III. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. KEADAAN UMUM
1. Gambaran umum beras organik
Menurut Organik Farming Research Foundation OFRF, Pertanian organik adalah sistem manajemen produksi ekologis yang
mendukung dan memperkaya keanekaragaman hayati, siklus biologis dan aktivitas biologi tanah. Pertanian organik didasarkan pada
penggunaan input off-farm secara minimal dan praktek pengelolaan yang mengembalikan, menjaga dan memperkaya keharmonisan
ekologis. Pedoman utama untuk produksi organik adalah menggunakan bahan-bahan dan praktek-praktek yang memperkaya
keseimbangan ekologis sistem-sistem alamiah dan mengintegrasi bagian-bagian sistem pertanian menjadi sebuah kesatuan ekologis.
Rasyad, 2000. Beras organik merupakan beras yang berasal dari pertanian
padi yang diproduksi secara organik atau tanpa pengaplikasian pupuk kimia dan perstisida kimia. Salah satu keunggulan beras organik
adalah sehat dengan kandungan gizi dan mineral tinggi, karena tidak menghilangkan seluruh lapisan kulit arinya dan aman bebas dari
kandungan bahan berbahaya beracun B3. Beras tersebut dikelola dengan mempertahankan keseimbangan ekosistem alami atau yang
lebih dikenal dengan istilah natural balancing ecosystem. Para petani
menggunakan predator hewan pemangsa untuk mengatasi hama dan menggunakan pupuk alami sebagai penyubur lahan.
Saat ini beras organik sudah dikembangkan untuk berbagai varietas beras. Beras organik ada yang merupakan beras hibrida yaitu
beras varietas IR-64 atau lebih dikenal dengan nama Sentra Ramos. Untuk saat ini, varitas ini paling digunakan dalam sistem pertanian
organik. Selain itu, ada juga varietas Cisdane, Rojolele dan beras aromatik pandanwangi.
Idealnya, padi ini ditanam di lahan yang subur dan terletak di lereng pegunungan yang sejuk serta dialiri mata air pegunungan yang
belum tercemar dan terkotori. Padi tersebut ditanam dengan metode : 1.
Penanaman dengan menggunakan teknologi budidaya pertanin tepat guna dan tepat waktu sehingga ketersediaan produk dapat
terjaga 2.
Sistem irigasi menggunakan irigasi teknis dan water seeded berasal dari satu sumber mata air
3. Memanfaatkan pupuk alami atau organik
4. Pengendalian hama terpadu PHT dan predator alami
Keunggulan beras organik dibandingkan beras lain diantaranya: 1.
Sehat dengan kendungan gizi dan vitamin yang lebih tinggi 2.
Ramah lingkungan 3.
Rasa yang lebih pulen 4.
Lebih awet karena lebih tahan basi
2. Gambaran umum daerah kajian
Kota Bogor mempunyai potensi yang strategis untuk pengembangan dan pertumbuhan kegiatan ekonomi. Letaknya yang
tidak begitu jauh dari Jakarta sebagai ibukota negara ±
60 km dan berada di tengah-tengah Kabupaten Bogor ini merupakan suatu faktor
yang mendukung. Selain itu, dengan adanya Kebun Raya Bogor KRB dan Istana Bogor di pusat kotanya yang merupakan tujuan
wisata masyarakat Bogor dan sekitarnya, serta kedudukan kota Bogor di antara jalur tujuan wisata puncak juga merupakan suatu potensi
yang strategis bagi pertumbuhan ekonomi di kota Bogor ini. Kota Bogor mempunyai luas wilayah 118,50 km
2
dengan kepadatan penduduk per km
2
sebanyak 6.897 jiwa. Wilayah-wilayah tersebut terbagi menjadi 6 kecamatan, 31 kelurahan dan 37 desa.
Keenam kecamatan tersebut adalah Kecamatan Bogor Barat, Kecamatan Bogor Timur, Kecamatan Bogor Tengah, Kecamatan
Tanah Sareal, Kecamatan Bogor Selatan dan Kecamatan Bogor Utara. Penduduk terpadat di Kecamatan Bogor Tengah, yaitu 11.487
jiwakm
2
, karena pusat pemerintahan dan kegiatan ekonomi banyak berada di kecamatan ini.
Berdasarkan hasil registrasi penduduk akhir tahun 2003, jumlah penduduk Kota Bogor sebanyak 920.707 jiwa yang terdiri dari 419.252
jiwa laki- laki 51,08 dan 401.455 jiwa perempuan 48,92. Dengan demikian sex ratio penduduk Kota Bogor adalah 104, yang
artinya 104 penduduk laki- laki berbanding dengan 100 penduduk
perempuan. Hal ini menunjukkan jumlah penduduk laki- laki relatif seimbang dengan jumlah penduduk perempuan. Jumlah penduduk
menurut umur dan jenis kelamin dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Penduduk kota Bogor menurut golongan umur dan jenis kelamin pada tahun 2003
Golongan Umur
tahun Laki- laki
jiwa Perempuan
jiwa Jumlah
jiwa Persentase
0-14 15-24
25-34 35-44
45-54
55 120.788
86.785 82.219
58.700 37.937
32.823 113.848
86.245 78.359
55.516 33.606
33.863 234.636
173.303 160.578
114.216 71.543
66.686 28,59
21,08 19,57
13,92
8,72 8,13
Jumlah 419.252
401.455 820.689
100 Sumber : BPS, 2004.
Dapat disebutkan bahwa secara garis besar penduduk kota Bogor terkonsentrasi pada kelompok umur muda, yaitu 0 – 24 tahun
49,67. Oleh karena itu, struktur penduduknya dapat dikatakan sebagai penduduk muda. Struktur penduduk muda ini berdampak pada
banyaknya penduduk yang berstatus sebagai pelajar dan mahasiswa, yaitu sebanyak 206.654 orang atau 29,91 dari total penduduk di Kota
Bogor. Sebagian besar penduduk Kota Bogor memiliki lapangan usaha
sebagai perdagangan 26,99, sektor jasa 26,75 dan sektor industri 17,73. Sebaran penduduk menurut lapangan usaha dilihat
pada Tabel 2. Sektor perekonomian yang memberikan sumbangan terbesar
dalam perekonomian Kota Bogor pada tahun 2003 adalah sektor
perdagangan, hotel dan restoran 31,27 dan sektor industri pengolahan 26,44.
Tabel 2. Penduduk kota Bogor menurut lapangan usaha Lapangan usaha
Jumlah jiwa Persentase
Pertanian 12.592
4,64 Pertambangan
2.004 0,74
Industri 48.076
17,73 Listrik, gas dan air
1.971 0,73
Konstruksi 18.680
6,89 Perdagangan
73.191 26,99
Tranportasi dan komunikasi 26.711
9,85 Keuangan
15.436 5,69
Jasa 72.533
26,75 Jumlah
271.194 100
Sumber : BPS, 2004.
Fasilitas perekonomian yang berada di Kota Bogor juga terus berkembang dari tahun ke tahun. Pada tahun 2004, fasilitas hotel dan
akomodasi lainnya di kota Bogor mencapai 48 buah, jumlah bank menurut jenisnya tercatat sebanyak 20 buah dan pusat perbelanjaan
modern tercatat sebanyak 12 buah. Meningkatnya taraf perekonomian penduduk tercermin dari peningkatan jumlah penabung dan besar
tabungan di Kota Bogor. Sebagai ilustrasi, pada tahun 2002 terdapat 1.319.403 penabung dengan jumlah tabungan sekitar Rp. 1.584 milliar
dan pada tahun 2003 tercatat 1.469.776 penabung dengan jumlah tabungan sekitar Rp. 1.936 milliar. Peningkatan jumlah penabung
mencapai 11,39 persen sedangkan peningkatan jumlah tabungan mencapai 22,2 persen.
3. Gambaran umum perusahaan
Perusahaan beras organik ini merupakan salah satu industri kecil yang berada di wilayah perbatasan Kota dan Kabupaten Bogor.
Perusahaan ini didirikan pada tahun 1999 dengan izin usaha sebagai Lembaga Pertanian Sehat LPS Dompet Dhuafa Republika. Visi
lembaga ini adalah menjadi lembaga yang mandiri dan profesional dalam bidang penelitian, pembinaan dan usaha pertanian sehat agro-
sehat yang memberikan manfaat ekonomi secara langsung bagi kesejahteraan petani dhuafa dan masyarakat secara keseluruhan.
Usaha ini merupakan usaha yang dikelola oleh kelompok tani Silih Asih Desa Ciburuy Kecamatan Cijeruk, Bogor dengan
pengawasan dan pengemasan oleh LPS. Merek dagang yang digunakan oleh LPS dalam memasarkan produk beras tersebut adalah
beras sehat. Luas lahan yang dibudidayakan 90 ha dengan sistem produksi kontinuitas tiap bulan. Usaha ini semakin berkembang, jika
dinilai dari kapasitas awal usaha ini dilakukan. Sebagai ilustrasi, pada tahun 2002 kapasitas produksi sebesar 3 ton per ha. Produk yang
dihasilkan merupakan beras organik. Kapasitas produksi pada industri beras organik dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3. Kapasitas produksi pada industri beras organik
Tahun Rata-rata produksi
tonha 2002
3 2003
4 2004
5 Sumber : LPS, 2005.
Ada dua jenis beras organik yang diproduksi petani binaan LPS adalah jenis aromatik pandan wangi dan santro ramos IR-64. Harga
yang diberlakukan untuk konsumen Rp 5.000 per kg LPS, 2005, sedangkan harga yang berlaku untuk beras non organik jenis
pandanwangi Rp. 4.250 per kg dan jenis sentra ramos IR-64 Rp. 3.525 per kg Hero, 2005. Kemasan yang digunakan untuk produk
beras organik maupun non organik, yaitu plastik berukuran 5 kg.
4. Karakteristik Responden
Responden yang digunakan dalam kajian ini berjumlah 50 orang. Karakteristik umum responden beras organik dalam kajian ini
dapat ditunjukkan dari usia, jenis kelamin, besar pengeluaran keluarga per bulan, tingkat pendidikan konsumen, status dalam keluarga dan
jumlah anggota dalam keluarga Tabel 4. Berdasarkan data pada Tabel 4 dapat dilihat bahwa, responden
beras organik didominasi oleh konsumen yang berusia antara 35-40 tahun 52. Banyaknya konsumen pada tingkatan umur di atas,
karena beras organik sebagai beras sehat, dimana konsumennya sebagian besar kalangan golongan usia menengah dan keluarga muda.
Sebagian besar dari responden mempunyai pekerjaan sebagai pegawai negeri 74. Besar pengeluaran per bulan yang dikeluarkan
responden adalah Rp. 1.500.000 – Rp. 2.500.000 62. Berdasarkan besar pengeluaran yang dilakukan dapat digolongkan bahwa sebagian
besar konsumen beras organik merupakan kelas menengah ke atas.
Tabel 4. Karakteristik umum responden beras organik No.
Karakteristik Responden Persentase
1 Usia
Kurang dari 35 tahun 35 – 40 tahun
diatas 40 tahun 28
52 20
2 Pekerjaan
Pegawai negeri Pegawai swasta
Wirausaha BUMN
74 4
2 20
3 Pengeluaran KeluargaBulan
Rp. 1.500.000 Rp. 1.500.000 – Rp. 2.500.000
Rp. 2.500.000 20
62 18
4 Pendidikan Terakhir
SLTA Diploma
Sarjana ke atas
18 82
5 Status Dalam Keluarga
AyahSuami IbuIstri
Anak 34
64 2
6 Jumlah Anggota Keluarga
4 orang 4-5 orang
5 orang 58
40 2
Tingkat pendidikan didominasi oleh responden yang berpendidikan S1 ke atas sebesar 82. Hal ini berarti faktor
pendidikan mencerminkan pengaruh konsumen di dalam pengambilan keputusan pembelian beras organik. Jumlah keluarga responden
kebanyakan berjumlah kurang dari 4 orang 58. Sebagian besar responden berstatus ibuistri 64. Hal ini sesuai dengan pengamatan
di lapangan yang menunjukkan pembeli banyak diwakili oleh kaum perempuan.
B. PEMASARAN