Diagnosis Infeksi Toxocara sp Pada Hewan Peliharaan Di Kelurahaan PadangBulan Tahun 2012

sedikitnya lesi yang disertai reaksi alergi.Gejala klinis antara lain:demam,pembesaran hati,anemia,dan gejala mirip asma Bariah,2007. Pada manusia larva cacing tidak menjadi dewasa dan menggembara di alat-alat dalam.Kelainan yang timbul karena migrasi larva dapat dapat berupa peendarahan,nekrosis,dan peradangan yang didominasi oleh eosinofil.Kematian larva menstimulasi respons imun immediate-type hypersenstivitas yang menimbulkan penyakit viseral larva migran,dengan gejala demam,pembesaran hati dan limpa,bronkospasme.Kelainan karena migrasi larva pada retina mata disebut ocular larva migran biasanya unilateral dapat berupa penurunan penglihatan yang dapat disertai starbismus pada anak serta kebutaan Taniawati et al,2008. Luka yang mengandung larva Toxocara telah ditemukan didalam hati,otak,mata,dan paru-paru.Pneumonitis sering terjadi dan inflitrasi paru –paru pada rontgenogram.Hati dan limpa membesar.Kulit pecah-pecah pada anggota bawah dapat terjadi Koes Irianto,2009. Pada beberapa orang yang terinfeksi dengan tingginya jumlah larva Toxocara atau telah mengulangi infeksi, larva dapat melakukan perjalanan melalui bagian tubuh seperti hati, paru-paru atau sistem saraf pusat dan menimbulkan gejala seperti demam, batuk, pembesaran hati atau pneumonia. Bentuk Toxocariasis disebut Toxocariasis visceral atau VLM. Jarang, larva dapat melakukan perjalanan ke mata dan menyebabkan Toxocariasis okular atau OLM. Toxocariasis pada mata terjadi bila larva Toxocara mikroskopis memasuki mata dan menyebabkan peradangan dan jaringan parut pada retina. Tanda-tanda VLM termasuk demam, batuk, mengi, nyeri perut, dan hepatomegali. Eosinofilia sering hadir. Toxocariasis Visceral telah diusulkan sebagai penyebab asma, namun mungkin ada penyebab multifaktorial asma dan studi lebih lanjut diperlukan untuk membangun hubungan penyebab antara Toxocariasis dan asma CDC,2010.

2.8. Diagnosis

Diagnosis infeksi larva Toxocara biasaranya dibuat diklinik berdasarkan suatu trias : eosinofili yang nyata ,hepatomegali dan hiperglobulinemi.Pada infeksi yang berat diagnosis dapat dipastikan berdasarkan biopsi hati,gambaran kelainan granuloma eosinofilik yang khas serta ada larvanya Harold,1979 Reaksi kulit dan serologi dengan menggunakan berbagai antigen yang dibuat dari berbagai macam Nematoda,telah memeberikan hasil yang mempunyai harapan baik walaupun kadang-kadang meragukan.Titer tinggi untuk anti-A dan anti-B telah dilaporkan Harold,1979. Karena bahan biopsi biasanya tidak dianjurkan,tes serologik merupakan pemeriksaan yang dapat diterima secara luas.Pada pasien yang diperkirakan mengidap toksokariasis mata,titer yang tinggi dari zat anti lebih banyak dijumpai di dalam “humor aqueous” dari pada di dalam serum, hal ini menunjukkan dibentuknya zat anti secara lokal Felberg dkk,1981. Antigen rekombinan telah dihasilkan dari larva tahap kedua dari T. canis yang menjanjikan untuk menambah spesifisitas yang lebih besar untuk tes yang sudah dipercaya sekitar 92 menggunakan ELISA.ELISA memiliki tingkat sensitivitas cukup tinggi, serta sekitar 78, dengan titer lebih besar dari 1:32. Indikator lain dari infeksi termasuk hypergammaglobulinemia dan titer isohemagglutinin tinggi. Dengan demikian, konstelasi penyakit klinis yang dijelaskan di atas, riwayat kontak dengan hewan, eosinofilia, dan serologi positif, kuat mengarah ke diagnosis. Pada pemeriksaan darah tepi penderita,tampak gambaran hipereosinofilia antara 15-80 serta leukositosis yang tinggi antara 15.000 dan 80.000.Juga ditemukan kenaikan titer imunoglobulin,yaitu IgG,IgM, dan IgE yang memperkuat larva migran viseral Soedarto,2007. OLM didiagnosis terutama berdasarkan kriteria klinis selama pemeriksaan ophthalmologic.Tes immunodiagnostic yang digunakan untuk VLM yang tidak dapat diandalkan untuk OLM. Dalam sebuah penelitian, hanya 45 pasien dengan Olm klinis didiagnosis memiliki titer lebih tinggi dari 1:32 Dickson,2003 Diagnosis serologi melalui deteksi antibodi IgG terhadap antigen ekskretori-sekretori larva T.canis disertai dengan eosinofilia 2000 selmm,atau peningkatan total IgE 500 IUml dapat membantu menegakkan diagnosis.Teknik pencitraan seperti USG,CT Scan dan MRI dapat digunakan untuk mendeteksi lesi granulomatosa yang berisi larva Toxocara Taniawati et al,2008. Diagnosis dikuatkan dengan biopsi hati dan demosntrasi dari luka granulomata eosinofil yang khas dengan adanya larva Koes Irianto,2009. Test serologi sangat berguna untuk diagnosis Toxocariasis.Tesnya termasuk tes fluoresent antibodi dan ELISA menggunakan exo-antigen dari larva. Diagnosis baik Toxocariasis visceral atau Toxocariasis mata didasarkan pada adanya tanda-tanda VLM atau Olm dan sejarah paparan potensi sumber telur Toxocara menular. Diagnosis Toxocariasis visceral didasarkan pada penyakit yang kompatibel dan sejarah paparan dengan hasil positif dengan tes serologis. Tes saat ini dianjurkan adalah enzyme-linked immunosorbent ELISA dengan antigen tahap larva, biasanya ekskretorissekretori antigen yang dilepaskan ketika larva infektif Toxocara yang dibudidayakan. Kekhasan dari pengujian ini adalah baik meskipun reaktivitas silang dengan antibodi terhadap cacing gelang manusia, Ascaris lumbricoides, adalah mungkin, namun, tes menggunakan ekskretoris Toxocaraantigen sekretori meminimalkan masalah ini. Hasil serologi positif harus diinterpretasikan dengan pertimbangan status klinis pasien. Antibodi terdeteksi mungkin merupakan akibat dari infeksi di masa lalu. Juga, seropositif dapat hadir pada infeksi Toxocara tanpa gejala. Sampel serum berpasangan menunjukkan kenaikan yang signifikan dalam kadar antibodi dari waktu ke waktu mungkin berguna untuk mengkonfirmasi infeksi aktif CDC,2010.

2.9. Pengobatan