yang digunakan membandingkan kedua analisis tersebut adalah kurva kapasitas, posisi sendi plastis atau pola kerusakan struktur, simpang antar tingkat, dan
tingkat kinerja seismik struktur.
I.2 Perumusan Masalah
Apakah analisis statik non linier pushover dapat secara rasional dan cukup tepat meramalkan perilaku inelastik suatu struktur yang simetris akibat
pembebanan gempa dua arah yang ditinjau secara tiga dimensi bila dibandingkan dengan analisis dinamis non linier riwayat waktu ?
I.3 Tujuan Penelitian
Mengetahui kekurangan hasil analisis statik non-linier pushover terhadap analisis dinamis dan non-linier riwayat waktu di dalam menggambarkan perilaku
seismik struktur yang simetris secara tiga dimensi ketika mengalami pembebanan gempa dua arah.
I.4 Manfaat Penelitian
Dengan adanya penelitian ini , diharapkan dapat diketahui keakuratan hasil analisis statik non-linier pushover terhadap analisis dinamis non-linier riwayat
waktu ketika mengalami pembebanan gempa dua arah. Bila hasil dari analisis pushover ini masih cukup tepat di dalam menggambarkan perilaku inelastik
Universitas Sumatera Utara
struktur yang simetris ketika mengalami pembebanan gempa dua arah, maka analisis ini dapat dipergunakan sebagai salah satu alternatif yang baik untuk
mengetahui perilaku inelastik struktur yang simetris. Hal memberikan keuntungan karena penggunaan analisis pushover ini lebih sederhana dan lebih
praktis , bila dibandingkan dengan analisis dinamis non-linier riwayat waktu.
I.5 Ruang Lingkup Pembahasan
Dalam penelitian ini ditinjau 2 bangunan yaitu bangunan struktur rangka beton bertulang simetris 6 dan 10 tingkat, direncanakan dengan metode Daktilitas
penuh. Denah bangunan ditunjukan dalam Gambar 1.1. sedangkan dimensi elemen struktur ditabulasikan pada tabel 1.1.
Gambar 1.1 Penampang dari Model Komputer Bangunan yang Ditinjau
Tabel 1.1 Dimensi Elemen Struktur dari Bangunan yang Ditinjau
Universitas Sumatera Utara
KETERANGAN 6 TINGKAT
10 TINGKAT
Luas Bangunan 24 x 24 m
2
24 x 24 m
2
Tinggi Bangunan 6 Tingkat, 12 m
10 Tingkat, 35 m Tinggi antar Tingkat
3,5 m 3,5 m
Balok Induk 0,4 x 0.6 m
2
0,4 x 0.6 m
2
Kolom 0,5 x 0,5 m
2
0,7 x 0,7 m
2
Plat lantai Tebal =0,12 m
Tebal =0,12 m Mutu Beton fc’
30 MPa 30 MPa
Tulangan Longitudinai fy 400 MPa
400 MPa Sengkang fy
240 MPa 240 MPa
Peraturan-peraturan yang Digunakan :
• Asian Concrete Model code
• Standar Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk Struktur Gedung, Konsep Ke-5
SNI 1726-2002 •
Tata Cara Perhitungan Struktur Beton Untuk bangunan Gedung, SKSNI T-15. 1991-03. disesuaikan dengan SNI 03.
Beban - beban yang Bekerja dalam Desain Struktur :
Beban Mati
: Berat sendiri struktur
Beban Hidup : Beban hidup lantai
Beban Gempa statik ekuivalen disesuaikan dengan standar perencanaan
ketahanan Gempa untuk Struktur Gedung, konsep ke -5 SNI 1726-2002.
Universitas Sumatera Utara
Analisis yang dipakai dalam Meramalkan Perilaku Seismik Struktur :
Analisis dinamis non-linier riwayat waktu, dengan program SAP versi 10. Dilakukan pembebanan gempa dua arah pada analisis dinamis non-linier
riwayat waktu. o
Gempa dua arah yang dipakai adalah gempa El Centro 18 Mei 1940 komponen North-South dan komponen East-West. Kedua komponen
gempa tersebut ke -5 SNI 1726-2002, dengan periode ulang 27,67,135,260,500dan 1050 tahun
o Pembebanan gempa modifikasi dua arah yang selalu saling tegak lurus
ini dilakukan sejajar dengan permukaan tanah gempa horizontal. o
Perbandingan besar kedua gempa modifikasi tersebut sama dengan perbandingan peak ground acceleration dari gempa aslinya, yakni 0.615.
o Pembebanan gempa modifikasi dilakukan dalam arah sudut
pembebanan 0 . 22.5
dan 45 , berlawanan arah jarum jam terhadap
sumbu global bangunan. Hal ini dilakukan mengingat bahwa arah terjadinya gempa tidak dapat diramalkan.
Analisis statik non-linier pushover, dengan program ETABS versi 9.0.7,
dengan langkah-langkah yang akan dijelaskan pada Bab 2. -
Dilakukan pembebanan lateral satu arah dengan pola beban statik ekuivalen. Arah pembebanan adalah searah sumbu utama bangunan
Universitas Sumatera Utara
- Letak sendi plastis di asumsikan pada tepi muka kolom maupun tepi
muka balok -
Untuk balok, jenis hinge properties yang dipakai ialah Momen M, yang berarti sendi plastis hanya terjadi karena momen searah sumbu lokal 3
lihat gambar -1.2 -
Untuk kolom, jenis hinge properties yang dipakai ialah P-M2-M3 yang berarti sendi plastis terjadi karena interaksi aksial dengan momen searah
sumbu lokal 2 dan momen sumbu lokal 2 lihat gambar 1.3
Gambar 1.2 Posisi sumbu Lokal dari Balok Struktur
Universitas Sumatera Utara
Gambar 1.3 Posisi Sumbu Lokal dari Kolom Struktur
I.6 Metodologi Penelitian