Tatacara Pelaksanaan Pembayaran Pajak Kendaraan Bermotor Pada Kantor Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap (SAMSAT) Perdagangan Kabupaten Simalungun

(1)

LAPORAN TUGAS AKHIR

TATACARA PELAKSANAAN PEMBAYARAN PAJAK KENDARAAN BERMOTOR PADA KANTOR SISTEM ADMINISTRASI MANUNGGAL SATU ATAP ( SAMSAT) PERDAGANGAN KABUPATEN SIMALUNGUN

O L E H

NAMA : INDAH PUTRI ANATA NASUTION NIM : 102600084

Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Menyelesaikan Studi Pada Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2013


(2)

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT yang telah memberikan kesempatan dan penyertaanNya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini dengan baik dan sesuai dengan waktu yang telah direncanakan.

Penulisan Tugas Akhir ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Ahli Madia (A.Md). Adapun judul Tugas Akhir ini adalah “Tatacara Pelaksanaan Pembayaran Pajak Kendaraan Bermotor Pada Kantor Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap (SAMSAT) Perdagangan Kabupaten Simalungun”.

Dalam kesempatan ini penulis juga ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu, memberikan dukungan, motivasi, dan inspirasi kepada penulis. Ucapan terima kasih disampaikan kepada :

1. Allah SWT yang telah memberikan Rahmat dan Hidayah Nya dan senantiasa memberikan jalan dan kesabaran kepada penulis.

2. Bapak Prof. DR. Badarudin, M.Si, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Sumatera Uatara.

3. Bapak Drs. Alwi Hashim Batubara, M.Si, selaku Ketua Program Studi Administrasi Perpajakan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Sumatera Utara 4. Ibu Arlina, SH, M.Hum selaku Sekretaris Program Studi Administrasi


(3)

5. Bapak Samsurizal, S.Sos selaku Supervisor Lapangan yang telah banyak membantu memberikan bimbingannya selama masa Tugas Akhir ini.

6. Seluruh Dosen dan Staf Pegawai D-III Administrasi Perpajakan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara yang telah membantu segala administrasi pada masa perkuliahan.

7. Buat Keluarga besar penulis khususnya buat Ayahanda dan Ibunda tercinta , MT. Nasution dan Nurjannah terima kasih buat kasih sayang dan semua yang ibunda berikan buat penulis.

8. Kepada Bapak Patar Novery M.P Hutabarat, selaku pembimbing di Training On Trainers (TOT) Tax Centre FISIP USU yang telah banyak memberikan ilmu dan motivasi kepada penulis serta rekan-rekan seperjuangan di Training On Trainers (TOT) Tax Centre FISIP USU yakni kak Cintya Martha, kak Nurul Choiriah Purba, Chandra, Hanibal, Olanita Ritonga, Fiqih Eria Sandi, Tasya Farera Bangun, Hafiza Ulfani, Fanny Nurina, Marisi, Wirdha Rahma Siagian dan Uun Lestari.

9. Buat Ibu Corby Siburian, Abangda Afrizal Pasaribu S.Sos, Bapak Indra Efendy Rangkuti S.Sos yang telah banyak membantu dan member masukan selam masa perkuliahan sampai selesainya tugas akhir ini.

10. Buat adik-adik penulis tersayang M. Rizkianata Nasution dan Suci Maulidianata Nasution yang telah mendukung penulis dalam penulisan tugas akhir.


(4)

11. Buat Ibu Yuni dan Indra Gunawan Rukmana tersayang terima kasih atas doanya dan dukungannya selama masa perkuliahan dan hingga selesainya tugas akhir ini.

12. Penulis juga secara khusus mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada sahabat-sahabat penulis Olanita Ritonga, Della Alvyonita, Widya, Fiqih Eria Sandi, Fitri Aprilia, Uun Lestari, untuk kasih sayang, pengertian dan dukungan, penulis banyak belajar dari kalian. Dan Terima Kasih Buat seluruh Tax A,B,C 2010 yang tidak bisa penulis sebutin satu persatu terima kasih.

Demikianlah yang dapat penulis sampaikan, besar harapan penulis pada Tugas Akhir ini dapat bermanfaat untuk kita semua. Atas bantuan teman-teman semua penulis ucapkan banyak terima kasih.

Medan, Juli 2013 Hormat Saya


(5)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………..………..…...i

DAFTAR ISI………..………..…iv

BAB 1 PENDAHULUAN………..……….…….1

A.Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri ……….…...……...1

B.Tujuan dan Manfaat Praktik Kerja Lapangan Mandiri…………..……...4

C.Uraian Teoritis ..………...………….…6

D.Ruang Lingkup Praktik Kerja Lapangan Mandiri …………..…………..8

E. Metode Praktik Kerja Lapangan Mandiri ……….………8

F. Metode Pengumpulan Data ……….………....10

G.Sistematika Penulisan Laporan Praktik Kerja Lapangan Mandiri ….….10 BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PRAKTIK KERJA ………….….12

A. Sejarah Singkat Dinas Pendapatan Provinsi Sumatera Utara…….…….12

B. Struktur Organisasi Dinas Pendapatan Provinsi sumatera Utara………16

C. Uraian Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Pendapatan Sumatera Utara….18 D. Sejarah Singkat Terbentuknya SAMSAT Perdagangan ………...19

E. Struktur Organisasi SAMSAT Perdagangan ………..20

F. Tugas dan Fungsi ………....21

G. Gambaran Pegawai Pada Kantor SAMSAT Perdagangan ………..23


(6)

A. Pengertian Pajak Daerah dan Pajak Kendaraan Bermotor ……….…….25

B. Ketentuan ………25

C. Dasar Hukum Pemungutan Pajak Daerah………27

D. Objek dan Subjek Pajak Kendaraan Bermotor ………...28

E. Saat Terutang Pajak Kendaraan Bermotor ………..29

F. Dasar Pengenaan Pajak Kendaraan Bermotor ………30

G. Tarif Pajak Kendaraan Bermotor ……….…...32

H. Prosedur Pemungutan Pajak Kendaraan Bermotor ……….33

BAB IV ANALISIS DAN EVALUASI DATA……….…42

A. Tatacara Pembayaran Pajak Kendaraan Bermotor………. 42

B. Sanksi – sanksi bagi Wajib Pajak jika tidak memenuhi kewajiban Perpajakannya ……….44

C. Hambatan dan Kendala yang terjadi pada pelayanan SAMSAT Perdagangan ………46

D. Upaya yang dilakukan terhadap Hambatan dan Kendala yang di Hadapi pada pelayanan SAMSAT Perdagangan ………47

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ………49

A. Kesimpulan ………49

B. Saran ………..50


(7)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)

Praktik Kerja Lapangan Mandiri adalah salah satu proses yang harus dilewati dan dilaksanakan untuk memenuhi salah satu syarat menyelesaikan studi pada Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan Universitas Sumatera Utara, oleh sebab itu mahasiswa/i diwajibkan melakukan riset dan pengumpulan data yang diperlukan untuk pembuatan Tugas Akhir melalui Praktik Kerja Lapangan Mandiri yang akan saya laksanakan melalui Kantor Bersama Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap (SAMSAT ) Perdagangan Kabupaten Simalungun. Dalam hal ini saya tertarik untuk membahas dan melakukan risat mengenai Tatacara Pelaksanaan Pembayaran Pajak Kendaran Bermotor pada Kantor Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap (SAMSAT) Perdagangan Kabupaten Simalungun.

Pada saat ini sektor perpajakan memegang peranan penting sebagai sumber penerimaan utama Negara, baik itu penerimaan oleh pmerintah pusat maupun pemerintah daerah. Berdasarkan pelaku pemungutannya, pajak dapat dibedakan atas dua yaitu pajak pusat dan pajak daerah.

Pendapatan asli daerah antara lain berupa Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. Pajak Daerah dan Retribusi Daerah adalah salah satu sumber pembiayaan penyelenggaraan pemerintah dan pembangunan daerah guna meningkatkan dan meratakan kesejahteraan masyarakat.


(8)

Oleh karena itu, dalam rangka meningkatkan penerimaan daerah berasal dari Pendapatan Asli Daerah (PAD) dituntut kerjasama dari semua pihak khususnya masyarakat yang mempunyai andil cukup besar dalam meningkatkan pembangunan daerah. Serta peranan kemampuan dan keahlian dari aparat pemerintah dalam mengelola sumber-sumber pemasukan daerah secara optimal sangat diperlukan. Dalam hal ini salah satu lembaga pemerintahan yang berperan aktif dalam mengelola pendapatan asli daerah adalah Kantor Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap (SAMSAT) Perdagangan Kabupaten Simalungun.

Menurut Undang- Undang Nomor 28 tahun 2009, pajak daerah terbagi atas Pajak Provinsi dan Pajak Kabupaten/Kota, sebagai berikut :

1. Pajak Provinsi yaitu pajak daerah yang dipungut oleh Provinsi, yang terdiri dari : a. Pajak Kendaraan Bermotor

b. Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor c. Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor. d. Pajak Air Permukaan.

e. Pajak Rokok

2. Pajak Kabupaten/Kota yaitu pajak yang dipungut oleh daerah kabupaten/kota, yang terdiri dari :

a. Pajak Hotel b. Pajak Restoran c. Pajak Hiburan d. Pajak Reklame


(9)

e. Pajak Penerangan Jalan

f. Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan g. Pajak Parkir

h. Pajak Air Tanah

i. Pajak Sarang Burung Walet

j. Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Pedesaan dan Perkotaan k. Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan

Berbagai jenis pajak diatas merupakan sumber pendapatan daerah yang memiliki potensial adalah Pajak Kendaraan Bermotor. Oleh karena itu, dengan melihat kenyataan di lapangan semakin banyak masyarakat yang memiliki kendaraan bermotor tentunya akan menambah pemasukan pemerintah daerah. Dan adanya mata kuliah Pajak dan Retribusi Daerah menjadi dasar teori dalam melakukan Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) yang menjadi salah satu syarat dalam menyelesaikan studi pada Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan.

Berdasarkan uraian diatas, penulis merasa tertarik untuk menulis laporan Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) ini dengan judul, “TATACARA PELAKSANAAN PEMBAYARAN PAJAK KENDARAAN BERMOTOR PADA KANTOR SISTEM ADMINISTRASI MANUNGGAL SATU ATAP (SAMSAT) PERDAGANGAN KABUPATEN SIMALUNGUN”.


(10)

B. Tujuan Dan Manfaat Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)

Praktik Kerja Lapangan Mandiri merupakan salah satu syarat yang wajib dilaksanakan oleh mahasiswa untuk menyelesaikan pendidikan Program Diploma III Administrasi Perpajakan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara (FISIP USU).

1. Tujuan Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)

Adapun yang menjadi tujuan penulis dalam melaksanakan Praktik Kerja Lapangan Mandiri ini adalah :

1.1Untuk mengetahui Tata Cara Pemungutan Pajak Kendaraan Bermotor. 1.2Untuk mengetahui Dasar pengenaan Pajak Kendaraan Bermotor. 1.3Untuk mengetahui Tarif Pajak Kendaraan Bermotor.

1.4Untuk mengetahui saat Terutang Pajak Kendaraan Bermotor.

1.5Upaya-upaya yang dilakukan SAMSAT Perdagangan untuk menyadarkan wajib pajak dalam pembayaran Pajak Kendaraan Bermotor.

2. Manfaat Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)

2.1Bagi Mahasiswa

a. Untuk mengetahui bagaimana tata cara pelaksanaan pembayaran pajak kendaraan bermotor pada kantor SAMSAT.

b. Menambah motivasi belajar dan mengetahui dunia kerja yang sebenarnya. c. Menjadikan mahasiswa sebagai tenaga ahli yang siap pakai terutama dibidang


(11)

d. Mampu berkomunikasi pada orang lain.

e. Menambah wawasan dan ilmu pengetahuan mahasiswa, sehingga dapat meningkatkan potensi yang ada didalam dirinya tentang pengetahuan administrasi perpajakan.

2.2 Bagi SAMSAT

a. Dengan dilaksanakan Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) bagi mahasiswa dituntut keikut sertaan terhadap instansi baik berupa saran maupun kritikan yang bersifat membangun yang menjadi sumber masukan untuk meningkatkan kinerja di lingkungan instansi tersebut.

b. Sebagai sarana untuk mempererat hubungan yang positif antara Dinas Pendapatan Perdagangan khususnya SAMSAT Perdagangan dengan lembaga pendidikan Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara (FISIP USU).

2.3 Bagi Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara

a. Memberikan keterampilan mahasiswa khususnya di bidang perpajakan.

b. Memperkenalkan sumber daya Manusia Universitas Sumatera Utara Khususnya Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan.

c. Membuka interaksi antara dosen dan instansi pemerintahan khususnya dalam ilmu pengetahuan melalui Praktik Kerja Lapangan Mandiri.


(12)

C. Uraian teoritis 1. Pengertian Pajak

Menurut Prof.Dr.Rochmat Soemitro, SH (dalam Mardiasmo,2008:1), pajak adalah iuran rakyat kepada kas Negara berdasarkan undang-undang (yang dapat dipaksakan) dengan tiada mendapat jasa imbal (kontra pretasi) yang langsung dapat ditunjukkan dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum.

2. Pengertian Pajak Kendaraan Bermotor

Pajak Kendaraan Bermotor adalah pajak atas kepemilikan dan/atau penguasaan kendaraan bermotor. Kendaraan Bermotor adalah semua kendaraan beroda beserta gandengannya yang digunakan di semua jenis jalan darat, dan digerakkan oleh peralatan teknik berupa motor atau peralatan lainnya yang berfungsi untuk mengubah suatu sumber daya energi tertentu menjadi tenaga gerak kendaraan bermotor yang bersangkutan, termasuk alat-alat berat dan alat-alat besar yang dalam operasinya menggunakan roda dan motor dan tidak melekat secara permanen serta kendaraan bermotor yang dioperasikan di air.

2.1 Subjek dan Wajib Pajak Kendaraan Bermotor

Subjek Pajak Kendaraan Bermotor adalah orang pribadi atau badan yang memiliki dan/atau menguasai Kendaraan Bermotor. Sedangkan Wajib Pajak Kendaraan Bermotor adalah orang pribadi atau Badan yang memiliki Kendaraan Bermotor.


(13)

2.2Objek Pajak Kendaraan Bermotor

Objek Pajak Kendaraan Bermotor adalah kepemilikan dan/atau penguasaan kendaraan bermotor oleh orang pribadi atau badan.

2.3Dasar pengenaan Pajak Kendaraan Bermotor

Untuk Dasar pengenaan Pajak Kendaraan Bermotor adalah hasil perkalian dari 2 (dua) unsur pokok:

a. Nilai Jual Kendaraan Bermotor; dan

b. Bobot yang mencerminkan secara relatif tingkat kerusakan jalan dan/ayau pencemaran lingkungan akibat penggunaan Kendaraan Bermotor.

2.4 Tarif Pajak Kendaraan Bermotor

a. Untuk kepemilikan Kendaraan Bermotor pertama paling rendah sebesar 1% (satu persen) dan paling tinggi sebesar 2% (dua persen). Dan untuk kepemilikan Kendaraan Bermotor kedua dan seterusnya tarif dapat ditetapkan secara progresif paling rendah sebesar 2% (dua persen) dan paling tinggi sebesar 10% (sepuluh persen).

b. Untuk kendaraan bermotor umum paling rendah 0.5% (nol koma lima persen) dan paling tinggi sebesar 1% (satu persen)

c. Untuk kendaraan bermotor alat-alat berat dan alat-alat besar paling rendah 0.1% (nol koma satu persen) dan paling tinggi sebesar 0.2% (nol koma dua persen)


(14)

2.5Pembayaran Pajak Kendaraan Bermotor Terutang

Pajak Kendaraan Bermotor dikenakan untuk Masa Pajak 12 (dua belas) bulan berturut-turut terhitung mulai saat pendaftaran Kendaraan Bermotor.

D. Ruang Lingkup Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)

Melalui Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM), Penulis ingin mengetahui beberapa masalah berikut :

1 Tata cara perhitungan Pajak Kendaraan Bermotor pada kantor SAMSAT Perdagangan Kabupaten Simalungun

2 Sanksi Administrasi dan denda yang dikenakan pada Wajib Pajak Kendaraan Bermotor

3 Persyaratan yang perlu dilengkapi Wajib Pajak dalam Pembayaran Pajak Kendaraan Bermotor

E. Metode Praktik Kerja Lapangan Mandiri

Untuk mendapatkan dan mengumpulkan data serta informasi yang sesuai, maka metode yang digunakan sebagai berikut :

1. Tahap Persiapan

Pada tahap ini penulis melakukan pengajuaan judul kepada Ketua Program studi Diploma III Administasi Perpajakan, penentuan judul, persetujuan judul


(15)

oleh Ketua Program studi Diploma III Administasi Perpajakan, menyusun proposal Praktik Kerja Lapangan Mandiri, seminar proposal Praktik Kerja Lapangan Mandiri, persetujuan proposal Praktik Kerja lapangan Mandiri, penentuan dosen pembimbing oleh Ketua Program studi Diploma III Administrasi Perpajakan, konsultasi dengan dosen pembimbing, serta membuat surat izin Praktik Kerja Lapangan Mandiri ke instansi yang dituju. 2. Studi Literatur

Pada tahap ini penulis mencari dan mengumpulkan sumber-sumber pustaka seperti undang-undang, buku-buku pajak, dan literatur lain yang berhubungan dengan objek PKLM.

3. Observasi Lapangan

Dilakukan pengamatan langsung SAMSAT Perdagangan Kabupaten Simalungun mengenai objek studi khususnya tatacara pembayaran pajak kendaraan bermotor.

4. Pengumpulan Data a. Data Primer

Bersumber dari pihak yang mengetahui tentang Pajak Kendaraan Bermotor khususnya pada kantor SAMSAT Perdagangan Kabupaten Simalungun.

b. Data Sekunder

Bersumber dari buku-buku tentang perpajakan , serta buku-buku lain yang berhubungan dengan pajak daerah.


(16)

F. Metode Pengumpulan Data

Adapun cara pengumpulan data adalah sebagai berikut: 1. Wawancara (Interview)

Yaitu melakukan tanya jawab secara langsung dengan pihak terkait mengenai hal-hal yang terkait dengan masalah yang diteliti.

2. Daftar Observasi (Observation Guide)

Yaitu penulis terjun langsung ke lapangan dengan melihat, mendengarkan, dan meneliti secara langsung, tujuannya adalah untuk memperoleh sumber data yang diperlukan.

3. Daftar Dokumentasi (Optional Guide)

Yaitu dengan menggunakan dokumen-dokumen resmi mengenai tata cara peaksanaan

Pembayaran Pajak Kendaraan Bermotor.

G. Sistematika Penulisan Laporan Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) BAB I : PENDAHULUAN

Pada bab ini penulis menjelaskan mengenai latar belakang yang menjadi dasar pemilihan dalam penyusunan laporan, tujuan dan manfaat, ruang lingkup, metode praktik, metode pengumpulan data serta sistematika penulisan laporan.


(17)

BAB II : GAMBARAN UMUM LOKASI PKLM

Pada bab ini diuraikan tentang gambaran umum objek lokasi PKLM BAB III : GAMBARAN DATA DAN HASIL PKLM

Pada bab ini penulis menguraikan ketentuan yang mengatur tentang pelaksanaan pembayaran Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) dan lain-lain yang dilakukan selama melakukan Praktik Kerja Lapangan

BAB IV : ANALISA DAN EVALUASI

Pada bab ini penulis akan membahas dan menganalisa kemudian mengadakan evaluasi serta interprestasi untuk menjawab perumusan masalah yang diajukan.

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bab ini penulis mengemukakan tentang kesimpulan dan saran mengenai objek Praktik Kerja Lapangan Mandiri dan permasalahan yang penulis hadapi selama melaksanakan Praktik Kerja Lapangan Mandiri dilapangan.

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(18)

GAMBARAN UMUM OBJEK LOKASI PRAKTIK KERJA

A. Sejarah Singkat Dinas Pendapatan Provinsi Sumatera Utara

Pada mulanya, urusan pengelolaan Pendapatan Daerah berada dalam koordinasi Biro Keuangan (Sekretariat ) sebagai Bagian Pajak dan Pendapatan. Berdasarkan Surat Keputusan (SK) Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Sumatera Utara No. 102/II/GSU tanggal 6 Maret 1973 tentang Susunan Organisasi Tata Kerja Setwilda Tingkat I Sumatera Utara, Biro Keuangan berubah menjadi Direktorat Keuangan sejak tanggal 16 Mei 1973. Dengan demikian bagian Pajak dan Pendapatan juga berubah bentuk menjadi Sub Direktorat Pendapatan Daerah pada Direktorat Keuangan.

Dengan terbitnya SK Gubernur Sumatera Utara tanggal 21 Maret 1975 No.137/II/GSU ( berdasarkan SK Mendagri tanggal 7 November 1974 No.Finmat 7/15/3/74), makam terhitung sejak 1 April 1975, Sub Direktorat Pendapatan Daerah ditingkatkan menjadi Direktorat Pendapatan Daerah.

Pada tanggal 1 September 1975 No. KUPD 3/12/43 tentang pembentukan Dinas Pendapatan Daerah Tingkat II di seluruh Indonesia, maka dengan demikian Direktorat Pendapatan Daerah berubah menjadi Dinas Pendapatan Daerah. Semula pembentukannya berdasarkan SK Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Sumatera Utara No. 143/II/GSU, yang kemudian dikukuhkan dengan Perda Provinsi Sumatera Utara No. 4 Tahun 1976, yang mulai berlaku 31 Maret 1976. Setelah Otonomi Daerah, tugas pokok dan fungsi Dinas pendapatan Daerah diatur pada Perda Provinsi


(19)

Sumatera Utara No.3 Tahun 2001 tentang Organisasi Dinas-Dinas Daerah Provinsi Sumatera Utara dan Sk Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Sumatera Utara No. 060.254.K tahun 2002.

SAMSAT merupakan singkatan dari ‘ Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap” adalah gabungan tiga instansi yang mempunyai tuga dan fungsi yang berbeda tetapi mempunyai objek dana yaitu kendaraan bermotor yang berdomisili daerah Provinsi Sumatera Utara.

Instansi yang terkait dalam Kantor Bersama Samsat yaitu:

1. Kepolisian Daerah Provinsi Sumatera Utara yaitu DITLANTAS POLDA. 2. Pemerintah Provinsi Sumatera Utara yaitu Dinas Pendapatan Provinsi.

3. Departemen Keuangan yaitu : PT. (Persero) Jasa Raharja Cabang Sumatera Utara.

Berdirinya Kantor Bersama Samsat merupakan tindak lanjut Surat Keputusan Bersama Tiga Menteri ( Menhankam, Menkeu, Menteri Dalam Negeri) yang membentuk kerja sama dengan system baru yang disebut Sistem Administrasi manunggal Satu Atap ( Online Under Room Operation ) dengan tujuan sebagai berikut :

1. Sebagai usaha untuk lebih meningkatkan Pelayanan kepada masyarakat pemilik Kendaraan Bermotor yang berdomisisli di Provinsi Sumatera Utara. 2. Meningkatkan Pendapatan provinsi Sumatera Utara melalui penerimaan dari


(20)

3. Meningkatkan pendapatan Provinsi Sumatera Utara melalui penerimaan Asuransi Kerugian Kecelakaan Jasa Raharja Cabang Utama Sumatera Utara yang merupakan Aparat Departemen Keuangan Provinsi Sumatera Utara.

4. Sebagai usaha menyeragamkan tindakan, ketertiban dan kelancaran pengadaan Administrasi Kendaraan Bermotor.

Adapun wilayah kerja pelayanan SAMSAT Se-Sumatera Utara yaitu: 1. SAMSAT Medan Utara

2. SAMSAT Medan Selatan 3. SAMSAT Binjai

4. SAMSAT Stabat

5. SAMSAT Lubuk Pakam 6. SAMSAT Tebing Tinggi 7. SAMSAT Kabanjahe 8. SAMSAT Tanjung Balai 9. SAMSAT Sidikalang 10.SAMSAT Kisaran 11.SAMSAT Rantau Prapat 12.SAMSAT Pematang Siantar 13.SAMSAT Balige

14.SAMSAT Tarutung 15.SAMSAT Nias 16.SAMSAT Sibolga


(21)

17.SAMSAT Padang Sidimpuan 18.SAMSAT Panyabungan 19.SAMSAT Pangkalan Brandan 20.SAMSAT Kota Pinang

21.SAMSAT Sibuhuan

22.SAMSAT Serdang Bedagai 23.SAMSAT Aek Kanopan 24.SAMSAT Barus

25.SAMSAT Natal

26.SAMSAT Gunung Tua 27.SAMSAT Perdagangan 28.SAMSAT Pangururan 29.SAMSAT Salak 30.SAMSAT Lima Puluh 31.SAMSAT Dolok Sanggul 32.SAMSAT Teluk Dalam 33.SAMSAT Gerai Marelan 34.SAMSAT Gerai Indrapura 35.SAMSAT Gerai Perbaungan

36.SAMSAT dan SIM CORNER Sun Plaza Medan 37.SAMSAT CORNER Plaza Medan Fair


(22)

B. Struktur Organisasi Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Sumatera Utara Berpedoman Surat Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor KUPD 7/7-39-26 tanggal 31 Maret 1978 dan Surat Keputusan Gubernur Sumatera Utara Nomor 830/II/GSU tanggal 7 Oktober 1978 ditetapkan Struktur Organisasi dan Tata Kerja Dinas Pendapatan Daerah Sumatera Utara yaitu dalm menyikapi pelaksanaan otonomi Daerah sesuai Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 dan Peraturan Pemerintah Nomor 84 Tahun 2000 tentang Pedoman Organisasi Perangkat Daerah, maka dengan Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Dinas-Dinas Daerah Provinsi yang lebih lanjut ditetapkan Keputusan Gubernur Sumatera Utara Nomor 060.254.K/Tahun 2002, maka susunan organisasi Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Sumatera Utara terdiri dari :

1. Kepala Dinas 2. Wakil Kepala Dinas

3. Bagian Tata Usaha terdiri dari : a. Sub Bagian Kepegawaian b. Sub Bagian Keuangan

c. Sub Bagian Umum dan Perlengkapan d. Sub Bagian Organisasi dan Hukum 4. Sub Dinas Bina Program

a. Seksi Perencanaan dan Pengembangan b. Seksi Penyuluhan


(23)

5. Sub Dinas Pajak Kendaraan Bermotor dan Kendaraan di Atas Air a. Seksi Teknis Perpajakan

b. Seksi Sengketa Pajak dan Keberatan c. Seksi Pembukuan dan Pelaporan

6. Sub Dinas Pajak pengambilan dan pemanfaatan Air Bawah Tanah / Air Permukaan dan Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor

a. Seksi Teknis Perpajakan b. Seksi Sengketa dan Keberatan c. Seksi Pembukuan dan Pelaporan

7. Sub Dinas Retribusi dan Pendapatan Lain-Lain a. Seksi Teknis Retribusi

b. Seksi Bagi Hasil Pajak dan Bukan Pajak c. Seksi Penerimaan Lain-lain

d. Seksi Pembukuan dan Pelaporan 8. Sub Dinas Pengendalian dan Pembinaan

a. Seksi Pengendalian dan Pembinaan b. Seksi Pengendalian Aparat Pelaksana

c. Seksi Pembinaan Teknis Administrasi Pendapatan d. Unit Pelaksana Teknis


(24)

C. Uraian Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Pendapatan Provinsi Sumatera Utara

Dinas Pendapatan adalah unsure pelaksana Pemerintahh Provinsi Sumatera Utara dipimpin oleh seorang Kepala Dinas, berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Daerah melalui Sekretaris Daerah untuk mengoptimalkan sumber pemasukan dan sumber dana terhadap Pendapatan Daerah untuk keperluan pembiayaan Pemerintah Daerah maka Dinas Pendapatan mempunyai tugas menyelenggaran sebagian kewenangan Pemerintahan Provinsi dan tugas tersebut adalah dekonsentrasi di bidang pendapatan.

Dalam melaksana kegiatannya Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Sumatera Utar, mempunyai tugas sebagai berikut :

1. Memimpin dan mengkoordinir segala usaha di bidang pungutan dan pendapatan daerah berdasarkan ketentuan yang digariskan oleh Pemerintah Pusat maupun Pemerintah daerah.

2. Mengadakan penelitian dan mengevaluasi tata cara pemungutan pajak retribusi ataupun pungutan lainnya yang diadakan oleh Pemerintah Pusat yang telah diserahkan kepada Kepala Daerah maupun pungutan-pungutan yang diadakan Pemerintah Daerah sepanjang hal itu menjadi hak dan wewenang guna menciptakan atau mencari system baru yang lebih berdaya guna dan berhasil guna.

3. Melaksanakan segala usaha dan kegiatan pemungutan, pengumpulan dan pemasukan Pendapatan Daerah ke dalam kas daerah secara maksimal baik


(25)

terhadap sumber pendapatan yang ada maupun dengan penggalian sumber pendapatan yang baru berdasarkan kebijakan-kebijakan yang telah ditetapkan oleh Kepala Daerah dan atau peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Dan untuk melaksanakan tugas tersebut, maka Dinas Pendapatan Daerah menyelenggarakan fungsi sebagai berikut :

1. Menyiapkan bahan perumusan perencanaan/program dan kebijaksanaan teknis di bidang Pendapatan.

2. Menyelenggarakan pembinaan program Pajak Kendaraan Bermotor dan Kendaraan di Atas Air, Pajak Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor, Retribusi dan Pendapatan Lain-Lain, Pengendalian dan Pembinaan.

3. Melaksanakan tugas-tugas yang berkaitan dengan pendapatan sesuai dengan Ketetapan Kepala Daerah.

D. Sejarah Singkat Terbentuknya SAMSAT Perdagangan

Kantor SAMSAT Perdagangan didirikan pada tanggal 26 Mei 2009. Visi : Tercapainya PAD dari Pajak Kendaraan Bermotor

Misi : Sebagai Pemasukan Negara dibidang PKB

Motto : Kami Siap Melayani dan Senyum Anda Kebahagiaan Kami


(26)

KEPALA UNIT PELAKSANA TEKNIS

KASUBBAG TATA USAHA

Untuk mencapai tujuan diperlukan sarana dan prasarana agar tugas yang diemban dapat diselesaikan dengan sebaik-baiknya, atau sebab itu diperlukan sarana yang tepat salah satunya diantaranya adalah organisasi.

Struktur adalah bagian yang menggambarkan bagan-bagan fungsi kegiatan atas pekerjaan. Sementara organisasi adalah wadah untuk melaksanakan keseluruhan proses kegiatan kerjasama anatara dua orang atau lebih untuk mencapai tujuan yang ditetapkan bersama. Jadi struktur organisasi adalah suatu sistem pembagian tugas kegiatan antara dua orang atau lebih untuk mencapai tujuan bersama.

Struktur Organisasi SAMSAT Perdagangan

Sumber : Kantor SAMSAT Perdagangan 2013 F. Tugas dan fungsi

KASI PLL KASI PKB

BENDAHARA


(27)

Adapun uraian tugas pokok dan fungsi pada Kantor SAMSAT Perdagangan adalah sebagai berikut:

1. Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT)

a. Penyusunan dan penyempurnaan standar-standar pendataan potensi, penyuluhan, pengadministrasian, dan pengutipan.

b. Penyetoran dan penyempurnaan standar-standar hasil pengutipan PKB-KAA,BBNKB-KAA, Retribusi dan pendapatan lain-lain.

c. Penyelenggaraan optimalisasi pendapatan potensi, pengadministrasian, pengutipan dan penyetoran ke Kas Daerah pelaporan hasil pengutipan PKB-KAA,BBNKB , Retribusi dan pendapatan lain-lain serta pelaporannya sesuai ketentuan dan standar yang ditetapkan.

d. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas dan Wakil Kepala Dinas, sesuai bidang tugas dan fungsinya.

e. Pemberian masukan yang perlu kepada Kepala Dinas dan Wakil Kepala Dinas, sesuai bidang dan fungsinya.

f. Pelaporan dan pertanggung-jawaban atas pelaksana tugas dan fungsinya kepada Kepala Dinas dan Wakil Kepala Dinas sesuai standar yang ditetapkan. 2. Subbag Tata Usaha

a. Mengajukan daftar barang cetakan dan ATK setiap bulan.

b. Mengajukan daftar permintaan uang makan, pegawai UPT, Polisi, Jasa Raharja, dan gaji petugas kebersihan dan serta jaga malam.


(28)

c. Mendata dan mengumpulkan laporan bulanan setiap seksi untuk dikirimkan kepada Kadispenda Provsu sebagai bahan pelaksanaan kegiatan setiap hari. d. Menginventariskan seluruh laporan bulanan setiap seksi kepada Ka.UPT. e. Meneruskan usulan gaji berkala dan kenaikan pangkat pegawai.

3. Seksi Pajak Kendaraan Bermotor ( PKB )

a. Melakukan pendataan potensi , penetapan, dan penagihan pajak kendaraan bermotor.

b. Melaksanakan tugas lain yang diberikan kepada Ka.UPT sesuai tugas dan fungsinya.

c. Mempertanggung-jawabkan pelaksanaan tugasnya kepada Ka.UPT sesuai dengan bidang dan tugasnya.

d. Memberikan masukan yang perlu kepada Ka.UPT sesuai dengan bidang dan fungsinya.

4. Seksi Retribusi

a. Melakukan pendataan potensi , penetapan, dan penagihan, menerima dan memproses usul keberatan dari wajib pajak dan membuat daftar jumlah tagihan, tunggakan, dan denda Retribusi sesuai dengan standar yang ditetapka. b. Melaksanakan tugas lain yang diberikan kepada Ka.UPT sesuai tugas dan

fungsinya.

c. Mempertanggung-jawabkan pelaksanaan tugasnya kepada Ka.UPT sesuai dengan bidang dan tugasnya.


(29)

5. Seksi Pendapatan Lain-Lain

a. Melakukan pendataan, pengenaan dan penagihan, menerima, sumbangan pihak ketiga.

b. Memproses usul/pengajuan keberatan dari wajib pajak yang dikenakan SP3. c. Membuat daftar jumlah tagihan dan denda setiap jenis pendapatan lain-lain. d. Memberikan masukan yang perlu kepada Ka. UPT

e. Melaporkan dan mempertanggung-jawabkan pelaksanaan tugas kepada Ka. UPT.

G. Gambaran Pegawai Pada Kantor SAMSAT Perdagangan

NO NAMA NIP GOL JABATAN

1

BAHAUDDIN LUBIS, S,Sos,

M.Si

19660514 198602 1

001

IV/a Ka. UPT

2

ARTA RUT MEYER S, SP, MM

19730504 200701 2

005

III/b PL. KASUBBAGTU

3

SRI ENDANG MULIYANI,SE

19740117 200801 2

001

III/b BPP.PENERIMAAN

4

ACHMAD SUKRI, S. Hut

19750817 200502 1

001

III/b BPP. PENGELUARAN


(30)

002

6

MULKAN

19700101 199103 1

010

III/b STAF SUBBAG TU

7

NIRWAN SIREGAR

19601208 199103 1

003 III/a KOREKTOR 8 ERVAN DAMANIK 19811201 200801 002

II/b STAF SUBBAG TU

9

MUHARMANSYAH

19831103 200901 1

010

II/b STAF SUBBAG TU

10

SUNARIO

19830606 200801 1

003

II/b STAF SUBBAG TU

11

RADO GUNAWAN DAMANIK

19801220 200502 1

001

II/b STAF SUBBAG TU

12

SYAMSURIZAL, S.Sos

19610513 198903 1

004

III/d PL. KASI PKB

13

ROMMEL W. PANJAITAN

19590626 198503 1

004

III/b STAF PKB

14

SRI ASNANI SINGARIMBUN

19670324 198903 2

002

III/b KOREKTOR

15

AHMADSYAH SARAGIH

19801223 200701 1

003


(31)

16

ADE SETIAWAN

19830106 200901 1

002

II/a STAF PKB

17

SUGIONO

19830601 200901 1

006

II/b STAF PKB

18

BAMBANG MULIONO

19831109 200901 1

003

II/b STAF APU

19

WATIZAH SAMOSIR

19660410 200604 2

003

II/b STAF APU

20

AGUSTINA SIREGAR, SH

19730817 199303 2

002

III/d PL. RETRIBUSI/PLL

21

RUDIANSYAH, SE

19670421 199103 1

009

III/d

STAF PL.

RETRIBUSI/PLL

22

A. JALIL SYAH

19650623 198909 1

001

III/b STAF SUBBAG TU


(32)

BAB III

GAMBARAN DATA OBJEK PAJAK

A. Pengertian Pajak Daerah dan Pajak Kendaraan Bermotor

Pajak daerah adalah kontribusi wajib kepada Daerah yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan Daerah bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

Salah satu Pajak Daerah yang dipungut Pemerintah Provinsi adalah Pajak Kendaraan Bermotor ( PKB) sebagai sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang dipungut atas kepemilikan dan atau penguasaan kendaraan bermotor.

Pajak Kendaraan Bermotor adalah pajak atas kepemilikan dan atau penguasaan kendaraan bermotor beserta gandengannya yang digunakan disemua jenis jalan darat dan digerakkan oleh peralatan teknik berupa motor atau perlatan lainnya yang berfungsi untuk mengubah suatu sumber daya energi tertentu menjadi tenaga gerak kendaraan bermotor, termasuk alat-alat berat dan alat-alat besar.

B. Ketentuan

Bahwa dengan telah ditetapkannya Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2000 tentang perubahan atas Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dab Retribusi Daerah, perlu disesuaikan dengan kenijakan otonomi daerah. Maka dari itu Pemerintah telah mengesahkan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang


(33)

Pajak Daerah dan Retribusi Daerah menjadi Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1997 dan perubahannya Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2000 tantang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah.

Untuk melaksanakan penyesuaian sebagaimana yang dimaksud, perlu mengatur kembali ketentuan mengenai Pajak Kendaraan Bermotor yang ditetapkan dengan Peraturan Daerah.

Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan : a. Daerah adalah Provinsi Sumatera Utara.

b. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Provinsi Sumatera Utara. c. Kepala Daerah adalah Gubernur Sumatera Utara.

d. Dinas Pendapatan Daerah adalah Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Sumatera Utara.

e. Kepala Dinas adalah Kepala Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Sumatera Utara.

f. Kendaraan Bermotor adalah semua kendaraan beroda dua atau lebih beserta gandengannya yang digunakan semua jenis jalan darat, dan digerakkan oleh peralatan teknik berupa motor atau lainnya yang berfungsi untuk mengubah suatu sumber daya energi tertentu menjadi tenaga gerak Kendaraan Bermotor yang bersangkutan, termasuk alat-alat berat dan alat-alat besar yang bergerak.

g. Pajak Kendaraan Bermotor adalah pajak yang dipungut atas kepemilikan dan atau penguasaan kendaraan bermotor.


(34)

h. Subjek Pajak Kendaraan Bermotor adalah orang pribadi atau badan yang yang memiliki dan/atau menguasai kendaraan bermotor.

i. Wajib Pajak Kendaraan Bermotor adalah orang pribadi atau badan yang memiliki kendaraan bermotor.

j. Objek Pajak Kendaraan Bermotor adalah kepemilikan dan/atau penguasaan kendaraan bermotor.

k. Masa Pajak adalah jangka waktu yang lamanya sama dengan 1 (satu) tahun l. Surat Pendaftaran dan Pendataan Kendaraan Bermotor yang selanjutnya

disingkat SPPKB adalah surat yang digunakan oleh wajib pajak untuk melaporkan data objek pajak dan wajib pajak sebagai dasar perhiungan dan pembayaran pajak yang terutang menurut peraturan perundang-undangan perpajakan daerah.

C. Dasar Hukum Pemungutan Pajak Daerah

Pemungutan Pajak Kendaraan Bermotor di Indonesia saat ini berdasarkan pada dasar hukum yang jelas dan kuat sehingga harus dipatuhi oleh masyarakat dan pihak yang terkait. Dasar hukum pemungutan Pajak Kendaraan Bermotor adalah sebagai berikut.

1. Undang-Undang nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah.

2. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah.


(35)

4. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 23 Tahun 2011 tentang Perhitungan Dasar Pengenaan Pajak Kendaraan Bermotor dan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor.

5. Peraturan Daerah Nomor 1 tahun 2011 tentang Pajak Daerah Provinsi Sumatera Utara.

6. Peraturan Gubernur Sumatera Utara Nomor 26 Tahun 2011 tentang Petunjuk Pelaksanaan Tata Cara Pembetulan, Pambatalan, Pengurangan Ketetapan Pajak dan Pengurangan, Penghapusan Sanksi Administrasi Pajak Serta Penghapusan Piutang Pajak Kadaluarsa Atas Pajak Daerah.

7. Peraturan Gubernur Sumatera Utara Nomor 11 Tahun 2012 tentang Penghitungan Dasar Pengenaan Pajak Kendaraan Bermotor dan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor Tahun 2012.

D. Objek dan Subjek Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) 1. Objek Pajak Kendaraan Bermotor

Objek Pajak Kendaraan Bermotor adalah kepemilikan dan atau penguasaan. Kendaraan Bermotor termasuk Kendaraan Bermotor Alat-Alat Berat/Besar yang bergerak.

Yang termasuk objek pajak kendaraan bermotor yang dikecualikan adalah : a. Kendaraan Bermotor yang semata-mata digunakan untuk keperluan pertahanan


(36)

b. Kendaraan Bermotor yang dimiliki dan/atau dikuasai kedutaan, konsulat, perwakilan Negara Asing dengan asas timbal balik dan Lembaga-lembaga internasional yang memperoleh fasilitas pembebasan pajak dari pemerintah. c. Yang tidak dipergunakan, karena disegel atau yang disita Negara.

2. Subjek Pajak dan Wajib Pajak Kendaraan Bermotor

Subjek Pajak Kendaraan Bermotor adalah orang pribadi atau badan yang memiliki dan menguasai Kendaraan Bermotor termasuk Kendaraan alat-alat berat/besar. Wajib Pajak kendaraan Bermotor adalah orang pribadi dan atau badan yang memiliki kendaraan bermotor. Yang bertanggung jawab atas pembayaran pajak adalah :

a. Untuk orang pribadi adalah orang yang bersangkutan, kuasanya atau ahli warisnya.

b. Untuk badan adalah pengurus atau kasus lainnya. E. Saat Terutang Pajak Kendaraan Bermotor

Pajak yang terutang merupakan PKB yang harus dibayar oleh wajib pajak pada suatu saat, dalam masa pajak atau dalam tahun pajak menurut ketentuan peraturan daerah tentang Pajak Kendaraan Bermotor yang ditetapkan oleh pemerintah daerah provinsi setempat. Saat pajak terutang dalam masa pajak terjadi pada saat pendaftaran kendaraan bermotor.

Pada PKB pajak terutang dikenakan untuk masa pajak dan dua belas bulan berturut-turut terhitung mulai saat pendaftaran kendaraan bermotor. Pemungutan


(37)

PKB merupakan satu kesatuan dengan pengurusan administrasi kendaraan bermotor lainnya. PKBdibayar sekaligus di muka untuk masa pajak dan dua belas bulan ke depan. Kewajiban pajak yang berakhir sebelum dua belas bulan karena suatu hal, besarnya pajak yang terutang di hitung berdasarkan jumlah bulan berjalan. Hal ini berarti PKB yang karena suatu dan lain masa pajak nya tidak sampai dua belas bulan, dapat dilakukan restitusi. Pengertian suatu hal antara lain kendaraan bermotor didaftarkan di daerah lain ( mutasi daerah tempat pendaftaran kendaraan bermotor) atau kendaraan yang rusak dan tidak dapat digunakan lagi karena force majeure.

PKB yang terutang dipungut diwilayah provinsi tempat kendaraab bermotor terdaftar. Hal ini terkait dengan kewenangan pemerintah provinsi yang hanya terbatas atas kendaraan bermotor yang terdaftar dalam lingkup wilayah administrasi.

F. Dasar Pengenaan Pajak Kendaraan Bermotor

Dasar pengenaan Pajak Kendaraan Bermotor dihitung sebagai unsure pokok yaitu:

Nilai Jual Kendaraan Bermotor (NJKB) yaitu nilai jual kendaraan bermotor yang diperoleh berdasarkan harga pasaran umum atas suatu kendaraan bermotor sebagaimana tercantum dalam table Nilai Jual Kendaraan Bermotor yang berlaku. Jika harga pasaran umum atas suatu kendaraan bermotor tidak berlaku, NJKB ditentukan berdasarkan factor-faktor berikut ini:


(38)

a. Besarnya isi silinder, yaitu isi ruang yang berbentuk bulat torak pada mesin kendaraan bermotor yang ikut menentukan besarnya kekuatan mesin dan atau satuan daya.

b. Penggunaan kendaraan bermotor. c. Jenis kendaraan bermotor.

d. Merek kendaraan bermotor.

e. Tahun pembuatan kendaraan bermotor.

f. Berat total kendaraan bermotor dan banyaknya penumpang yang diizinkan. g. Dokumen impor untuk jenis kendaraan bermotor tertentu.

Faktor-faktor di atas tidak harus semuanya digunakan dalam penghitung Nilai Jual Kendaraan Bermotor (NJKB). Faktor di atas disesuaikan dengan kondisi daerah yang memberlakukan PKB tersebut.

Dasar pengenaan PKB yang melampaui NJKB ditetapkan dengan Keputusan Gubernur berdasarkan yang ditetapkan oleh Menteri Dalam Negeri. Untuk kendaraan bermotor alat-alat berat dan alat- alat besar dasar pengenaan pajak adalah perkalian tariff, klasifikasi kendaraan ( umum dan bukan umum), dan nilai jual yang ditetapkan oleh Gubernur.

G. Tarif Pajak Kendaraan Bermotor

Tarif PKB berlaku sama pada setiap Provinsi yang memungut PKB. Tarif PKB ditetapkan dengan Peraturan Daerah Provinsi. Sesuai Peraturan Daerah Nomor 1 Tahun 2011 tentang Pajak Daerah Provinsi Sumatera Utara, adapun besarnya tarif sebagai berikut :


(39)

1. Tarif Pajak Kendaraan Bermotor

a. 1.75% (satu koma tujuh lima persen) kepemilikan pertama untuk Kendaraan Bermotor pribadi.

b. 1% (satu persen) untuk Kendaraan Bermotor angkutan umum.

c. 0.5% (nol koma lima persen) untuk kendaraan ambulans, pemadam kebakaran, sosial keagamaan, Pemerintah/TNI/POLRI dan Pemerintah Daerah.

d. 0.2% (nol koma dua persen) untuk kendaraan bermotor alat-alat berat dan alat-alat besar.

2. Tarif Progressif Kendaraan Bermotor

a. 2% ( dua persen) untuk Kendaraan Bermotor pribadi kedua. b. 2.5% (dua koma lima persen) untuk Kendaraan Bermotor ke-tiga. c. 3% (tiga persen) untuk Kendaraan Bermotor ke-empat.

d. 3.5% (tiga koma lima persen) untuk kendaraan ke-lima dan seterusnya 3. Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor

a. 15% (lima belas persen) untuk Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor Baru. b. 1% ( satu persen ) untuk Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor kendaraan

bekas.

H. Prosedur Pemungutan Pajak Kendaraan Bermotor

Dalam penghitungan Pajak Kendaraan Bermotor yang mana penghitungannya berdasarkan pengenaannya, nilai jual dan besar tarif pajak yang akan dikenakan, bagi orang yang memiliki Kendaraan Bermotor. Adapun yang dimaksud dengan


(40)

penghitungan adalah suatu rangkaian kegiatan penghimpunan ata untuk menentukan besarnya jumlah pajak yang terutang. Langkah-langkah yang dilakukan dalam pengjitungan Pajak Kendaraan Bermotor terlebih dahulu harus mengetahui jenis/merek/tipe, tahun pembuatan, nilai jual kendaraan bermotor, bobot, dasar pengenaan, dan tarif yang ditetapkan.

1. Tata Cara Pemungutan Pajak Daerah

Pemungutan adalah suatu rangkaian dari perhimpunan data objek dan subjek pajak, Penentuan besarnya pajak yang terutang sampai pada kegiatan penagihan pajak kepada wajib pajak serta pengawasan penyetoran. Pemungut pajak daerah pada umumnya tidak dapat di berikan kepada pihak ke tiga. Pajak daerah di pungut berdasarkan penetapan Kepala Daerah atau dengan kata lain di bayar sendiri oleh wajib pajak, wajib pajak yang membayar pajaknya sendiri dengan mengunakan surat Keputusan Pajak Daerah (SKPD) yang di keluarkan oleh Kepala Daerah atau pejabat yang di tunjuk.

2. Proses Pemungutan PKB / BBN-KB 2.1Pendaftaran

a. Pengambilan Formulir SPPKB b. Pengisian Formulir SPPKB c. Pendaftaran Berkas


(41)

2.2Penelitian Berkas

a. Chec persyaratan dan kelengkapan berkas

b. Pendaftaran ( Entry )

c. Menyampaikan berkas kepada bagian penetapan 2.3Penetapan

a. Membuat perhitungan dan penetapan ( pembukuan ) b. Membuat nomor kohir

c. Mencek ketetapan tanda lembar SKPD

d. Menyampaikan berkas pada korektor ( final cheking ) \

2.4Final Cheking ( korektor )

a. Meneliti kebenaran

b. Meneliti data pajak dalam ketetapan PPKB / BBN-KB

2.5Pembayaran

a. Menerima pembayaran dari wajib pajak ( loket ) b. Membukukan hasil penerimaan

c. Menyampaikan SKPD pada loket Embossing STNK

d. Menyetorkan hasil penerimaan kasir kepada Bendaharawan ( PKKP ) e. Menyampaikan berkas belum bayar penagihan

2.6Penagihan


(42)

b. Membuat dan menyampaikan Surat Tagihan Pajak yang belum mendaftar dan yang menunggak kepada wajib pajak

c. Membuat penetapan denda tunggakan pajak bagi hasil pajak yang menyelesaikan tunggakan.

2.7Pelaporan

a. Mempersiapkan laporan target dan realisasi penerimaan

b. Laporan permintaan pemakaian SPT / SKPD dan pemakaian formulir lainnya

c. Setoran Bank

d. Laporan tunggakan dan laporan lainnya.

Dalam hal mengenai pendaftaran kendaraan akibat mutasi sama saja dengan proses pendaftaran sebelum mutasi, yang berarti sama seperti proses pendaftaran. Perincian penjelasan mengenai persyaratan kelengkapan dokumen yang di penuhi sebagai berikut.

1. Pendaftaran Pertama Kendaraan Bermotor yang Baru Dalam hal ini yang harus dilakukan wajib pajak adalah :

1. Mengisi formulir SPPKB (Surat Pendaftaran dan Pendataan Kendaraan Bermotor) .

2. Identitas


(43)

Tanda jati diri yang sah + 1 lembar fotokopi bagi yang berhalangan melampirkan surat kuasa bermaterai.

b. Untuk Badan Hukum

Salinan Akte pendirian + 1 lembar fotokopi, keterangan domisili, surat kuasa bermaterai dan di tanda tangani oleh pimpinan serta dicap Badan Hukum yang bersangkutan.

c. Untuk Instansi Pemerintah ( termasuk BUMN dan BUMD )

Surat tugas / surat kuasa bermaterai dan di tanda tangani oleh pimpinan serta cap instansi yang bersangkutan.

3. Faktur

4. Sertifikat uji tipe atau buku tanda bukti lulus uji berkala, sertifikat NIK dan tanda pendaftaran tipe.

5. Kendaraan bermotor yang mengalami perubahan bentuk harus melampirkan surat keterangan dari perusahaan Karoseri yang mendapat izin.

6. Surat keterangan bagi kendaraan bermotor angkutan umum, yang telah memenuhi persyaratan.

7. Bukti hasil pemeriksaan fisik kendaraan bermotor. 2. Pendaftaran Kendaraan Bermotor Pindah Keluar Daerah

Persyaratan :

1. Mengisi formulir SPPKB (Surat Pendaftaran dan Pendataan Kendaraan Bermotor) .


(44)

a. Untuk Perorangan

Tanda jati diri yang sah + 1 lembar fotokopi bagi yang berhalangan melampirkan surat kuasa bermaterai.

b. Untuk Badan Hukum

Salinan Akte pendirian + 1 lembar fotokopi, keterangan domisili, surat kuasa bermaterai dan di tanda tangani oleh pimpinan serta dicap Badan Hukum yang bersangkutan.

c. Untuk Instansi Pemerintah ( termasuk BUMN dan BUMD )

Surat tugas / surat kuasa bermaterai dan ditandatangani oleh pimpinan serta cap instansi yang bersangkutan.

3. Surat Tanda Nomor Kendaraan ( STNK ) asli. 4. Bukti Pemilikan Kendaraan Bermotor ( BPKB ) asli. 5. Kwitansi pembelian yang sah (untuk ganti pemilik).

6. Bukti pelunasan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) / Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBN-KB).

7. Bukti hasil pemeriksaan fisik kendaraan bermotor.

3. Pendaftaran Kendaraan Bermotor pindah alamat dalam wilayah kerja Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap (SAMSAT) yang sama.

Persyaratan :

1. Mengisi formulir SPPKB (Surat Pendaftaran dan Pendataan Kendaraan Bermotor) .


(45)

d. Untuk Perorangan

Tanda jati diri yang sah + 1 lembar fotokopi bagi yang berhalangan melampirkan surat kuasa bermaterai

e. Untuk Badan Hukum

Salinan Akte pendirian + 1 lembar fotokopi, keterangan domisili, surat kuasa bermaterai dan di tanda tangani oleh pimpinan serta dicap Badan Hukum yang bersangkutan.

f. Untuk Instansi Pemerintah ( termasuk BUMN dan BUMD )

Surat tugas / surat kuasa bermaterai dan ditandatangani oleh pimpinan serta cap instansi yang bersangkutan.

3. Surat Tanda Nomor Kendaraan ( STNK ) asli. 4. Bukti Pemilikan Kendaraan Bermotor ( BPKB ) asli. 5. Bukti hasil pemeriksaan fisik kendaraan bermotor. 4. Pengesahan STNK Setiap Tahun

Persyaratannya :

1. Mengisi formulir SPPKB yang sekaligus berfungsi sebagai persyaratan tidak terjadi perubahan spesifikasi Kendaraan Bermotor.

2. Instansi

a. Untuk Perorangan

Tanda jati diri yang sah, bagi yang berhalangan melampirkan surat kuasa bermaterai.


(46)

Salinan Akte pendirian surat kuasa bermaterai dan di tanda tangani oleh pimpinan serta dicap Badan Hukum yang bersangkutan.

c. Untuk Instansi Pemerintah ( termasuk BUMN dan BUMD )

Surat tugas / surat kuasa bermaterai dan di tanda tangani oleh pimpinan serta cap instansi yang bersangkutan.

3. STNK asli 4. BPKB asli

5. Bukti pelunasan PKB / BBN_KB dan SWDKLLJ ( SKPD yang telah di validasi ) tahun terakhir.

5. Pendaftaran Kendaraan Bermotor Surat Tanda Nomor Kendaraan Bermotor (STNK) rusak/hilang.

Persyaratan :

1. Mengisi formulir SPPKB (Surat Pendaftaran dan Pendataan Kendaraan Bermotor) .

2. Identitas

a. Untuk Perorangan

Tanda jati diri yang sah + 1 lembar fotokopi bagi yang berhalangan melampirkan surat kuasa bermaterai.


(47)

Salinan Akte pendirian + 1 lembar fotokopi, keterangan domisili, surat kuasa bermaterai dan di tanda tangani oleh pimpinan serta dicap Badan Hukum yang bersangkutan.

c. Untuk Instansi Pemerintah ( termasuk BUMN dan BUMD )

Surat tugas / surat kuasa bermaterai dan ditandatangani oleh pimpinan serta cap instansi yang bersangkutan.

3. Surat Tanda Nomor Kendaraan ( STNK ) rusak atau hilang, surat keterangan hilang dari kepolisian.

4. Bukti Pemilikan Kendaraan Bermotor ( BPKB ) asli. 5. Bukti hasil pemeriksaan fisik kendaraan bermotor.

6. Pendaftaran Ganti Nomor Kendaraan. Persyaratan :

1. Mengisi formulir SPPKB (Surat Pendaftaran dan Pendataan Kendaraan Bermotor) .

2. Identitas

g. Untuk Perorangan

Tanda jati diri yang sah + 1 lembar fotokopi bagi yang berhalangan melampirkan surat kuasa bermaterai.


(48)

Salinan Akte pendirian + 1 lembar fotokopi, keterangan domisili, surat kuasa bermaterai dan di tanda tangani oleh pimpinan serta dicap Badan Hukum yang bersangkutan.

i. Untuk Instansi Pemerintah ( termasuk BUMN dan BUMD )

Surat tugas / surat kuasa bermaterai dan ditandatangani oleh pimpinan serta cap instansi yang bersangkutan.

3. Surat Tanda Nomor Kendaraan ( STNK ) asli. 4. Bukti Pemilikan Kendaraan Bermotor ( BPKB ) asli.

5. Surat permohonan dari pemilik untuk ganti nomor kendaraan dengan alas an yang dapat diterima.

6. Bukti pelunasan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) / Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBN-KB).


(49)

BAB IV

ANALISIS DAN EVALUASI DATA

A. Tatacara Pembayaran Pajak Kendaraan Bermotor

Sesuai dengan tujuan dari Praktik Kerja Lapangan Mandiri ( PLKM ), Penulis laksanakan di kantor bersama SAMSAT Perdagangan dalam rangka untuk mengetahui tentang apa yang menjadi pokok permasalahan dalam penelitian ini, akan tetapi untuk menjelaskannya penulis menguraikannya berdasarkan data-data yang telah dikumpulkan secara kualitatif disertai dengan penjelasan yang objektif dan sistematis.

Pajak Kendaraan Bermotor dikenakan setahun sekali atau setahun kedepan dari masa berlakunya Pajak tesebut dan tidak dibenarkan pembayaran Pajak Kendaraan Bermotor dua tahun atau lebih.

1. Wajib pajak datang membawa semua syarat pendaftaran, yaitu: a. Bukti Pemilikan Kendaraan Bermotor (BPKB) asli + fotokopi. b. Surat Tanda Nomor Kendaraan (STNK) asli + fotokopi. c. Kartu Tanda Penduduk ( KTP) asli + fotokopi.

d. Surat Ketetapan Pajak Daerah (SKPD) tahun terakhir.

e. Hasil Checking fisik kendaraan bermotor yang ditandatangani oleh petugas cek fisik


(50)

2. Wajib Pajak mendaftarkan diri ke Kantor Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap ( SAMSAT ).

Semua syarat pendaftaran diproses kemudian diberikan ke bagian pajak kendaraan bermotor untuk ditetapkan apakah terlambat membayar atau tidak, apabila tanggal jatuh tempo pendaftaran kendaraan bermotor tersebut sudah melampaui batas waktu maka dikenakan denda yang disebut administrasi sebanyak 2% (dua persen) sebulan.

Untuk menghitung Pajak Kendaraan Bermotor didasarkan / berpedoman kepada nilai jual Kendaraan Bermotor ( NJKB ) yang ditetapkan dengan Perda No. 1 Tahun 2011 tentang Penghitungan Dasar Pengenaan PKB dan BBN-KB. Kemudian dalam menghitung pajak tersebut dikenakan tarifnya 1,5%, jadi 1,75% x NJKB.

Besarnya pokok Pajak Kendaraan Bermotor yang terutang dihitung dengan cara mengalikan tariff pajak dengan pengenaan pajak. Secara umum, penghitungan PKB adalah sesuai dengan rumus berikut:

Pajak terutang = Tarif Pajak x NJKB

Berdasarkan contoh penghitungan dasar pengenaan pajak yang dikemukakan diatas dapat dihitung pajak terutang sebagai berikut:

Contoh :

Merk : 2009/Mio AL 115s (Mio Soul) NJKB : Rp 8.500.000


(51)

Maka Pajak Kendaraan Bermotor Tersebut 1 tahun Sebesar Rp. 148.750

Wajib Pajak Kendaraan Bermotor terlambat membayar sesuai masa berlaku/ jatuh tempo dikenakan sanksi berupa denda sebesar 2% sebulan.

B. Sanksi- Sanksi Bagi Wajib Pajak Jika Tidak Memenuhi Kewajiban Perpajakannya

1. Sanksi Bunga

Kekurangan pajak yang terutang dalam Surat Ketetapan Pajak Daerah Kurang Bayar (SKPDKB) dikenakan sanksi administrasi berupa bunga sebesar 2% (dua persen) sebulan dihitung dari pajak yang kurang.

2. Sanksi Denda

Sanksi denda dapat dikenakan apabila, wajib pajak terlambat mendaftarkan pajak kendaraan bermotor, membayar pajak kendaraan bermotor, dan denda Bea Balik Nama sebesar 2% (dua persen) sebulan dihitung dari pajak yang kurang atau terlambat untuk jangka waktu paling lama 24 (dua puluh empat) bulan dihitung sejak saat terutangnya pajak.

3. Sanksi pidana

Apabila wajib pajak yang karena atau karena kealpaannya tidak menyampaikan Surat Pemberitahuan Pajak Daerah ( SPTPD) atau mengisi dengan tidak benar atau tidak lengkap atau melampirkan keterangan yang tidak benar sehingga merugikan keuangan daerah, dapat dipidana dengan pidana penjara/kurungan dan/atau denda sesuai ketentuan yang berlaku.


(52)

Adapun penerapan sanksi yang ditetapkan oleh kantor Samsat Sumatera Utara terhadap wajib pajak yang menunda pembayaran pajak kendaraan bermotor adalah tidak berbeda dengan penerapan sanksi terhadap jenis-jenis pajak daerah lainnya. Dan dalam penerapan sanksi pajak kendaraan bermotor juga selalu berdasarkan ketentuan-ketentuan yang ada yaitu sebesar 2 % dari jumlah pajak yang terhutang ditambah dengan pajak terhutang dalam tahun yang bersangkutan.

Contoh :

Diketahui PKB Tuan X Rp. 148.750. Tuan X adalah menunda pajaknya selama 12 bulan dan pajak yang terutang adalah:

12 bulan x 2% x Rp. 148.750 = Rp. 35.700 Rp. 148.750 + Rp. 35.700 = Rp. 184.450

Maka besarnya pajak terutang Tuan X adalah sebesar Rp. 184.450 .

Adapun tujuan penerapan sanksi pajak kendaraan bermotor untuk mendorong agar setiap wajib pajak kendaraan bermotor melaksanakan pembayaran pajaknya dengan tepat waktu setiap tahunnya yang akan dapat memperbesar pajak terutang.

Namun dengan demikian penerapan sanksi tersebut selalu bertujuan untuk menambah pendapatan daerah demi berlangsungnya pembiayaan dan pembangunan yang telah kita rencanakan.

C. Hambatan dan Kendala yang terjadi pada Pelayanan SAMSAT Perdagangan


(53)

Dalam pencapaian target penerimaan pajak kendaraan bermotor terdapat faktor yang menjadi penghambat tingkat Pajak Kendaraan Bermotor SAMSAT Perdagangan yaitu :

1. Penyertaan identitas Pemilik ( KTP,SIM) sesuai Nota Pajak/STNK

Kewajiban untuk menyertakan identitas asli pemilik kendaraan dalam pembayaran pajak kendaraan bermotor sering kali menimbulkan kendala karena pada saat ini banyak kendaraan yan masih dalam masa kredit sudah diperjual belikan atau banyak kendaraan yang diperjual belikan tetapi belum dibaliknama sesuai identitas pemilik yang baru.

2. Proses Pembayaran Pajak Kendaraan Bermotor yang masi sulit dipahami Wajib Pajak

Masi banyaknya Wajib Pajak yang masih sulit memahami proses pembayaran Pajak Kendaraan Bermotor. Sehingga sering mengalami kebingungan saat melakuakan proses pembayaran.

3. Gedung SAMSAT yang kurang memadai

Perkembangan jumlah Kendaraan Bermotor yang terus meningkat dari tahun ketahun belum diimbangi denganpenyediaan tempat pelayanan kepada wajib pajak yang memadai, sehingga mengurangi kenyamanan wajib pajak dalam memenuhi kewajibannya membayar Pajak Kendaraan Bermotor.

4. Banyaknya Objek Tunggakan Pajak Kendaraan Bermotor

Baik yang disebabkan oleh kelalaian wajib pajak dalam memenuhi kewajibannya membayar pajak maupun disebabkan oleh faktor-faktor yang lainnya seperti


(54)

misalnya kendaraan dalam kondisi rusak berat/ sudah tidak dipergunakan lagi tetapi wajib pajak tidak melaporkan ke Kantor SAMSAT.

D. Upaya yang dilakukan terhadap hambatan dan kendala yang dihadapi pada pelayanan SAMSAT Perdagangan

Upaya yang dilakukan dalam hambatan dan kendala tersebut adalah :

1. Logika Berfikir yang dipergunakan oleh SAMSAT sebagai perangkat daerah yang bertugas dalam pemungutan Pajak Kendaraan Bermotor adalah memberikan pelayanan sebaik-baiknya pada Wajib Pajak dengan mudah, cepat dan akurat sehingga penerimaanpajak tetap diperoleh secara maksimal. Oleh karena itu bagi kendaraan bermotor yang masih kredit, cukup menyertakan surat keterangan dari bank kreditur. Demikian juga dengan kendaraan yang masihdalam masa kredit tapi sudah diperjual belikan sehingga tidak dapat menunjukkan identitas pemilik sesuai dengan STNK, diberi kesempatan menunda proses balik nama selama 1 (satu) tahun atau bias proses balik nama tapi proses penyelesaian BPKB menyusul setelah kreditnya lunas dengan disertai surat pernyataan bersedia balik nama sesuai kepemilikan dan tentunya surat keterangan dari pihak bang kreditur.

2. Mensosialisasikan semua informasi tentang pelayanan maupun pembayaran pajak kendaraan bermotor sehingga timbul kesadaran dari setiap wajib pajak untuk membayar pajaknya.


(55)

3. Perkembangan jumlah kendaraan bermotor yang cukup pesat, memang kurang diimbangi dengan penyediaan tempat pelayanan bagi Wajib Pajak Kendaraan Bermotor khususnya di SAMSAT Perdagangan. Oleh karena itu perlunya meningkatkan fasilitas yang dibutuhkan serta memperbaiki fasilitas yang rusak. Sehingga Wajib Pajak bias merasa nyaman ketika memenuhi kewajibannya membayar Pajak Kendaraan Bermotor.

4. Untuk mengatasi banyaknya objek tunggakan Pajak Kendaraan Bermotor, yang dilakukan SAMSAT Perdagangan adalah dengan mengirimkan surat teguran dan penagihan atas tunggakan Pajak Kendaraan Bermotor. Disamping itu juga SAMSAT juga bekerja sama dengan POLRI melakukan operasi/razia di jalan raya, guna menjaring kendaraan-kendaraan yang menunggak pajak.


(56)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan uraian dari keseluruhan ini penulisan ini, maka pada bab ini penulis akan menguraikan beberapa kesimpulan dan saran yang bersifat konstruktif bagi kantor SAMSAT Perdagangan.

A. Kesimpulan

Sebagai kesimpulan dari keseluruhan PKLM yang dilaksanakan di kantor SAMSAT Perdagangan. Dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Pemungutan Pajak Kendaraan Bermotor dilakukan oleh 3 (tiga) instansi pemerintah yang bergabung didalam SAMSAT yaitu :

a. Kepolisian Daerah Provinsi Sumatera Utara yaitu DITLANTAS POLDA. b. Pemerintah Provinsi Sumatera Utara yaitu Dinas Pendapatan Provinsi. c. Departemen Keuangan yaitu : PT. (Persero) Jasa Raharja Cabang

Sumatera Utara.

2. Faktor-faktor pendukung pajak kendaraan bermotor seperti kerjasama yang baik antara wajib pajak dengan fiskus, serta pemanfaatan tekhnologi yang modern dan sebagainya adalah sangat berpengaruh terhadap peningkatan penerimaan pajak kendaraan bermotor pada kantor SAMSAT Perdagangan. 3. Usia Pajak Kendaraan Bermotor juga mempengaruhi jumlah realisasi PKB.


(57)

B. Saran

Sebagai hasil akhir dari laporan ini, penulis ingin memberikan saran yang mungkin bermanfaat serta membangun dalam memotivasi kantor SAMSAT Perdagangan maupun bagi Diploma III Administrasi Perpajakan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

Adapun saran yang dapat penulis berikan adalah :

1. Kantor SAMSAT Perdagangan dapat lebih meningkatkan kesadaran masyarakat dengan mengadakan publikasi dan sosialisasi tentang Pajak Kendaraan Bermotor serta menyadarkan pentingnya fungsi pajak dalam menunjang penerimaan daerah.

2. Setiap kantor SAMSAT hendaknya melakukan peningkatan pelayanan dari tahun ke tahun, agar masyarakat merasa puas dan tidak merasa rugi untuk membayar pajak.

3. Pihak kepolisian harus sering melakukan razia agar dapat diketahui Wajib Pajak yang belum melunasi Pajak Kendaraan Bermotor.

4. Meningkatnya penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor perlu diimbangi dengan upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia yang ada di SAMSAT dari semua unsure, sehingga untuk kedepannya akan tercapai penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor yang optimal dan system pelayanan yang memberikan kepuasan kepada wajib pajak.


(58)

DAFTAR PUSTAKA

Darwin, 2010, Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, Mitra Wacana Media. Bandung Mardiasmo, 2008, Perpajakan Edisi Revisi, CV Andi Offset. Yogyakarata

Resmi, Siti, 2008, Perpajakan : Teori dan Kasus, Edisi Keempat, Salemba Empat. Jakarta

Undang – Undang Nomor 28 Tahun 2009 Tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 23 Tahun 2011 Tentang Penghitungan Dasar Pengenaan Pajak Kendaraan Bermotor dan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor

Peraturan Daerah Kabupaten Simalungun Nomor 7 Tahun 2012 Tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Kabupaten Simalungun Nomor 7 Tahun 2011 Tentang Pajak Daerah


(1)

Dalam pencapaian target penerimaan pajak kendaraan bermotor terdapat faktor yang menjadi penghambat tingkat Pajak Kendaraan Bermotor SAMSAT Perdagangan yaitu :

1. Penyertaan identitas Pemilik ( KTP,SIM) sesuai Nota Pajak/STNK

Kewajiban untuk menyertakan identitas asli pemilik kendaraan dalam pembayaran pajak kendaraan bermotor sering kali menimbulkan kendala karena pada saat ini banyak kendaraan yan masih dalam masa kredit sudah diperjual belikan atau banyak kendaraan yang diperjual belikan tetapi belum dibaliknama sesuai identitas pemilik yang baru.

2. Proses Pembayaran Pajak Kendaraan Bermotor yang masi sulit dipahami Wajib Pajak

Masi banyaknya Wajib Pajak yang masih sulit memahami proses pembayaran Pajak Kendaraan Bermotor. Sehingga sering mengalami kebingungan saat melakuakan proses pembayaran.

3. Gedung SAMSAT yang kurang memadai

Perkembangan jumlah Kendaraan Bermotor yang terus meningkat dari tahun ketahun belum diimbangi denganpenyediaan tempat pelayanan kepada wajib pajak yang memadai, sehingga mengurangi kenyamanan wajib pajak dalam memenuhi kewajibannya membayar Pajak Kendaraan Bermotor.

4. Banyaknya Objek Tunggakan Pajak Kendaraan Bermotor


(2)

misalnya kendaraan dalam kondisi rusak berat/ sudah tidak dipergunakan lagi tetapi wajib pajak tidak melaporkan ke Kantor SAMSAT.

D. Upaya yang dilakukan terhadap hambatan dan kendala yang dihadapi pada pelayanan SAMSAT Perdagangan

Upaya yang dilakukan dalam hambatan dan kendala tersebut adalah :

1. Logika Berfikir yang dipergunakan oleh SAMSAT sebagai perangkat daerah yang bertugas dalam pemungutan Pajak Kendaraan Bermotor adalah memberikan pelayanan sebaik-baiknya pada Wajib Pajak dengan mudah, cepat dan akurat sehingga penerimaanpajak tetap diperoleh secara maksimal. Oleh karena itu bagi kendaraan bermotor yang masih kredit, cukup menyertakan surat keterangan dari bank kreditur. Demikian juga dengan kendaraan yang masihdalam masa kredit tapi sudah diperjual belikan sehingga tidak dapat menunjukkan identitas pemilik sesuai dengan STNK, diberi kesempatan menunda proses balik nama selama 1 (satu) tahun atau bias proses balik nama tapi proses penyelesaian BPKB menyusul setelah kreditnya lunas dengan disertai surat pernyataan bersedia balik nama sesuai kepemilikan dan tentunya surat keterangan dari pihak bang kreditur.

2. Mensosialisasikan semua informasi tentang pelayanan maupun pembayaran pajak kendaraan bermotor sehingga timbul kesadaran dari setiap wajib pajak untuk membayar pajaknya.


(3)

3. Perkembangan jumlah kendaraan bermotor yang cukup pesat, memang kurang diimbangi dengan penyediaan tempat pelayanan bagi Wajib Pajak Kendaraan Bermotor khususnya di SAMSAT Perdagangan. Oleh karena itu perlunya meningkatkan fasilitas yang dibutuhkan serta memperbaiki fasilitas yang rusak. Sehingga Wajib Pajak bias merasa nyaman ketika memenuhi kewajibannya membayar Pajak Kendaraan Bermotor.

4. Untuk mengatasi banyaknya objek tunggakan Pajak Kendaraan Bermotor, yang dilakukan SAMSAT Perdagangan adalah dengan mengirimkan surat teguran dan penagihan atas tunggakan Pajak Kendaraan Bermotor. Disamping itu juga SAMSAT juga bekerja sama dengan POLRI melakukan operasi/razia di jalan raya, guna menjaring kendaraan-kendaraan yang menunggak pajak.


(4)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan uraian dari keseluruhan ini penulisan ini, maka pada bab ini penulis akan menguraikan beberapa kesimpulan dan saran yang bersifat konstruktif bagi kantor SAMSAT Perdagangan.

A. Kesimpulan

Sebagai kesimpulan dari keseluruhan PKLM yang dilaksanakan di kantor SAMSAT Perdagangan. Dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Pemungutan Pajak Kendaraan Bermotor dilakukan oleh 3 (tiga) instansi pemerintah yang bergabung didalam SAMSAT yaitu :

a. Kepolisian Daerah Provinsi Sumatera Utara yaitu DITLANTAS POLDA. b. Pemerintah Provinsi Sumatera Utara yaitu Dinas Pendapatan Provinsi. c. Departemen Keuangan yaitu : PT. (Persero) Jasa Raharja Cabang

Sumatera Utara.

2. Faktor-faktor pendukung pajak kendaraan bermotor seperti kerjasama yang baik antara wajib pajak dengan fiskus, serta pemanfaatan tekhnologi yang modern dan sebagainya adalah sangat berpengaruh terhadap peningkatan penerimaan pajak kendaraan bermotor pada kantor SAMSAT Perdagangan. 3. Usia Pajak Kendaraan Bermotor juga mempengaruhi jumlah realisasi PKB.


(5)

B. Saran

Sebagai hasil akhir dari laporan ini, penulis ingin memberikan saran yang mungkin bermanfaat serta membangun dalam memotivasi kantor SAMSAT Perdagangan maupun bagi Diploma III Administrasi Perpajakan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

Adapun saran yang dapat penulis berikan adalah :

1. Kantor SAMSAT Perdagangan dapat lebih meningkatkan kesadaran masyarakat dengan mengadakan publikasi dan sosialisasi tentang Pajak Kendaraan Bermotor serta menyadarkan pentingnya fungsi pajak dalam menunjang penerimaan daerah.

2. Setiap kantor SAMSAT hendaknya melakukan peningkatan pelayanan dari tahun ke tahun, agar masyarakat merasa puas dan tidak merasa rugi untuk membayar pajak.

3. Pihak kepolisian harus sering melakukan razia agar dapat diketahui Wajib Pajak yang belum melunasi Pajak Kendaraan Bermotor.

4. Meningkatnya penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor perlu diimbangi dengan upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia yang ada di SAMSAT dari semua unsure, sehingga untuk kedepannya akan tercapai penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor yang optimal dan system pelayanan yang memberikan kepuasan kepada wajib pajak.


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Darwin, 2010, Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, Mitra Wacana Media. Bandung Mardiasmo, 2008, Perpajakan Edisi Revisi, CV Andi Offset. Yogyakarata

Resmi, Siti, 2008, Perpajakan : Teori dan Kasus, Edisi Keempat, Salemba Empat. Jakarta

Undang – Undang Nomor 28 Tahun 2009 Tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 23 Tahun 2011 Tentang Penghitungan Dasar Pengenaan Pajak Kendaraan Bermotor dan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor

Peraturan Daerah Kabupaten Simalungun Nomor 7 Tahun 2012 Tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Kabupaten Simalungun Nomor 7 Tahun 2011 Tentang Pajak Daerah