e. Penjelasan tertulis secara rinci mengenai kegunaan dari BKP yang diimpor
dalam rangkaian proses produksi mengenai BKP. 4.
Surat Keterangan Bebas PPN diterbitkan oleh Kepala Kantor Pelayanan Pajak atas nama Direktur Jenderal Pajak dalam rangkap 3 tiga dengan
diperuntukkan sebagai berikut : a
Lembar ke-1 : untuk Kantor Pelayanan Bea dan Cukai
b Lembar ke-2
: untuk PKP Pemohon SKB PPN c
Lembar ke-3 : untuk Kantor Pelayanan Pajak yang menerbitkan SKB
PPN. 5.
Direktur Jenderal Bea dan Cukai setelah menerima SKB PPN dari PKP wajib membubuhkan cap “PPN DIBEBASKAN SESUAI PP NOMOR 12 TAHUN
2001 SEBAGAIMANA TELAH BEBERAPA KALI DIUBAH TERAKHIR DENGAN PP NOMOR 46 TAHUN 2003” serta mencantumkan nomor dan
tanggal SKB PPN pada setiap lembar Pemberitahuan Impor Barang PIB.
E. Tata Cara Penyelesaian Permohonan Surat Keterangan Bebas PPN Impor yang bersifat strategis.
1. Wajib Pajak mengajukan permohonan Surat Keterangan Bebas Pemotongan
pemungutan Pajak Pertambahan Nilai PPN ke Kantor Pelayanan Pajak KPP melalui Tempat Pelayanan Terpadu TPT.
2. Petugas Tempat Pelayanan Terpadu TPT menerima surat permohonan
kemudian meneliti kelengkapan persyaratan sesuai dengan ketentuan. Dalam hal surat permohonan beserta persyaratannya belum lengkap, dihimbau
Universitas Sumatera Utara
kepada wajib pajak untuk melengkapinya. Dalam hal apabila surat permohonan serta persyaratannya sudah lengkap, petugas Tempat Pelayanan
Terpadu TPT mencetak Bukti Penerimaan Surat BPS dan Lembar Pengawasan Arus Dokumen LPAD. BPS diserahkan kepada wajib pajak
sedangkan LPAD digabungkan dengan surat permohonan beserta kelengkapannya. Petugas Tempat Pelayanan Terpadu TPT kemudian
merekam surat permohonan dan dilanjutkan dengan meneruskan surat permohonan beserta kelengkapannya ke Account Representative AR.
3. Account Representative AR membuat dan menandatangani uraian penelitian
permohonan surat keterangana bebas pemotonganpemungutan PPN Impor kemudian menyampaiakan uraian permohonan tersebut kepada kepala Seksi
Pengawasan dan Konsultasi. 4.
Kepala Seksi Pengawasan dan Konsultasi meneliti,menandatangani uraian penelitian permohonan dan memberikan persetujuan approve atas penerbitan
Surat Keterangan Bebas SKB pemotonganpemungutan PPN Impor, kemudian menyampaikan uraian penelitian permohonan tersebut kepada
kepala Kantor Pelayanan Pajak. 5.
Kepala Kantor Pelayanan Pajak menelaah, menandatangani uraian penelitian permohonan, dan memberikan persetujuan approve atas penerbitan Surat
Keterangan Bebas PemotonganPemungutan PPN. 6.
Kepala Seksi Pelayanan menerima uraian penelitian permohonan dan menugaskan pelaksana Seksi Pelayanan untuk mencetak dokumen hasil
Universitas Sumatera Utara
persetujuan. Surat Keterangan Bebas PPN diterbitkan dalam rangkap 3 tiga, yaitu:
a Lembar ke-1
: untuk Kantor Pelayanan Bea dan Cukai b
Lembar ke-2 : untuk Pemohon SKB PPN
c Lembar ke-3
: untuk Kantor Pelayanan Pajak yang menerbitkan SKB PPN
7. Pelaksana Seksi Pelayanan melakukan pencetakan konsep Surat Keterangan
Bebas Pajak Pertambahan Nilai atas Impor Barang Kena Pajak Tertentu atau Surat Penolakan Pembebasan Pajak Pertambahan Nilai atas Impor Barang
Kena Pajak Tertentu, kemudian menyampaikannya kepada Kepala Seksi Pelayanan.
8. Kepala Seksi Pelayanan meneliti dan memaraf dokumen hasil persetujuan
kemudian menyampaikannya kepada Kepala Kantor Pelayanan Pajak. 9.
Kepala Kantor Pelayanan Pajak menandatangani dokumen hasil persetujuan. 10.
Surat Keterangan Bebas Pajak Pertambahan Nilai atas Impor Barang Kena Pajak Tertentu atau Surat Penolakan Pembebasan Pajak Pertambahan Nilai
atas Impor Barang Kena Pajak Tertentu ditatausahakan di Seksi Pelayanan SOP Tata Cara Penatausahaan Dokumen Wajib Pajak dan disampaikan
kepada pihak-pihak terkait melalui Subbagian Umum SOP Tata Cara Penyampaian Dokumen di KPP
11. Proses selesai.
Universitas Sumatera Utara
Jangka waktu penyelesaian paling lama 5 lima hari kerja setelah surat permohonan diterima secara lengkap Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor
KEP-223PJ2003 tanggal 26 Agustus 2003 tentang Tata Cara Pemberian dan Penatausahaan Pembebasan Pajak Pertambahan Nilai atas Impor danatau Penyerahan
Barang Kena Pajak Tertentu danatau Penyerahan Jasa Kena Pajak Tertentu, Pasal 1 ayat 3.
Universitas Sumatera Utara
BAB IV ANALISA DAN EVALUASI
A. Sistem Administrasi Perpajakan dalam Pemberian Surat Keterangan Bebas Pajak PPN Impor yang Bersifat Strategis
Sistem administrasi perpajakan merupakan suatu penerapan sistem yang menggunakan basis teknologi yang bertujuan untuk perbaikan kinerja agar lebih
efisien, ekonomis, cepat serta cara penyederhanaan sistem dan prosedur yang akan memudahkan wajib pajak dalam melaksanakan kewajibannya di bidang perpajakan.
Seluruh kegiatan proses SKB terrecord dalam sistem administrasi. jangka waktu penerbitan SKB PPN Impor yang bersifat strategis memiliki batas waktu paling lama
5 hari kerja, apabila melewati jangka waktu yang telah ditetapkan permohonan tersebut tidak diproses maka permohonan SKB PPN Impor barang strategis dianggap
diterimadikabulkan oleh DJP. Sistem administrasi perpajakan dalam pengajuan SKB ialah sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
Mengajukan SKB
Mengirim
Disampaikan
Approve
Approve Approve
Pemohon WP
LPAD BPS
Rekam CM
Petugas TPT
Tidak Lengkap
ditolak AR meneliti
kelengkapan
Lengkap Waskon
Uraian penelitian permohonan SKB
Cetak SK
Kepala KPP
Meneliti Rekam
Kepala Seksi Waskon
Cetak Draf Rekam
Pelaksana pelayanan
Kepala Seksi Pelayanan
Direkam
Setuju Tidak
setuju Sub Bagian
Umum
Universitas Sumatera Utara
Keterangan Diagram : Dimulai dari pengajuan SKB oleh Wajib PajakPemohon ke Kantor Pelayanan
Pajak dimana WP tersebut terdaftar melalui petugas TPT. Petugas TPT menerima permohonan, mencetak Bukti Penerimaan Surat BPS, Lembar Pengawasan Arus
Dokumen LPAD dan merekam CM Case Management dimana rekaman tersebut secara langsung masuk ke Account Representative AR kemudian AR meneliti
kelengkapan dari dokumen pemohon, apabila dokumen tidak lengkap maka permohonan ditolak dengan membuat alasan mengapa KPP menolak, namun jika
dokumen tersebut lengkap maka akan dibuat uraian penelitian permohonan SKB kemudian direkam, hasil perekaman disebut dengan draf SKB. AR meng approve
draf ke kepala seksi waskon kemudian meneliti dan merekam dokumen tersebut, kepala seksi waskon approve ke kepala KPP dan kepala KPP meneliti kembali
dokumen, memberikan persetujuan, merekam dokumen tersebut kemudian meng approve ke kepala seksi pelayanan dan ini merupakan tugas dari pelaksana pelayanan,
mereka akan mencetak SK, setelah selesai SK dicetak, maka akan di berikan kembali ke kepala KPP untuk ditandatangani, kemudian kepala KPP mengembalikan ke seksi
pelayanan setelah ditandatangani, seksi pelayanan menyampaikan SK tersebut ke sub bagian umum dan sub bagian umum mengirim SK ke wajib pajakpemohon SKB. Ini
disebut 5 hari kerja layanan unggulan.
Universitas Sumatera Utara
B. Objek yang Memerlukan SKB PPN Impor yang Bersifat Strategis