anjing.Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian mengenai infeksi Toxocara sp. di Medan tepatnya di Kelurahan PadangBulan.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan dalam penelitian ini adalah: “Infeksi Toxocara sp. pada hewan peliharaan di
daerah Padang Bulan”
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum Penelitian
Penelitian dilakukan untuk mengetahui infeksi Toxocara pada hewan peliharaan di daerah Padang Bulan
1.3.2. Tujuan Khusus Penelitian
a. Untuk mengetahui infeksi Toxocara berdasarkan kebersihan
pemelihara hewan b.
Untuk mengetahui infeksi Toxocara berdasarkan perilaku hewan c.
Untuk megetahui infeksi Toxocara berdasarkan makanan hewan d.
Untuk mengetahui infeksi Toxocara berdasarkan sanitasi
1.4 Manfaat Penelitian
Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut: a. Untuk memberikan informasi kepada masyarakat mengenai
prevalensi infeksi Toxocara pada hewan peliharaan b. Untuk meningkatkan wawasan peneliti dalam melakukan
penelitian dan meningkatkan pengetahuan peneliti mengenai prevalensi infeksi Toxocara pada hewan
peliharaan c.
Sebagai masukan bagi pihak lain yang akan melanjutkan penelitian ini ataupun penelitian yang ada kaitannya dengan penelitian ini.
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pengetahuan
Notoatmidjo 2005, mengatakan bahwa pengetahuan adalah hasil tahu seseorang terhadap obyek melalui indera yang dimilikinya dan dipengaruhi oleh
intensitas perhatian dan persepsi terhadap obyek. Pengetahuan merupakan hal yang sangat berpengaruh dalam membentuk tindakan dan sikap seseorang.
Pengetahuan dapat diukur dengan melakukan wawancara atau pemberian angket kuesioner yang menanyakan tentang isi materi yang ingin dikukur dari subjek
penelitian atau responden. 2.2.
Higiene
Kata ‘higiene’ berasal dari bahasa yunani yang berati perawatan dan pemeliharaan kesehatan.Bahan makanan yang diolah tanpa prinsip higiene dapat
mengakibatkan penyakitWidker P,2006. Pengertian higiene menurut Depkes adalah upaya kesehatan dengan
cara memelihara dan melindungi kebersihan individu subyeknya.
2.3. Perilaku
Perilaku adalah semua kegiatan atau aktifitas.Perilaku merupakan bentuk respons atau reaksi terhadap stimulus atau ransangan dari luar.
Menurut Notoatmojo,Perilaku Kesehatan adalah suatu respons sesorang organisme terhadap stimulus atau objek yang berkaitan dengan sakit dan
penyakit,sistem pelayanan kesehatan,makanan dan minuman, serta lingkungan.
2.4. Epidemiologi
Toxocara canis dan Toxocara cati pada anjing dan kucing tersebar luas di seluruh dunia,dan kasus manusia dengan infeksi larva yang tidak diketahui
mungkin tersebar lebih luas daripada yang telah dilaporkan dari Amerika Serikat,
Inggris,Eropa, dan Asia Harold,1979.
Toxocara dilaporkan dari berbagai tempat di seluruh dunia, terutama didaerah tropis dan subtropis yang penduduknya banyak memelihara anjing dan
kucing. Infeksi pada manusia terjadi karena termakan telur infektif cacing yang mencemari makanan atau minuman.Sumber penularan utama adalah tanah yang
tercemar tinja kucing atau anjing yang mengandung telur cacing Toxocara.Anak- anak anjing atau kucing penderita toxocarisis yang berumur antara 3 minggu dan
3 bulan merupakan sumber utama infeksi,dan banyak mengeluarkan telur cacing melalui tinjanya yang mencemari tanah pekarangan,pasir tempat bermain
anak,dan taman bermain dikota.Tanah yang sudah tercemar telur Toxocara dapat tetap infektif sampai beberapa tahun lamanya.Kebiasaan makan makanan yang
kurang bersih atau kurang menjaga kebersihan sesudah bermain,meningkatkan terjadinya risiko penularan Soedarto,2007
Cacing tersebar secara kosmopolit;juga ditemukan di Indonesia.Di Jakarta prevalensi pada anjing 38,3 dan pada kucing 26 Taniawati et al,2008.
Anjing dan kucing yang terinfeksi melepaskan telur Toxocara dalam kotoran mereka dan mencemari lingkungan. Manusia atau hewan lain dapat
terinfeksi oleh sengaja menelan telur Toxocara. Sebagai contoh, manusia dapat terjangkit jika mereka bekerja dengan kotoran dan sengaja menelan kotoran yang
mengandung telur Toxocara.Karena anjing dan kucing sering ditemukan dimana orang hidup, mungkin ada sejumlah besar telur yang terinfeksi di lingkungan
CDC,2010. 2.5.
Morfologi
Toxocara dewasa yang hidup didalam usus halus anjing atau kucing umurnya dapat mencapai 4 bulan.Cacing jantan mempunyai ekor yang
melengkung sedangkan cacing betina mempunyai ekor runcing.Disekeliling mulut cacing dewasa terdapat 3 buah bibir yang bebrbentuk khas,sedang didaerah leher
terdapat cervical alae yang lebar.Larva infektif cacing berukuran lebih kurang 400u x 20u.Telur Toxocara berbentuk oval dengan permukaan yang bergerigi
kecil,berwarna cokelat muda dan berdinding tebal.Telur cacing mempunyai ukuran sekitar 85u x 75u pada Toxocara canis dan berukuran 65ux70u pada
Toxocara cati Soedarto,2007. Toxocara canis merupakan parasit di dalam usus halus anjing dan
rubah.Telur cacing berdinding tebal,berukuran 90x75 mikron.Cacing jantan panjangnya mencapai 10 cm dan yang betina panjangnya 18 cm.Memiliki alae
cervicalis dan alae caudalis.Toxocara cati parasit di dalam usus halus kucing.Cacing jantan panjangnya 3-6 cm mempunyai perianal papilae
spesifik.Cacing betina panjangnya 4-10 cm dan mempunyai alae cervicalis sangat lebar.Telur berukuran 65-75 mikron Bariah,2007.
Toxocara canis jantan mempunyai ukuran panjang 3,6-8,5 cm sedangkan yang betina 5,7-10 cm, Toxocara cati jantan 2,5-7,8 cm,yang betina 2,5-14
cm.Bentuknya menyerupai Ascaris Lumbricoides muda.Pada Toxocara canis terdapat sayap servikal yang berbentuk seperti lanset,sedangkan pada Toxocara
cati bentuk sayap lebih lebar,sehingga kepalanya menyerupai kepala ular kobra.Bentuk ekor kedua spesies hampir sama;yang jantan ekornya berbentuk
seperti tangan dengan jari yang sedang menunjuk digitiform,sedangkan yang betina ekornya bulat meruncing Taniawati et al,2008
Gambar 2.1 Morfologi Toxocara CDC,2010
2.6. Siklus Hidup