Cooke, 1989 dalam Fitriani, 2001. Tetapi di lain pihak, likuiditas dapat juga dipandang sebagai ukuran kinerja manajemen dalam mengelola keuangan perusahaan.
Dari sisi ini, perusahaan dengan likuiditas rendah cenderung mengungkapkan lebih banyak informasi kepada pihak eksternal sebagai upaya untuk menjelaskan lemahnya
kinerja manajemen Wallace et al, 1994 dalam Fitriani, 2001.
2.1.9. Tingkat Profitabilitas
Profitabilitas merupakan suatu indikator kinerja yang dilakukan manajemen dalam mengelola kekayaan perusahaan. Menurut Machfoedz 1989 dalam Susbiyani
2000 rasio profitabilitas adalah rasio yang digunakan utuk mengukur seberapa efektif perusahaan menghasilkan keuntungan bagi perusahaan. Rasio profitabilitas dapat
ditunjukkan dengan beberapa model yaitu operating income to net income before taxes, earning before taxes to sales, gross profit to sales, operating income to sales, income to
sales Machfoedz, 1994 dalam Jatiningsih 2004. Perusahaan akan mengungkapkan informasi lebih ketika kemampuan menghasilkan labanya berada di atas rata-rata
industri agar investor dan kreditor yakin bahwa perusahaan berada dalam posisi persaingan yang kuat dan operasi perusahaan berjalan efisien Sighvi dan Dedai, 1971
dalam jatiningsih, 2004. Nugraheni, dkk 2002 tidak berhasil membuktikan adanya pengaruh profitabilitas return on assets terhadap kelengkapan pengungkapa. Fitriani
2001 membuktikan bahwa profitabilitas mempengaruhi kelengkapan pengungkapan laporan tahunan.
2.1.10. Saham Publik
Laporan tahunan dapat dipandang sebagai upaya untuk mengurangi asimetri informasi antara manajemen dan pemilik, karena ada potensi konflik kepentingan antara
manajemen dan pemilik dalam hal luasnya pengungkapan sukarela tahunan. Sebagai pihak yang tidak mengikuti operasi perusahaan sehari-hari, pemilik menginginkan
ungkapan informasi seluas-luasnya. Di pihak lain, ada dorongan bagi manajemen untuk selektif dalam melakukan pengungkapan informasi karena pengungkapan informasi
mengandung biaya. Manajemen hanya akan mengungkapkan informasi jika manfaat yang diperoleh dari pengungkapan melebihi biaya pengungkapa informasi tersebut.
Proporsi kepemilikan perusahaan yang diduga mempengaruhi luasnya ungkapan sukarela dalam laporan tahunan dapat ditinjau dari dua aspek. Aspek pertama
adalah besarnya kepemilikan masyarakat public dibandingkan dengan kepemilikan pihak tertentu yang merupakan pihak “insider”. Susanto 1994 dalam Marwata 2001
memasukkan porsi kepemilikan public sebagai variabel control dalam model tentang luas pengungkapan perusahaan dan menemukan bahwa variabel tersebut tidak memiliki
hubungan yang signifikan dengan luasnya ungkapan laporan tahunan perusahaan. Na’im dan rahman 2000 menguji hubungan antara besarnya kepemilikan public dengan
kelengkapan pengungkapan laporan keuangan dan menemukan bahwa keduanya memiliki hubungan yang lemah.
Aspek kedua kepemilikan perusahaan adalah besarnya kepemilikan asing dibandingkan dengan kepemilikan oleh pihak domestic. Susanto 1994 dalam Marwata
2001 memasukkan variabel ini dalam model penelitian, tetapi tidak menemukan hubungan secara statistic signifikan dengan luas ungkapan dalam laporan tahunan.
Semakin besar insider, akan semakin sedikit informasi yang akan diungkapkan dalam laporan tahunan karena insider memiliki akses yang luas terhadap
informasi perusahaan tanpa harus melalui tahunan yang dipublikasi. Semakin besar porsi pemilikan public, semakin banyak pihak yang membuthkan informasi tentang
perusahaan, sehingga semakin banyak pula butir-butir informasi yang mendetail yang dituntut untuk dibuka dalam laporan tahunan. Semakin besar porsi saham yang dimiliki
public, akan semakin banyak informasi yang diungkapkan dalam laporan tahunan. Perusahaan yang sahamnya dimiliki pihak asing menghadapi tekanan permintaan akan
informasi yang lebih banyak. Makin besar porsi saham yang dimiliki pihak asig makin beragam informasi yang dibutuhkan, sehingga diperkirakan kualitas ungkapan
sukarelanya juga akan meningkat. 2.1.11. Umur Perusahaan
Menurut Marwata 2001 umur perusahaan diperkirakan memiliki hubungan positif dengan kualitas ungkapan sukarela. Alasan yang mendasari adalah
bahwa perusahaan yang berumur lebih tua memiliki pengalaman yang lebih banyak dalam mempublikasikan laporan keuangan. Perusahaan yang memiliki pengalaman
lebih banyak akan lebih mengetahui kebutuhan konstituennya akan informasi tentang perusahaan.
2.2. Penelitian Terdahulu
Berikut ini adalah hasil-hasil dari penelitian yang telah dilaksanakan sebelumnya kedalam bentuk tabel yang digunakan sebagai dasar acuan untuk penelitian ini.
Tabel 2.1 Review Penelitian Terdahulu
No Peneliti
Judul Penelitian Variabel
Penelitian Hasil penelitian
1 Simanjuntak
dan Widiastuti Faktor-Faktor
Yang Independent :
a. Tingkat a. Secara simultan
leverage, likuiditas,