35
d. Analisis Sensitivitas
Apabila suatu rencana proyek sudah diputuskan untuk dilaksanakan dengan didasarkan pada perhitungan-perhitungan dan hasil evaluasi NPV, BC
Ratio, IRR, dalam kenyataannya terjadi perhitungan yang meleset yang disebabkan oleh fluktuasi harga baik pada saat proyek ini mulai dikerjakan in the
implementation stage maupun pada saat proyek mulai berproduksi in the
operation period . Dengan adanya kemungkinan tersebut harus diadakan analisis
kembali untuk mengetahui sampai dimanakah dapat dilakukan penyesuaian- penyesuaian adjustment sehubungan dengan adanya perubahan tersebut.
Tindakan ini dinamakan analisis sensitivitas Gittinger 1993. Analisis sensitivitas adalah kegiatan meneliti kembali suatu analisis untuk
dapat melihat pengaruh-pengaruh yang akan terjadi akibat keadaan yang berubah- ubah. Tujuan dari analisis sensitivitas adalah untuk melihat apa yang akan terjadi
dengan hasil analisis proyek jika ada sesuatu kesalahan atau perubahan dalam dasar-dasar perhitungan biaya dan benefit. Dalam analisis sensitivitas setiap
kemungkinan dicoba, yang berarti bahwa tiap kali harus diadakan analisis kembali. Hal ini sangat penting, karena analisis proyek didasarkan pada proyeksi-
proyeksi yang mengandung ketidakpastian tentang apa yang akan terjadi di waktu yang akan datang.
e. Metode Peramalan
Kapasitas permintaan produk di pasar perlu diketahui terlebih dahulu sebelum mengembangkan produk baru. Bila permintaan produk di masa depan
cukup memadai, perlu diperoleh gambaran situasi kecenderungan permintaan produk tersebut di masa lampau hingga dewasa ini. Penyusunan perkiraan jumlah
permintaan produk pada masa operasi nantinya dilakukan dalam tiga tahap yaitu 1 melakukan riset pasar dan pemasaran, 2 menyusun demand forecast produk
menggunakan metode demand forecast, dan 3 menyusun demand forecast akhir, yang digunakan sebagai bahan masukan evaluasi aspek pemasaran serta
kegunaaan lainnya. Riset pasar dan pemasaran dapat dilakukan dengan menganalisis data sekunder atau dengan melakukan pengamatan dan wawancara
36
dengan sumber data dan informasi yang kredibel dan pengumpulan data primer lainnya Sutojo 2000.
Sering terdapat waktu senjang time lag antara kesadaran akan peristiwa atau kebutuhan mendatang dengan peristiwa itu sendiri. Adanya waktu tenggang
lead time ini merupakan alasan utama bagi perencanaan dan peramalan. Jika waktu tenggang ini nol atau sangat kecil, maka perencanaan tidak diperlukan. Jika
waktu tenggang ini panjang dan hasil peristiwa akhir bergantung pada faktor- faktor yang dapat diketahui, maka perencanaan dapat memegang peranan penting.
Dalam situasi seperti itu peramalan diperlukan untuk menetapkan kapan suatu peristiwa akan terjadi atau timbul, sehingga tindakan yang tepat dapat dilakukan
Makridakis et al. 1998. Makridakis et al. 1998 juga menyatakan bahwa peramalan merupakan
bagian integral dari kegiatan pengambilan keputusan manajemen. Organisasi selalu menentukan sasaran dan tujuan, berusaha menduga faktor-faktor
lingkungan, lalu memilih tindakan yang diharapkan akan menghasilkan pencapaian sasaran dan tujuan tersebut. Kebutuhan akan peramalan meningkat
sejalan dengan usaha manajemen untuk mengurangi ketergantungannya pada hal- hal yang belum pasti.
Peramalan memainkan peranan yang penting karena berkaitan dengan : 1. Penjadwalan sumber daya yang tersedia. Penggunaan sumber daya yang
efisien memerlukan penjadwalan produksi, transportasi, kas, personalia, dan sebagainya. Input yang penting untuk penjadwalan seperti itu adalah ramalan
tingkat permintaan untuk produk, bahan, tenaga kerja, finansial, atau jasa pelayanan.
2. Penyediaan sumber daya tambahan. Waktu tenggang untuk memperoleh bahan baku, menerima pekerja baru, atau membeli mesin dan peralatan dapat
berkisar antara beberapa hari sampai beberapa tahun. Peramalan diperlukan untuk menentukan kebutuhan sumber daya di masa mendatang.
3. Penentuan sumber daya yang diinginkan. Setiap organisasi harus menentukan sumber daya yang ingin dimiliki dalam jangka panjang. Keputusan semacam
itu bergantung pada kesempatan pasar, faktor-faktor lingkungan, dan pengembangan internal dari sumber daya finansial, manusia, produk, dan
37
teknologis. Semua penentuan ini memerlukan ramalan yang baik dan manajer yang dapat menafsirkan pendugaan serta membuat keputusan yang tepat.
Menurut Russel dan Taylor 2003, pemilihan metode peramalan tergantung kepada beberapa hal yaitu jangka waktu peramalan time frame,
perilaku permintaan behavior of demand, dan pola dari permintaan tren, musiman, dll. Lamanya jangka waktu yang akan diramal terdiri dari dua macam
yaitu jangka pendek harian, mingguan, bulanan, sampai kurang lebih dua tahun mendatang dan jangka panjang lebih dari dua tahun. Peramalan jangka pendek
biasanya digunakan untuk menentukan jadwal produksi dan delivery serta mengatur jumlah persediaan. Sedangkan peramalan jangka panjang bersifat lebih
menyeluruh yang berkaitan dengan perencanaan strategik misalnya untuk perencanaan produk, memasuki pasar baru, membangun fasilitas baru, mendesain
rantai pasokan dan implementasi program-program strategik contohnya Total Quality Management
TQM. Secara garis besar, metode peramalan dibagi menjadi tiga jenis yaitu
metode time series, metode regresi, dan metode kualitatif. Metode time series mempertimbangkan data-data permintaan di masa lalu sehingga faktor yang lebih
diperhatikan adalah waktu. Metode ini berasumsi bahwa pola di masa lalu akan terulang kembali di masa yang akan datang. Apabila keadaan pada masa yang
akan datang diperkirakan relatif stabil, maka metode trend linier akan menghasilkan prakiraan yang cukup akurat.
Metode regresi mencoba untuk mengetahui dan membangun hubungan matematis antara permintaan dengan faktor-faktor yang mempengaruhinya dalam
bentuk regresi. Sedangkan metode kualitatif menggunakan opini, penilaian, dan pengalaman dari orang-orang yang berkompeten untuk meramalkan permintaan di
masa mendatang Russel Taylor 2003.
2.4 Manajemen Strategis 2.4.1 Teori Manajemen Strategis