Kuat Mekanik METODE PENELITIAN
Tabel 3 menunjukkan nilai konduktansi membran PST 0 pada suhu 27 C
sebesar 69.82 mS, relatif sama dengan konduktansi membran PST TiO
2
1, 2,dan 3 berturut-turut 69.34 mS, 68.54 mS dan 65.43 mS. Pada penambahan
TiO
2
7 bb dan 10 bb nilai konduktansi meningkat. Hal ini dikarenakan TiO
2
bersifat lebih konduktif dibandingkan dengan polimer polisulfon murni. Pada dasarnya, penambahan nanomaterial TiO
2
dapat meningkatkan konduktivitas ion dikarenakan adanya transfer muatan antara TiO
2
dan lingkungannya Chen dan Mao 2007. Sedangkan dalam Jeon 2006 yang menyebutkan bahwa konduktansi
ion dari suatu polimer akan meningkat ketika TiO
2
ditambahkan dan akan menurun jika ditambahkan semakin banyak, hal ini dikarenakan terjadinya
agregrasi nanopartikel pada pori-pori membran.
Hasil perhitungan ukuran pori-pori membran antara parameter konduktivitas listrik membran dan hasil foto morfologi membran dengan bantuan
SEM Scanning Electron Microscopy tidak dapat dibandingan. Pengujian konduktivitas listrik diaplikasikan untuk mengetahui perbedaan diameter pori-pori
membran sebelum dan setelah digunakan untuk menyaring permeat. Natrium klorida sebagai larutan dalam pengujian kondutivitas membran
akan melewati setiap membran berdasarkan gradient konsentrasi. Molekul- molekul Natrium klorida melewati setiap pori-pori membran mulai dari pori-pori
yang terbesar hingga pori-pori terkecil dan akan terukur nilai Energi diri ∆U.
Energi diri yang terukur adalah energi diri rata-rata dari seluruh pori-pori asimetris yang terbentuk. Sehingga terlihat pada pori-pori hasil pengukuran
konduktifitas berukuran skala nanometer. Hasil foto morfologi pori-pori dengan SEM, terlihat hanya penampang
permukaan luar, bukan mekanisme suatu larutan melewati pori-pori membran. Hasil pengukuran SEM telah terlihat ukuran pori-pori membran polisulfon yang
didoping TiO
2
adalah berukuran diatas satu mikron.