PENGARUH ATRIBUT RESTORAN, MOTIF BELANJA HEDONIK DAN MOTIF BALANJA UTILITARIAN TERHADAP LOYALITAS KONSUMEN (Studi pada Konsumen McDonald’s)
PENGARUH ATRIBUT RESTORAN, MOTIF BELANJA HEDONIK DAN MOTIF BALANJA UTILITARIAN TERHADAP LOYALITAS KONSUMEN
(Studi pada Konsumen McDonald’s)
THE INFLUENCEOF RESTAURANTS ATRIBUTE, HEDONIC AND UTILITARIAN SHOPPING MOTIVES ON CUSTOMER LOYALTY
(Study on Customer McDonald’s)
Disusun oleh: Arif Gunawan
20120410304
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS PROGRAM STUDI MANAJEMEN 2016
(2)
(3)
ii
PENGARUH ATRIBUT RESTORAN, MOTIF BELANJA HEDONIK DAN MOTIF BALANJA UTILITARIAN TERHADAP LOYALITAS
KONSUMEN
(Studi pada Konsumen McDonald’s)
THE INFLUENCEOF RESTAURANTS ATRIBUTE, HEDONIC AND UTILITARIAN SHOPPING MOTIVES ON CUSTOMER LOYALTY
(Study on Customer McDonald’s) SKRIPSI
Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan untuk Memperoleh
Gelar Sarjana pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Studi Manajemen Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
Disusun oleh: Arif Gunawan
20120410304
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
(4)
iii
PERNYATAAN
Dengan ini saya,
Nama : ARIF GUNAWAN
Nomor Mahasiswa : 20120410304
Menyatakan bahwa skripsi ini dengan judul:PENGARUH ATRIBUT RESTORAN, MOTIF BELANJA HEDONIK DAN MOTIF BALANJA UTILITARIAN TERHADAP LOYALITAS KONSUMEN (Studi pada Konsumen McDonald’s Jombor, sleman)tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka. Apabila ternyata dalam skripsi ini diketahui terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain maka saya bersedia karya tersebut dibatalkan.
Yogyakarta, 5 Desember 2016
Materai, 6.000
(5)
iv
MOTTO
D+U=H
“Doa + Usaha = Hasil”
(Penulis)
Cukup simple membuat perubahan pada Dunia, kuncinya mulai dari diri kita sendiri.
(Penulis)
Orang yang
mendapatkesuksesankarenamenjadidirisendiribedaden gan orang yang
mendapatkesuksesankarenamelacurkanidealismenya. (Jerink)
Masa depan tergantung apa yang kita lakukan hari ini (Mahatma Gandhi)
“Allah mencintai pekerjaan yang apabila bekerja ia menyelesaikan dengan baik”
(6)
v
HALAMAN PERSEMBAHAN
Ku persembahkan karya kecil ini untuk cahaya hidup yang senantiasa ada saat
suka maupun duka, selalu setia mendampingi meskipun kalian jauh disana.
Dengan ikhlas memanjatkan doa untuk putra tercinta dalam setiap sujudnya.
Sukirman, Terimakasih Ayah telah menjadi guru pertama yang mengajarkanku akan kehidupan serta selalu menuntunku untuk bermental baja.
Marsiyah, Kelembutan, Kesabaran, Kesederhanaan serta dirimu yang
Qana’ah membuatku selalu bangga telah terlahir dari rahimmu. Engkau akan
selalu menjadi wanita terhebat untukku. Terimakasih untuk semuanya Ibu.
Dian Rahmawati, adikku yang walaupun kita sering ribut, tapi kita saling memberi nasehat dan sayang serta saling melindungi. Juga untuk simbah, pakde,
bude dan seluruh keluargaku tetap sehat dan bahagia selalu.
Rista Fadhilatussarifah, terima kasih sudah menemani dari awal sampe akhir, selalu sabar dan terus memberi semangat dikala kemalasan datang.
1. Teman-teman Makalah.
2. Untuk Toto, terimakasih banyak telah membantu banyak dalam proses
mengerjakan skpripsi ini,
3. Teman-teman kost Broto ( rio, kabul, iton, dimas, poni, dono dll )
4. Teman- teman Kutoarjo Bird Family
5. Makasih juga buat semua yang terlibat dan mendukung saya selama kuliah
(7)
vi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ... iii
HALAMAN PENGESAHAN ... iv
HALAMAN PERNYATAAN ... v
MOTTO ... vi
HALAMAN PERSEMBAHAN ... vii
INTISARI ... viii
ABSTRACT ... ix
KATA PENGANTAR ... x
DAFTAR ISI ... xii
DAFTAR TABEL ... xv
DAFTAR GAMBAR ... xvi
DAFTAR LAMPIRAN ... xvii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah ... 5
C. Tujuan Penelitian ... 5
D. Manfaat Penelitian ... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori ... ..7
B. Penelitian Terdahulu ... 13
C. Penurunan Hipotesis...14
(8)
vii
BAB III METODE PENELITIAN
A. Subyek dan Obyek Penelitian ...20
B. Jenis Data ………. ...20
C. Teknik Pengambilan Sampel ...21
D. Teknik Pengumpulan Data ...22
E. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ...22
F. Uji Kualitas Instrumen ...25
G. Analisis Data dan Pengujian Hipotesis ...26
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Obyek dan Subyek Penelitian...28
B. Karakteristik Responden ...30
C. Uji Kualitas Instrumen ...34
1. Uji Validitas...34
2. Uji Realiabilitas………..35
D. Deskriptif Variabel Penelitian ...36
E. Analisis Regresi Linier Berganda ...38
F. Hasil Uji Hipotesis ...40
G. Hasil Uji Koefesien Determinan...44
(9)
viii
BAB V SIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN
A. Simpulan ...46
B Keterbatasan ...47
C. Saran ...48
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
(10)
ix
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
Tabel 4.1 Karakter Responden Berdasarkan JenisUsia ... 31
Tabel 4.2 Karakter Responden Berdasarkan Jenis Kelamin………. .. 31
Tabel 4.3 Karakter Responden Berdasarkan Status Perkawinan ... 32
Tabel 4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir ... 33
Tabel 4.5 Karkteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan ... 33
Tabel 4.6 Uji Validitas ... 34
Tabel 4.7 Uji Reliabilitas ... 35
Tabel 4.8 Analisis Deskriptif Atribut restoran ... 36
Tabel 4.9 Analisis Deskriptif Motif Belanja Hedonik ... 37
Tabel 4.10 Analisis Deskriptif Motif Belanja Utilitarian ... 37
Tabel 4.11 Analisisdeskriptif Loyalitas Konsumen ... 38
Tabel 4.12 Analisis Regresi Linier Berganda ... 39
Tabel 4.13 Hasil Uji F ... 41
Tabel 4.14 Hasil Uji t ... 42
(11)
x
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
(12)
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Kuesioner Penelitian
Lampiran 2 : Data Responden
Lampiran 3 : Uji Validitas
Lampiran 4 : Uji Reliabilitas
Lampiran 5 : Uji Analisis Descriptive
Lampiran 6 : Uji Analisis Regression
Lampiran 7 : Hasil Uji t dan Uji F
(13)
(14)
ABSTRACT
This study aimed to identify the effect attribute restaurants, shopping motives hedonic and utilitarian shopping motives on customer loyalty McDonald's Jombor. Information gleaned from the results of this study can be used as a reference for the company in determining what are the things that can affect consumer loyalty restaurant. The object of the research conducted at McDonald's Jombor, Sleman. Data collection techniques using purposive sampling. Methods of data collection using survey method with questionnaires as much as 70 respondents. Data were analyzed using the Statistical Product and Service Solutions (SPSS) version 16 with the test include: Validity and Test Reliability.
The results showed that the restaurant attribute positive and significant impact on customer loyalty. Utilitarian shopping motives positive and significant impact on customer loyalty.
Utilitarian shopping motives effect on consumer loyalty.
Keywords: Attribute Restaurants, Shopping hedonic Motives, Utilitarian Shopping Motives, Consumer Loyalty.
(15)
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada saat ini perkembangan dunia bisnis semakin meningkat, terutama untuk wilayah
Daerah Istimewa Yogyakarta.Bidang industri restoran cepat saji terutama menjadi salah satu yang
mengalami peningkatan.Muncul berbagai macam jenis restorandengan konsep-konsep yang
baru.Adanya persaingan antar restoran sendiri menciptakan iklim bisnis yang semakin
baik.Masing-masing restoran menerapkan berbagai macam penawaran menarik kepada konsumen
guna meningkatkan penjualan.
Restoran dapat bertahan dalam kompetisi dengan para pesaing salah satunya karena
loyalitas konsumen.Untuk mendapatkan konsumen yang loyal, perusahaan mengikuti
perkembangan dengan memenuhi kebutuhan konsumen.Loyalitas terbentuk karena konsumen
mendapatkan rasa nyaman, senang puas terhadap produk.Menurut Kotler (2002) kepuasaan
diperoleh ketika perasaan senang atau kecewa seseorang yang timbul karena membandingkan
kinerja yang dipersepsikan produk atau hasil terhadap ekspektasi mereka. Kepuasan konsumen
akan menumbuhkan rasa cinta terhadap produk dan meningkatkan keinginan untuk mendapatkan
kembali produk tersebut dilain waktu. Rasa puas tersebut merupakan bentuk dari loyalitas
konsumen.
Menurut Foster (2008) menyatakan loyalitas konsumen adalah semacam fanatisme yang
relative permanen dalam jangka panjang terhadap suatu produk atau suatu perusahaan yang
menjadi pilihan. Konsumen tetap memilih produk yang sama meskipun ada produk yang lainnya.
(16)
(behaviour) daripada dengan sikap. Loyalitas menunjukkan kondisi dari durasi waktu tertentu dan
mensyaratkan bahwa tindakan pembelian terjadi tidak kurang dari dua kali.Menurut Kotler (2002)
loyalitas konsumenmerupakan komitmen yang dipegang secara mendalam untuk membeli atau
mendukung kembali produk atau jasa yang disukai dimasa depan meski pengaruh situasi dan usaha
pemasaran berpotensi menyebabkan pelanggan beralih.
Atribut restoran merupakan peran yang penting untuk menarik perhatian konsumen.Menurut
Koo (2003) mengemukakan bahwa atribut restoran juga penting untuk diperhatikan berkaitan
dengan loyalitas konsumen. Atribut restoran terdiri dari : atmosfer toko, lokasi, fasilitas
kemudahan, nilai, layanan pramuniaga, layanan purna jual, dan barang dagangan. Menurut Bitner
dalam Arifianti (2010) bahwa atribut restoran dapat mengakibatkan perubahan perilaku seseorang
untuk melakukan pembelian tidak terencana. Hal ini didasarkan pada asumsi yang mengatakan
bahwa jasa layanan fisik menyediakan lingkungan yang mempengaruhi perilaku konsumen,
dihubungkan dengan karakteristik lingkungan konsumsi fisik.Masing- masing atribut mampu
menjadi pertimbangan dalam menentukan loyalitas konsumen.
Menurut Engel et al., dalam Subagio (2011)motif belanja dimulai dari munculnya
kebutuhan tertentu, yang semakin lama kebutuhan ini akan mendesak orang tersebut untuk
dipenuhi. Desakan tersebut kemudian menjadi motivasi.Motif belanja dibagi menjadi 2, yaitu
motif belanja hedonic dan motif belanja utilitarian. Menurut Subagio (2011) motif belanja hedonic
adalah kebutuhan tiap individu akan suasana dimana seseorang merasa bahagia, senang.Perasaan
senang dan bahagia membuat seseorang nyaman dan puas sehingga menimbulkan loyalitas.Motif
belanja hedonic mempunyai beberapa variabel-variabel. Menurut Utami dalam Paramita( 2015)
variabel yang merupakan motivasi belanja hedonic antara lain adventure shopping, social
(17)
Menurut Subagio (2011) motif belanja utilitarian yaitu kondisi dimana konsumen
berbelanja untuk memenuhi kebutuhan dan mendapatkan manfaat suatu produk. Seseorang akan
berbelanja apabila orang tersebut mendapatkan manfaat dari produk yang dibeli. Motivasi tersebut
berdasarkan pemikiran rasional dan objektif. Menurut Haryanto dan Kawuri (2008) motif belanja
utilitarian merupakan karakteristik yang berkaitan dengan tugas individu yang harus dipenuhi,
berorientasi produk, rasional, dan didorong oleh motivasi yang bersifat ekstrinsik. Subagio (2011)
menegaskan bahwa motif belanja utilitarian muncul karena kebutuhan.
Loyalitas konsumen akan terbentuk seiring kebutuhan konsumen yang tinggi. Salah satu
restoran yang akan diteliti adalah McDonald’s Corporation. Mc Donald’s adalah waralaba rumah
makan siap saji terbesar di Dunia.Hidangan utama di restoran ini adalah Hamburger, namun
mereka juga menyediakan berbagai macam makanan diantaranya ayam, kentang goring, aneka
minuman dan es krim.Restoran McDonald’s pertama didirikan pada 1940 oleh dua bersaudara
Dick dan Mac McDonald, namun kemudian dibelinya oleh Ray Kroc dan diperluas keseluruh
Dunia. Sampai tahun 2004 , McDonald’s memiliki 30.000 rumah makan diseluruh dunia dengan jumlah rata-rata pengunjung 50.000.000 orang dan pengunjung per hari 1700 orang.
McDonald’s terletak di Jalan Magelang KM 6,3 (flyover jombor), Sleman, Yogyakarta
menjadi obyek penelitian. Di gerai ini menyediakan tempat yang luas, nyaman untuk sekedar
menikmati makanan atau melepas lelah setelah melakukan rutinitas.Gerai ini menawarkan
berbagai produk makanan dan minuman, desain yang menarik, tempat yang nyaman didukung
lokasi yang strategis dan fasilitas yang tersedia lengkap guna memenuhi konsumen yang ingin
(18)
Upaya meningkatkan dan mempertahankan loyalitas pelanggannya Mc Donald’s memberikan jaminan bahwa produk yang dijual layak dan mempunyai kualitas sehingga
konsumen tidak perlu takut untuk menikmati produk dari McDonald’s. Selain itu McDonald’s
memberikan fasilitas untuk kenyamanan konsumen berupa area merokok, lahan parkir yang luas
serta wi-fi area untuk memanjakan konsumen yang ingin berlama-lama direstoran.
Penelitian ini mengacu riset dari Leha dan Subagio (2014) yang berjudul “Pengaruh Atribut Café Terhadap Motif Belanja Hedonik, Motif Belanja Utilitarian, dan Loyalitas Pelanggan
Starbuck Coffee di The Square Apartment Surabaya”. Berdasarakan latar belakang tersebut,maka penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh atribut restoran, motif belanja hedonic motif
belanja utilitarian terhadap loyalitas pelanggan McDonald’s di Jombor, Sleman, Yogyakarta
B. Rumusan Masalah Penelitian
1. Apakah atribut restoran, motif belanja hedonic dan motif belanja utilitarian
berpengaruh simultan terhadap loyalias konsumen McDonald’s Jombor?
2. Apakah atribut restoran berpengaruh signifikan terhadap loyalitas pelanggan
McDonald’s Jombor?
3. Apakah motif belanja hedonic berpengaruh signifikan terhadap loyalitas pelanggan
McDonald’s Jombor?
4. Apakah motif belanja utilitarian berpengaruh signifikan terhadap loyalitas pelanggan
McDonald’s Jombor?
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk menganalisis pengaruh simultan atribut restoran, motif belanja hedonic dan
(19)
2. Untuk menganalisis pengaruh atribut restoran terhadap loyalitas pelanggan
McDonald’s Jombor.
3. Untuk menganalisis pengaruh motif belanja hedonic terhadap loyalitas pelanggan
McDonald’s Jombor.
4. Untuk menganalisis pengaruh motif belanja utilitarian terhadap loyalitas pelanggan
McDonald’s Jombor. D. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah:
1. Teoritis
Penelitian ini berhubungan dengan mata kuliah manajemen pemasaran.Sehingga
peneliti dan pihak yang terkait dapat memahami masalah dalam penelitian.
2. Praktis
Penulis dapat mengetahui seberapa besar pengaruh atribut restoran, motif belanja
hedonic,motif belanja utilitarian tehadap loyalitas konsumen sehingga pihak yang
bersangkutan khususnya bagian pemasaran sebagai bahan evaluasi.
Selanjutnya penelitian ini diharapkan menjadi acuan bagi penyusunan penelitian
(20)
BAB II
TINJUAN PUSTAKA A. Landasan Teori
1. Atribut Restoran
Menurut Sopiah (2008) atribut restoran memiliki suatu kepribadian beberapa
restoran juga memiliki atribut yang jelas dibenak konsumen. Dalam kata lain atribut
restoran adalah kepribadian restoran, yakni menggambarkan apa yang dilihat dan dirasakan
oleh konsumen terhadap restoran. Menurut Leha dan Subagio (2014) atribut restoran
didefinisikan sebagai evaluasi criteria konsumen yang terkait dengan semua nilai yang
ditawarkan sebuah restoran. Nilai-nilai yang dimaksud meliputi atmosfer, lokasi, fasilitas,
layanan dan merchandise.Menurut Koo (2003) terdapat tujuh komponen atribut restoran
meliputiatmosfer restoran, lokasi, fasilitas, nilai, layanan pramuniaga, layanan purna jual,
dan barang dagangan. Dari tujuh komponen tersebut hanya lima komponen yang akan
dibahas, yaitu:
a) Atmosfer
Atmosfer restoran yaitu suasana yang ada dalam restoran yang
menciptakan perasaan tertentu yang ditimbulkan oleh layout, desain interior,
pencahayaan, musik, dan pelayanan.dalam melakukan pembelian atmosfer
rstoran menjadi vital karena pelanggan akan memperhitungkan segala yang ada
pada atmosfer restoran untuk memberikan kenyamanan dan menciptakan rasa
(21)
b) Lokasi
Lokasi merupakan komponen vital dalam bisnis ritel. Lokasi yang tepat
akan menentukan kenyamanan pada konsumen. Lokasi yang strategis membantu
pelanggan dengan mudah menemukan lokasi restoran. Lokasi yang strategis
dibantu transportasi yang memadai juga akan menjadi nilai lebih pada restoran
c) Fasilitas
Fasilitas berkaitan dengan meningkatkan citra dan kualitas restoran
parkir yang luas, ruang bagi perokok, ruang untuk berkumpul. Fasilitas-fasilitas
tersebut sangat berpengaruh pada konsumen, karena konsumen yang anti
perokok akan malas untuk berada diantara para perokok karena efek dari udara
yang sudah tercemar asap rokok, mereka akan berpaling kepada restoran lain
yang menyediakan tempat bagi para perokok.
d) Layanan
Layanan mendukung kenyamanan konsumen.Layanan yang didukung
dengan fasilitas seperti adanya drive thru mempermudah bagi mereka yang
menginginkan makanan praktis dengan menghemat waktu. Selain itu delivery
order juga mempermudah konsumen untuk mendapatkan produk dengan praktis.
Ditunjang juga dengan system pembayaran kartu debet dan kredit membuat
pelanggan akan lebih nyaman.
e) Produk yang ditawarkan
Menyediakan produk yang berkualitas praktis dan dapat diakses dengan
mudah, serta menyediakan berbagai macam produk sebagai variasi menu.
(22)
Menurut Setiadi (2003) motif belanja hedonic yaitu kebutuhan yang bersifat
psikologis seperti rasa puas, gengsi, emosi, dan perasaan subyektif lainnya.Kebutuhan ini
seringkali muncul untuk memenuhi tuntutan social dan estetika dan disebut juga motif
emosional. Menurut Subagio (2011) menyatakan motif belanja hedonik adalah kebutuhan
tiap individu akan suasana dimana seseorang merasa bahagia, senang. Kebutuhan suasana
senang tersebut menciptakan arousal, mengacu pada tingkat dimana seseorang merasakan
siaga, digairahkan, atau situasi aktif. Menurut J. Arnold dan Kristy E. Reynold dalam Leha
dan Subagio (2014) yakni sebagaiberikut :
a) Adventure shopping / Petualangan
Berbelanja didasarkan pada rangsangan, petualangan, dan perasaan
seperti adadi dunialain.Seseorang pergi berbelanja untuk mencari
kegembiraan dan bagian dari petualangan.Petualangan tersebut berdasarkan
perasaan individu.
b) Social Shopping
Adanya suatu komunikasi atau sosialisasi dengan keluarga ataupun
orang lain dalam proses berbelanja. Dengan cara ini individu memiliki suatu
ikatan yang lebih dekat sambil mencari kebutuhannya.
c) Gratification shopping
Berbelanja merupakan suatu bentuk atau cara menghilangkan stress
ataupun pikiran negative. Dengan berbelanja individu data menghilangkan
stress ataupun masalah yang dihadapi.
(23)
Motif belanja pribadi untuk belajar mengenal trend terbaru dan
mendapatkan infomasi.Berbelanja untuk mengikuti trend sekaligus mencari
ide terbaru agar tidak tertinggal dengan trend masa kini sekaligus mencari
inovasi.
e) Role shopping
Berbelanja untuk kesenengan sebagai seorang individu yang memiliki
peranan atau arti penting dalam suatu komunitas,keluarga karena berbelanja
untuk orang lain.
f) Value shopping
Berbelanja untuk mencari harga atau nilai penjualan, potongan harga,
dan tawar menawar. Seseorang menikmati proses tawar menawar dan
mencari harga yang rendah sehingga merasa ada keuntungan dalam
berbelanja.
3. Motif Belanja Utilitarian
Menurut Setiadi (2003) motif belanja utilitarian yaitu motif yang mendorong
konsumen membeli produk karena manfaat fungsional dan karakteristik objektif dari
produk tersebut juga motif rasional.Menurut Haryanto dan Kawuri (2008) motif belanja
utilitarian merupakan karakteristik yang berkaitan dengan tugas individu yang harus
dipenuhi, berorientasi produk, rasional dan didorong oleh motivasi yang bersifat ekstrinsik.
Motif utilitarian menekankan pada nilai belanja yang bermanfaat yang berkaitan
dengan kebutuhan, tugas,masuk akal berhati-hati dan efisiensi aktifitas. Selama proses
tersebut konsumen mennyeleksi dan menginterpretasikan informasi dorongan dan
(24)
yaitu atribut mallyang dievaluasi oleh motif utilitarian dengan mengevaluasi persepsi
kualitas barang dan layanan dan harga yang ditetapkan.
4. Loyalitas Konsumen
Konsumen yang loyal menjadi bagian yang penting. Konsumen akan melakukan
pembelian yang berulang-ulang yang akan menambah pendapatan kepada perusahaan.
Menurut Foster (2008) loyalitas konsumen adalah semacam fanatisme yang relative
permanen dalam jangka panjang terhadap suatu produk atau suatu perusahaan yang
menjadi pilihan. Konsumen tetap memilih produk yang sama meskipun ada produk yang
lainnya. Menurut Griffin (2003) loyalitas mengacu pada perilaku dari pengambilan
keputusan untuk melakukan pembelian secara terus menerus terhadap barangatau jasa
perusahaan yang dipilih. Loyalitas konsumen memiliki peranan penting dalam sebuah
perusahaan, mempertahankan loyalitas berarti meningkatkan keuangan dan kelangsungan
perusahaan. Hal tersebut menjadi alasan utama perusahaan untuk mempertahankan
loyalitas konsumen.
Menurut Jhonson dalam Leha dan Subagio (2014) loyalitas konsumen adalah suatu
kecenderungan untuk membeli dan menggunakan sutau produk tertentu baik produk yang
dihasilkan oleh suatu industry jasa yang disediakan oleh penyedia jasa. Menurut Zeithaml
and Bitner dalam Subagio (2011) loyalitas konsumen dapat dikatakan sebuah komitmen
mendalam untuk membeli kembali atau menjadi pelanggan tetap dari sebuah produk/jasa
yang disukai secara konsisten di masa yang akan datang, dimana komitmen tersebut
menyebabkan pembelian berulang terhadap produk yang sama, meskipun pengaruh
(25)
perilaku.Indikator loyalitas (Zeithamlet al. dalam Leha dan Subagio, 2014) adalah sebagai
berikut.
1) Say positive thing yaitu penyampaian kepada orang lain dalam bentuk
kata-kata secara positif tentang penyedia jasa, biasanya berupa ulasan cerita atau
uraian pengalaman.
2) Recommended friends yaitu proses yang berujung pada mengajak pihak lain
untuk ikut menikmati penyedia jasa tersebut akibat dari pengalaman positif
yang dilakukan.
3) Continue purchasing yaitu sikap untuk membeli secara terus menerus oleh
konsumen pada penyedia jasa sehingga menimbulkan perulangan yang
dapat dilandasi dari kesetiaan.
B. Penelitian Terdahulu
1. Subagio (2011) dalam penelitiannya yang berjudul “Pengaruh Atribut Supermarket Terhadap Motif Belanja Hedonik, motif Belanja Utilitarian dan Loyalitas Konsumen”menyatakan faktor sosial adalah atribut persepsi citra supermarket dibenak konsumennya yang meliputi kualitas produk dan layanan, keberadaan karyawan dan
konsumen dalam lingkungan supermarket. Evaluasi afektif yang menyeleksi kualitas
lingkungan belanja dari sisi kenikmatan yang dirasakan, rasa tertarik akibat pandangan
mata dan rasa lega. Efesiensi waktu dan tenaga menjadi pertimbangan konsumen untuk
loyal. Sehingga Subagio menyatakan atribut supermarket, motif belanja hedonic, motif
belanja utilitarian berpengaruh positif dan signifikan terhadap loyalitas konsumen.
2. Lehadan Subagio (2014) dalam penelitiannya yang berjudul Pengaruh “Atribut Café Terhadap Motif Belanja Hedonik Motif Belanja Utilitarian dan Loyalitas Pelanggan
(26)
Starbuck Coffee di The Square Apartment Surabaya”menunjukkan tidak ada pengaruh signifikan atribut coffee terhadap loyalitas konsumen, sedangkan motif belanja
hedonic, motif belanja utilitarian ada pengaruh positif dan signifikan terhadap loyalitas
pelanggan Starbuck Coffee di The Square Apartment Surabaya.
3. Irsan (2013) dalam penelitiannya yang berjudul “Pengaruh Atribut Supermarket Terhadap Motif Belanja Hedonik, Motif Belanja Utilitarian dan Loyalitas Konsumen Carrefour di Surabaya”menunjukkan adanya pengaruh positif dan signifikan atribut supermarket,motif belanja hedonic, motif belanja utilitarian terhadap loyalitas
konsumen terbukti dan dapat diterima.
C. Penurunan Hipotesis
1. Atribut Restoran, Motif Belanja Hedonic dan Motif Belanja Utilitarian berpengaruh simultan terhadap Loyalitas Konsumen
Atribut Restoran, motif belanja hedonic dan motif belanja utilitaraian mempunyai
pengaruh simultan terhadap loyalitas konsumen McDonald’s Jombor. Menurut Sopiah dalam Leha dan Subagio (2014) atribut restoran adalah kepribadaian sebuah restoran.
Kepribadian atau atribut restoran menggambarkan apa yang dilihat dan dirasakan oleh
konsumen terhadap restoran tertentu.Menurut Setiadi (2003) motif belanja hedonic yaitu
kebutuhan yang bersifat psikologis seperti rasa puas, gengsi, emosi, dan perasaan subjektif
lainnya.Menurut Haryanto dan Kawuri (2008) motif belanja utilitarian merupakan
karakteristik yang berkaitan dengan tugas individu yang harus dipenuhi, berorientasi
produk, rasional, dan didorong oleh motivasi yang bersifat ekstrinsik.Menurut Foster
(2008) loyalitas konsumen adalah semacam fanatisme yang relative permanen dalam
(27)
Berdasarkan teori yang sudah ada, maka hipotesis penelitian sebagai berikut :
H1: Atribut Restoran, motif belanja hedonic dan loyalitas konsumen berpengaruh simultan terhadap loyalitas konsumen
2. AtributRestoran Berpengaruh Terhadap Loyalitas Konsumen
Menurut Subagio (2011) atribut restoran juga mendatangkan persepsi bagi
konsumen, sehingga mendatangkan keinginan sebagai motif yang dimiliki oleh konsumen
ketika berbelanja pada restoran tersebut.Menurut Foster (2008)loyalitas adalah semacam
fanatisme yang relatif permanen dalam jangka panjang terhadap suatu produk atau suatu
perusahaan yang menjadi pilihan. Konsumen tetap memilih produk yang dijual oleh
perusahaan untuk memnuhi kebutuhan yang dimiliki, meskipun ada produk lain yang
ditawarkan oleh pesaing.
Menurut Zeitham and Bitner dalam Subagio (2011) loyalitas atau kesetiaan adalah
sebuah komitmen mendalam untuk membeli kembali atau menjadi pelanggan tetap dari
sebuah produk/jasa yang disukai secara konsisten di masa yang akan datang, dimana
komitmen tersebut menyebabkan pembelian yang berulang terhadap produk yang sama,
meskipun pengaruh-pengaruh situasional dan usaha-usaha pemasaran mempunyai
kesanggupan atau kemungkinan untuk mengakibatkan perubahan perilaku.
Dalam penelitian Subagio (2011)menyatakan Respon konsumen berupa perilaku
yang direfleksikan dalam loyalitas pembelanja restoran berupa waktu yang diluangkan
didalam restoran pembelian kembali dan mengeluarkan uang untuk belanja lebih banyak.
Rancang bangun adalah atribut yang merangsang dan mewakili elemen visual seperti
(28)
bahwa didapatkan hasil atribut restoran berpengaruh positif dan siginifikan terhadap
loyalitas konsumen.
Berdasasarkan teori dan diperkuat penelitian terdahulu maka hipotesis penelitian
sebagai berikut:
H2 : Atribut Restoran berpengaruh signifikan terhadap loyalitas konsumen.
3. Motif Belanja Hedonic Berpengaruh Terhadap Loyalitas Konsumen
Menurut Subagio (2011) motif belanja hedonik adalah kebutuhan tiap individu
akan suasana dimana seseorang merasa bahagia, senang. Kebutuhan suasana senang
tersebut menciptakan arousal, mengacu pada tingkat dimana seseorang merasakan
siaga, digairahkan, atau situasi aktif.Situasi yang dialami seseorang tersebut akan
menciptakan rasa puas yang timbul menjadi suatu fanatisme terhadap produk.
Menurut Foster (2008) loyalitas konsumen adalah semacam fanatisme yang
relatif permanen dalam jangka panjang terhadap suatu produk atau suatu perusahaan
yang menjadi pilihan. Konsumen tetap memilih produk yang dijual oleh perusahaan
untuk memnuhi kebutuhan yang dimiliki, meskipun ada produk lain yang ditawarkan
oleh pesaing.
Menurut Leha dan Subagio (2014) motif belanja hedonic berpangaruh
signifkan terhadap loyalitas konsumen. Terlihat dari nilai standardized regression
weigh hedonic shopping sebesar 0,434 menunjukkan arah pengaruh positif motif belanja hedonic terhdap loyalitas konsumen di Starbuck Coffee Apartment Surabaya.
Berdasasarkan teori dan diperkuat penelitian terdahulu maka hipotesis
(29)
H3 : Motif belanja hedonik berpengaruh signifikan terhadap loyalitas konsumen.
4. Motif Belanja Utilitarian Berpengaruh Terhadap Loyalitas Konsumen
Motif belanja utilitarian menekankan pada nilai belanja yang bermanfaat
sebagai sesuatu yang terkait dengan tugas, masuk akal, berhati-hati, dan efisiensi
aktifitas.Menurut Setiadi (2003)motif belanja utilitarian adalah motif yang mendorong
konsumen membeli produk karena manfaat fungsional dan karakteristik obyek dari
produk tersebut.Menurut Jhonson dalam Leha dan Subagio (2014) loyalitas konsumen
adalah suatu kecenderungan untuk membeli dan menggunakan produk tertentu baik
produk yang dihasilkan oleh suatu industri jasa yang disediakan oleh penyedia jasa.
Menurut Subagio (2011) menyatakan motif belanja utilitarian berpengaruh
signifikan terhadap loyalitas konsumen di Surabaya, evaluasi kognitif suatu tingkatan
motif utilitarian konsumen supermarket di Surabaya untuk mendapatkan produk dan
jasa layanan yang berkualitas didalam supermarket dan efisiensi penggunaan waktu
dan tenaga untuk loyal pada supermarket.
Berdasasarkan teori dan diperkuat penelitian terdahulu maka hipotesis
penelitian sebagai berikut:
H4 : Motif belanja utilitarian berpangaruh signifikan terhadap loyalitas konsumen.
D. Model Penelitian
Adanya pengaruh simultanAtribut restoran, motif belanja hedonic dan motif
(30)
H2
H3
H4
H1
Gambar 1. Model Penelitian5
Keterangan :
X1 : Variabel Independen Atribut Restoran X2 : Variabel Independen Motif Belanja Hedonik X3 : Variabel Independen Motif belanja Utilitarian Y : Variabel Dependen Loyalitas Konsumen
ATRIBUT RESTORAN (X1)
MOTIF BELANJA HEDONIK (X2)
MOTIF BELANJA UTILITARIAN (X3)
LOYALITAS KONSUMEN (Y)
(31)
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Subyek dan Obyek Penelitian
Menurut Sugiyono (2012) obyek penelitian adalah sasaran ilmiah untuk
mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu tentang sesuatu hal objektif, valid,
dan reliable tentang suatu hal (variabel tertentu).Objek dalam penelitian ini adalah
McDonald Jombor, Sleman, Yogyakarta.
Menurut Djarwanto dan Subagyo (2000) sampel merupakan sebagian dari populasi
yang karakteristiknya hendak diselidiki, dan dianggap bisa mewakili, keseluruhan populasi
dan jumlahnya lebih sedikit daripada populasinya.Sampel dalam penelitian ini adalah
pengunjung McDonald Jombor, Sleman, Yogyakarta.
B. Jenis Data
Jenis data dalam penelitian ini adalah data primer. Menurut Algifari dalam Putri
(2014) adalah data yang diperoleh langsung dari sumbernya, diamati, dan dicatat untuk
pertama kalinya. Data dalam penelitian ini berasal dari kuesioner yang diberikan kepada
70 responden, kemudian menganalisa hasil pernyataan responden tersebut.
C. Teknik Pengambilan Sampel
Menurut Kuncoro dalam Irsan (2013) teknik pengambilan sampel adalah proses
pemilihan satuan pengamatan dalam jumlah yang cukup sebagai populasi, sehingga
(32)
tentang populasi.Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah non probability
sampling.
Penentuan ukuran sampel penelitian ini mengacu pada pedoman yang dikemukakan
oleh Hair et al (1995), bahwa sampel yang diambil dikalikan 5-10 jumlah indkator.Jumlah
variabel yang diteliti sebanyak 3 variabel bebas dan 1 variabel terikat sehingga total
seluruhnya 14 indikator.Penelitian ini menggunakan jumlah 5 kali indikator, maka jumlah
yang diambil adalah 14 x 5 = 70 sampel.Dalam penelitian ini pengukuran variabelnya
menggunakan skala Likert, dimana skala ini 1-5 (sangat tidak setuju sampai dengan sangat
setuju).
Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan
teknikpurposive sampling. Menurut Sugiyono (2008) Purposive samplingyaitu
pengambilan sampel yang dipilih secara cermat dengan mengambil objek penelitian yang
selektif dan mempunyai ciri-ciri yang spesifik.Sampel dalam penelitian ini adalah
pengunjung McDonald’s Jombor, Sleman, Yogyakarta dengan kriteria sebagai berikut : 1) Pernah dan sedang mengunjungi McDonald’s Jombor Sleman,
Yogyakarta.
2) Berusia diatas 17 tahun, karena pada usia itu seseorang dianggap dewasa,
memiliki tanggung jawab terhadap dirinya dan dianggap dapat
menggambil keputusan.
3) Mengunjungi McDonald’s Jombor sekurang-kurangnya 3 kali (Leha dan Subagio, 2014)
(33)
Teknik pengumpulan data didapatkan melalui pengumpulan jawaban dari kuesioner
yang berisikan beberapa item pertanyaan yang berkaitan dengan atribut restoran, motif
hedonik, motif utilitarian dan loyalitas konsumen.
Memberikan daftar pertanyaan kepada pengunjung McDonald’s Jombor, Sleman, Yogyakarta dengan langkah sebagai berikut: membagi kuesioner, responden mengisi
kuesioner pada lembar jawaban yang telah disediakan dan ditunggu, kemudian lembar
kuesioner dikumpulkan, diseleksi, diolah dan kemudian dianalisis.
E. Definisi operasional variabel penelitian
Model penelitian ini, dalam menguji hipotesis lebih dulu melakukan identifikasi
variabel-variabel apa saja yang akan dilibatkan dalam penelitian. Ditinjau dari kepentingan
penelitan, variabel sebagai segala sesuatu yang menjadi obyek pengamatan atau merupakan
factor-faktor yang mempunyai peranan dalam gejala atau peristiwa yang diamati.
1. Atribut Restoran
Koo (2003) menyarankan tujuh komponen untuk atribut restoran seperti atmosfir
restoran, lokasi, fasilitas kemudahan, nilai, layanan pramuniaga, layanan purna jual, dan
barang dagangan.
Pada penelitian ini indikator atribut restoran yaitu:
a) Komponen fasilitas fisik
b) Layanan pramuniaga
c) Fasilitas kemudahan
d) Barang dagangan
(34)
Menurut Setiadi (2003) motif belanja hedonic yaitu kebutuhan yang bersifat
psikologis seperti rasa puas, gengsi, emosi, dan perasaan subjektif lainnya. Kebutuhan
ini seringkali muncul untuk memenuhi tuntutan social dan estetika dan disebut juga motif
emosional.
Adapun indikator motif belanja hedonic pada penelitian ini yaitu:
a. Berbelanja adalah suatu pengalaman yang special
b. Berbelanja merupakan salah satu alternatif untuk mengatasi stress
c. Konsumen lebih suka mencari tempat pembelanjaan yang menawarkan
diskon dan harga yang murah
d. Kenikmatan berbelanja akan tercipta ketika mereka menghabiskan waktu
bersama-sama dengan keluarga atau teman
e. Konsumen berbelanja untuk mengikuti trend model-model baru
3. Motif belanja utilitarian
Menurut Haryanto dan Kawuri (2008) motif belanja utilitarian merupakan
karakteristik yang berkaitan dengan tugas individu yang harus dipenuhi, berorientasi
produk, rasional, dan didorong oleh motivasi yang bersifat ekstrinsik.
Adapun indikator motif belanja utilitarian pada penelitian ini yaitu:
a) Kualitas barang produk yang dijual di restoran berkualitas baik, mudah
didapat, dan diproses dengan baik.
b) Kualitas layanan (pramuniaga).
(35)
Menurut Foster (2008) loyalitas konsumen adalah semacam fanatisme yang relative
permanen dalam jangka panjang terhadap suatu produk atau suatu perusahaan yang
menjadi pilihan.
Adapun indikator loyalitas konsumen pada penelitian ini yaitu:
a) Melakukan pembelian ulang secara terus menerus
b) Merekomendasikan produk dan layanan pada orang lain.
c) Tidak tertarik kepada produk restoran lain.
F. Uji kualitas instrumen 1. Uji Validitas
Menurut Arikunto dalam Darmawansyah (2006) validitas menunjukkan
kemampuan pengukuran dari sebuah indikator dalam mengukur suatu konsep. Uji validitas
dilakukan terhadap masing-masing item pertanyaan (indicator) yang membentuk variabel
penelitian. Menurut Sugiyono (2012) dalam mengukur validitas di dalam penelitian ini
digunakan korelasi pearsondengan kriteria jika signifikan nilai korelasipearson antara
masing-masing pertanyaan dengan skor total lebih kecil dari a=5%, maka indikator
dinyatakan valid. Hasil uji validitas menunjukkan jika seluruh nilai a (p<0,05)
2. Uji Reliabilitas
Menurut Suharsimi dalam Dharmawansyah (2006) reliabilitas merujuk pada suatu
pengertian bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat
pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik.Menurut Sumadi Suryabrata (2004)
reliabilitas menunjukkan sejauh mana alat pengukur dapat diandalkan.hasil pengukuran
harus reliable dalam artian harus memiliki tingkat konsistensi dan kemantapan. Menurut
(36)
diandalkan.Untuk mengukur reliabilitas digunakan nilai alpha cronbach. Jika nilai alpha
cronbach> 0.6, maka item-item pertanyaan yang membentuk variabel penelitian dikatakan reliabel.
3. Analisis Data dan Uji Hipotesis a. Analisis Regresi Linear Berganda
Ananlisis regresi linier berganda adalah hubungan secara linier antara dua atau
lebih variabel independen dengan variabel dependen. Analisis ini untuk mengetahui arah
hubungan variabel dependen apakah masing-masing variabel independen berhubungan
positif atau negative dan memprediksi nilai dari variabel dependen apabila nilai variabel
independen mengalami kenaikan atau penurunan. Persamaan regresi dapat dituliskan
sebagai berikut (Sugiyono, 2011) :
Y = β0 + β1.X1 + β2.X2 +β3.X3 e
Dimana :
Y : Loyalitas Konsumen X1 : Atribut Restoran
X2 : Motif Belanja Hedonik
X3 : Motif Belanja utilitarian
β0 : Konstanta
β1 dan β2 : Koefisien Regresi
e : Error
(37)
Untuk mengetahui pengaruh variabel bebas secara bersama-sama terhadap variabel
terikat, digunakan uji F. Apabila p > 0.05 maka H0 diterima dan H1 ditolak.Demikian
sebaliknya. Nilai signifikansi F = 0,000. Jadi p < 5% (0.000 < 0.05).Artinya bahwa variabel
Atribut Restoran (X1),Motif Belanja Hedonik (X2), Motif Belanja Utilitarian (X3)
berpengaruh secara simultan dan signifikan terhadap variabel Loyalitas Konsumen (Y).
c. Uji t
Menurut Ghozali (2008), uji t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh
satu variabel penjelas atau independen secara individual dalam menerangkan variasi
variabel dependen. Dalam penelitian ini uji t digunakan untuk menguji signifikasi
hubungan atribut restoran (X1), motif belanja hedonic (X2), dan motif belanja utilitarian
(X3) benar-benar berpengaruh terhadap loyalitas konsumen (Y). Dalam uji t apabila angka
(38)
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Objek dan Subyek Penelitian 1. Objek Penelitian
Restoran ini didirikan oleh Richard & Maurice McDonald's pada tahun 1937 di
sebelah timur kota Pasadena. Kedua bersaudara tersebut kemudian berniat untuk lebih
mengembangkan restoran mereka, yang pada saat itu sudah cukup sukses dan
menguntungkan. Fokus pengembangannya adalah pada kecepatan pelayanan yang
diharapkan akan meningkatkan volume pembelian konsumen. Konsep utama yang
diterapkan adalah kecepatan, harga terjangkau dan volume.
Restoran McDonald's hadir di Indonesia pada tahun 1991 dan merupakan negara
ke 70 dari McDonald's seluruh dunia. H. Bambang N. Rahcmadi Msc MBAadalah
warga negara Indonesia pertama yang berhasil mendapatkan hak master franchise dari
McDonald's Corporation.
Restoran McDonald’s Jombor merupakan salah satu cabang dari McDonald’s
Corporation. Terletak di Jalan Magelang KM. 6,3 Jombor, Sleman, Yogyakarta.
Mempunyai letak yang strategis karena berada di jalan yang menghubungkan kota jogja
dengan magelang, purworejo dan solo. McDonald’s Jombor mempunyai fasilitas lengkap diantaranya lahan parker yang luas, wifi area, smoking area, tempat bermain
anak serta pelayanan yang cepat dan efisien.
(39)
Visi dari McDonald's baik McDonald's Internasional maupun McDonald's
Indonesia adalah menjadi restoran cepat saji yang paling berpengalaman, paling cepat
melayani dan terbaik di seluruh dunia.
Misi Perusahaan
Misi dari McDonald's baik McDonald's Internasional maupun McDonald's
Indonesia adalah “Memahami tentang misi kami dan bagaimana menjadikannya
menjadi kenyataan pada restoran McDonald's”. Tujuan Perusahaan
Tujuan dari McDonald's baik McDonald's Internasional maupun McDonald's
Indonesia adalah:
a. Suatu sistem yang mampu menyediakan jasa makanan di dunia dengan lebih dari
50.000 restoran.
b. Brand McDonald's menyentuh siapa saja, kapan saja, dan di mana saja saat kita
melakukan bisnis.
c. McDonald's sebagai tempat bekerja yang terbaik untuk setiap orang yang ada di
seluruh dunia.
d. Restorandimana setiap pelanggan tersenyum dan merasa special
e. Makanan yang paling baik di kelasnya dengan penyajian yang istimewa dan menu
makanan yang beragam.
f. Organisasi yang memiliki hubungan kerja yang baik dan kuat antara pemilik,
(40)
g. Brand yang sukses dan memberikan kontribusi pada pemilik, pemasok barang dan
perusahaan.
2. Subjek Penelitian
Sebagaimana dijelaskan sebelumnya bahwa subyek atau responden adalah
pengunjung McDonald’s Jombor, Sleman.Kuesioner yang digunakan dalam penelitian
ini berjumlah 70.Kuesioner diberikan secara langsung kepada konsumen McDonald’s
Jombor.
Sebelum membahas lebih jauh tentang penelitian ini, akan dibahas mengenai
gambaran dari responden yang berisi tentang Usia, Jenis Kelamin, Status Perkawinan,
Pendidikan Terakhir dan Pekerjaan.
B. Karakteristik Responden 1. Usia Responden
Responden konsumen McDonald’s Jombor berdasarkan karakterstik Usia
responden dapat ditampilkan dengan Tabel 4.1 sebagai berikut:
Tabel 4.1
Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
Usia Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
< 20th 10 14.3 14.3 14.3
21- 30th 37 52.9 52.9 67.1
(41)
>40th 6 8.6 8.6 100.0
Total 70 100.0 100.0
Sumber: lampiran 2 karakteristik usia
Berdasarkan Tabel 4.1 menunjukkan bahwa dari 70 responden yang tertinggi
adalah responden berusia 21 sampai 30 tahun yaitu sebanyak 37 responden, sedangkan
yang terendah berusia lebih dari 40 tahun yaitu sebanyak 6 responden. Hal ini
menunjukkan pada usia 21 sampai 30 tahun tersebut merupakan usia yang mempunyai
intensitas tinggi dalam memutuskan.
2. Jenis Kelamin
Responden konsumen McDonald’s Jombor berdasarkan karakteristik jenis kelamin
dapat ditampilkan dengan Tabel 4.2 sebagai berikut:
Tabel 4.2
Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis kelamin Frequency Percent Valid Percent
Cumultive Percent
Laki-lai 40 57.1 57.1 57.1
Perempuan 30 42.9 42.9 100.0
Total 70 100.0 100.0
Sumber: lampiran 2 karakteristik jenis kelamin
Berdasarkan Tabel 4.2 menunjukkan bahwa responden laki-laki lebih banyak
dibandinggkan perempuan yaitu 40 laki-laki dan 30 perempuan.Hal ini menunjukkan ada
perbedaan proporsi responden berdasarkan jenis kelamin.
(42)
Responden konsumen McDonald’s Jombor berdasarkan karakteristik status perkawinan dapat ditampilkan dalam Tabel 4.3 sebagai berikut:
Tabel 4.3
Karakteristik Responden Berdasarkan Status Perkawinan
Status Perkawinan
Frequency Percent Valid Percent
Cumultive Percent
Belum Menikah 31 44.3 44.3 44.3
Sudah menikah 39 55.7 55.7 100.0
Total 70 100.0 100.0
Sumber: lampiran 2 karakteristik status perkwainan
Berdasarkan Tabel 4.3 menunjukkan bahwa responden sudah menikah lebih
banyak dibandingkan responden yang belum menikah yaitu 39 sudah menikah dan 31
belum menikah.Hal ini menunjukkan ada perbedaan proporsi berdasarkan status
perkwainan.
4. Pendidikan Terakhir
Responden konsumen McDonald’s Jombor berdasarkan karakteristik pendidikan
terakhir dapat ditampilkan dalam Tabel 4.4 sebagai berikut:
Tabel 4.4
Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Pendidikan Frequency Percent Valid
Percent
Cumulative Percent
SMP 8 11.4 11.4 11.4
SMA 37 52.9 52.9 64.3
(43)
S1/S2/S3 19 27.1 27.1 100.0
Total 70 100.0 100.0
Sumber: lampiran 2 karakteristik tingkat pendidikan
Berdasarkan Tabel 4.4 menunjukkan bahwa dari 70 responden yang tertinggi
adalah responden yang mempunyai latar belakang pendidikan SMA yaitu sebesar 52,9
persen, sedangkan yang terendah adalah dengan latar belakang pendidikan Diploma, yaitu
sebesar 6 persen. Hal ini menunjukkan ada perbedaan proporsi responden berdasarkan
pendidikan terakhir.
5. Pekerjaan
Responden konsumen McDonald’s Jombor berdarkan karakteristik pekerjaan dapat ditampilkan dalam Tabel 4.5 sebagai berikut:
Tabel 4.5
Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan
Pekerjaan Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Pelajar/Mahasiswa 18 25.7 25.7 25.7
PNS 11 15.7 15.7 41.4
Wiraswasta 23 32.9 32.9 74.3
Lain-lain 18 25.7 25.7 100.0
Total 70 100.0 100.0
Sumber: lampiran 2 karakteristik pekerjaaan
Berdasarkan Tabel 4.5 menunjukkan bahwa dari 85 responden yang tertinggi
adalah responden yang bekerja sebagai wiraswasta, yakni sebanyak 32,9 persen, sedangkan
(44)
C. Uji Kualitas Instrumen Data 1. Uji Validitas
Uji validitas pada dasarnya berfungsi untuk menguji sejauhmana alat ukur
(instrumen) yang digunakan mampu mengukur indikator atau variabel yang akan
diteliti.Pengujian kualitas instrumen dikatakan valid bila memiliki nilai koefisien
korelasi < 0,05. Hasil dari uji validitas dapat dilihat pada tabel sebagai berikut
Tabel 4.6 Hasil Uji Validitas
Sumber: lampiran 3 uji validitas
No Validitas P Keterangan
1 Atribut restoran 1 X1 *** Valid
2 Atribut restoran 2 X1 *** Valid
3 Atribut restoran 3 X1 *** Valid
4 Atribut restoran 4 X1 *** Valid
5 Motif belanja hedonic 1 X2 *** Valid
6 Motif belanja hedonic 2 X2 *** Valid
7 Motif belanja hedonic 3 X2 *** Valid
8 Motif belanja hedonic 4 X2 *** Valid
9 Motif belanja hedonk 5 X2 *** Valid
10 Motif belanja utilitarian 1 X3 *** Valid
11 Motif belanja utilitarian 2 X3 *** Valid
12 Loyalitas konsumen 1 Y *** Valid
13 Loyalitas konsumen 2 Y *** Valid
(45)
Berdasarkan hasil uji validitas pada tabel 4.6 dengan menggunakan SPSS, dari
keseluruhan item pertanyaan yang berjumlah 14 pertanyaan yang mewakili setiap
variabel yang diujikan dinyatakan valid dengan signifikansi P < 0,05
2. Hasil Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas yang dimaksud untuk mengukur suatu kuesioner yang
merupakan indikator dari variabel. Reliabilitas diukur dengan uji statistic Cronbach
Alpha. Menurut Sumadi Suryabrata (2004) reliabilitas menunjukkan sejauh mana alat pengukur dapat diandalkan. Hasil pengukuran harus reliable dalam artian harus
memiliki tingkat konsistensi dan kemantapan. Menurut Ghozali (2008) Untuk
mengukur reliabilitas digunakan nilai alpha cronbach. Jika nilai alpha cronbach> 0.6,
maka item-item pertanyaan yang membentuk variabel penelitian dikatakan reliabel.
Tabel 4.7 Hasil Uji Reliabilitas Variabel Cronbach’s Alpha N of
item
Keterangan
Atribut Restoran 0.936 4 Reliable
Motif Belanja Hedonik
0.933 5 Reliable
Motif Belanja Utilitarian
0.826 2 Reliable
Loyalitas Konsumen
0.896 3 Reliable
Sumber: lampiran 4 uji reliabilitas
Berdasarkan pada tabel 4.7 diatas menunjukkan bahwa semua item
(46)
utilitarian dan loyalitas konsumen dinyatakan reliabel dengan nilai Cronbach Alpha
> 0.6artinya stabilitas dan konsistensi dari alat ukur yang digunakan konsisten.
D. Deskriptif Variabel Penelitian
Tabel 4.8
Analisis Deskriptif Atribut Restoran
N Min Max Mean Std.
Deviation
Atribut restoran 1 70 2 5 3.50 .864
Atribut restoran 2 70 2 5 3.69 .790
Atribut restoran 3 70 1 5 3.31 .986
Atribut restoran 4 70 2 5 3.57 .809
Valid N (listwise) 70
Rata-rata 3.51
Sumber: lampiran 5 analisis deskritif atribut restoran
Pada tabel 4.8 diatas dapat diketahui bahwa statistik deskriptif responden
dalam memberikan penelitian setiap item variabel/variabel menunjukkan tingkat
penilaian mereka terhadap variabel penelitian ini. Variabel atribut restoran mempunyai
rata- rata 3.51 dengan skor minimum 1 dan maksimum 5. Hal ini menunjukkan bahwa
konsumen setuju dengan adanya variabel motif belanja hedonik di McDonald’s Jombor.
Tabel 4.9
Analisis Deskriptif Motif Belanja Hedonik
N Min Max Mean Std.
(47)
Motif belanja hedonic 1 70 2 5 3.60 .858
Motif belanja hedonic 2 70 2 5 3.43 .809
Motif belanja hedonic 3 70 1 5 3.64 1.077
Motif belanja hedonic 4 70 2 5 3.40 .806
Motif belanja hedonic 5 70 2 5 3.46 .863
Valid N (listwise) 70
Rata-rata 3.56
Sumber: lampiran 5 analisis deskritif motif belanja hedonik
Pada tabel 4.9 diatas dapat diketahui bahwa statistik deskriptif responden
dalam memberikan penelitian setiap item variabel/variabel menunjukkan tingkat
penilaian mereka terhadap variabel penelitian ini. Variabel motif belanja hedonik
mempunyai rata- rata 3.56 dengan skor minimum 1 dan maksimum 5. Hal ini
menunjukkan bahwa konsumen setuju dengan adanya variabel motif belanja hedonik
di McDonald’s Jombor.
Tabel 4.10
Analisis Deskriptif Motif Belanja Utilitarian
N Min Max Mean Std.
Deviation
Motif belanja utilitarian 1 70 2 5 3.53 .812
Motif bealnja utilitarian 2 70 2 5 3.70 .840
Valid N (listwise) 70
Rata-rata 2.41
Sumber: lampiran 5 analisis deskritif motif belanja utilitarian
Pada tabel 4.10 diatas dapat diketahui bahwa statistik deskriptif responden
(48)
penilaian mereka terhadap variabel penelitian ini. Variabel motif belanja utilitarian
mempunyai rata- rata 2.41 dengan skor minimum 2 dan maksimum 5. Hal ini
menunjukkan bahwa konsumen setuju dengan adanya variabel motif belanja utilitarian
di McDonald’s Jombor.
Tabel 4.11
Analisis Deskriptif Loyalitas Konsumen
N Min Max Mean Std.
Deviation
Loyalitas konsumen 1 70 2 5 3.40 .806
Loyalitas konsumen 2 70 2 5 3.59 .860
Loyalitas konsumen 3 70 1 5 3.69
Valid N (listwise) 70
Rata-rata 23.55
Sumber: lampiran 5 analisis deskritif loyalitas konsumen
Pada tabel 4.11 diatas dapat diketahui bahwa statistik deskriptif responden
dalam memberikan penelitian setiap item variabel/variabel menunjukkan tingkat
penilaian mereka terhadap variabel penelitian ini. Variabel loyalitas konsumen
mempunyai rata- rata 3.55 dengan skor minimum 1 dan maksimum 5. Hal ini
menunjukkan bahwa konsumen setuju dengan adanya variabel loyalitas konsumen di
McDonald’s Jombor.
E. Analisis Regresi Linier Berganda
Analisis regresi linier berganda berfungsi untuk mengetahui pengaruh variabel
atribut restoran, motif belanja hedonic motif belanja utilitarian terhadap loyalitas
(49)
Tabel 4.12
Analisis Regresi Linier Berganda Variabel
Standardized
Coefficients Nilai – t Signifikan Beta
Konstanta (α) -2.018 0.048
Atribut
Restoran(X1) 0.409 6.601 0.000
Motif Belanja
Hedonik (X2) 0.341 3.306 0.002
Motif Belanja
Utilitarian(X3) 0.252 2.390 0.020
Adjusted R square =0.973 ; R square = 0.974 ; R = 0.987 Sumber: lampiran 6 analisis regresi linier berganda
Tabel diatas dapat dirumuskan suatu persamaan regresi pengaruh atribut restoran,
motif belanja hedonic, motif belanja utilitarian terhadap loyalitas konsumen di
McDonald’s Jombor sebagai berikut :
Y = (0,409) X1+ (0,341) X2 + ( 0,252) X3 Y = Loyalitas Konsumen
X1 = Atribut Restoran X2 = Motif Belanja Hedonik X3 = Motif Belanja Utilitarian
Berdasarkan tabel 4.12 persamaan regresi linier berganda, maka dapat
(50)
a. Nilai koefisien regresi variabel atribut restoran sebesar 0,409 bernilaipositif,
artinya semain meningkat nilai koefisien regresi variabel atribut restoran
maka semakin meningkat loyalitas konsumen pada McDonald’s jombor. b. Nilai koefisien regresi variabel motif belanja hedonic sebesar 0,341 bernilai
positif, artinya semakin meningkat nilai koefisien regresi variabel motif
belanja hedonic maka semakin meningkat loyalitas konsumen pada
McDonald’s Jombor.
c. Nilai koefisien regresi variabel motif belanja utilitariansebesar 0,252
bernilai positif, artinya semakin meningkat nilai koefisien regresi variabel
motif belanja utilitarian maka semakin meningkat loyalitas konsumen
McDonald’s Jombor. F. Hasil Uji Hipotesis
1. Hasil Uji F
Uji F digunakan untuk menguji pengaruh variabel bebas secara serentak terhadap vriabel terikat. Uji F tersebut dilakukan dengan cara membandingkan nilai signifikansi F dengan taraf signifikansi yaitu 5%. Adapun kriteria ujinya adalah sebagai berikut :
a. Bilamana Sig. F < α (0,05), berarti variabel independent serentak berpengaruh signifikan terhadap variabel dependent.
b. Bilamana Sig. F > α (0,05), berarti variabel independent serentak tidak berpengaruh terhadap variabel dependent.
Tabel 4.13 Ringkasan Hasil Uji F
(51)
Model Sum of square
Df Mean
square
F Sig
Regression
Residual
Total
408.440
11.003
419.443
3
66
69
136.147
.167
816.658 ,000a
Sumber: lampiran 7 uji F
Dari tabel diatas diperoleh F hitung sebesar 816,658 dengan nilai signifikan 0,000
< 0,005 sehingga dapat disimpulkan bahwa Atribut Restoran, Motif Belanja Hedonik dan
Motif Belanja Utilitarian secara simultan berpengaruh signifikan terhadap Loyalitas
Konsumen
2. Hasil Uji t
Penelitian menggunakan uji t untuk menguji hipotesis 1,2 dan 3 untuk mengetahui
apalah dalam model regresi variabel independen (X) secara parsial berpengaruh signifikan
terhadap variabel dependen (Y). Uji t juga dilakukan untuk menguji secara parsial masing– masing variabel. Adapun hasil dari uji t sebagai berikut:
Tabel 4.15 Hasil Uji t Variabel Standardized
(52)
Beta
Konstanta ( α ) -2.018 0.048
Atribut Restoran (X1)
0.409 6.601 0.000
Motif Belanja Hedonk (X2)
0.341 3.306 0.002
Motif Belanja Utilitarian (X3)
0.252 2.390 0.020
Sumber: lampiran 7 uji t
Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan kriteria :
a) Bila nilai signifikan < 0,05 artinya signifikan.
b) Bila nilai signifikan > 0,05 artinya tidak signifikan.
Dari Tabel 4.15dapat dilihat hasil uji t sebagai berikut :
1) Pengaruh Atribut Restoran Terhadap Loyalitas Konsumen.
Berdasarkan penjelasan tabel 4.15 menunjukkan bahwa untuk pengujian
pengaruh variabel atribut restoran terhadap loyalitas konsumen dengan
membandingkan nilai koefisien sebesar 0,409 nilai t hitung sebesar 6,601 dengan
nilai taraf signifikan sebesar 0,05 atau 5%. Berdasarkan hasil pengujian diperoleh
nilai signifikan sebesar 0,000 hal ini menunjukkan bahwa nilai signifikan< 0,05.
Artinya bahwa variabel atribut restoran berpengaruh signifikan terhadap loyalitas
konsumen, maka hipotesis 1 dapat diterima.
2) Pengaruh Motif Belanja Hedonik Terhadap Loyalitas Konsumen.
Berdasarkan penjelasan tabel 4.15 menunjukkan bahwa untuk pengujian
(53)
membandingkan nilai koefisien sebesar 0,341 nilai t hitung sebesar3,306 dengan
nilai taraf signifikan sebesar 0,05 atau 5%. Berdasarkan hasil pengujian diperoleh
nilai signifikan sebesar 0,002 hal ini menunjukkan bahwa nilai signifikan< 0,05.
Artinya bahwa variabel motif belanja hedonic berpengaruh signifikan terhadap
loyalitas konsumen, maka hipotesis 2dapat diterima.
3) Pengaruh Motif Belanja Utilitarian Terhadap Loyalitas Konsumen.
Berdasarkan penjelasan tabel 4.15 menunjukkan bahwa untuk pengujian
pengaruh variabel motif belanja utilitarian terhadap loyalitas konsumen dengan
membandingkan nilai koefisien sebesar 0,252 nilai t hitung sebesar2,390 dengan
nilai taraf signifikan sebesar 0,05 atau 5%. Berdasarkan hasil pengujian diperoleh
nilai signifikan sebesar 0,020 hal ini menunjukkan bahwa nilai signifikan< 0,05.
Artinya bahwa variabel motif belanja utilitarianberpengaruh signifikan terhadap
loyalitas konsumen, maka hipotesis 3 dapat diterima.
G. Koefisien Determinan (R2)
Tabel 4.16 Koefisien Determinan
Model R R square Adjusted R
Square
Std. Error of the Estimate
1 .987 .974 .973 .408
Sumber: lampiran 6 model summary
Berdasarkan tabel 4.16 menunjukkan output SPSS Model Summary yang
besarnya R2 sebesar 0,973, hal ini berarti 97,3% loyalitas dapat dijelaskan oleh variasi
ketiga variabel independen yaitu atribut restoran, motif belanja hedonic dan loyalitas
konsumen. Sisa penelitian ini adalah 2,7%yang tidak digunakan pada penelitian ini.
(54)
1. Pengaruh atribut restoran terhadap loyalikas konsumen
Berdasarkan perhitungan statistic diatas maka hipotesis 1 dapat diterima, dilihat
dari pengujian yakni atribut restoran berpengaruh positif dan signifikan terhadap loyalitas
konsumen.Atribut restoran yang meliputi komponen fasilitas fisik, layanan pramuniaga,
fasilitas kemudahan, barang dagangan berpengaruh terhadap loyalitas konsumen
McDonald’s Jombor.Konsumen menilai bahwa atribut yang baik membuat orang untuk kembali lagi karena rasa senang dan nayaman dengan atribut restoran.
Didukung penelitian sebelumnya oleh Subagio (2011) di Surabaya
menunjukkan pengaruh positif dan signifikan variabel atribut restoran terhadap
loyalitas konsumen, sehingga hipotesis 1 dapat diterima.
2. Pengaruh motif belanja hedonic terhadap loyalitas konsumen
Berdsarkan perhitungan statistic daiatas maka hipotesis 2 dapat diterima, dilihat
dari pengujian motif belanja hedonik terhadap loyalitas konsumen.Konsumen banyak yang
datang hanya untuk menikmati waktu luang, menghilangkan stress, berkumpul bersama
keluarga dan teman dengan bersantai di McDonald’s Jombor.
Didukung penelitian Jeslyn dan Subagio (2014) pada Starbuck Coffee di Surabaya
yang menunjukkan bahwa pengaruh signifikan terhadap loyalitas konsumen, sehingga
hipotesis 2 dapat diterima.
3. Pengaruh motif belanja utilitarian terhadap loyalitas konsumen
Berdasarkan perhitungan statistic diatas maka hipotesis 3 dapat diterima, dilihat
dari pengujian motif belanja utilitarian terhadap loyalitas konsumen.Konsumen datang
untuk memanfaatkan waktu dan keefisiensi dari pelayanan McDonald’s Jombor
(55)
Didukung penelitian Irsan (2013) pada Carrefour di Surabaya menunjukkan
adanya pengaruh signifikan motif belanja utilitarian terhadap loyalitas konsumen,
(56)
1
BAB V
SIMPULAN, SARAN DAN KETERBATASAN PENELITIAN A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian pengaruh atribut restoran , motif belanja hedonic,
motif belanja utilitarian terhadap loyalitas konsumen maka dapat disimpulkan
sebagai berikut:
1. Atribut restoran berpengaruh positif dan signifikan terhadap loyalitas
konsumen McDonald’s Jombor. Atribut restoran diantaranya fasilitas
kemudahan wifi yang dapat dimanfaatkan konsumen untuk berselancar
internet, juga arena bermain anak sebagai salah satu alternative berkumpul
keluarga. Konsumen diberikan fasilitas kenyamanan berupa smoking area
untuk kalangan perokok sehingga bagi yang tidak suka dengan asap rokok
dapat tetap nyaman. Semakin tinggi angka atribut restoran maka semakin
tinggi angka loyalitas konsumen pada McDonald’s Jombor.
2. Motif belanja hedonic berpengaruh positif dan signifikan terhadap
loyalitas konsumen. Motif belanja hedonic pada dasarnya adalah motif
yang berhubungan dengan rasa (psikologis). Konsumen yag datang ke
McDonald’s Jombor merasa puas setelah menikmati produk maupun
fasilitas dan pelayanan yang berikan kepada konsumen. Banyak kalangan
(57)
2
mencari produk terbaru maupun lama. Tidak terkecuali mereka mereka
memanfaatkan McDonald’s Jombor sebagai lokasi berkumpul bersama
teman. Semakin tinggi angka motif hedonic konsumen maka semakin
tinggi loyalitas konsumen pada McDonald’s Jombor.
3. Pengaruh motif belanja utilitarian terhadap loyalitas konsumen
Motif belanja utilitarian berpengaruh positif dan signifikan terhadap
loyalitas konsumen. Motif belanja utilitarian menekan kan pada nilai guna
dan efisiensi waktu. pada McDonald’s Jombor mengedepankan pelayanan yang cepat, efisien dan produk yang fresh sehingga konsumen yang
membutuhkan waktu efisien lebih suka ke McDonald’s Jombor. Hal itu
didukung dengan lokasi dan posisi parker area maupun drive thru yang
pas.Semakin tinggi angaka motif belanja utilitarian maka semakin tinggi
loyalitas konsumen.
B. Keterbatasan
Beberapa keterbatasan yang dapat dijadikan pertimbangan bagi peneliti
selanjutnya adalah:
1) Adanya keterbatasan penelitian menggunakan kuesioner yaitu
terkadang jawaban yang dieberikan oleh responden tidak menunjukkan
keadaan sesungguhnya.
2) Variabel yang diteliti belum cukup untuk mengukur loyalitas
konsumen. Diharapkan penelitian selanjutnya untuk menambahkan
(58)
3
C. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka penulis
memberikan beberapa saran sebagai berikut :
1. Diharapkan untuk peneliti yang selanjutnya dapat menambahvariabel
selain variabel yang diteliti oleh peneliti karena untuk mengantisipasi
apabila variabel yang diambil tidak sesuai dengan kenyataan yang ada
dilapangan.
2. Diharapkan untuk penelitian yang akan datang dapat menambah sampel
penelitian yang lebih baik dan lebih banyak lagi.
3. Penelitian selanjutnya disarankan untuk menggunakan metode wawancara
kepada responden, sehingga jawaban responden dapat dikontrol agar tidak
terjadi salah persepsi dari responden terhadap instrumen penelitian yang
(59)
1 Daftar Pustaka
Arifianti, Ria. 2010, “Pengaruh Atribut Supermarket Terhadap Impulse Buying (
survey pada Supermarket di Kota Bandung)”. Strategic, Vol. 9 No. 17.
Carissa O.N., Fauzi A., dan Kumadji S. 2014, “Penerapan Customer Relationship Management (CRM) Sebagai Upaya Untuk Menghasilkan Loyalitas
Pelanggan (Studi kasus pada Bandung Sport Distro Malang)”. Jurnal Administrasi Bisnis, Vol. 15 No.1, Oktober, hal 1-11.
Dharmawansyah, Inggil. 2013, “Pengaruh Experiential Marketing dan Kepuasan Pelanggan terhadap Loyalitas Pelanggan (Studi Kasus Pada Rumah Makan Pring Asri Bumiayu)”. Management Analysis Journal, Vol. 2 No. 2. Foster,B., 2008, Manajemen Ritel, Alfabeta, Bandung.
Ghozali, Imam (2008). “Model Persamaan Struktural” : Konsep & aplikasi dengan
program AMOS 16.0. Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang Griffin, Jill. 2003. Customer Loyalty. Terjemahan oleh Dwi Kartini Yahya, Jakarta :
Erlangga
Irsan, Yanuar, 2013, “Pengaruh Atribut Supermarket Terhadap Motif Belanja Hedonik Motif Belanja Utilitarian dan Loyalitas Konsumen Carrefour di
Surabaya”. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Vol 2, No 1. Hal 1-7. Surabaya
Handayani, N.T., 2012, “Pengaruh Atribut Produk Terhadap Loyalitas Pelanggan
Green Product Sepeda Motor Honda Injection”. Management Analysis Journal, Vol 1, No 2. Surabaya
Haryanto, B. dan W.R Kawuri. 2008, Analisis Loyalitas Toko dengan Pendekatan Second Order Faktor dari Struktural Equiation Model, Journal of Business Strategy and Execution, Vol 2, No 2, p:157-158
Kamus Bahasa Indonesia, Subyek penelitian,1989: 862.
Koo, D.M., 2003, “Inter-relationships among stores images, stores satisfaction, and
store loyalty among Korea discount retail patrons”, “Asia Pacific Journal of Marketing and logistics”, vol.15, no.4, pp.42-71, 77-95
Kotler, Philip, 2003, “Marketing Management”: Analysis, Planning, Implementation
dan
(60)
2 Leha, J.M dan Subagio, H., 2014, “Pengaruh Atribut Café Terhadap Motif Belanja Hedonik Motif Belanja Utilitarian dan Loyalitas Pelanggan Starbucks Coffee
di The Square Apartment Surabaya”. Jurnal Manajemen Pemasaran Petra, Vol 2, No 1, Hal 1-12. Surabaya
Paramita, Niza, 2015, “Pengaruh Motivasi Belanja Hedonik Terhadap Pembelian
Impulsif Konsumen Matahari Surabaya”. Jurnal Ilmu dan Riset Manajemen. Volume 4, Nomor 1. Surabaya
Subagio, H., 2011, “Pengaruh Atribut Supermarket terhadap Motif Belanja Hedonik, Motif Belanja Utilltarian dan Loyalitas Konsumen”, Jurnal Manajemen Pemasaran, Vol 6, No 1, April: 8-21.tian pemasaran. Jakarta: Prenada Media
Setiadi, Nugroho J. (2003). Perilaku Konsumen: Konsep dan implikasi untuk strategi
dan penelitian pemasaran. Jakarta: Prenada Media
Sopiah, 2008, Perilaku Organisasional, Yogyakarta : CV Andi Offset
Sugiyono, 2008, Metode Penelitian Bisnis, Alfabeta, jakarta
Sugiyono, 2009, “Metode Penelitian kuantitatif, kualittatif dan R&D”. Bandung: Alfabeta
Sugiyono, 2011, “Statistika Untuk Penelitian”. Bandung: Alfabeta
(61)
(62)
LAMPIRAN 1
KUESIONER SURVEI KONSUMEN
PENGARUH ATRIBUT RESTORAN, MOTIF BELANJA HEDONIK, MOTIF BELANJA UTILITARIAN TERHADAP LOYALITAS KONSUMEN MCDONALD’S DI JOMBOR, SLEMAN, YOGYAKARTA
Kepada Yth. Bapak/Ibu/Saudara/i
Konsumen McDonald’s Jombor
Di Tempat Dengan hormat,
Dalam rangka penyusunan Skripsi untuk memenuhi sebagian persyaratan guna meraih gelar Sarjana Ekonomi, maka dengan surat ini saya memohon bantuan Bapak/ Ibu/Saudara/i untuk mengisi kuisioner yang saya lampirkan bersamaan dengan surat ini.
Perlu saya sampaikan bahwa kuisioner ini semata-mata hanya untuk kepentingan akademis dan tidak dipublikasikan. Identitas dan jawaban Bapak/Ibu/Saudara/i tetap akan saya rahasiakan, karena itu mohon kesediaan Bapak/Ibu/Saudara/i untuk mengisi kuisioner ini dengan sungguh-sungguh dan sejujur-jujurnya
Atas bantuan Bapak/Ibu/Saudara/i saya sampaikan banyak terima kasih. Semoga amal baik Bapak/Ibu/Saudara/i akan mendapatkan balasan dari Allah SWT.
Hormat saya
Arif Gunawan
(63)
A. IDENTITAS RESPONDEN Petunjuk pengisian:
Isilah data identas Bapak/Ibu/Saudara/i lingkari pada pilihan yang sesuai
dengan jawaban Bapak/Ibu/Saudara/i.
1. Usia : ………. Tahun 2. Jenis kelamin
a. Laki-laki b. Perempuan
3. Status Perkawinan :
a. Belum menikah b. Sudah Menikah
4. Pendidikan terakhir :
a. SD c. SMA/SMK e. S1/S2/S3
b. SMP d. Diploma
5. Pekerjaan :
a. Pelajar/Mahasiswa c. Wiraswasta
b. PNS d. Lain-lain
B. PERNYATAAN RESPONDEN
Berilah tanda centang ( √ ) pada pilihan jawaban yang tersedia dengan
ketentuan sebagai berikut:
S = Setuju SS = Sangat Setuju N =
Netral
(64)
Atribut Restoran
No Pertanyaan STS TS N S SS
1 McDonald’s Jombor menyediakan fasilitas fisik yang baik
2 McDonald’s Jombor memberikan pelayanana pramuniaga yang baik
3 McDonald’s Jombor memberikan fasilitas kemudahan yang memadai
Meliputi (wifi, smoking area, ruang bermain anak, drive thru)
4 McDonald’s Jombor menyajikan produk yang berkualitas dan fresh
Motif Belanja Hedonik
No Pertanyaan STS TS N S SS
1 Berbelanja di McDonald’s Jombor merupakan pengalaman yang menyenangkan
2 Berbelanja di McDonald’s Jombor merupakan salah satu alternative mengatasi stress
3 Saya mencari promo di McDonald’s untuk mendapatkan harga yang lebih murah 4 Kenikmatan berbelanja tercipta ketika
berkumpul dan menghabiskan waktu bersama
di McDonald’s Jombor Bersama keluarga atau teman
5 Berbelanja di McDonald’s untuk mengikuti produk dan trend makanan terbaru
Motif Belanja Utilitarian
No Pertanyaan STS TS N S SS
1 Saya berbelanja di McDonald’s Jombor karena produk berkualitas baik, mudah didapat dan diproses dengan baik.
2 Kualitas layanan pramuniaga McDonald’s Jombor cepat dan efesien
Loyalitas Konsumen
No Pertanyaan STS TS N S SS
1 Saya melakukan pemebelian terus menerus di
McDonald’s Jombor
2 Saya merekomendasaikan produk
McDonald’s Jombor kepada teman 3 Saya tidak terpengaruh produk yang
(65)
LAMPIRAN 2
Karakteristik Responden
Usia
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid
<20 Tahun 10 14.3 14.3 14.3
21-30 Tahun 37 52.9 52.9 67.1
31-40 Tahun 17 24.3 24.3 91.4
> 40 Tahun 6 8.6 8.6 100.0
Total 70 100.0 100.0
Jenis Kelamin
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid
Laki-Laki 40 57.1 57.1 57.1
Perempuan 30 42.9 42.9 100.0
Total 70 100.0 100.0
Status Perkawinan
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid
Belum Menikah 31 44.3 44.3 44.3
Sudah Menikah 39 55.7 55.7 100.0
Total 70 100.0 100.0
Pendidikan
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid
SMP 8 11.4 11.4 11.4
SMA 37 52.9 52.9 64.3
Diploma 6 8.6 8.6 72.9
S1/S2/S3 19 27.1 27.1 100.0
(66)
Karakteristik Responden
Pekerjaan
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid
Pelajar/Mahasiswa 18 25.7 25.7 25.7
PNS 11 15.7 15.7 41.4
Wiraswasta 23 32.9 32.9 74.3
Lain-Lain 18 25.7 25.7 100.0
(1)
membandingkan nilai koefisien sebesar 0,252 nilai t hitung sebesar2,390 dengan nilai taraf signifikan sebesar 0,05 atau 5%. Berdasarkan hasil pengujian diperoleh nilai signifikan sebesar 0,020 hal ini menunjukkan bahwa nilai signifikan< 0,05. Artinya bahwa variabel motif belanja utilitarianberpengaruh signifikan terhadap loyalitas konsumen, maka hipotesis 3 dapat diterima.
Koefisien Determinan (R2)
Tabel 4.16 Koefisien Determinan
Model R R square Adjusted R
Square
Std. Error of the Estimate
1 .987 .974 .973 .408
Berdasarkan tabel 4.16 menunjukkan output SPSS Model Summary yang besarnya R2 sebesar 0,973, hal ini berarti 97,3% loyalitas dapat dijelaskan oleh variasi ketiga variabel independen yaitu atribut restoran, motif belanja hedonic dan loyalitas konsumen. Sisa penelitian ini adalah 2,7%yang tidak digunakan pada penelitian Pembahasan
1. Pengaruh simultan atribut restoran, motif belanja hedonic dan motif belanja utilitarian terhadap loyalitaskonsumen.
Berdasarkan perhitungan statistic diatas maka hipotesis 1 dapat diterima, dilihat dari uji F menunjukkan nilai yang signifikan. Hal ini didukung oelh peneilitian sebelumnya oleh Subagio (2011) yang menunjukkan nilai positif dan signifikan. 2. Pengaruh atribut restoran terhadap loyalikas konsumen
Berdasarkan perhitungan statistic diatas maka hipotesis 2 dapat diterima, dilihat dari pengujian yakni atribut restoran berpengaruh positif dan signifikan terhadap loyalitas
(2)
konsumen.Atribut restoran yang meliputi komponen fasilitas fisik, layanan pramuniaga, fasilitas kemudahan, barang dagangan berpengaruh terhadap loyalitas konsumen McDonald’s Jombor.Konsumen menilai bahwa atribut yang baik membuat orang untuk kembali lagi karena rasa senang dan nayaman dengan atribut restoran.
Didukung penelitian sebelumnya oleh Subagio (2011) di Surabaya menunjukkan pengaruh positif dan signifikan variabel atribut restoran terhadap loyalitas konsumen, sehingga hipotesis 2 dapat diterima.
3. Pengaruh motif belanja hedonic terhadap loyalitas konsumen
Berdsarkan perhitungan statistic daiatas maka hipotesis 3 dapat diterima, dilihat dari pengujian motif belanja hedonik terhadap loyalitas konsumen.Konsumen banyak yang datang hanya untuk menikmati waktu luang, menghilangkan stress, berkumpul bersama keluarga dan teman dengan bersantai di McDonald’s Jombor.
Didukung penelitian Jeslyn dan Subagio (2014) pada Starbuck Coffee di Surabaya yang menunjukkan bahwa pengaruh signifikan terhadap loyalitas konsumen, sehingga hipotesis 3 dapat diterima.
4. Pengaruh motif belanja utilitarian terhadap loyalitas konsumen
Berdasarkan perhitungan statistic diatas maka hipotesis 4 dapat diterima, dilihat dari pengujian motif belanja utilitarian terhadap loyalitas konsumen.Konsumen datang untuk memanfaatkan waktu dan keefisiensi dari pelayanan McDonald’s Jombor dengan adanya Drive Thru dan makanan cepat saji yang masih fresh.
Didukung penelitian Irsan (2013) pada Carrefour di Surabaya menunjukkan adanya pengaruh signifikan motif belanja utilitarian terhadap loyalitas konsumen, sehingga hipotesis 4 dapat diterima.
(3)
Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian pengaruh atribut restoran , motif belanja hedonic, motif belanja utilitarian terhadap loyalitas konsumen maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Atribut restoran, motif belanja hedonic dan motif belanja utilitarian mempuyai
pengaruh positif dan signifikan, variabel-variabel tersebut secara simultan berpengaruh terhadap loyalitas konsumen. Semakin tinggi angka variabel tersebut semakin baik loyalitas konsumen.
2. Atribut restoran berpengaruh positif dan signifikan terhadap loyalitas konsumen McDonald’s Jombor. Atribut restoran diantaranya fasilitas kemudahan wifi yang dapat dimanfaatkan konsumen untuk berselancar internet, juga arena bermain anak sebagai salah satu alternative berkumpul keluarga. Konsumen diberikan fasilitas kenyamanan berupa smoking area untuk kalangan perokok sehingga bagi yang tidak suka dengan asap rokok dapat tetap nyaman. Semakin tinggi angka atribut restoran maka semakin tinggi angka loyalitas konsumen pada McDonald’s Jombor.
3. Motif belanja hedonic berpengaruh positif dan signifikan terhadap loyalitas konsumen. Motif belanja hedonic pada dasarnya adalah motif yang berhubungan dengan rasa (psikologis). Konsumen yag datang ke McDonald’s Jombor merasa puas setelah menikmati produk maupun fasilitas dan pelayanan yang berikan kepada konsumen. Banyak kalangan usia remaja datang untuk menikmati produk McDonald’s baik yang mencari produk terbaru maupun lama. Tidak terkecuali mereka mereka memanfaatkan McDonald’s Jombor sebagai lokasi berkumpul bersama teman. Semakin tinggi angka motif hedonic konsumen maka semakin tinggi loyalitas konsumen pada McDonald’s Jombor.
(4)
4. Pengaruh motif belanja utilitarian terhadap loyalitas konsumen
Motif belanja utilitarian berpengaruh positif dan signifikan terhadap loyalitas konsumen. Motif belanja utilitarian menekan kan pada nilai guna dan efisiensi waktu. pada McDonald’s Jombor mengedepankan pelayanan yang cepat, efisien dan produk yang fresh sehingga konsumen yang membutuhkan waktu efisien lebih suka ke McDonald’s Jombor. Hal itu didukung dengan lokasi dan posisi parker area maupun drive thru yang pas.Semakin tinggi angaka motif belanja utilitarian maka semakin tinggi loyalitas konsumen.
Keterbatasan
Beberapa keterbatasan yang dapat dijadikan pertimbangan bagi peneliti selanjutnya adalah:
1) Adanya keterbatasan penelitian menggunakan kuesioner yaitu terkadang jawaban yang dieberikan oleh responden tidak menunjukkan keadaan sesungguhnya. 2) Variabel yang diteliti belum cukup untuk mengukur loyalitas konsumen.
Diharapkan penelitian selanjutnya untuk menambahkan variabel yang benar-benar dapat mempengaruhi loyalitas konsumen.
Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka penulis memberikan beberapa saran sebagai berikut :
1. Diharapkan untuk peneliti yang selanjutnya dapat menambahvariabel selain variabel yang diteliti oleh peneliti karena untuk mengantisipasi apabila variabel yang diambil tidak sesuai dengan kenyataan yang ada dilapangan.
(5)
2. Diharapkan untuk penelitian yang akan datang dapat menambah sampel penelitian yang lebih baik dan lebih banyak lagi.
3. Penelitian selanjutnya disarankan untuk menggunakan metode wawancara kepada responden, sehingga jawaban responden dapat dikontrol agar tidak terjadi salah persepsi dari responden terhadap instrumen penelitian yang digunakan.
Daftar Pustaka
Arifianti, Ria. 2010, “Pengaruh Atribut Supermarket Terhadap Impulse Buying ( survey pada Supermarket di Kota Bandung)”. Strategic, Vol. 9 No. 17.
Carissa O.N., Fauzi A., dan Kumadji S. 2014, “Penerapan Customer Relationship Management (CRM) Sebagai Upaya Untuk Menghasilkan Loyalitas Pelanggan (Studi kasus pada Bandung Sport Distro Malang)”. Jurnal Administrasi Bisnis, Vol. 15 No.1, Oktober, hal 1-11.
Dharmawansyah, Inggil. 2013, “Pengaruh Experiential Marketing dan Kepuasan Pelanggan terhadap Loyalitas Pelanggan (Studi Kasus Pada Rumah Makan Pring Asri Bumiayu)”. Management Analysis Journal, Vol. 2 No. 2.
Foster,B., 2008, Manajemen Ritel, Alfabeta, Bandung.
Ghozali, Imam (2008). “Model Persamaan Struktural” : Konsep & aplikasi dengan program AMOS 16.0. Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang
Griffin, Jill. 2003. Customer Loyalty. Terjemahan oleh Dwi Kartini Yahya, Jakarta : Erlangga Irsan, Yanuar, 2013, “Pengaruh Atribut Supermarket Terhadap Motif Belanja Hedonik Motif
Belanja Utilitarian dan Loyalitas Konsumen Carrefour di Surabaya”. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Vol 2, No 1. Hal 1-7. Surabaya
Handayani, N.T., 2012, “Pengaruh Atribut Produk Terhadap Loyalitas Pelanggan Green Product Sepeda Motor Honda Injection”. Management Analysis Journal, Vol 1, No 2. Surabaya Haryanto, B. dan W.R Kawuri. 2008, Analisis Loyalitas Toko dengan Pendekatan Second Order
Faktor dari Struktural Equiation Model, Journal of Business Strategy and Execution, Vol 2, No 2, p:157-158
(6)
Koo, D.M., 2003, “Inter-relationships among stores images, stores satisfaction, and store loyalty among Korea discount retail patrons”, “Asia Pacific Journal of Marketing and logistics”,
vol.15, no.4, pp.42-71, 77-95
Kotler, Philip, 2003, “Marketing Management”: Analysis, Planning, Implementation dan Kevin Lane Keller, 2007, “Manajemen Pemasaran”. Jilid 2. Ed. 13. Jakarta: Erlangga
Leha, J.M dan Subagio, H., 2014, “Pengaruh Atribut Café Terhadap Motif Belanja Hedonik Motif Belanja Utilitarian dan Loyalitas Pelanggan Starbucks Coffee di The Square Apartment Surabaya”. Jurnal Manajemen Pemasaran Petra, Vol 2, No 1, Hal 1-12. Surabaya
Paramita, Niza, 2015, “Pengaruh Motivasi Belanja Hedonik Terhadap Pembelian Impulsif Konsumen Matahari Surabaya”. Jurnal Ilmu dan Riset Manajemen. Volume 4, Nomor 1. Surabaya
Subagio, H., 2011, “Pengaruh Atribut Supermarket terhadap Motif Belanja Hedonik, Motif Belanja Utilltarian dan Loyalitas Konsumen”, Jurnal Manajemen Pemasaran, Vol 6, No 1, April: 8-21.tian pemasaran. Jakarta: Prenada Media
Setiadi, Nugroho J. (2003). Perilaku Konsumen: Konsep dan implikasi untuk strategi dan penelitian pemasaran. Jakarta: Prenada Media
Sopiah, 2008, Perilaku Organisasional, Yogyakarta : CV Andi Offset Sugiyono, 2008, Metode Penelitian Bisnis, Alfabeta, jakarta
Sugiyono, 2009, “Metode Penelitian kuantitatif, kualittatif dan R&D”. Bandung: Alfabeta Sugiyono, 2011, “Statistika Untuk Penelitian”. Bandung: Alfabeta
http://prahasti10411084.blogspot.ae/2012/01/makalah-subyek-obyek-penelitian.html|?m=1