen blok yang digunakan  di dalam analisis
pushover. Untuk  lebih jelasnya, idealisasi  tentang  rigid end  offset ini dapat dilihat  pada gambar 5.3
Gambar 5.3 End Offset dari Elemen Portal
V.4.1  Hasil  Perencanaan Struktur  Bangunan  6 Tingkat Hasil  perencanaan struktur 6 tingkat dapat dilihat pada lampiran 1. Hasil
perencanaan  struktur berupa jumlah tulangan dari struktur balok dan kolom pada daerah tumpuan, baik tulang maupun tulang geser.
V.4.2  Hasil perencanaan  Struktur Bangunan  10 Tingkat
Universitas Sumatera Utara
Hasil perencanaan struktur 10 tingkat dapat dilihat pada lampiran 2. Hasil perencanaan struktur berupa jumlah tulang dari struktur balok dan kolom pada
daerah tumpuan, baik tulangan lentur maupun tulang geser.
V.5 Contoh Perhitungan Tulangan Balok