3 Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik untuk mengetahui apakah minuman
ringan Ion Tubuh Sweat yang dianalisa telah memenuhi standart sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan RI No.722MenkesPuIX88 yang mensyaratkan batas
maksimum pengunaan siklamat pada minuman ringan adalah 3 gkg.
1.2 Permasalahan
Permasalahan dalam Karya Ilmiah ini adalah -
Apakah kadar Asam Siklamat dalam minuman ringan Ion Tubuh Sweat sudah memenuhi syarat sesuai dengan peraturan Menteri Kesehatan RI No 722
MenKes PUIX88 -
Bagaimana cara menentukan kadar Asam Siklamat secara sepektrofotometri
1.3 Tujuan
Tujuan Karya Ilmiah ini adalah : -
Untuk mengetahui berapa kadar Asam Siklamat pada minuman ringan ion Tubuh Sweat
- Untuk mengetahui cara penentuan kadar Asam Siklamat pada minuman
ringan Ion Tubuh Sweat secara Spektrofotometri
1.4 Manfaat
Manfaat Karya Ilmiah ini adalah : -
Dapat mengetahui kadar Asam Siklamat dalam minuman ringan Ion Tubuh Sweat
Universitas Sumatera Utara
4 -
Dapat diketahui apakah kadar Asam Siklamat dalam minuman ringan Ion Tubuh Sweat telah memenuhi standart sesuai dengan peraturan Menteri
kesehatan RI No. 722MenKesPUIX88 dan layak dikonsumsi oleh masyarakat
Universitas Sumatera Utara
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Bahan Tambahan Pangan Zat Aditif
Bahan tambahan pangan secara umum adalah bahan yang biasanya tidak digunakan sebagai makanan dan biasanya bukan merupakan komponen khas
makanan, mempunyai atau tidak mempunyai nilai gizi, yang dengan sengaja ditambahkan kedalam makanan untuk maksud teknologi pada pembuatan, pengolahan
penyiapan, perlakuan, pengepakan, pengemasan, dan penyimpanan. Pada umumnya bahan tambahan pangan dapat dibagi menjadi dua golongan besar, yaitu sebagai
berikut. 1. Bahan tambahan pangan yang ditambahkan dengan sengaja kedalam makanan,
Dengan mengetahui komposisi bahan tersebut dan maksud penambahan itu dapat mempertahankan kesegaran, cita rasa, dan membantu pengolahan, sebagai contoh
pengawet, pewarna, dan pengeras. 2. Bahan tambahan pangan yang tidak sengaja ditambahkan , yaitu bahan yang tidak
mempunyai fungsi dalam makanan tersebut, terdapat secara tidak sengaja, baik dalam jumlah sedikit atau cukup banyak akibat perlakuan selama proses produksi,
pengolahan, dan pengemasan. Bahan ini dapat pula merupakan residu atau kontaminan dari bahan yang sengaja ditambahkan untuk tujuan produksi bahan
mentah atau penanganannya yang masih terus terbawa kedalam makanan yang akan dikonsumsi. Contoh bahan tambahan pangan dalam golongan ini adalah
Universitas Sumatera Utara
6 residu pestisida termasuk insektisida, herbisida, fungisida, dan rodentisida.,
antibiotik, dan hidrokarbon aromatik polisiklis.
Apabila dilihat dari asalnya, bahan tambahan dapat berasal dari sumber alamiah seperti lesitin, asam sitrat, dan sebagainya. Bahan ini dapat juga disintetis dari bahan
kimia yang mempunyai sifat serupa dengan bahan β-karoten dan asam askorbat. Pada
umumnya bahan sintetis mempunyai kelebihan, yaitu lebih pekat, lebih stabil, dan lebih murah, tetapi ada pula kelemahannya yaitu sering terjadi ketidaksempurnaan
proses sehingga mengandung zat-zat yang berbahaya bagi kesehatan, dan kadang- kadang bersifat karsinogenik yang dapat merangsang terjadinya kanker pada hewan
atau manusia. Bahan tambahan pangan yang digunakan hanya dapat dibenarkan apabila:
1. Dimaksudkan untuk mencapai masing-masing tujuan penggunaan dalam pengolahan,
2. Tidak digunakan untuk menyembunyikan penggunaan bahan yang salah atau yang tidak memenuhi persyaratan,
3. Tidak digunakan untuk menyembunyikan cara kerja yang bertentangan dengan cara produksi yang baik untuk pangan,
4. Tidak digunakan untuk menyembunyikan kerusakan bahan pangan. Penggunaan bahan tambahan pangan sebaiknya dengan dosis dibawah ambang batas
yang telah ditentukan. Jenis bahan tambahan pangan ada 2 yaitu GRAS Generally Recognized as Safe, zat ini aman dan tidak berefek toksik misalnya gula glukosa.
Sedangakan jenis lainnya yaitu ADI Acceptable Daily Intake, jenis ini selalu ditetapkan batas penggunan hariannya daily intake demi menjagamelindungi
kesehatan konsumen.Cahyadi, 2006
Universitas Sumatera Utara
7 Pada kenyataannya, berbagai bahan tambahan yang dikenal sekarang
merupakan modifikasi bahan-bahan yang secara alamiah ada dalam bahan makanan sebelumnya.
Adapun tujuan pengunaan bahan tambahan adalah untuk: 1. Mempertahankan atau memperbaiki nilai gizi makanan. Contohnya; tambahan
vitamin, iodin, besi, asam amino. 2. Mempertahankan kesegaran bahan, terutama untuk menghambat kerusakan oleh
mikroorganisme jamur, bakteri dan khamir. Bahan pengawet juga bertujuan untuk mempertahankan kesegaran warna maupun aroma. Contohnya; natrium
nitrit mematikan bakteri, mempertahankan warna daging, anti oksidan mencegah ketengikan dengan vitamin, Butyllated Hydroxy AnisolBHA atau
Butylated Hydroxy ToluenBHT. 3. Membantu mempermudah pengolahan dan persiapan. Contohnya; bahan
pengemulsi kuning telur, lecithin, penstabil, pengental, pengembang ragi, bubuk roti, pencegah lengket anticaking untuk garam halus supaya tidak lengket.
4. Membantu memperbaiki kenampakan atau aroma makanan. Contohnya; pewarna makanan alamiah maupun buatan dan aroma. Sudarmadji,1989
2.2 Bahan Pemanis