Penentuan Kadar Siklamat dalam Minuman Ringan secara Spektrofotometri Visible di Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan Medan

(1)

PENENTUAN KADAR SIKLAMAT DALAM MINUMAN RINGAN

SECARA SPEKTROFOTOMETRI VISIBLE DI BALAI BESAR

PENGAWASAN OBAT DAN MAKANAN

MEDAN

TUGAS AKHIR

DESY ANNISA

112401053

PROGRAM STUDI DIPLOMA 3 KIMIA

DEPARTEMEN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2014


(2)

PENENTUAN KADAR SIKLAMAT DALAM MINUMAN RINGAN

SECARA SPEKTROFOTOMETRI VISIBLE DI BALAI BESAR

PENGAWASAN OBAT DAN MAKANAN

MEDAN

TUGAS AKHIR

Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat mencapai gelar

Ahli Madya

Disusun Oleh :

DESY ANNISA

112401053

PROGRAM STUDI DIPLOMA 3 KIMIA

DEPARTEMEN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2014


(3)

PERSETUJUAN

Judul : PENENTUAN KADAR SIKLAMAT DALAM

MINUMAN RINGAN SECARA

SPEKTROFOTOMETRI VISIBLE DI BALAI BESAR PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN MEDAN

Kategori : TUGAS AKHIR Nama : DESY ANNISA Nomor Induk Mahasiswa : 112401053

Program Studi : D3 KIMIA Departemen : KIMIA

Fakultas : MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Disetujui Oleh: Medan, Juni 2014

Diketahui/Disetujui Oleh: Disetujui Oleh: Ketua Bidang Studi D3 Kimia DosenPembimbing

Dra. Emma Zaidar, M.Si

NIP. 195512181987012001 NIP.195711011987012001 Dra.NurhaidaPasaribu,M.Si

Diketahui/Disetujui Oleh: Ketua Departemen Kimia FMIPA USU


(4)

PERNYATAAN

PENENTUAN KADAR SIKLAMAT DALAM MINUMAN RINGAN SECARA SPEKTROFOTOMETRI VISIBLE DI BALAI BESAR PENGAWAS OBAT

DAN MAKANAN MEDAN

TUGAS AKHIR

Saya mengakui bahwa tugas akhir ini adalah hasil kerja saya sendiri, kecuali beberapa kutipan dari ringkasan yang masing-masing disebutkan sumbernya.

Medan, Juni 2014

NIM.112401053 DESY ANNISA


(5)

PENGHARGAAN

Bismillahirrahmanirrahim

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada ALLAh SWT, atas segala limpahan rahmad dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini dalam waktu yang telah ditetapkan. Adapun tujuan dari penulisan tugas akhir ini adalah untuk memenuhi persyaratan dalam menyelesaikan pendidikan Program Diploma III Kimia. Dalam penyusunan tugas akhir ini tentunya penulis mendapatkan banyak bantuan, maka dengan segala kerendahan hati, penulis menyampaikan terima kasih kepada:

1. Keluarga penulis, ayahanda Baharin, Ibunda almh. Nurlela dan kakak Leny yang telah memberikan semangat serta perhatian yang cukup besar selama masa perkuliahan penulis.

2. Ibu Dra.Nurhaida Pasaribu,M.Si sebagai dosen pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu dalam memberikan bimbingan kepada penulis.

3. Ibu Dr. Rumondang Bulan,MS, selaku Ketua Departemen Kimia FMIPA USU, dan ibu Dra. Emma Zaidar, M.Si, selaku Ketua Program Studi D3 Kimia. 4. Ibu Aisyah, Ibu Dewi, bapak Fuji dan ibu Lusi selaku pembimbing praktek

kerja lapangan di BALAI BESAR PENGAWASAN OBAT DAN MAKANAN MEDAN

5. Rekan-rekan mahasiswa/i Kimia Industri D3 angkatan 2011, dan teman saya Melidya yang memberikan dukungan sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas akhir ini.

Hanya do’a yang dapat penulis sampaikan kepada Allah SWT. Akhirnya penulis mengucapkan terima kasih dan berharap semoga tulisan ini bermanfaat bagi kita semua.


(6)

PENENTUAN KADAR SIKLAMAT DALAM MINUMAN RINGAN SECARA SPEKTROFOTOMETRI VISIBLE DI BALAI BESAR PENGAWASAN OBAT

DAN MAKANAN MEDAN

ABSTRAK

Telah dilakukan identifikasi siklamat pada minuman dengan sampel yaitu: buah sari jeruk madu, marjan coco pandan. Untuk analisa kualitatif digunakan reaksi pengendapan. Dengan adanya reaksi pengendapan Yaitu dengan menggunakan reagen HCl(p), BaCl2 10%, NaNO2 10%, Etil Asetat, NaOH, Sikloheksan, H2SO4(p), H2SO4 30 %. Reagen-reagen tersebut berfungsi sebagai pereaksi untuk siklamat yang ada pada sampel. Terjadinya endapan putih pada sampel buah sari jeruk madu didapat hasil yang positif menyatakan ada endapan putih, sedangkan pada sampel marjan coco pandan didapat hasil yang negatif menyatakan tidak ada endapan putih. Untuk analisa kuantitatif digunakan spektrofotometri visibel diperoleh kadar siklamat 4 mg/L.


(7)

DETERMINATION CONTENT CYCLAMATE IN SOFT DRINK MANNER SPECTROPHOTOMETRY VISIBLE IN BALAI BESAR PENGAWASAN

OBAT DAN MAKANAN MEDAN

ABSTRACT

Identification has been carried out with a sample of cyclamate in beverages, that is: fruit juice honey, marjan coco pandan. Used for qualitative analysis of the precipitation reaction. With the deposition reaction is by using reagent HCl(p), BaCl2 10%, NaNO2 10%, Ethyl Acetate, NaOH, cyclohexane, H2SO4(p), H2SO4 30%. The reagents serve as reagents for cyclamate that exist in the sample. White precipitation on fruit juice honey samples obtained positive results stating to white precipitate, while the marjan coco pandan samples obtained negative results declare no white precipitate. Used for quantitative analysis of spectrophotometry visible obtained cyclamate levels of 4 mg / L.


(8)

DAFTAR ISI

Halaman

Persetujuan ... i

Pernyataan ... ii

Penghargaan ... iii

Abstrak ... iv

Abstract ... v

Daftar Isi... vi

Daftar Tabel ... viii

Daftar Gambar ... ix

BAB I. PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Permasalahan... 2

1.3. Tujuan ... 2

1.4. Manfaat ... 2

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ... 3

2.1. Bahan Pengawet Kimia ... 3

2.2. Pemanis ... 5

2.3. Jenis Pemanis ... 6

2.4. Intensitas Rasa Manis ... 7

2.5. Siklamat ... 8

2.6. Dampak Siklamat ... 10

2.7. Sifat Siklamat ... 11

2.8. Teori Spektrofotometri ... 11

2.9. Spektra Atom ... 15

2.10. Cara Kerja Spektrofotometer ... 15

2.11. Spektrum Elektromagnetik ... 16

2.12. Spektrofotometri Visible ... 17

2.13. Kegunaan Spektrofotometri Sinar Tampak ... 17


(9)

BAB III. METODE PENELITIAN... 21

3.1. Alat ... 21

3.2. Bahan ... 21

3.3. Pembuatan Pereaksi ... 22

3.4. Prosedur ... 22

3.5. Prosedur Penentuan Kadar Siklamat Dengan Spektrofotometri Visibel ... 23

3.5.1. Prosedur Baku Pembanding ... 23

3.5.2. Prosedur Penetapan Kadar Siklamat ... 23

3.5.3. Penentuan Blangko... 25

3.5.4. Penentuan Seri Standar ... 25

3.5.5. Penentuan Sampel Buah Sari Jeruk Madu ... 26

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 27

4.1. Hasil ... 27

4.2. Perhitungan Data ... 29

4.3. Pembahasan ... 30

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ... 31

5.1. Kesimpulan ... 31

5.2. Saran ... 31


(10)

DAFTARTABEL

Halaman Tabel 2.1. Intensitas beberapa pemanis dibandingkan dengan sukrosa 10%... .... 8

Tabel 4.1. Hasil pengamatan identifikasi siklamat

dalam buah sari jeruk madu ... 27

Tabel 4.2. Hasil pengamatan identifikasi siklamat


(11)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Struktur Kimia Natrium Siklamat ... 8


(12)

PENENTUAN KADAR SIKLAMAT DALAM MINUMAN RINGAN SECARA SPEKTROFOTOMETRI VISIBLE DI BALAI BESAR PENGAWASAN OBAT

DAN MAKANAN MEDAN

ABSTRAK

Telah dilakukan identifikasi siklamat pada minuman dengan sampel yaitu: buah sari jeruk madu, marjan coco pandan. Untuk analisa kualitatif digunakan reaksi pengendapan. Dengan adanya reaksi pengendapan Yaitu dengan menggunakan reagen HCl(p), BaCl2 10%, NaNO2 10%, Etil Asetat, NaOH, Sikloheksan, H2SO4(p), H2SO4 30 %. Reagen-reagen tersebut berfungsi sebagai pereaksi untuk siklamat yang ada pada sampel. Terjadinya endapan putih pada sampel buah sari jeruk madu didapat hasil yang positif menyatakan ada endapan putih, sedangkan pada sampel marjan coco pandan didapat hasil yang negatif menyatakan tidak ada endapan putih. Untuk analisa kuantitatif digunakan spektrofotometri visibel diperoleh kadar siklamat 4 mg/L.


(13)

DETERMINATION CONTENT CYCLAMATE IN SOFT DRINK MANNER SPECTROPHOTOMETRY VISIBLE IN BALAI BESAR PENGAWASAN

OBAT DAN MAKANAN MEDAN

ABSTRACT

Identification has been carried out with a sample of cyclamate in beverages, that is: fruit juice honey, marjan coco pandan. Used for qualitative analysis of the precipitation reaction. With the deposition reaction is by using reagent HCl(p), BaCl2 10%, NaNO2 10%, Ethyl Acetate, NaOH, cyclohexane, H2SO4(p), H2SO4 30%. The reagents serve as reagents for cyclamate that exist in the sample. White precipitation on fruit juice honey samples obtained positive results stating to white precipitate, while the marjan coco pandan samples obtained negative results declare no white precipitate. Used for quantitative analysis of spectrophotometry visible obtained cyclamate levels of 4 mg / L.


(14)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Siklamat adalah pemanis buatan yang masih populer di Indonesia. Pemanis buatan ini merupakan garam natrium dari asam siklamat. siklamat menimbulkan rasa manis tanpa rasa ikutan (tidak ada after taste-nya). Sifat siklamat sangat mudah larut dalam air dan mempunyai tingkat kemanisan 30 kali gula. Dalam perdagangan dikenal sebagai Assugrin, Sucaryl, dan Sucrosa. Siklamat pertama kali ditemukan dengan tidak sengaja oleh Michael Sveda pada tahun 1937. Sejak tahun 1950 siklamat ditambahkan ke dalam pangan dan minuman. Siklamat biasanya tersedia dalam bentuk garam natrium dari asam siklamat dengan rumus molekul C6H11NHSO3Na. Nama lain dari siklamat adalah natrium sikloheksilsulfamat atau natrium siklamat. Dalam perdagangan, siklamat dikenal dengan nama assugrin, sucaryl, atau sucrosa.

Tidak seperti sakarin, siklamat berasa manis tanpa rasa ikutan yang kurang disenangi. Bersifat mudah larut dalam air dan intensitas kemanisannya + 30 kali kemanisan sukrosa. Siklamat diperkenalkan secara luas pada tahun 1950. Penggunaan siklamat pada awalnya hanya ditujukan untuk industri obat, yaitu untuk menutupi rasa pahit dari zat aktif obat seperti antibiotik dan pentobarbital(Lavenia Hascar,2014).

Meskipun memiliki tingkat kemanisan yang tinggi dan rasanya enak (tanpa rasa pahit), tetapi siklamat dapat membahayakan kesehatan. Hasil penelitian bahwa tikus yang diberikan siklamat dan sakarin dapat menimbulkan kanker kantong kemih(Cahyadi,2009).


(15)

1.2. Permasalahan

Siklamat yang memiliki tingkat kemanisan yang tinggi dapat membahayakan kesehatan. Dalam hal ini permasalahannya adalah bagaimana siklamat yang terkandung pada minuman ringan dapat memenuhi syarat.

1.3. Tujuan

a) Untuk mengetahui tingkat kemanisan siklamat yang memenuhi syarat dan intensitas kemanisan dari siklamat yang dapat dibandingkan dengan sukrosa b) Untuk mengetahui dampak siklamat pada kesehatan

c) Untuk mengetahui sifat dari siklamat

1.4. Manfaat

a) Dapat memberikan informasi kadar siklamat dalam minuman ringan buah sari jeruk madu dan marjan coco pandan

b) Dapat memberikan informasi tentang bahaya siklamat bagi kesehatan tubuh manusia yang dapat menyebabkan kanker

c) Dapat menambah pengetahuan penulis tentang tingkat kemanisan dan sifat dari siklamat


(16)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Bahan Pengawet Kimia

Bahan pengawet kimia adalah salah satu kelompok dari sejumlah besar bahan-bahan kimia yang baik ditambahkan dengan sengaja ke dalam bahan pangan atau ada dalam bahan pangan sebagai akibat dari perlakuan prapengolahan, pengolahan atau penyimpanan. Untuk penyesuaian dengan penggunaannya dalam pengolahan secara baik, penggunaan bahan-bahan pengawet ini :

1) Seharusnya tidak menimbulkan penipuan

2) Seharusnya tidak menurunkan nilai gizi dari bahan pangan

3) Seharusnya tidak memungkinkan pertumbuhan organisme-organisme yang menimbulkan keracunan bahan pangan sedangkan pertumbuhan mikroorganisme- mikroorganisme lainnya tertekan yang menyebabkan pembusukan menjadi nyata.

Di Australia, Badan Kesehatan Nasional dan Penelitian Kedokteran (National Health And Medical Research Council, NH & MRC) mendefenisikan bahan pengawet seperti berikut ini (keharusan pemasangan etiket tidak termasuk disini) :

1) Bahan pengawet berarti setiap bahan yang dapat menghambat, memperlambat, menutupi menahan proses fermentasi, pembusukan, pengasaman atau dekomposisi lainnya di dalam atau pada setiap bahan pangan dan termasuk untuk tujuan-tujuan dari standar asam benzoat, sulfit, metabisulfit, nisin, asam sorbat dan propionat atau garam-garamnya dan setiap peroksida, tetapi tidak termasuk antioksidan yang tertulis dalam resep garam, tawas (natrium atau


(17)

kalium nitrat), nitrit, gula-gula, asam asetat, dan garam-garam natrium, cuka, alkohol, spirtus yang dapat diminum, gliserin, herb ekstrak hop, rempah-rempah atau minyak atsiri yang digunakan untuk memberi cita-rasa atau setiap bahan yang ditambahkan ke dalam bahan pangan oleh pengolahan curing yang dikenal sebagai pengasapan

2) Penambahan bahan pengawet pada setiap bagian dari bahan pangan, kecuali yang khusus yang diizinkan dalam standar, dilarang

3) Bilamana lebih dari satu bahan pengawet ditambahkan sehubungan dengan standar, jumlah dari fraksi-fraksi yang didapat pada pembagian jumlah setiap bahan pengawet yang yang digunakan oleh jumlah maksimum bahan pengawet seperti itu yang diizinkan, apabila digunakan tersendiri tidak boleh melebihi dari satuannya

4) Kecuali jika diizinkan oleh standar, bagian dari bahan pangan yang disiapkan dari sebagian bahan pangan yang diberi bahan pengawet, yang diizinkan seharusnya mengandung bahan pengawet dalam jumlah yang tidak melebihi daripada hasil penambahan dari bahan pangan atau bahan-bahan pangan yang mengandung bahan pengawet dalam jumlah yang diizinkan

5) Di mana suatu bahan pengawet diizinkan untuk ditambahkan pada setiap bahan pangan yang mungkin secara alamiah mengandung bahan pengawet semacam


(18)

Jadi bahan-bahan yang didefenisikan sebagai pengawet kimia yang digunakan dalam pengawetan buah-buahan dan sayuran adalah belerangdioksida (SO2), benzoat, sorbat, dan sedikit digunakan antibiotika nisin. Peranan dari asam propionat dalam produk-produk serealia, dan nitrit, nitrat dan bahan-bahan yang di dalam asap dalam pengawetan produk-produk daging dan ikan diuraikan dibagian yang lain (Hari P Adiono, 1987).

2.2. Pemanis

Pemanis merupakan senyawa kimia yang sering ditambahkan dan digunakan untuk keperluan produk olahan pangan, industri, serta minuman dan makanan kesehatan. Pemanis berfungsi untuk meningkatkan cita rasa dan aroma, memperbaiki sifat-sifat fisik, sebagai pengawet, memperbaiki sifat-sifat kimia sekaligus merupakan sumber kalori bagi tubuh, mengembangkan jenis minuman dan makanan dengan jumlah kalori terkontrol, mengontrol program pemeliharaan dan penurunan berat badan, kerusakan gigi, dan sebagai bahan substitusi pemanis utama (Eriawan R. dan Imam P, 2002).

2.3. Jenis Pemanis

Dilihat dari sumber pemanis dapat dikelompokkan menjadi pemanis alami dan pemanis buatan (sintetis). Pemanis alam biasanya berasal dari tanaman. Tanaman penghasil pemanis yang utama adalah tebu (Saccharum officanarum L) dan bit (Beta vulgaris L). Bahan pemanis yang dihasilkan dari kedua tanaman tersebut dikenal sebagai gula alam atau sukrosa. Beberapa bahan pemanis alam yang sering digunakan adalah


(19)

1. Sukrosa 2. Laktosa 3. Maltosa 4. Galaktosa 5. D-Glukosa 6. D-Fruktosa 7. Sorbitol 8. Manitol 9. Gliserol 10.Glisina

Pemanis sintetis adalah bahan tambahan yang dapat menyebabkan rasa manis pada pangan, tetapi, tidak memiliki nilai gizi. Beberapa pemanis sintetis yang telah dikenal dan banyak digunakan adalah

1. Sakarin 2. Siklamat 3. Aspartam 4. Dulsin

5. Sorbitol sintetis 6. Nitro-propoksi-anilin


(20)

2.4. Intensitas Rasa Manis

Intensitas rasa manis menunjukkan kekuatan atau tingkat kadar kemanisan suatu bahan pemanis. Intensitas rasa manis berkaitan dengan nilai relatif rasa manis dalam yang sama maupun yang berbeda antara masing-masing bahan pemanis.

Beberapa contoh rasa manis suatu pemanis sintetis relatif terhadap sukrosa dan dapat dilihat dalam tabel di bawah ini

Tabel 2.1 Intensitas beberapa pemanis dibandingkan dengan sukrosa 10%

Pemanis Kemanisan Relatif

1. Sukrosa 1

2. Na-Siklamat 15-31

3. Dulsin 70-350

4. Sakarin 240-350

5. Aspartam 250

6. 1-n-propoksi-2-amino-nitrobenzen 4.100

2.5. Siklamat

Siklamat pertama kali ditemukan dengan tidak sengaja oleh Michael Sveda pada tahun 1937. Sejak tahun 1950 siklamat ditambahkan ke dalam pangan dan minuman. Siklamat biasanya tersedia dalam bentuk garam natrium dari asam siklamat dengan rumus molekul C6H11NHSO3Na. Nama lain dari siklamat adalah natrium sikloheksilsulfamat atau natrium siklamat. Dalam perdagangan, siklamat dikenal dengan nama assugrin, sucaryl, atau sucrosa. Tidak seperti sakarin, siklamat berasa manis tanpa rasa ikutan yang kurang disenangi. Bersifat mudah larut dalam air dan


(21)

intensitas kemanisannya + 30 kali kemanisan sukrosa. Adapun struktur kimianya dapat dilihat pada gambar berikut.

NHSO3Na

Gambar 2.1 Struktur Kimia Natrium Siklamat (Wisnu Cahyadi, 2009).

Dalam industri pangan, natrium siklamat dipakai dengan bahan pemanis yang tidak mempunyai nilai gizi (non-nutritive) untuk pengganti sukrosa. Siklamat bersifat tahan panas, sehingga sering digunakan dalam pangan yang diproses dalam suhu tinggi, misalnya pangan dalam kaleng. (Wisnu Cahyadi, 2009). Di Indonesia, meskipun ada beberapa pembatasan dalam peredaran dan produksi siklamat, tetapi belum ada larangan dari pemerintah mengenai penggunaannya. Karena itu, masyarakat indonesia setiap hari juga mengonsumsi sakarin, siklamat, atau aspartam dalam jumlah tertentu baik secara terpisah maupun gabungan dari dua atau tiga jenis pemanis sintetis tesebut. Walaupun pemanis sintetis tesebut terdapat dalam jumlah yang masih di bawah batas maksimum, tetapi berdasarkan Peraturan Menkes tahun 1988 jumlah tersebut hanya ditujukan untuk produk rendah kalori atau bagi penderita diabetes melitus dan bukan untuk produk konsumsi umum apalagi untuk anak-anak sekolah


(22)

Siklamat diperkenalkan secara luas pada tahun 1950. Penggunaan siklamat pada awalnya hanya ditujukan untuk industri obat, yaitu untuk menutupi rasa pahit dari zat aktif obat seperti antibiotik dan pentobarbital. Setelah dinyatakan aman pada tahun 1958, siklamat semakin dikenal sebagai pemanis buatan yang rendah kalori. Karena itu siklamat, baik dalam bentuk padat maupun cair, dianggap cocok untuk penderita diabetes melitus. Namun keadaan ini tidak bertahan lama. Pada tahun 1969, Amerika Serikat menarik peredaran siklamat dari pasaran dan industri makanan secara total. Inggris juga menarik peredaran siklamat pada tahun 1970. Laboratorium Abbott telah beberapa kali berusaha agar pelarangan peredaran siklamat dicabut oleh US FDA (Food and Drug Administration), namun sampai sekarang tidak berhasil. Saat ini, siklamat masih disetujui penggunaannya di lebih dari 50 negara, termasuk Inggris(Lavenia Hascar,2014). Minuman berenergi juga merupakan salah satu produk minuman ringan yang dapat memberikan tenaga dan meningkatkan kebugaran. Pada proses pengolahannya produsen cenderung menggunakan pemanis buatan yang ditinjau dari harganya sangat menguntungkan dan kemanisannya sangat tinggi yaitu 30- 300 kali dibandingkan dengan gula alami. Pemanis buatan seperti siklamat biasanya digunakan untuk penderita Diabetes Melitus dan Obesitas sebagai pengganti gula, karena tidak memiliki atau rendah nilai kalori. Pemakaian siklamat dalam dosis tinggi dan sering dapat menyebabkan diare dan kanker sehingga Permenkes RI No. 722/Menkes/PER/EX/1988 membatasi pemakaian siklama


(23)

2.6. Dampak Siklamat

Dampak siklamat pada kesehatan dari hasil penelitian bahwa tikus yang diberikan siklamat dan sakarin dapat menimbulkan kanker kantong kemih. Hasil metabolisme siklamat yaitu sikloheksiamin bersifat karsinogenik. Oleh karena itu, ekskresinya melalui urine dapat merangsang pertumbuhan tumor. Penelitian yang lebih baru menunjukkan bahwa siklamat dapat menyebabkan atropi, yaitu terjadinya pengecilan testikular dan kerusakan kromosom. Penelitian yang dilakukan oleh para ahli academy of science pada tahun 1985 melaporkan bahwa siklamat maupun turunannya (sikloheksiamin) tidak bersifat karsinogenik, tetapi diduga sebagai tumor promotor.

2.7. Sifat Siklamat

Sifat dari siklamat yaitu :

a. Mudah larut di dalam air

b. Intensitas kemanisannya + 30 kali kemanisan sukrosa c. Tahan panas

d. Bersifat karsinogenik e. Relatif murah


(24)

2.8. Teori Spektrofotometri

Bila cahaya (monokromatik maupun campuran) jatuh pada suatu medium homogen, sebagian dari sinar masuk akan dipantulkan, sebagian diserap dalam medium itu, dan sisanya diteruskan. Lambert seringkali dianggap berjasa dalam menyelidiki serapan cahaya sebagai fungsi ketebalan medium, meskipun sebenarnya ia hanya memperluas konsep yang pada mulanya dikembangkan oleh Bouguer. Beer kemudian menerapkan eksperimen serupa pada larutan dengan konsentrasi yang berlainan dan menertbitkan hasilnya tepat sebelum bernard. Ceritera yang sangat membingungkan ini telah diterangkan oleh Malinin dan Yoe. Kedua hukum yang terpisah yang mengatur absorpsi itu biasanya dikenal sebagai Hukum Lambert Dan Hukum Beer. Dalam bentuk gabungan hukum ini dikenal sebagai hukum Beer-Lambert.

Hukum Lambert. Hukum ini menyatakan bahwa bila cahaya monokromatik melewati medium tembus cahaya, laju berkurangnya intensitas oleh bertambahnya ketebalan, berbanding lurus denga intensitas cahaya. Ini setara dengan menyatakan bahwa intensitas cahaya yang dipancarkan berkurang secar eksponensial dengan bertambahnya ketebalan medium yang menyerap. Atau dengan menyatakan bahwa lapisan mana pun dari medium itu yang tebalnya sama akan menyerap cahaya masuk kepadanya dengan fraksi yang sama.


(25)

Hukum Beer. sejauh ini telah dibahas absorpsi cahaya dan transmisi cahaya untuk cahaya monokromatik sebagai fungsi ketebalan lapisan penyerap saja. Tetapi dalam analisis kuantitatif orang terutama berurusan dengan larutan. Beer mengkaji efek konsentrasi penyusun yang berwarna dalam larutan, terhadap transmisi maupun absorpsi cahaya. Dijumpainya hubungan yang sama antara transmisi dan konsentrasi seperti yang ditemukan Lambert antara transmisi dan ketebalan lapisan, yakni intensitas berkas cahaya monokromatik berkurang secara eksponensial dengan bertambahnya konsentrasi zat penyerap secara linier(Vogel,1994). Spektrofotometri sesuai dengan namanya adalah alat yang terdiri dari spektrometer dan fotometer. Spectrometer menghasilkan sinar dari spectrum dengan panjang gelombang tertentu dan fotometer adalah alat pengukur intensitas cahaya yang ditransmisikan atau yang diabsorbsi. Jadi spektrofotometer digunakan untuk mengukur energy secara relatif jika energi tersebut ditransmisikan, direfleksikan atau diemisikan sebagai fungsi dari panjang gelombang. Kelebihan spektrofotometer dibandingkan fotometer adalah panjang gelombang dari sinar putih dapat lebih terseleksi dan ini diperoleh dengan alat pengurai seperti prisma, grating ataupun celah optis. Pada fotometer filter, sinar dengan panjang gelombang yang diinginkan diperoleh dengan berbagai filter dari berbagai warna yang mempunyai spesifikasi melewatkan trayek panjang gelombang tertentu. Pada fotometer filter, tidak mungkin diperoleh panjang gelombang yang


(26)

Sedangkan pada spektrofotometer, panjang gelombang yang benar-benar terseleksi dapat diperoleh dengan bantuan alat pengurai cahaya seperti prisma. Suatu spektrofotometer tersusun dari sumber spectrum tampak yang kontinyu, monokromator, sel pengabsosrbsi untuk larutan sampel atau blangko dan suatu alat untuk mengukur perbedaan absorbsi antara sampel dan blangko ataupun pembanding.

1. Sumber : sumber yang biasa digunakan pada spektroskopi absorbsi adalah lampu wolfram. Arus cahaya tergantung pada tegangan lampu, i = KVn , i = arus cahaya, V = tegangan, n = eksponen (3-4 pada lampu wolfram), variasi tegangan masih dapat diterima 0,2% pada suatu sumber DC, misalkan: baterai. Lampu hidrogen atau lampu deuterium digunakan untuk sumber pada daerah sinar tampak. Kebaikan lampu wolfram adalah energi radiasi yang dibebaskan tidak bervariasi pada berbagai panjang gelombang. Untuk memperoleh tegangan yang stabil dapat digunakan transformator. Jika potensial tidak stabil, kita akan mendapatkan energi yang bervariasi. Untuk mengkompensasi hal ini maka dilakukan pengukuran transmitan larutan sampel selalu disertai larutan pembanding.

2. Monokromator : digunakan untuk memperoleh sumber sinar yang monokromatis. Alatnya dapat berupa prisma ataupun grating. Untuk mengarahkan sinar monokromatis yang diinginkan dari hasil penguraian ini dapat digunakan celah. Jika celah posisinya tetap, maka prisma atau gratingnya yang dirotasikan untuk mendapatkan yang diinginkan.


(27)

3. Sel Absorbsi : pada pengukuran di daerah tampak kuvet kaca atau kuvet kaca corex dapat digunakan, tetapi untuk pengukuran pada daerah sinar tampak kita harus menggunakan sel kuarsa karena gelas tidak tembus cahaya pada daerah ini. Umumnya tebal kuvetnya adalah 10 mm, tetapi yang lebih kecil ataupun yang lebih besar dapat digunakan. Sel yang biasa digunakan berbentuk persegi, tetapi berbentuk silinder dapat juga digunakan. Kita harus menggunakan kuvet yang bertutup untuk pelarut organik. Sel yang baik adalah kuarsa atau gelas hasil leburan serta seragam keseluruhannya.

4. Detektor : peranan detektor penerima adalah memberikan respon terhadap cahaya pada berbagai panjang gelombang. pada spektrofotometer, tabung pengganda elektron yang digunakan prinsip kerjanya telah diuraikan(Khopkar, 2007)

2.9. Spektra Atom

Spektra dapat diperoleh dari suatu interaksi antara radiasi elektromagnetik dari panjang gelombang tertentu dan suatu panjang gelombang tertentu lewat melalui suatu sampel menghasilkan spektra emisi jika energi dalam jumlah besar yang didapat dari suatu nyala atau beberapa sumber energi lainnya mengeksitasi elektron- elektron dalam atom. Dalam kehilangan energi : eksitasinya, beberapa dari atom ini memancarkan radiasi yang berbeda ketika kembali ke suatu tingkat energi yang lebih


(28)

2.10. Cara Kerja Spektrofotometer

Cara Kerja Spektrofotometer secara singkat adalah sebagai berikut. Tempatkan larutan pembanding, misalnya blangko dalam sel pertama sedangkan larutan yang akan dianalisis pada sel kedua.

Gambar 2.2. Diagram spektrofotometer sinar tampak(Khopkar, 2007).

Kemudian pilih fotosel yang cocok 200 nm-650nm (650 nm – 100 nm) agar daerah yang diperlukan dapat terliputi. Dengan ruang fotosel dalam keadaan tertutup “nol” galvanometer dengan menggunakan tombol dark-current. Pilih h yang diinginkan, buka fotosel dan lewatkan berkas cahaya pada blangko “nol” galvanometer didapat dengan memutar tombol sensitivitas. Dengan menggunakan tombol transmitansi, kemudian atur besarnya pada 100 %. Lewatkan berkas cahayapada laruan sampel yang akan dianalisis. Skala absorbansi menunjukkan absorbansi larutan sampel(Khopkar, 2007).


(29)

2.11. Spektrum Elektromagnetik

Batas sensitivitas mata manusia adalah antara cahaya violet/ungu ( = 400 nm, 4 x 10 -7

m) hingga cahaya merah ( = 800 nm, 8 x 10-7m). Ada juga panjang gelombang yang lebih pendek dari pada 400 nm dan lebih panjang dari 800 nm, tetapi cahaya- cahaya ini tidak dapat dilihat oleh manusia. Sinar violet ( > 400 nm) dapat dideteksi dengan film foto grafik atau sel fotolistrik, dan sinar infra merah dapat dideteksi dengan fotografik atau menggunakan detektor panas seperti thermopile(Sastrohamidjodjo.H,2001).

2.12. Spektrofotometri Visible

Spektrofotometri Visible adalah anggota teknik analisis spektroskopik yang memakai sumber radiasi elektromagnetik ultra violet dekat (380 - 750nm) dan sinar tampak (380-780) dengan memakai instrument spektrofotometer.

Radiasi ultra violet jauh (100-190 nm) tidak dipakai, sebab pada daerah radiasi tersebut diabsorpsi oleh udara. Ada kalanya spektrofotometer Visible yang beredar diperdagangkan memberikan rentang pengukuran panjang gelombang 190-1100 nm. Spektrofotometer Visible dapat melakukan penentuan terhadap sampel yang berupa larutan, gas atau uap. Untuk sampel yang berupa larutan perlu diperhatikan beberapa persyaratan pelarut yang dipakai antara lain :


(30)

2.14. Kegunaan Spektrofotometri Sinar Tampak

Analisis Kualitatif

Terbatas pada konfirmasi identitas senyawa, dengan menyamakan panjang absorbsi maksimumnya, absorptivitas molar dalam pelarut dan pH tertentu, rasio absorban pada dua panjang gelombang absorpsi maksimum, dan spektrum perbedaan (difference spectrum) yang dibuat dengan dua larutan zat yang konsentrasinya sama tetapi pada dua pH yang berbeda.

Analisis Kuantitatif

Penggunaan utama, menentukan kadar senyawa yang mengabsorpsi radiasi ultraviolet-sinar tampak dengan membandingkan absorban sampel terhadap absorban senyawa standar yang konsentrasinya diketahui, diukur pada kondisi larutan yang sama(Kokasih Satiadarma,2004).

2.15. Instrumentasi Spektrofotometri Visible

Dilihat dari sistem optik Spektrofotometer dapat digolongkan dalam tiga macam yaitu :

1. Sistem optik radiasi berkas tunggal (single beam) 2. Sistem optik radiasi berkas ganda (double beam) 3. Sistem optik radiasi berkas terpisah (splitter beam)

Pada umumnya konfigurasi dasar setiap Spektrofotometer Visible adalah sebagai berikut :

Sumber Radiasi

Beberapa macam sumber radiasi yang dipakai pada Spektrofotometer Visible adalah lampu deuterium, lampu tungsten dan lampu merkuri.


(31)

Monokromator

Monokromator berfungsi untuk mendapatkan radiasi monokromatis dari sumber radiasi yang memancarkan radiasi polikromatis. Monokromatis pada Spektrofotometer Visible biasanya terdiri dari susunan : celah (slit)

masuk-filter-prisma-kisi (grating)-celah keluar.

Celah (Slit)

Celah monokromator adalah bagian yang pertama dan terakhir dari suatu sistem optik monokromator pada Spektrofotometer Visible celah dibuat dari logam yang kedua ujungnya diasah dengan cermat sehingga sama. Lebar celah masuk dan celah harus sama yang dapat diatur dengan memutar tombol mekanik atau diatur dengan sistem elektronik.

Filter Optik

Cahaya tampak yang merupakan radiasi elektromagnetik dengan panjang gelombang 380-780 nm merupakan cahaya putih yang merupakan campuran cahaya dengan berbagai macam panjang gelombang. Filter optik berfungsi untuk menyerap warna komplementer sehingga cahaya tampak yang diteruskan merupakan cahaya yang berwarna sesuai dengan warna filter opti yang dipakai.


(32)

Sel atau Kuvet

Sel atau Kuvet merupakan wadah sampel yang akan dianalisis. Ditinjau dari pemakaiannya ada dua macam yaitu kuvet yang permanen terbuat dari bahan gelas atau leburan silika dan kuvet disposible untuk satu kali pemakaian yang terbuat dari teflon atau plastik. Ditinjau dari bahan yang dipakai membuat kuvet ada dua macam yaitu : kuvet dari leburan silika (kuarsa) dan kuvet dari gelas. Kuvet dari leburan silika dapat dipakai untuk analisis kualitatif dan kuantitatif pada daerah pengukuran 190-1100 nm, dan kuvet dari bahan gelas dipakai pada daerah pengukuran (380 -190-1100 nm) karena bahan dari gelas mengabsorpsi radiasi sinar tampak.

Detektor

Detektor merupakan salah satu bagian Spektrofotometer Visible yang penting. Oleh sebab itu kualitas detektor akan menentukan kualitas Spektrofotometer Visible. Fungsi detektor di dalam Spektrofotometer adalah mengubah sinyal radiasi yang diterima menjadi sinyal elektronik(Muhammad Mulja,1995).


(33)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Alat

- Corong Pisah pyrex

- Penangas Air

- Tabung Reaksi pyrex

- Beaker Glass 250 ml pyrex

- Kuvet

- Spectrophotometer Visibel spectronic 20

3.2. Bahan

- Etil Asetat - HCl(p) - BaCl2 10% - NaNO2 10% - NaOH - Sikloheksan


(34)

3.3. Pembuatan Pereaksi

- BaCl2 10%

Larutkan 10 g BaCl2 dalam aquadest sampai 100 ml - NaNO2 10%

Larutkan 10 g NaNO2 dalam aquadest sampai 100 ml

3.4. Prosedur

- Dimasukkan sejumlah 100 ml cuplikan bentuk cair atau cuplikan padat setara dengan 3 mg Natrium Siklamat ke dalam corong pisah 250ml

- Ditambahkan 5 ml HCl(p)

- Diekstraksi 3 kali, setiap kali dengan 250 ml etil asetat

- Dikumpulkan lapisan etil asetat dan diekstraksi kembali dengan air 3 kali setiap kali dengan 30 ml air

- Dikumpulkan lapisan air, ditambah 5 ml HCl(p) - Ditambahkan 10 ml BaCl2 10%

- Dibiarkan selama 5 menit - Ditambah 10 ml NaNO2 10%

- Dipanaskan selama lebih kurang 2 jam diatas penangas air - Diamati adanya endapan putih barium sulfat


(35)

3.5. Prosedur Penentuan Kadar Siklamat Dengan Spektrofotometri Visibel

3.5.1. Prosedur Baku Pembanding

- Ditimbang 50 mg Natrium Siklamat - Ditambahkan aqua 50 ml

- Dibuat seri baku dengan memipet masing-masing 1, 2, 4, 6, dan 8 ppm dari baku induk

- Dimasukkan ke dalam labu takar100 ml - Dilakukan yang sama seperti sampel

3.5.2. Prosedur Penetapan Kadar Siklamat

- Dimasukkan 10 ml sampel buah sari jeruk madu ke dalam corong pisah - Ditambahkan 100 ml aquadest

- Ditambahkan 5 ml H2SO4(p)

- Didinginkan dan dikocok selama 2 menit - Didiamkan

- Ditambahkan 100 ml etil asetat

- Diambil lapisan bagian atas etil asetat dan dicuci 3 kali dengan 30 ml aquadest - Dikocok dan didiamkan selama 1 menit


(36)

- Ditambahkan 10 ml sikloheksan - Ditambahkan 10 ml hipoklorit

- Diamati perubahan warna dan dikocok 1 menit - Didiamkan

- Di tambahkan 50 ml NaOH 0,5 N

- Dikocok dan didiamkan selama 1 menit lapisan sikloheksan - Ditambahkan 50 ml aquadest

- Disaring lapisan sikloheksan melalui corong pisah ke dalam labu takar 10 ml

- Diukur pada 350 nm, hasil didapat dengan rumus

Bu Bb x Ab Au

= kadar siklamat dalam minuman buah sari jeruk madu Dimana :

Au = Serapan larutan uji Ab = Serapan larutan baku

Bb = bobot Natrium Siklamat Bu = bobot dari volume cuplikan yang ditimbang Pengukuran dilakukan sebanyak 3 kali.


(37)

3.5.3. Penentuan Blangko

- Dihidupkan alat spektrofotometri visibel - Dibiarkan selama 2 jam agar konstan

- Dimasukkan larutan blangko ke dalam kuvet dan dimasukkan ke dalam spektrofotometri visibel

- Dilihat angka pada spektrofotometri visibel mencapai 100 - Diambil larutan blangko

- Dilihat angka pada spektrofotometri visibel kembali ke angka 0

3.5.4. Penentuan Seri Standar

- Dimasukkan larutan blangko ke dalam spektrofotometri visibel dan diambil kembali dari spektrofotometri visibel

- Dimasukkan larutan seri standar 1, 2, 4, 6, 8 ppm ke dalam kuvet dan dimasukkan ke dalam spektrofotometri visibel

- Diamati hasil dari spektrofotometri visibel

- Diambil kembali larutan seri standar 1, 2, 4, 6, 8 ppm dari spektrofotometri visibel


(38)

3.5.5. Penentuan Sampel Buah Sari Jeruk Madu

- Dimasukkan larutan blangko ke dalam spektrofotometri visibel dan diambil kembali dari spektrofotometri visibel

- Dimasukkan sampel buah sari jeruk madu ke dalam kuvet dan dimasukkan ke dalam spektrofotometri visibel

- Diamati hasil dari spektrofotometri visibel

- Diambil kembali sampel buah sari jeruk madu dari spektrofotometri visibel - Dilakukan secara 3 kali berulang-ulang

- Dilihat hasil pada tabel di bawah ini :

Seri Standar T1 T2 T3 Rata-rata

1 ppm 91 90 92 91

2 ppm 60 59 61 60

4 ppm 55 55 55 55

6 ppm 84 85 85 84,67

8 ppm 33 31 31 31,67

Sampel 91 91 92 91,33


(39)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil

Hasil pengamatan identifikasi siklamat dalam minuman ringan di BPOM MEDAN terdapat pada tabel di bawah ini :

Tabel 4.1. Hasil pengamatan dan reaksi pengendapan dari identifikasi siklamat dalam buah sari jeruk madu

Identifikasi Pemerian Hasil Cara Syarat Pustaka

Siklamat Bentuk ... Rasa: manis Warna:orange Bau:normal

Positif (+)

Reaksi Pengendapan

Max. 1000 mg/kg

MA

No.47/MA/93 SNI 01-2972-1998

KP 14.1.4.2 (2006)


(40)

Reaksi Pengendapan dari buah sari jeruk madu

Nama Zat Pereaksi Pengamatan Hasil

Baku Pembanding

Na. Siklamat

Zat Uji

Buah Sari Jeruk Madu

HCl 10% Etil Asetat Aqua BaCl2 10% NaNO2 10% s.d.a Putih Putih Siklamat (+) Siklamat (+) Positif

Tabel 4.2. Hasil pengamatan dan reaksi pengendapan dari identifikasi siklamat dalam marjan coco pandan

Identifikasi Pemerian Hasil Cara Syarat Pustaka

Siklamat Bentuk ... Rasa:manis Warna:merah Bau:normal Negatif (-) Reaksi Pengendapan Max. 1000 mg/kg MA No.47/MA/93 SNI 01-3544-94 SNI 01-6993-04 KP 14.1.4.2 (2006)


(41)

Reaksi Pengendapan dari marjan coco pandan

Nama Zat Pereaksi Pengamatan Hasil

Baku Pembanding

Na. Siklamat

Zat Uji

Marjan Coco Pandan

HCl 10% Etil Asetat

Aqua BaCl2 10%

NaNO2 10%

s.d.a

Putih

Putih

Siklamat (-)


(42)

4.2. Perhitungan Data

Hasil dari spektrofotometri visibel pada tabel di bawah ini :

Seri Standar T1 T2 T3 Rata-rata

1 ppm 91 90 92 91

2 ppm 60 59 61 60

4 ppm 55 55 55 55

6 ppm 84 85 85 84,67

8 ppm 33 31 31 31,67

Sampel 91 91 92 91,33

Ab = 2 - log % T = 2 – log 91 = 2 – 1,95 = 0,05 Au = 2 - log % T = 2 – log 91,33 = 2 – 1,96 = 0,04

Kadar natrium siklamat = ��

�� x �� ��

= 0,04 0,05 x

50 10

= 0,8 x 5 = 4 mg/L


(43)

4.3. Pembahasan

- Pengujian kali ini adalah mengidentifikasi siklamat pada minuman dengan sampel yaitu: buah sari jeruk madu, marjan coco pandan. Dalam pengujian ini digunakan reaksi pengendapan dan spektrofotometri visibel. Yaitu dengan menggunakan reagen HCl(p), BaCl2 10%, NaNO2 10%, Etil Asetat, NaOH, Sikloheksan, H2SO4(p), H2SO4 30 %. Reagen-reagen tersebut berfungsi sebagai pereaksi untuk siklamat yang ada pada sampel. Kemudian pada sampel buah sari jeruk madu didapat hasil yang positif menyatakan ada endapan putih, sedangkan pada sampel marjan coco pandan didapat hasil yang negatif menyatakan tidak ada endapan putih. Hasil pengamatan reaksi pengendapan pada sampel buah sari jeruk madu dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Nama Zat Pereaksi Pengamatan Hasil

Baku Pembanding

Na. Siklamat

Zat Uji

HCl 10% Etil Asetat

Aqua BaCl2 10%

NaNO2 10%


(44)

Dari hasil analisa yang telah dilakukan pada kadar natrium siklamat menggunakan spektrofotometri visibel diperoleh kadar natrium siklamat pada sampel buah sari jeruk madu adalah 4 mg/L. Dimana dari hasil yang diperoleh didapatkan bahwa sampel buah sari jeruk madu yang dianalisa masih sesuai standar yang telah ditentukan.


(45)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

- Pada Buah Sari Jeruk Madu ditemukan siklamat dengan reaksi pengendapan :

Nama Zat Pereaksi Pengamatan Hasil

Baku Pembanding

Na. Siklamat

Zat Uji

Buah Sari Jeruk Madu

HCl 10% Etil Asetat

Aqua BaCl2 10%

NaNO2 10%

s.d.a

Putih

Putih

Siklamat (+)

Siklamat (+) Positif


(46)

5.2. Saran

- Sebaiknya BBPOM harus memperhatikan minuman yang berada di pasaran agar dapat diketahui produk apa saja yang mengandung siklamat yang berlebihan.

- Pada analisa natrium siklamat sebaiknya menggunakan peralatan yang telah dibersihkan agar tidak berpengaruh terhadap hasil analisa


(47)

DAFTAR PUSTAKA

Adiono,H.P.1987.Ilmu Pangan.Jakarta:Penerbit Universitas Indonesia

Cahyadi,W.2009.Analisis danAspek Kesehatan Bahan Tambahan Pangan.edisi 2. Jakarta:Penerbit Bumi aksara

Dewi,L.H.2014.Siklamat.Diakses 23.35 pm 09/05/2014

Khopkar,S.M.2007.Konsep Dasar Kimia Analitik.Jakarta:Penerbit Universitas Indonesia

Mulja.M.1995.Analisis Instrumental.Bandung:ITB

Rismana,E.,Paryanto I.2002.Beberapa Bahan Pemanis Alternatif Yang Aman. Jakarta:Kompas Cyber Media

Sastrohamidjodjo,H.2001.Spektroskopi.Yogyakarta:Liberty

Satiadarma.K.2004.Asas Pengembangan Prosedur Analisis.Edisi pertama. Surabaya:Airlangga University Press

Susilo,P.A.2014. Analisis Kualitatif dan Kuantitatif Pemanis Buatan Natrium Siklamat Pada Minuman Berenergi di Palangka Raya.Diakses 23.20 pm 09/05/2014


(1)

4.2. Perhitungan Data

Hasil dari spektrofotometri visibel pada tabel di bawah ini :

Seri Standar T1 T2 T3 Rata-rata

1 ppm 91 90 92 91

2 ppm 60 59 61 60

4 ppm 55 55 55 55

6 ppm 84 85 85 84,67

8 ppm 33 31 31 31,67

Sampel 91 91 92 91,33

Ab = 2 - log % T

= 2 – log 91

= 2 – 1,95

= 0,05

Au = 2 - log % T

= 2 – log 91,33

= 2 – 1,96

= 0,04

Kadar natrium siklamat = ��

�� x �� ��

= 0,04

0,05 x 50 10

= 0,8 x 5


(2)

4.3. Pembahasan

- Pengujian kali ini adalah mengidentifikasi siklamat pada minuman dengan

sampel yaitu: buah sari jeruk madu, marjan coco pandan. Dalam pengujian ini

digunakan reaksi pengendapan dan spektrofotometri visibel. Yaitu dengan

menggunakan reagen HCl(p), BaCl2 10%, NaNO2 10%, Etil Asetat, NaOH,

Sikloheksan, H2SO4(p), H2SO4 30 %. Reagen-reagen tersebut berfungsi sebagai pereaksi untuk siklamat yang ada pada sampel. Kemudian pada sampel buah

sari jeruk madu didapat hasil yang positif menyatakan ada endapan putih,

sedangkan pada sampel marjan coco pandan didapat hasil yang negatif

menyatakan tidak ada endapan putih. Hasil pengamatan reaksi pengendapan

pada sampel buah sari jeruk madu dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Nama Zat Pereaksi Pengamatan Hasil

Baku Pembanding

Na. Siklamat

Zat Uji

Buah Sari Jeruk

Madu

HCl 10%

Etil Asetat

Aqua

BaCl2 10%

NaNO2 10%

s.d.a Putih Putih Siklamat (+) Siklamat (+) Positif


(3)

Dari hasil analisa yang telah dilakukan pada kadar natrium siklamat

menggunakan spektrofotometri visibel diperoleh kadar natrium siklamat pada sampel

buah sari jeruk madu adalah 4 mg/L. Dimana dari hasil yang diperoleh didapatkan

bahwa sampel buah sari jeruk madu yang dianalisa masih sesuai standar yang telah


(4)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

- Pada Buah Sari Jeruk Madu ditemukan siklamat dengan reaksi pengendapan :

Nama Zat Pereaksi Pengamatan Hasil

Baku Pembanding

Na. Siklamat

Zat Uji

Buah Sari Jeruk

Madu

HCl 10%

Etil Asetat

Aqua

BaCl2 10%

NaNO2 10%

s.d.a

Putih

Putih

Siklamat (+)

Siklamat (+)

Positif

- Pada Marjan Coco Pandan tidak ditemukan siklamat dan tidak terjadi reaksi

pengendapan.

- Kadar siklamat yang didapatkan pada minuman buah sari jeruk madu adalah 4

mg/L


(5)

5.2. Saran

- Sebaiknya BBPOM harus memperhatikan minuman yang berada di pasaran

agar dapat diketahui produk apa saja yang mengandung siklamat yang

berlebihan.

- Pada analisa natrium siklamat sebaiknya menggunakan peralatan yang telah


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Adiono,H.P.1987.Ilmu Pangan.Jakarta:Penerbit Universitas Indonesia

Cahyadi,W.2009.Analisis danAspek Kesehatan Bahan Tambahan Pangan.edisi 2. Jakarta:Penerbit Bumi aksara

Dewi,L.H.2014.Siklamat.Diakses 23.35 pm 09/05/2014

Khopkar,S.M.2007.Konsep Dasar Kimia Analitik.Jakarta:Penerbit Universitas Indonesia

Mulja.M.1995.Analisis Instrumental.Bandung:ITB

Rismana,E.,Paryanto I.2002.Beberapa Bahan Pemanis Alternatif Yang Aman. Jakarta:Kompas Cyber Media

Sastrohamidjodjo,H.2001.Spektroskopi.Yogyakarta:Liberty

Satiadarma.K.2004.Asas Pengembangan Prosedur Analisis.Edisi pertama. Surabaya:Airlangga University Press

Susilo,P.A.2014. Analisis Kualitatif dan Kuantitatif Pemanis Buatan Natrium Siklamat Pada Minuman Berenergi di Palangka Raya.Diakses 23.20 pm 09/05/2014

Vogel,1994.Kimia Analisis Kuantitatif Anorganik.Edisi Keempat.Jakarta:EGC

Winarno,F.G.1994.Bahan Tambahan Makanan dan Kontaminan.Jakarta:Penerbit Pustaka Sinar Harapan