Data Makro Data Mikro Data Tunggal Data Gabungan

Adapun yang dimaksud dengan Data adalah ‘’keterangan dalam segala bentuk baik yang tertuang dalam tulisan , media elektronik , media massa , maupun media rekaman guna untuk memperoleh penjelasan atau informasi yang dibutuhkan ‘’.Dalam pelaksanaan ekstensifikasi data yang dibutuhkan haruslah data yang lengkap dan akurat.dimana data – data tersebut dapat berupa data:

a. Data Makro

Yaitu data atau keterangan yang menunjukkan kegiatan keadaan secara umum dalam suatu massa tertentu secara khusus kegiatan keadaan Wajib Pajak tertentu.

b. Data Mikro

Yaitu data atau keterangan secara khusus memberi petunjuk tentang kegiatan atau keadaan Wajib Pajak dalam suatu peristiwa atau masa tertentu.

c. Data Tunggal

Yaitu data mikro yang dalam suatu dokumen hanya memberi petunjuk tentang kegiatan keadaan dalam suatu massa tertentu.

d. Data Gabungan

Yaitu data makro yang dalam suatu dokumen memberi petunjuk tentang kegiatan keadaan beberpa wajib pajak dalam suatu masa tertentu. Dalam pengumpulan data sebagai bahan dasar dalam melaksanakan kegiatan Ekstensifikasi , data – data yang dibutuhkan sebagian besar diperoleh dari berbagai lembaga atau instansi pemerrintah maupun swasta melalui kontrak kerja sama atau kesepakatan bersama. Adapun data yang dihasilkan dapat berupa berbagai surat perizinan dan sebagainya , data – data tersebut meliputi data yang berasal dari: Universitas Sumatera Utara a. Data dari PBB Pajak Bumi Bangunan.Data dari keterangan Pajak Bumi dan Bangunan merupakan data yang sangat potensial dalam pelaksanaan Ekstensifikasi.untuk mengoptimallkan pelaksanaan perekrutan data dilakukan langkah – langkah kerja sama antara KPP dan KPPBB sebagai berikut: Kantor Pelayanan Pajak 1. Kepala kantor pelayanan pajak berdasarkan wilayah kerjanya harus menentukan blok – blok yang diprioritaskan dalam peta PBB yang penduduknya berpotensi menjadi Wajib Pajak seperti Wilayah pertokoan , perkantoran , kondominium , Real estate , rumah mewah dan Villa – villa baru dan sebagainya untuk dilakukan Ekstensifikasi. 2. Menginformasikan kepada Kepala Kantor Pelayanan Pajak Bumi dan Bangunan untuk memberikan daftar hasil rekaman data tanah dan bangunan yang diprioritaskan tersebut dan di print-out per blok yang mencakup seluruh objek. 3. Melakukan pengidentifikasian data PBB tersebut melalui master file KPP untuk mengetahui apakah pemilik objek PBB tersebut sudah memiliki NPWP atau belum. 4. Apabila dalam kegiatan tersebut ditemukan bahwa pemilik objek PBB tersebut berdomosili di wilatyah KPP lain atau telah terjadi perubahan status kepemilikan, agar segera data dengan menggunakan alat keterangan dan dikirimkan ke KPP dan KPPBB yng bersangkutan lewat Kantor atasannya dengan permintaan untuk segera ditindaklanjuti. 5. Dalam hal objek PBB seperti wilayah tempat tinggal , bangunan pertokoan , pasar , perkantoran , kondominium , real estate kemungkinan Universitas Sumatera Utara telah terdaftar atas nama pemilik atau pengembang Developer bangunan yang telah memiliki NPWP bukan penghuni atau pemanfaat objek tersebut ,maka pelaksanaan Ekstensifikasi Wajib pajak dilakukan terhadap pembeli , penyewa atau penghuni objek tersebut 6. Dan terhadap objek PBB seperti wilayah pertokoan , Mall , perkantoran , Kondominium Real Estate , diusahakan untuk mengetahui keadaan pemiliknya serta pemanfaatan bangunan tersebut guna memudahkan pelaksanaan Ekstensifikasi. Kantor Pelayanan Pajak Bumi dan Bangunan 1. Menyiapkan data yang diperlukan oleh KPP untuk pelaksanaan Ekstensifikasi. 2. Menyerahkan copy peta blok dan hasil rekaman Tanah dan Bangunan yang diminta oleh KPP. 3. Melakukan pebaikan data PBB berdasrkan informasi yang diperoleh dari KPP. 4. Berdasarkan permintaan dari KPP baik secara sendiri atau bersama – sama melakukan pendataan terhadap kelompok bangunan seperti pertokoan, mall , ataupun perkantoran untuk mengetahui pemiliknya dan keadaan objek pajaknya. a. Data dari BPN Badan Pertanahan Nasional.data yang diperoleh dapat berupa Sertifikat Tanah yang diterbitkan oleh BPN. b. Data dari Pemda Pemerintah Daerah.data yang diperoleh berupa data yang mengenai pemberian IMB Izin Mendirika Bangunan Universitas Sumatera Utara terhadap wajib pajak sehingga diletahui status serta keadaan wajib pajak tersebut untuk kemudian dilakukan Ekstensifikasi. c. Data dari Biro Pusa Statistik BPS.Data yang diperoleh dapat berupa keterangan – keterangan yang diperoleh dari hasil Sensus Ekonomi terhadap warga , perusahaan – perusahaan , pertokoan dan sebagainya. d. Data dari Notaris.Adapun data – data yang diperoleh untuk mengetahui status dan keadaan wajib pajak brupa data mengenai pengesahan terhadap Akta Pendirian , dan Pengesahan Badan Hukum e. Data dari Bank.Data yang diperoleh merupakan keterangan – keterangan mengenai wajib pajak.Dimana setiap wajib pajak yang ingin mengajukan Permohonan Kredit Bank yang jumlahnya sebesar Rp.50.000.000 ke atas , berdasarkan Surat Edaran Dirjen Pajak Nomor S-136 PJ.23 1995 Kkepada Direktur Bank Indonesia dalam rangka mendukung mendukung pelaksanaan Kredit Kelayakan Usaha KKU,wajib melampirkan foto kopy kartu NPWP dan Laporan Keuangan.Sehingga dapat diketahui apakah WP tersebut telah terdaftar atau belum untuk selanjutnya dilakukan tindak Ekstensifikasi. f. Data dari PT.Telkom.Data yang diperoleh berupa daftar pelanggan Telepon yang ber NPWP atau belum .Dimana pelaksanaan kegiatan ini didasarkan kepada kesepakatan kerja sama yang dilakukan oleh Direktort Jenderal Pajak berdasarkan Universitas Sumatera Utara Surat Edaran nomor SE 11PJ.232007 dengan PT Telkom perihal persyaratan kepemilikan NPWP bagi setiap pelanggan telepon. g. Data dari PT PLN.Dimana berdasarkan kesepakatan kerja sementara Direktorat Jenderal Pajak dengan PT.PLN mengenai persyaratan NPWP kepada setiap pelanggan baru listrik yang meliputi pelanggan rumah golongan menengah ke atas , jenis usaha , industri dan hotel. h. Data dari Media Massa , baik itu media cetak , media elektronik dan media lainnya yang berupa Surat kabar, majalah , brosur – brosur Televisi , Radio dan lain lain.Dimana data yang diperoleh dapa berupa informasi mengenai pendirian perusahaan – perusahaan baru, pertokoan, Rumah makan, dan sebagainya. Seluruh data - data yang telah diperoleh diatas nantinya akan diolah dan dikelompokkan untuk mengetahui keterangan tentang wajib pajak guna selanjutnya dilaksanakan kegiatan ekstensifikasi wajib pajak.

2. Penghimbauan Wajib Pajak