90
b. Kebijakan pemerintah daerah atau pusat yang tidak konsisten antara satu dinasinstansi dengan lainnya.
Kebijakan yang saling tidak konsisten ini akan menyebabkan ketidaknyamanan dan ketidakamanan dalam berusaha bagi industri dan
selanjutnya akan mengancam kelangsungan industri.
4.3.1.3 Evaluasi Faktor Internal dan Eksternal
Dalam Evaluasi ini digolongkan faktor-faktor lingkungan yang dihadapi oleh suatu industri sebagai kombinasi atas faktor kekuatan dan peluang,
kelemahan dan ancaman seperti yang disajikan dalam Tabel 19 dan Tabel 20. Pembobotan terhadap faktor internal menggunakan perbandingan berpasangan.
Hasil pengisian perbandingan berpasangan dan penggabungan bobot untuk ketiga responden dapat dilihat pada Lampiran 19.
Tabel 19 Matriks Internal Factor Evaluation IFE
Faktor-Faktor Internal Bobot
Rating Skor
I. Kekuatan a.Potensi sumber daya lahan
0.124 2 0.248
b.Tersedianya tenaga kerja yang cukup 0.117
2 0.234
c.Kesesuaian tempat tumbuh tanaman pala 0.045
4 0.180
d.Kesesuaian agroklimat tanaman pala 0.037
4 0.148
e.Budidaya pala yang turun temurun 0.105 3 0.315
f.Kedekatan dengan potensi pasar 0.019
3 0.057
g.Kelancaran transportasi dan ketersediaan fasilitas penunjang
0.033 2 0.066 h.Kedekatan dengan Pelabuhan dan Airport sebagai
jalur transportasi antar daerah dan antar negara 0.033 2 0.066
Jumlah I 0.513
1.314 II Kelemahan
a.Terbatasnya sumber daya yang memiliki keahlian tentang minyak pala
0.098 3 0.297 b.Teknologi pengolahan masih sederhana
0.089 3
0.267
c. Sistem informasi yang belum memadai 0.079 4 0.316
d. Kelembagaan belum efektif 0.079 4 0.316
e. Kurangnya bahan baku biji dan fuli pala 0.101 3 0.303
f. Terbatasnya modal petani pala 0.008
4 0.032
g. Tidak adanya pola bapak angkat 0.033
2 0.066
Jumlah II 0.487 1.594
Total I + II 1.000
2.908
Berdasarkan Tabel 19, dapat disimpulkan bahwa faktor yang menjadi kekuatan bagi pengembangan industri produk olahan minyak pala adalah
91
budidaya pala yang turun temurun 0.315. Hal ini berpengaruh besar karena akan memudahkan dalam hal pengadaan bahan baku pala. Para petani pala tidak asing
lagi dengan cara pembudidayaan yang benar untuk menghasilkan tanaman yang berkualitas tinggi sehingga akan didapatkan biji dan fuli serta produk olahan dari
minyak pala yang berkualitas baik. Tersedianya sumber daya lahan yang cukup luas 0.248 juga menjadikan kekuatan apabila dimanfaatkan sebagai area untuk
pembudidayaan tanaman pala yang sangat penting artinya bagi kontinuitas industri produk olahan minyak pala, maupun sebagai tempatlokasi industri.
Faktor kelemahan yang sangat penting untuk diperhatikan adalah sistem informasi yang belum memadai 0.316 dan aspek kelembagaan yang belum
efektif 0.316. Langkah yang dapat diambil untuk mengatasi kelemahan tersebut adalah memfungsikan kelompok-kelompok tani pala sebagai pemasok bahan
baku, dan selanjutnya perlu diadakan kerjasama dengan lembaga investor lembaga-lembaga penelitian. Selain itu juga perlu menata dan menyediakan data
dan sistem informasi yang mutakhir dan akurat misal mengenai produksi, kebutuhan pasar, kecenderungan pasar, dan informasi harga minyak pala.
Pembuatan peta perwilayahan untuk usaha pengolahan minyak pala juga diperlukan untuk memberikan informasi keberadaan usaha minyak pala dan atau
produk turunannya yang umumnya terdapat di pedesaan dan berskala kecil. Kelemahan yang penting juga untuk dikaji selain dua kelemahan diatas
yang memiliki skor berimbang adalah kurangnya bahan baku pala 0.303 akibat kurangnya gairah petani pala. Hal ini terkait dengan kurangnya perhatian
pemerintah daerah akan kelangsungan usaha tani pala yang notabene merupakan tanaman khas Bogor, selain talas dan kenari. Sehingga yang terjadi adalah
kelangkaan produksi pala sementara luasan tanaman masih cukup menjanjikan. Langkah yang perlu diambil untuk mengatasi kelemahan tersebut adalah
pemerintah lebih mengintensifkan penyuluhan-penyuluhan mengenai budidaya pala yang benar, pemberian bantuan benihbibit tanaman pala yang baik,
mengorganisir pasar dan melakukan pengawasan hasil produksi petani sehingga tidak jatuh ke tangan tengkulak yang hanya ingin mengambil keuntungan sepihak
dari hasil panen petani pala, sehingga kelangkaan bahan baku dan tingginya harga bahan baku akan dapat dihindari.
92
Berdasarkan Tabel 20 dibawah maka yang menjadi peluang terbesar adalah kebijakan pemerintah yang mendukung pengembangan agroindustri
0.620. Dukungan dari pemerintah melalui kebijakannya merupakan peluang yang sangat baik bagi industri untuk dapat berkembang dengan pemberian
subsidi, atau program-program pelatihan mengenai pengembangan usaha agroindustri, untuk meningkatkan daya saing produk melalui peningkatan mutu,
harga yang kompetitif dan keberlanjutan suplai melalui pembinaan yang terintegrasi oleh instansi terkait.
Ancaman yang berpengaruh paling besar adalah banyaknya pungutan- pungutan liar 0.801. Dengan banyaknya pungutan-pungutan liar akan
menaikkan biaya operasional industri yang sebenarnya tidak memberi manfaat bagi industri. Apabila hal ini berlangsung terus menerus maka akan menimbulkan
kelesuan untuk berusaha bagi industri karena industri akan merasa dirugikan. Hal ini harus diatasi dengan dilakukannya penertiban-penertiban oleh aparat terkait,
namun secara berkesinambungan dan bukan sesaat, atau berupa pembinaan dan sangsi terhadap oknum-oknum yang melanggar sehingga memberikan efek jera.
Tabel 20 Matriks Eksternal Factor Evaluation EFE
Faktor-Faktor Eksternal Bobot
Rating Skor
I. Peluang
a.Prospek pasar dalam negeri dan luar negeri 0.022
5 0.110
b.Kebijakan pemerintah yang mendukung pengembangan agroindustri