1. Keputusan administrasi publik harus didasarkan pada peraturan
perundang-undangan. Tindakan yang tidak didasarkan kepada peraturan perundang-undangan merupakan tindakan yang tidak mempunyai efek
hukum. 2.
Kewenangan menentukan bahwa proses pengambilan keputusan yang dilakukan oleh pejabat administrasi publik harus sesuai dengan prinsip-
prinsip itikad baik, rasional, proporsional, masuk akal, keadilan dan kesetaraan.
3. Menguji keputusan yang telah diputuskan oleh pejabat publik untuk
mengetahui apakah putusan tersebut sesuai dan tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan di atasnya.
4. Menguji apakah keputusan pejabat publik tersebut dapat dijalankan dan
disosialisasikan di masyarakat. Dalam hal ini, pihak Komisi Ombudsman Nasional mempunyai
kewenangan untuk memberikan saran dan rekomendasi kepada Komisi Yudisial dalam rangka menguji materi keputusan pejabat atau penyelenggara publik,
apakah keputusan tersebut sesuai dengan peraturan perundang-undangan nasional.
B. Angka-angka Statistik Mengenai Investigasi Ombudsman RI terhadap
Kinerja Mutu dan Pelayanan Publik
Masyarakat yang mengalami malpraktik pelayanan publik dapat melaporkan keluhan tersebut kepada pihak ombudsman dengan beberapa cara
sebagai berikut :
1. Datang langsung ke Kantor Ombudsman Nasional Jalan Adityawarman
No. 42 Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. 2.
Melalui surat. 3.
Melalui e-mail. Berdasarkan ketiga cara inilah, maka ombudsman mengetahui kinerja
mutu dan pelayanan publik. Komisi Ombudsman Nasional sepanjang triwulan pertama tahun 2011 telah menerima laporan dari masyarakat yang berasal dari
berbagai daerah di Indonesia. Secara umum, jumlah laporan yang masuk dari masyarakat adalah sebanyak 18 laporan. Adapun jenis-jenis laporan tersebut, yaitu
: Tabel 1
Jumlah laporan berdasarkan jenis malpraktik triwulan pertama tahun 2011 No
Jenis malpraktik Jumlah
Persentase 1
Keterlambatan penanganan 2
11,1 2
Penyalahgunaan wewenang 5
27,7 3
Penyimpangan prosedur 4
22,2 4
Tindakan tidak layak 4
22,2 5
Melalaikan kewajiban 3
16,6 Total
18 100
Sumber : Komisi Ombudsman Nasional Sedangkan instansi yang terkait dengan masalah malpraktik ini adalah
sebagai berikut :
Tabel 2 Jumlah laporan berdasarkan instansi
Triwulan pertama tahun 2011 No
INSTANSI JUMLAH
PERSENTASE 1
Kepolisian 5
27,7 2
Kantor Pertanahan BPN 3
16,6 3
Pemerintah Daerah PEMDA 2
11,1 4
Kejaksaan 1
5,5 5
Badan Usaha Milik Negara BUMN 1
5,5 6
Pengadilan Negeri 2
11,1 7
Pengadilan Tinggi 1
5,5 8
Mahkamah Agung 3
16,6 Total
18 100
Sumber : Komisi Ombudsman Nasional Berdasarkan kategori daerah asal instansi terkait yaitu :
1. Laporan mengenai kepolisian, antara lain:
a. 2 dari Jawa Barat
b. 1 dari DKI Jakarta
c. 1 dari Jawa Tengah
d. 1 dari Jawa Timur
2. Laporan mengenai Kantor Pertanahan, antara lain :
a. 1 dari Sumatera Utara
b. 1 dari DKI Jakarta
c. 1 dari Nusa Tenggara Timur
3. Laporan mengenai Pemerintah Daerah, antara lain :
a. 1 dari Sumatera Utara
b. 1 dari Sulawesi Selatan
4. Laporan mengenai kejaksaan terdapat 1 laporan dari Jawa Barat.
5. Laporan mengenai Badan Usaha Milik Negara terdapat 1 laporan dari
Sulawesi Selatan. 6.
Laporan mengenai Pengadilan Negeri, antara lain : a.
1 dari Kalimantan Barat b.
1 dari Jawa Timur 7.
Laporan mengenai Pengadilan Tinggi terdapat 1 laporan dari Jawa Tengah. 8.
Laporan mengenai Mahkamah Agung terdapat 3 laporan yang semuanya berasal dari DKI Jakarta.
Dari data yang ada tersebut, dapat kita simpulkan bahwa ternyata lembaga kepolisian yang paling banyak mendapatkan laporan dari masyarakat yakni
sebanyak 27,7 dua puluh tujuh koma tujuh persen. Laporan yang masuk ke lembaga ombudsman mengenai lembaga kepolisian lebih banyak terkait masalah
penyimpangan prosedur penanganan masalah dan tindakan tidak layak yang dilakukan oleh oknum kepolisian. Sulitnya dan banyaknya birokrasi penanganan
masalah di lembaga kepolisian disinyalir menjadi banyaknya laporan masyarakat kepada lembaga ombudsman.
Lembaga peradilan yang seharusnya memberikan penegakan hukum bagi masyarakat yang mencari keadilan justru juga menjadi sorotan penulis. Sesuai
dengan data yang ada, lembaga peradilan juga ternyata memberikan andil yang cukup besar terhadap persentase laporan masyarakat yang tidak puas terhadap
kinerja lembaga ini yaitu mencapai angka keseluruhan sebanyak 33,3 tiga puluh tiga koma tiga persen. Dari ketiga jenjang pengadilan ini, Mahkamah
Agung yang paling banyak mendapatkan keluhan, yakni sebanyak 3 laporan yang masuk. Adanya dugaan malpraktik di jenjang Mahkamah Agung lebih didasarkan
kepada penanganan yang berlarut dan penyalahgunaan wewenang oleh instansi tersebut.
Adapun provinsi yang paling banyak mendapat laporan selama triwulan pertama tahun 2011 ini adalah sebagai berikut :
1. DKI Jakarta dengan 5 laporan terhadap berbagai instansi publik.
2. Jawa Barat dengan 3 laporan terhadap berbagai instansi publik.
3. Sumatera Utara, Jawa Tengah dan Jawa Timur dengan masing-masing 2
laporan terhadap berbagai instansi publik. Adapun data triwulan kedua tahun 2011 mengenai laporan dari masyarakat
berbagai daerah, yaitu : Tabel 3
Jumlah Laporan Berdasarkan Jenis Malpraktik Triwulan Kedua Tahun 2011 NO
JENIS MALPRAKTIK JUMLAH PERSENTASE
1 Pemalsuan
1 2,7
2 Keterlambatan penanganan
8 21,6
3 Penyalahgunaan wewenang
6 16,2
4 Praktik KKN
3 8,1
5 Penyimpangan prosedur
10 27
6 Tindakan tidak layak
8 21,6
7 Melalaikan kewajiban
1 2,7
Total 37
100 Sumber : Komisi Ombudsman Nasional
Sedangkan instansi yang terkait dengan masalah malpraktik ini adalah sebagai berikut :
Tabel 4 Jumlah laporan berdasarkan instansi
Triwulan kedua tahun 2011 No
INSTANSI JUMLAH
PERSENTASE 1
Kepolisian 7
18,9 2
Kantor Pertanahan BPN 2
5,4 3
Pemerintah Daerah PEMDA 4
10,8 4
Kejaksaan 2
5,4 5
Badan Usaha Milik Negara BUMN 2
5,4 6
Pengadilan Negeri 10
27 7
Pengadilan Tinggi 4
10,8 8
Mahkamah Agung 4
10,8 9
Anggota DPRDPRD 2
5,4 Total
37 100
Sumber : Komisi Ombudsman Nasional Berdasarkan kategori daerah asal instansi terkait yaitu :
1. Laporan mengenai kepolisian, antara lain:
a. 1 dari Jawa Barat
b. 4 dari DKI Jakarta
c. 1 dari Sumatera Utara
d. 1 dari Kalimantan Tengah
2. Laporan mengenai kantor pertanahan, antara lain :
a. 1 dari DKI Jakarta
b. 1 dari Jawa Barat
3. Laporan mengenai Pemerintah Daerah, antara lain :
a. 1 dari Jawa Barat
b. 1 dari Jawa Timur
c. 1 dari Bali
d. 1 dari Kalimantan Timur
4. Laporan mengenai kejaksaan, antara lain :
a. 1 dari DKI Jakarta
b. 1 dari Jawa Barat
5. Laporan mengenai Badan Usaha Milik Negara BUMN, antara lain :
a. 1 dari DKI Jakarta
b. 1 dari Jawa Timur
6. Laporan mengenai Pengadilan Negeri, antara lain :
a. 2 dari DKI Jakarta
b. 2 dari Sumatera Utara
c. 2 dari Jawa Barat
d. 1 Jawa Timur
e. 1 Sulawesi Utara
f. 1 dari Riau
g. 1 dari Sumatera Selatan
7. Laporan mengenai Pengadilan Tinggi, antara lain :
a. 2 dari Sumatera Utara
b. 1 dari Jawa Barat
c. 1 dari DI Yogyakarta
8. Laporan mengenai Mahkamah Agung, 4 laporan yang semuanya terjadi di
DKI Jakarta. 9.
Laporan mengenai anggota DPRDPRD, antara lain : a.
1 dari Nusa Tenggara Barat b.
1 dari DI Yogyakarta
Berdasarkan data yang ada, ternyata selama triwukan kedua ini lembaga peradilan memberikan sumbangsih data yang masih tinggi dibandingkan dengan
instansi lainnya, yakni sebanyak 48,6 empat puluh delapan koma enam persen. Meningkat sebanyak 15,3 lima belas koma tiga persen bila dibandingkan
dengan triwulan pertama tahun ini. Dari data tersebut, penulis menyimpulkan bahwa perlu adanya perbaikan kinerja lembaga peradilan agar pihak masyarakat
tetap menaruh kepercayaan terhadap instansi ini. Jika tidak ada perubahan yang signifikan, maka penulis meyakini bahwa suatu saat instansi peradilan akan
ditinggalkan masyarakat sehingga akan terjadi proses penyelesaian hukum secara sepihak tanpa melalui proses pengadilan. Persentase yang tinggi ini ternyata lebih
banyak disebabkan oleh penanganan berlarut, penyalahgunaan wewenang serta penyimpangan prosedur penanganan masalah.
Data statistik juga menunjukkan bahwa kinerja anggota DPRDPRD juga semakin dipertanyakan. Walaupun tahun ini masalah penyimpangan di lembaga
dewan tidaklah sebanyak tahun-tahun sebelumnya, namun masih juga ada penyimpangan yang terjadi. Selama triwulan kedua tahun ini, terdapat 2 dua
kasus yang menjerat anggota DPRDPRD. Permasalahan yang ada masih seperti tahun sebelumnya, di mana anggota dewan kita terjerat kasus korupsi.
Data menunjukkan instansi kepolisian juga mengalami peningkatan dalam jumlah kasus yakni sebanyak 7 kasus. Adapun permasalahan yang ada masih
sama seperti triwulan pertama yaitu ditemukan adanya penyimpangan prosedur dan tindakan tidak layak yang dilakukan oleh oknum kepolisian. Selain itu,
instansi badan pertanahan juga kembali disorot terkait masalah pemalsuan sertifikat tanah yang ditemukan di provinsi Jawa Barat.
Provinsi yang paling banyak mendapatkan laporan masyarakat terkait masalah malpraktik di lingkungan penyelenggara negara di Indonesia selama
triwulan kedua tahun 2011 ini adalah : 1.
DKI Jakarta dengan 13 laporan terhadap berbagai instansi publik. 2.
Jawa Barat dengan 7 laporan terhadap berbagai instansi publik. 3.
Sumatera Utara dengan 5 laporan terhadap berbagai instansi publik. Dari data tersebut, jelas bahwa pelanggaran terhadap pelayanan publik
justru paling banyak terdapat di DKI Jakarta. Sama seperti laporan triwulan pertama tahun 2011.
Berdasarkan data-data tersebut, maka penulis menyusun hasil investigasi Komisi Ombudsman Nasional terhadap kinerja mutu dan pelayanan publik pada
pertengahan semester awal tahun 2011 ini dalam beberapa tabel sebagai berikut : Tabel 5
Laporan yang masuk kepada komisi ombudsman nasional Bulan Januari – Juni 2011
LAPORAN JUMLAH
Laporan Yang sudah diproses 55
100 Laporan yang belum diproses
Jumlah Laporan 55
100 Sumber : Komisi Ombudsman Nasional
Tabel 6 Laporan yang diproses
Bulan januari – juni 2011
LAPORAN JUMLAH
Laporan yang sudah ditindaklanjuti 45
81,8 Laporan yang ditolak karena tidak berwenang
5 9,1
Laporan yang ditolak karena data belum lengkap
2 3,6
Laporan yang sedang diproses 3
5,4 Jumlah Laporan
55 100
Sumber : Komisi Ombudsman Nasional
Tabel 7 Tanggapan dari instansi terkait atas rekomendasi
Komisi ombudsman nasional Bulan januari – juni 2011
REKOMENDASI JUMLAH
Rekomendasi yang ditanggapi 18
40 Rekomendasi yang belum ditanggapi
27 60
Jumlah laporan 45
100 Sumber : Komisi Ombudsman Nasional
Berdasarkan data yang disajikan tersebut dapat disimpulkan bahwa berdasarkan hasil investigasi, maka Komisi Ombudsman Nasional akan
memberikan rekomendasi kepada instansi-instansi penyelenggara publik yang mendapat keluhan dari masyarakat. Rekomendasi yang diberikan oleh
ombudsman kepada instansi terkait dapat berupa teguran maupun permintaan peningkatan kinerja agar tidak ada lagi masyarakat yang merasa dirugikan.
Dari data yang ada penulis melihat bahwa dari 45 empat puluh lima kasus yang ditindaklanjuti dan diberikan rekomendasi oleh pihak ombudsman,
ternyata hanya sebanyak 18 delapan belas kasus yang ditanggapi rekomendasinya sedangkan 27 dua puluh tujuh kasus tidak ditanggapi
rekomendasinya.
Untuk mengetahui lebih jelasnya mengenai instansi yang menanggapi rekomendasi dari Komisi Ombudsman Nasional, ada baiknya jika kita melihat
tabel di bawah ini. Tabel 8
Instansi yang menanggapi rekomendasi dari Komisi ombudsman nasional
Bulan januari – juni 2011 INSTANSI
BULAN JUMLAH
1 2
3 4
5 6
Kepolisian -
2 1
1 -
2 6
Badan Pertanahan BPN -
- -
- -
- -
Pemerintah Daerah -
- -
- 3
- 3
Kejaksaan -
- -
1 1
- 2
BUMN -
- 1
- 1
1 3
Pengadilan Negeri -
- -
- -
2 2
Pengadilan Tinggi -
- -
- -
- -
Mahkamah Agung -
- 1
- -
1 2
DPRDPRD -
- -
- -
- -
Jumlah -
2 3
2 5
6 18
Sumber : Komisi Ombudsman Nasional Tabel 9
Klasifikasi tanggapan instansi atas rekomendasi Komisi ombudsman nasional
Bulan JANUARI – JUNI 2011 INSTANSI
KLASIFIKASI TANGGAPAN Jumlah
Penelitian Penjelasan
Penyelesaian Kepolisian
3 3
- 6
Badan Pertanahan BPN -
- -
- Pemerintah Daerah
- 2
1 3
Kejaksaan 2
- -
2 BUMN
2 1
- 3
Pengadilan Negeri -
- 2
2 Pengadilan Tinggi
- -
- -
Mahkamah Agung 1
- 1
2 DPRDPRD
- -
- -
Jumlah 8
6 4
18 Sumber : Komisi Ombudsman Nasional
Berdasarkan data-data yang tersaji, maka penulis mengambil kesimpulan bahwa kinerja mutu dan pelayanan publik adalah kurang baik. Masih banyak hal
yang harus diperbaiki kinerjanya pada setiap instansi penyelenggara publik. Hal ini dapat dilihat pada tabel, di sana jelas tertulis bahwa dari 45 keluhan yang
ditanggapi oleh ombudsman dan diberikan rekomendasi, namun hanya 18 rekomendasi yang ditanggapi oleh instansi terkait.
C. Efektivitas dan Peranan Ombudsman dalam Rangka Peningkatan Mutu