namun masih menjadi kendala karena aksesibilitas ke lokasi kawasan masih kurang baik.
Gambar 16 Fasilitas Unit Pelaksana Terknis Daerah UPTD Ruminansia Besar Kabupaten Aceh Besar
Gambar 17 Kondisi fasilitas peternakan di kawasan Blang Ubo-ubo desa Saree Aceh
Pos pelayanan peternakan Poskeswan dan Pos IB dan Balai penyuluhan sudah tersedia di tingkat kecamatan dan sudah terlembaga, selain itu tempat
penjualan daging juga sudah tersebar di beberapa kecamatan walaupun aktivitas tidak berlansung setiap hari. Tempat penjualan daging dan pemotongan ternak
sapi juga diawasi oleh instansi terkait dengan mendata yang dilanjutkan pengeluaran izin penjualan daging dan pemotongan ternak sapi di wilayah
kabupaten Aceh Besar.
h. Kelembagaan
Pada aspek kelembagaan petani ternak di kedua kawasan masih berupa kelompok pemula walaupun di kawasan Blang Ubo-ubo di desa Saree Aceh dan
Sukamulia sebelumnya sudah pernah terbentuk kelompok petani ternak namun belum menerapkan pola kawasan dengan kandang komunal. Walaupun program
pengembangan kawasan telah berjalan selama tiga tahun namun kelembagaan petani ternak di kawasan belum berkembang menjadi kelembagaan yang kuat
dan masih merupakan kelompok pemula dengan aktivitas yang masih terbatas pemagaran, pemeliharaan kandang, pemberian air garam pada sapi.
Keberadaan kelembagaan keuangan perbankan maupun non bank sangat penting karena merupakan alternatif pembiayaan usaha. Pada lokasi penelitian
sepenuhnya belum ada akses permodalan melalui perbankan. Seluruh bantuan pengembangan kegiatan usaha peternakan sapi potong di kedua kawasan masih
berasal dari program pemerintah daerah kabupaten Aceh Besar. Sesuai dengan tingkat perkembangannya sebagai kawasan baru dimana peternak belum banyak
berhubungan dengan lembaga keuangan formal. Menurut Deptan 2002 dan Saragih 2000, upaya mewujudkan kawasan agribisnis peternakan menjadi
sumber pertumbuhan ekonomi membutuhkan dukungan ketersedian sumber permodalan yang sesuai dengan karakteristik masing-masing usaha.
Langkah yang harus ditempuh dalam pengembangan kawasan sapi potong berkaitan dengan kendala permodalan yaitu memperkenalkan kerjasama
dengan pihak perbankan atau pihak swasta pengusaha peternakan dan lainnya kepada kelompok peternak. Untuk menjalankan langkah tersebut keterlibatan
instansi pemerintah sebagai pihak ketiga untuk menjembatani maupun penjamin
sangat dibutuhkan. Bantuan permodalan tidak hanya mengandalkan pemerintah tetapi juga dari pihak swasta dan masyarakat.
Berdasarkan evaluasi komponen kawasan tersebut dapat disimpulkan bahwa kawasan sapi potong VBC di kabupaten Aceh Besar, sesuai dengan
tingkat pertumbuhannya, termasuk kedalam kawasan baru dengan tipe kawasan sapi potong yang berkembang berbasis pada padang rumput. Berdasarkan
kondisi dan ketersedian lahan yang berbeda pada kedua kawasan tersebut, maka perlu ada pengembangan pola produksi hijauan pakan ternak yang sesuai untuk
masing-masing kawasan tersebut. Bentuk kerjasama yang dapat diaplikasikan bagi pengembangan kawasan sapi potong adalah sistem bagi hasil dan input-
output hasil produksi.
Strategi Pengembangan Kawasan Sapi Potong
Strategi pengembangan kawasan sapi potong merupakan proses berkelanjutan dimulai dari perencanaan awal, kemudian pelaksanaan strategi
diantaranya mencakup penentuan tujuan, kegiatan recording, optimalisasi struktur kelembagaan kawasan, dan evaluasi untuk mengetahui hasil yang
dicapai. Penyusunan strategi pengembangan kawasan peternakan sapi potong di Kabupaten Aceh Besar dilakukan secara efektif pada level strategis dan taktis.
Penelaahan pada level strategis dilakukan dengan menggunakan teknik analisis SWOT. Hasil kajian pada level strategis ini akan menghasilkan suatu arahan
sebagai masukan untuk penelaahan pada level taktis. Penelaahan pada level taktis dilakukan dengan menggunakan metode IFAS Internal Strategic Factors
Analysis Summary dan EFAS External Strategic Factors Analysis Summary. Hasil evaluasi dapat digunakan untuk menyempurnakan perencanaan dan
pelaksanaan berikutnya. Keberhasilan program kawasan sapi potong sangat ditentukan oleh kejelasan tujuan budidaya yang dilakukan serta peran peternak
yang terlibat dalam kegiatan budidaya tersebut. Untuk pengembangan kawasan sapi potong VBC di Kabupaten Aceh Besar harus menerapkan beberapa program
yang meliputi; on farm strategis, recording dan data processing, monitoring kemajuan produktivitas ternak, kebijakan pembangunan pertanian dan pasar,