Uji Batas Deteksi Limit of detection, LOD dan Batas Kuantifikasi limit of

19 Tahap 4. Analisis Sensori Stik Sukun Setyaningsih et al. 2010 Pada tahap ini dilakukan analisis sensori dengan uji hedonik untuk menilai kesukaan panelis terhadap dua produk stik meliputi stik sukun kontrol dan stik sukun terpilih yaitu stik sukun hasil perlakuan blansir dan perendaman dalam larutan CaCl 2 yang menghasilkan pengurangan kadar akrilamida tertinggi. Parameter sensori yang diujikan adalah warna, tekstur, aroma, rasa dan keseluruhan. Nilai kesukaan panelis dimulai dari skor 1 sangat tidak suka sampai skor 7 sangat suka. Panelis yang digunakan dalam penilaian uji hedonik adalah panelis tidak terlatih sebanyak 69 orang. Selain analisis sensori pada parameter warna juga dilakukan analisis obyektif chromameter. Skala yang digunakan dalam mengukur warna stik sukun terpilih adalah skala L, a dan b. Chromameter yang digunakan adalah chromameter Konica CR-310 Minolta. Sebelum mengukur sampel, chromameter dikalibrasi terlebih dahulu dengan nilai Y, x, dan y pada penutup plat kalibrasi. Setelah dikalibrasi, sampel diukur warnanya di tiga titik permukaan. Data L a b diolah dan dihitung nilai ΔE, Hue, dan Saturation Index SI sampel dengan rumus sebagai berikut Hutchings 1999: Keterangan: ΔE = perubahan total warna L ₀, a₀, b₀ = nilai L, a, dan b kontrol L, a, b = nilai L, a, dan b sampel SI = Saturation index atau nilai chroma C Prosedur Analisis 1. Analisis Proksimat Bahan Baku a. Kadar Air BSN 1992 Botol timbang dikeringkan di dalam oven pada suhu 105 ºC selama 15 menit, kemudian diletakkan di dalam desikator, didinginkan dan ditimbang. Sampel sebanyak 1 –2 g ditimbang dengan seksama pada botol timbang tersebut. Botol timbang berisi sampel dikeringkan pada oven suhu 105 ºC selama 3 jam. Selanjutnya dimasukkan ke dalam desikator, didinginkan dan ditimbang hingga diperoleh bobot tetap. Perhitungan kadar air ditentukan dengan rumus: Kadar air = 100 x W - W W - W 1 2 3 2 Keterangan: W 1 = Berat botol timbang kosong gram W 2 = Berat botol timbang yang diisi sampel gram W 3 = Berat botol timbang dengan sampel yang sudah dikeringkan gram 20

b. Kadar Abu BSN 1992

Cawan porselen kosong dikeringkan di dalam oven pada suhu 105 ºC selama 15 menit. Cawan tersebut kemudian didinginkan dalam desikator. Timbang cawan porselin kering tersebut dan bobotnya dicatat. Sampel sebesar 2-3 g ditimbang dengan seksama dan dimasukkan ke dalam cawan porselen tersebut. Selanjutnya dibakar di atas kompor listrik sampai tidak berasap dan dimasukkan ke dalam tanur pada suhu pengabuan 550 ºC selama 6 jam sampai pengabuan sempurna. Cawan dimasukkan ke dalam desikator dan dibiarkan sampai dingin kemudian ditimbang hingga tercapai bobot tetap. Perhitungan kadar abu ditentukan dengan rumus: Kadar abu = 100 x W W W 1 2 3  Keterangan: W 1 = Berat sampel sebelum diabukan gram W 2 = Berat cawan porselen kosong gram W 3 = Berat cawan porselen dengan sampel setelah diabukan gram

c. Kadar Protein BSN 1992

Tahap-tahap yang dilakukan dalam analisis protein terdiri dari destruksi, destilasi dan titrasi. a Tahap Destruksi Sampel ditimbang sebesar 0.51 g kemudian dimasukkan ke dalam labu destruksi. Sebanyak 2 g campuran selen 2.5 g serbuk SeO 2 , 100 g K 2 SO 4 dan 30 g CuSO 4 .H 2 O dan 25 mL H 2 SO 4 pekat ditambahkan ke dalam tabung tersebut. Tabung yang berisi larutan tersebut dipanaskan diatas alat pemanas listrik sampai mendidih. Proses destruksi dilakukan sampai larutan berwarna jernih kehijau-hijauan, kemudian didinginkan. b Tahap Destilasi Sampel yang telah didestruksi, diencerkan dan dimasukkan ke dalam labu ukur 100 mL, lalu ditepatkan sampai tanda garis. Dipipet 5 mL larutan dan dimasukkan ke dalam alat penyuling, tambahkan 5 mL NaOH 30 dan beberapa tetes indikator PP. Sulingkan selama kurang lebih 10 menit, sebagai penampung, digunakan 10 mL larutan asam borat 2 yang telah dicampur indikator BCG:MM 5:1. Destilasi dilakukan sampai diperoleh berwarna hijau kebiruan. c Tahap Titrasi Titrasi dilakukan dengan menggunakan HCL 0.01 N sampai warna larutan di erlenmeyer berubah menjadi merah muda. Volume titran dibaca dan dicatat. Lakukan penetaban blanko. Perhitungan kadar nitrogen ditentukan dengan rumus: Kadar N = x100 sampel mg FP x 14 x HCl N x blanko HCl mL - sampel HCl mL Keterangan: FP = Faktor pengeceran Kadar protein = N x 6.25