Monokromator Sel atau kuvet Detektor ALAT BAHAN PROSEDUR KERJA

14 radiasi deuterium memberikan spektrum energi radiasi yang lurus. Sedangkan pada panjang gelombang 486 nm dan 651,1 nm memberikan dua garis spektra yang dapat dipakai untuk mengecek ketepatan panjang gelombang pada spektrofotometer UV- Vis. Umur sumber radisi deuterium D 2 sekitar 500 jam pemakaian. Sumber radiasi tungsten merupakan campuran dari filamen tungsten dan gas iodin halogen, oleh sebab itu disebut sebagai sumber radiasi “tungsten-iodine”. Sumber radiasi tungsten- iodine ini dipakai pada spektrofotometer UV-Vis sebagai sumber radiasi pada daerah pengukuran sinar tampak dengan rentangan panjang gelombang 380-900 nm, karena pada daerah tersebut sumber radiasi “tungsten-iodine” memberikan energi radiasi sebagai garis lengkung. Umur tungsten-iodin sekitsar 1000 jam pemakaian. Sumber radiasi merkuri adalah suatu sumber radiasi mengandung uap merkuri bertekanan randah dan biasanya sumber radiasi merkuri ini dipakai untuk mengecek atau kalibrasi panjang gelombang pada spektrofotometer UV-Vis pada daerah ultra violet khususnya disekitar panjang gelombang 365 nm 365,0 : 365,5 dan 366,3 nm, dan sekaligus mengecek resolusi dari monokromator.

b. Monokromator

Monokromator berfungsi untuk mendapatkan radiasi monokromatis dari sumber radiasi yang memancarkan radiasi polikromatis. Monokromator pada spektrofotometer UV-Vis biasanya terdiri dari susunan : celah slit masuk-filter- prisma-kisi Gatting-celah keluar. - Celah monokromator adalah bagian yang pertama dan terakhir dari suatu optik monokromator pada spektroifotometer UV-Vis. Celah dibuat dari logam yang kedua ujungnya diasah dengan cermat sehingga sama. Universitas Sumatera Utara 15 - Filter optik merupakan radiasi elektromagnetik dengan panjang gelombang 380-780 nm merupakan cahaya putih yang merupakan campuran cahaya dengan berbagai panjang gelombang. - Prisma dan kisi merupakan bagian monokromator yang terpenting. Prisma dan kisi pada prinsipnya mendispersi radiasi elektromagnetik sebesar mungkin supaya didapatkan resolusi yang baik dari radiasi polikromatis.

c. Sel atau kuvet

Kuvet atau sel merupakan wadah sampel yang akan dianalisis. Ditinjau dari pemakaiannya kuvet ada dua macam yaitu kuvet yang permanen terbuat dari bahan gelas atau leburan silika dan kuvet disposible untuk satu kali pemakaian yang terbuat dari teflon atau plastik.

d. Detektor

Detektor merupakan salah satu bagian spektrofotometer UV-Vis yang penting. Oleh sebab itu kualitas detektor akan menentukan kualitas spektrofotometer UV-Vis. Fungsi detektor di dalam spektrofotometer adalah mengubah sinyal radiasi yang diterima menjadi sinyal elektronik. Universitas Sumatera Utara 16 BAB III METODOLOGI PERCOBAAN

3.1 ALAT

- Spektrofotometer UV-Visible Hitachi - Beaker glass Pyrex - Corong pisah Pyrex - Gelas ukur Pyrex - Pipet tetes - Corong Pyrex - Kertas saring Whatman No 40 - Labu ukur Pyrex

3.2 BAHAN

- NaOH Pro analisis - H 2 SO 4 Pro analisis - Hipoklorit Pro analisis - Sikloheksan Pro analisis - Etil Asetat Pro analisis Universitas Sumatera Utara 17

3.3 PROSEDUR KERJA

3.3.1 Pembuatan pereaksi - NaOH 0,5 N Timbang 20 g NaOH, larutkan dalam aquadest bebas CO 2 sampai 1000 ml - NaOH 10 N Timbang 400 g NaOH, larutkan dalam aquadest bebas CO 2 sampai 1000 ml - H 2 SO 4 30 Encerkan 31,25 ml H 2 SO 4 p dengan aquadest sampai 100 ml 3.3.2 Larutan Uji Sampel Ion Tubuh Sweat - Sejumlah 1 g sampel diencerkan dengan 100 ml aquadest, dimasukkan kedalam corong pisah 250 ml - Tambahkan 5 ml H 2 SO 4 p atau 30 - Setelah dingin, tambah 100 ml etil asetat - Kocok selama 2 menit - Lapisan etil asetat dimasukkan kedalam corong pisah kedua - Dikocok 3 kali, setiap kali dengan 30 ml aquadest. - Kumpulan lapisan air dimasukkan kedalam corong pisah ketiga - Tambah 2 ml NaOH 10N dan 10 ml sikloheksana - Kocok selama 1 menit - Lapisan air dipisah dan dimasukkan kedalam corong pisah ke 4 - Tambah 5 ml H 2 SO 4 30 dan 10 ml sikoheksan dengan volume pipet dan 10 ml Na- hipoklorit1 1 - Kocok selama 2 menit - Lapisan sikloheksana akan berwarna kuning kehijauan. Bila tidak berwarna Universitas Sumatera Utara 18 tambah lagi 10 ml Na-hipoklorit 1 - Lapisan air dibuang, lapisan sikoheksana dicuci dengan 50 ml NaOH 0,5N - Kocok selama 1 menit, lapisan bawah dibuang - Lapisan sikloheksana dikocok dengan 50 ml air, lapisan air dibuang - Lapisan sikloheksana disaring melalui kapas, masukkan dalam labu ukur 10 ml A 3.3.3 Larutan Baku Na Siklamat - Timbang seksama 50 mg Na- siklamat BP - Masukkan kedalam labu ukur 100 ml dan encerkan dengan aquadest sampai garis tanda - Pipet 1,0 ml ; 2,0 ml ; 4,0 ml ; 6,0 ml ; dan 8,0 ml dan masing-masing masukkan kedalam labu ukur 100 ml - Tambah aquadest sampai garis tanda dan diperlakukan sama seperti larutan uji B. 3.3.4 Prosedur Analisa Spektrofotometri - Hubungkan alat dengan sumber arus listrik - Hidupkan dengan menekan tombol power pada posisi ON pada seluruh alat, tunggu sampai proses initialisasi selesai - Hidupkan CPU, monitor, printer - Pada menu windows, double klik icon UV-probe - Klik icon spectrum - Tekan tombol F4 PC control pada alat spektrofotometer UV 1700 probe - Untuk menghubungkan alat spektrofotometer dengan CPU, klik di taskbar Universitas Sumatera Utara 19 connect - Pengisian parameter klik icon methode : a. Pada tab measurement isi panjang gelombang 314 nm, scan speed 314 nm b. Pada tab sample preparation isi weight,vol dilution c. Pada tab instrument parameter isi measuring mode, slidth, klik OK. - Masukkan blanko pada kuvet reference dan kuvet sampel, klik pada taksbar baseline tunggu sampai pembacaan selesai - Masukkan larutan standart, klik START - Masukkan larutan uji, klik START 3.3.5. Perhitungan - Masing-masing larutan A dan B diukur pada panjang gelombang maksimum ±314 nm, menggunakan air yang diperlakukan sam seperti larutan uji sebagai blanko. - Kadar Na Siklamat dalam minuman xKb Fpbaku fpsampel x Bu Bb x Ab Au Au = serapan larutan uji Ab = Serapan larutan baku Bb = Bobot Na Siklamat yang ditimbang g Bu = Bobot atau Volume cuplikan yang ditimbang g atau ml Fp sampel = Faktor pengenceran sampel Fp baku = Faktor pengenceran Baku Kb = Kemurnian Baku Universitas Sumatera Utara 20 3.7.6. Flow Chart Uji Sampel Ion Tubuh Sweat - Ditambah 1 gr - Ditambah 100 ml aquadest - Ditambah 5 ml H 2 SO 4 30 - Ditambah 100 ml etil asetat - Dikocok selama 2 menit - Dikocok 3 x, setiap kali dengan 30 ml aquadest - Dikumpulkan - Ditambah 2 ml NaOH 10 N - Ditambah 10 ml sikloheksan dengan gelas ukur - Dikocok Selama 1 menit - Ditampung dalam corong pisah - Ditambah 5 ml H 2 SO 4 30 - - Ditambah 10 ml Sikloheksan dengan pipet volume - Ditambah 10 ml Na.Hipoklorit kocok selama 2 menit Bila lap. Sikloheksan tdk berwarna kuning - Ditambah 10 ml Na. Hipoklorit 1 - Dicuci dengan 50 ml NaOH 0,5 N - Dikocok selama 2 menit - Dikocok dengan 50 ml air 2 x - - Disaring dengan kapas - Dimasukkan dalam labu 10 ml Corong Pisah 1 Lap.etil asetat atas dalam corong pisah 2 Lap. Air bawah dibuang Lap. Air bawah dalam corong 3 Lap.etil asetat atas Lap. Sikloheksan atas Lap. Air Bawah Lap. Sikloheksan atas Lap. Air bawah dibuang Lap. atas Lap. Bawah dibuang Lap. Air bawah Lap. Sikloheksan atas Sampel Universitas Sumatera Utara 21 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. HASIL PERCOBAAN