Sejarah IPO Bank Mandiri

68 1. Saham yang ditawarkan dalam IPO harganya murah dan menawarkan potensi dividend yield yang tinggi 2. Kondisi pasar saham yang sedang menguat 3. Menguatnya nilai tukar rupiah terhadap Dollar AS 4. Promosi dan pemberian insentif yang agresif dari pihak Bank Mandiri kepada para pembeli. Selain faktor-faktor di atas, yang membuat saham Bank Mandiri sukses pada penawaran perdananya adalah diadakannya pra registrasi yaitu memasukkan pesanan sebelum ditentukannya harga. Tujuan diadakannya pra registrasi ini adalah untuk menciptakan pricing tension, dimana investor lokal dan investor asing akan memasukkan penawaran tertinggi dengan demikian emiten akan mendapatkan harga yang baik dari IPO Initial Public Offering ini jumlah saham yang berhasil ditawarkan adalah 4 miliar saham. Keberhasilan IPO Bank Mandiri membuktikan bahwa banyak investor yang percaya akan prospek yang baik apabila berinvestasi di Bank Mandiri. Selain itu posisi Bank Mandiri sebagai Bank Pemerintah juga memberikan dorongan psikologis kepada investor untuk menanamkan modalnya. Meskipun penawaran perdana saham Bank Mandiri ini cukup baik, tapi ada beberapa kelemahan yang berpotensi membuat saham mandiri kehilangan daya serap di pasar. Beberapa kelemahan tersebut diantaranya : 1. Resiko Likuiditas Salah satu masalah yang berkenaan dengan likuiditas adalah kemungkinan ditariknya dana sebesar 15 Triliun Rupiah 2003 dari dana 69 pensiun dan perusahaan asuransi. Deposan institusi tersebut harus mematuhi peraturan pemerintah tentang batas maksimal 20 persen dari total investasi yang dapat ditempatkan pada satu bank. Batas waktu yang ditetapkan pemerintah adalah Juni 2008. 2. Resiko Kredit Macet Sekitar 40 persen dari total kredit di neraca Bank Mandiri adalah utang yang direstrukturisasi yang sekarang masuk kategori lancar. Pada umumnya resiko kategori kredit ini besar. Kemacetan pada kredit kategori ini dapat menimbulkan kerugian substansial dan memukul ekuitas bank, yang akhirnya akan berpengaruh terhadap harga saham. 3. Resiko Terkait Obligasi Rekap Bank Mandiri memiliki hampir 150 Triliun Rupiah 2003 obligasi rekap pemerintah. Jumlah ini hampir 60 persen dari total aktiva bank. Pada saat yang sama, kepemilikan mayoritas berada di tangan pemerintah sehingga pemerintah dapat melakukan reprofiling penataan ulang terhadap Bank Mandiri. Reprofiling dapat berupa perpanjangan waktu jatuh tempo obligasi, perubahan suku bunga pada obligasi dari fixed rate menjadi floating rate atau sebaliknya.

F. Variabel-variabel yang Berpengaruh

1. Profitabilitas Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk mendapatkan laba. Profitabilitas ataupun tingkat keuntungan suatu perusahaan merupakan salah satu faktor yang fundamental yang berpengaruh terhadap 70 harga saham. Dengan melihat tingkat profitabilitas, maka akan diketahui kinerja keuangan maupun kinerja operasional dari suatu perusahaan. Apabila kinerja perusahaannya baik, biasanya tingkat profitabilitasnya tinggi sehingga kurs sahamnya akan meningkat di pasar A. Muslimin, 1995. Pada perusahaan perbankan, profitabilitas didapat dari kegiatan operasionalnya yakni menyimpan dan menyalurkan dana masyarakat. Selain itu profitabilitas atau tingkat laba perusahaan didominasi oleh fee based income yaitu berupa pendapatan yang diperoleh diluar kegiatan operasionalnya, seperti pendapatan yang diperoleh dari biaya administrasi, biaya transaksi dari nasabah. Besar kecilnya profitabilitas perusahaan perbankan dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya adalah besarnya jumlah dana pihak ketiga. Semakin besar jumlah dana pihak ketiga, maka semakin besar pula kesempatan bank untuk memutar atau menggunakan dana tersebut untuk melakukan usaha-usaha produktif misalnya untuk melakukan berbagai macam pembiayaan, kredit dan investasi. Dengan berbagai usaha tersebut, maka akan mendatangkan keuntungan kepada pihak bank. 2. ROA Return On Asset Pada tahun 1972, David Cole memperkenalkan suatu cara untuk mengevaluasi kinerja bank melalui analisis rasio, salah satunya dengan ROA Return On Asset. ROA adalah suatu rasio yang digunakan untuk menilai kemampuan manajemen perbankan dalam menghasilkan income